Anda di halaman 1dari 1

PEMANFAATAN Bambusa sp., Ipomoea aquatica, Typha latifolia DAN Bacillus sp.

SEBAGAI BIOREMIDIASI PENURUNAN KUALITAS AIR KAWASAN DAS BRANTAS KOTA MALANG
Wd. Nanang T., Desy Fadilah A., Hafid Zain M., Masriati S.
Dosen: Dr. Endang Soesilaningsih
Tugas Bioteknologi Konservasi. Program Pasca Sarjana, S2 Biologi Reproduksi dan Biologi Molekuler,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
A. Background
Sungai Brantas merupakan salah satu pemasok air terbesar bagii
makhluk hidup khususnya yang terdapat di Kota Malang. Namun, kualitas
air sungai tersebut mengalami penurunan. Paullina (2009) menyatakan
pencemaran DAS Brantas di Kota Malang telah mencapai 10-15 mg/liter
jauh di atas batas ambang baku mutu pencemaran 4 mg/liter. Hal ini
diakibatkan adanya pembangunan, pencemaran limbah industri, pertanian
dan rumah tangga. Selain itu, Kusuma (2009) menunjukkan pengaruh
pencemaran sungai terhadap kesehatan masyarakat, seperti berbagai
keluhan masyarakat yaitu kaki gemetar (30%), sehingga diperlukan upaya
dalam mengatasinya. Upaya tersebut dengan pemanfaatan tanaman
(Typha latifolia, Ipomoea aquatica, Bambusa sp.) dan Bacillus sp. sebagai
bioremediator untuk mengurangi pencemaran air di DAS Brantas Kota
Malang. Pemanfaatan ini dilakukan karena lebih aman, murah, dan mudah,
serta umum digunakan.
B. Objectives
Mengurangi tingkat pencemaran limbah domestik, industri, dan
pertanian terhadap kualitas air sungai brantas dengan bioremidiasi.
Mengurangi laju sedimentasi sungai brantas dan mengembalikan
biodiversitas sungai brantas dengan penanaman tanama\n spesifik di
zona riparian.
C. Output
Tingkat pencemaran limbah domestik, industri, dan pertanian terhadap
kualitas air sungai brantas semakin berkurang.
Tingkat laju sedimentasi di sungai dan zona riparian berkurang.
D. Outcomes
Kualitas air menjadi lebih baik dan sesuai standar baku mutu
Peningkatan kesehatan masyarakat karena menggunakan air bersih
dan berkualitas
Mencegah bencana banjir dan erosi
Mengembalikan biodiversitas sungai yang selama ini menurun
Warga memperoleh manfaat ekonomi dari pemanfaatan tanaman

G. Performance Indicators
Kondisi sebelum program
Pemahaman masyarakat tentang
lingkungan dan air bersih 15%
Penanaman dan perawatan
tanaman tidak ada

Target hasil yang dicapai


Peningkatan pemahaman masyarakat
tentang lingkunngan dan air bersih 25%
Tanaman yang ditanam tetap subur dan
berkembang (jumlah tanaman meningkat)
Laju sedimentasi di lokasi kegiatan
berkurang 20%
Ada peningkatan kesehatan masyarakat
DAS Brantas
Peningkatan spesies lokal sebagai
indikator kualitas air 20%

Laju sedimentasi
Kesehatan masyarakat DAS
Brantas
Adanya spesies lokal sebagai
indikator kualitas air 10%

H. Schedule
Kegiatan

Bulan ke6 7 8

10 11 12

Survei lokasi kegiatan


Penentuan lokasi
Sosialisasi kepada tokoh
masyarakat dan
masyarakat umum
Pemberian pendidikan
terkait air bersih dan
pemanfaatan bioremidiasi
Pengukuran sifat kimia dan
fisika
Implementasi:
Penanaman (Bambusa

sp., Typha latifolia, dan


Ipomoea aquatica) di
daerah hulu, tengah dan
hilir
Pemberian Bacillus sp. di
daerah hulu dan hilir
Monitoring dan evaluasi
Tindak lanjut program

Periode 2 Tahun berikutnya (2013-2014)


digunakan untuk pengembangan dan perluasan
program dari hasil evaluasi tindak lanjut
sebagai keberlanjutan program

E. Mekanism dan Design


Tahapan
Persiapan

1.

2.

Action

3.
4.

5.
6.
Monev

7.
8.
9.
10.

Rencana
Tindak Lanjut

11.
12.
13.

Uraian
Survey lokasi kegiatan (dilakukan melalui pemetaan
lokasi kegiatan, meliputi kondisi sosial ekonomi
masyarakat, pendidikan, tingkat kesehatan, faktor biokimia air sungai, menggunakan teknologi GIS untuk
menggambarkan keadaan hijauan lahan, kondisi
tanah/faktor geologis/daerah resapan, rona lingkungan
kawasan, dll, dari data ini selanjutnya dipakai sebagai
dasar penentuan lokasi kegiatan dan model pendekatan
yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan)
Penyelesaian administrasi, kontrak kerja, dan perizinan
di lokasi kegiatan (kepada SKPD kota dan stakeholder
terkait)
Melakukan sosialisasi atau pendekatan dengan
masyarakat setempat terkait program kegiatan
Pemberian pendidikan terkait air bersih dan pemanfaatan
bioremidiasi dengan Bambusa sp., Typha latifolia, dan
Ipomoea aquatica di daerah hulu, tengah dan hilir (lewat
sekolah dan forum-forum masyarakat)
Pengukuran laju sedimentasi, DO, BOD, COD, dll.
Aplikasi kegiatan dengan masyarakat di lokasi kegiatan
dengan modifikasi model wetland (Brantas style)
Pengukuran indikator setiap 6 bulan sekali meliputi faktor
biologis dan fisikokimia
Pendataan tingkat kesehatan masyarakat di daerah
kegiatan
Kondisi tanaman (kerusakan dan perkembangannya)
Tingkat pemahaman masyarakat tentang lingkungan
bersih dan sehat
Laju sedimentasi di lokasi kegiatan
Kondisi daerah resapan air
Penyusunan langkah kerja untuk memperbaiki hasil
kegiatan yang dilakukan pada tahap selanjutnya

Operational Design

I. Sustainability
Dapat digunakan sebagai model kurikulum pembelajaran anak sekolah
tentang kebersihan lingkungan perairan
Sebagai permodelan lanjut untuk restorasi tata ruang lahan
Rekomendasi Model sebagai analisis kebijakan terkait Kebijakan Tata
Ruang Wilaya Daerah Aliran Sungai kawasan Perkotaan
J. Job Description
Kegiatan

Pelaku
Nanang Desy Hafid Masriati Masy

Survei lokasi kegiatan


Penentuan lokasi
Sosialisasi kepada tokoh masyarakat
dan masyarakat umum terkait program
kegiatan
Pemberian pendidikan terkait air bersih
dan pemanfaatan bioremidiasi
Pengukuran laju sedimentasi dan COD,
BOD, DO
Implementasi:
Penanaman (Bambusa sp., Typha
latifolia, dan Ipomoea aquatica) di
daerah hulu, tengah dan hilir
Pemberian Bacillus sp. di daerah hulu
dan hilir
Monitoring dan evaluasi
Tindak lanjut program

Ket: Pembina : Dr. Endang S. Co: Hafid Zain Muttaqien, Wd. Nanang,
Desy Fadilah, Masriati S.
Referensi:
Kusuma, Z. 2009. Dampak Pencemaran Pestisida di Das Brantas Hulu. J. Agritek
vol. 17 no. 3.

F. Resources Required
Peraturan dan kebijakan pemerintah, stakeholder, kerjasama tokoh
masyarakat dan warga masyarakat DAS Sungai Brantas
Penanaman jenis tanaman bioremediasi (Bambusa sp., Typha latifolia,
dan Ipomoea aquatica) dan Bacillus sp.

Paullina, Y. 2009. Pelaksanaan Konservasi Hulu Sungai Brantas Ditinjau Dari


Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
(Online),http://elib.ub.ac.id/bitstream/123456789/20456/1/Pelaksanaankonservasi-Hulu-Sungai-Brantas-ditinjau-dari-Undang-undang-no.7tahun-2004-tentang-sumber-daya-air%0D%0A%3A-studi-di-PerumJasa-Tirta-I-Malang.pdf, diakses 21 Mei 2011).

Anda mungkin juga menyukai