1. RINGKASAN
Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi berbasis
akrual yang mengharuskan pengakuan pendapatan dan beban
berdasarkan saat terjadinya hak dan kewajiban, bukan saat
penerimaan dan pengeluaran kas. Laba yang dihasilkan akuntansi
berbasis akrual memberikan informasi kinerja ekonomi yang lebih
baik daripada laba yang dihasilkan akuntansi berbasis kas (FASB
1978). Dalam penerapan akuntansi akrual, prinsip akuntansi berterima umum
memberikan fleksibilitas dengan mengijinkan manajer untuk memilih kebijakan
akuntansi dalam pelaporan laba. Fleksibilitas ini dimaksudkan agar manajer dapat
menginformasikan kondisi ekonomi sesuai realitanya. Adapun kelemahan
dalam penerapan akuntansi akrual diantaranya memiliki aturan
yang tidak sempurna dan mangaburkan laporan keuangan yang
bertujuan memberikan informasi aliran kas dan kapabilitas akrual
yang ruwet dan rentan atas manipulasi (manajemen laba).
Menurut Scott (2000), motivasi manajemen laba meliputi rencana bonus, debt
covenant, dan biaya politik. Pola manajemen laba diaplikasik an menjadi strategi
manajemen laba yang meliputi kebijakan pengestimasi akuntansi, perubahan metode
akuntansi, dan pergeseran periode pengakuan biaya dan pendapatan. Manajemen laba
dapat diukur dengan model Disrectionary Accruals (Jones, 1991). Model ini
mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan dan aktiva tetap bruto merupakan
akrual yang ditimbulkan dari transaksi ekonomi perusahaan dan bersifat tidak dapat
dikelola. Model ini juga menjelaskan bahwa manajer memiliki kebijakan untuk
menggunakan akuntansi akrual sebagai alat pengelolaan laba.
Penelitian ini bertujuan mengindikasikan pengaruh motivasi dan strategi terhadap
praktik manajemen laba serta mengetahui tipe-tipe motivasi dan strategi terhadap
1
praktik manajemen laba. Penelitian ini diperluas dengan menguji pengaruh strategi
pemilihan metode akuntansi serta motivasi manajemen laba yaitu dengan rencana
bonus, debt covenant dan biaya berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada
perusahaan di Indonesia. Praktik manajemen laba diprosikan dengan nilai
Discretionary Accruals Surprise (DAS) yang diukur menggunakan Modified Jones
Models (Dechow et al. 1995).
Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 83 perusahaan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Dimana sampel penelitiannya adalah perusahaan yang
memenuhi kriteria meliputi (1) terdaftar di BEI selama tahun 2003 2005, (2)
terklarifikasi dalam sector manufaktur, (3) menerbitkan laporan keuangan lengkap
dan mempunyai saldo ekuitas bernilai positif, (4) menggunakan periode laporan
keuangan mulai 1 januari sampai 31 desember. Pengklasifikasian sector manufaktur
didasarkan data ICMD.
Untuk pengaruh motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba, diuji
berdasarkan data lintas sektoral dengan regresi Ordinary Least Square (OLS).
Sebelumnya dilakukan uji asumsi multikolinearitas (nilai tolerance dan VIF) dan
heteroskedastisitas (Korelasi Spearmans Rho), yang hasilnya tidak mengindikasikan
gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
Investigasi praktik manajemen laba berdasarkan telaah analitis dan telaah
substantif. Telaah analitis menggunakan indeks (yang diadopsi dari Beneish 1997)
meliputi indeks penjualan, indeks laba kotor, indeks perputaran piutang, indeks
perputaran persediaan, indeks beban usaha, indeks kualitas aktiva, indeks depresiasi,
dan indeks leverage. Telaah substantif menganalisis perubahan elemen-elemen
laporan keuangan berdasarkan informasi yang tersedia dalam laporan keuangan,
laporan auditor, dan laporan lain yang relevan.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa peningkatan motivasi debt covenant dan
motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba. Namun, penelitian
ini gagal mengindikasikan pengaruh motivasi rencana bonus dan strategi pilihan
metode akuntansi terhadap praktik manajemen laba.
Hasil investigasi pada praktik-praktik manajemen laba adalah sebagai berikut.
Peningkatan laba berasosiasi dengan kompensasi manajemen, pembayaran dividen,
dan keterikatan perjanjian utang, namun kompensasi manajemen, pembayaran
dividen, dan keterikatan pada perjanjian utang bukan motivasi utama dalam praktik
2
penurunan laba. Laba dari restrukturisasi utang merupakan insentif bagi manajer
untuk meningkatkan laba. Pembayaran pajak berasosiasi dengan penurunan laba.
Penggeseran kinerja (pendapatan dan biaya) antar perusahaan berasosiasi dengan
penurunan laba. Pengaruh kendala kesinambungan usaha terhadap penurunan laba
merupakan motif khusus dalam manajemen laba. Studi ini menemukan bahwa para
manajer perusahaan publik di Indonesia tidak menggunakan pilihan metode akuntansi
sebagai strategi manajemen laba. Beberapa dari mereka memilih untuk menggunakan
sedikit fleksibilitas akuntansi akrual dan lebih menyukai pelanggaran prinsip
akuntansi dan strategi transaksi antar perusahaan.
Studi ini mengidentifikasi bahwa motivasi perjanjian utang, biaya politik dan
pembayaran serta strategi fleksibilitas akuntansi akrual adalah praktek-praktek
manajemen laba dengan nilai global. Sebaliknya, praktik manajemen laba dengan
nilai lokal terdiri dari motivasi yang disebabkan oleh restrukturisasi utang dan kendala
kelangsungan hidup serta strategi melalui pelanggaran prinsip akuntansi dan transaksi
antar perusahaan.
Skema yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kerangka berpikir
Kajian Empiris:
Kajian Teoritis :
Teori Akuntansi Positif
Manajemen Laba
Motivasi Manajemen
Laba
Startegi Manajemen
Laba
Scott (2000)
Dechow (1994),
DeFond & Jiambalvo (1994),
Sweeney (1994)
Frankel & Trezevant (1994),
Cloyd et al. (1995), dan
Maydew (1997)
Zmijewski & Hagerman
(1981)
Healy (1985)
Collins et al. (1995),
Rumusan Masalah
Hipotesis
Uji Statistik
Hasil
Kesimpulan dan Saran
H2
H1
H3
H4
3
2. MOTIVASI PENELITIAN
Penelitian ini dimotivasi dari studi terdahulu yang menguji pengaruh motivasi
terhadap praktik manajemen laba. Studi terdahulu menguji hipotesis untuk
mengindikasikan praktik manajemen laba secara umum. Penelitian ini memperluas
studi terdahulu dengan menguji pengaruh simultan motivasi dan strategi terhadap
praktik manajemen laba. Penelitian juga menginvestigasi motivasi dan strategi secara
spesifik dalam praktik-praktik manajemen laba pada beberapa perusahaan publik.
3. MASALAH PENELITIAN
1. Apakah strategi pilihan metode akuntansi berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba?
2. Apakah motivasi rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen
laba?
3. Apakah motivasi debt covenant berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?
4. Apakah motivasi biaya politik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?
4.
LANDASAN TEORI
Teori pendukungnya adalah teori akuntansi positif (contracting
pelaksanaan
kontrak
antara
pihak-pihak
yang
terikat
terhadap
orang-orang,
tempat,
dan
waktu
hasil dari penelitian ini kurang dapat digeneralisasi ke sektor industri lainnya
karena perbedaan karakteristik dari masing-masing industri, selain itu , sampel
5
pemanufakturan
didasarkan
data
ICMD.
Pengujian
hipotesis
menggunakan data laporan keuangan 2004 dan 2005. Data laporan keuangan
2003-2005
dan
informasi
publikasian
lainnya
digunakan
dalam
asumsi
klasik yaitu
uji multikolinearitas
dan heteroskedastisitas.
yang
menggunakan
nilai
tolerance
dan
VIF, serta