Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

Anak usia 0-6 tahun, sangatlah membutuhkan suatu pendidikan karena pada usia
tersebut adalah usia kritis bagi perkembangan dan pertumbuhan semua anak tanpa
memandang dari suku atau budaya mana anak itu berasal. Dimana pada masa itu adalah
masa-masa titik tumbuh otak yang sangat pesat sekali. Perkembangan otak anak
menunjukkan betapa pentingnya membentuk syaraf-syaraf anak usia dini. Jika seorang anak
tidak mandapat gizi, nutrisi yang cukup, interaksi yang baik, perhatian dari orang tua dan
orang-orang di sekitarnya, maka pembentukkan itu akan berjalan kurang baik.
Pada masa usia ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, kesadaran emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psikososial sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan
anak pada berbagai tahap perkembangan.
Untuk itu, Pemakalah akan memberikan pengetahuan bagaimana caranya memberikan
kesehatan dan gizi yang tepat bagi anak usia dini agar proses perkembangan, pertumbuhan,
serta kecerdasan anak tidak mengalami gangguan yang bisa mengakibatkan gizi buruk,
kecerdasan mental kurang (idiot), berpenyakitan dan sebagainya yang bisa menghambat
belajar anak.

II. RUMUSAN MASALAH

a. apa pengertian anak sehat dan dimensinya ?


b. apa saja gangguan-gangguan kesehatan anak ?
c. apa pengertian gizi ?
d. bagaimana Analisis Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Anak ?

III. PEMBAHASAN
A.Pengertian Anak Sehat dan Dimensinya
Definisi sehat menurut UU No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat
adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,
cacat, dan kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah kondisi yang memungkinkan
perkembagan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang.
1

Sedangkan kesehatan jasmani yaitu kondisi yang memungkinkan pertumbuhan serta


perkembangan badan. Sehat itu bisa diartikan sebagai sehat jiwa dan raga.
Jadi, Anak Sehat merupakan suatu kondisi atau keadaan anak yang normal atau stabil,
baik fisik, mental, sosial, maupun ekonomi. Anak sehat itu adalah anak yang normal
intelegensinya yaitu IQ 80 ke atas, sehingga dapat masuk Sekolah Dasar biasa, bahkan yang
lambat belajarnya pun (slow learner) juga bisa masuk sekolah biasa. Berikut anak sehat dapat
dilihat dari tingkat intelegensianya (IQ). Di bawah ini adalah klasifikasi IQ yaitu sebagai
berikut :
a)

Lebih dari 140

: Genius

b) Antara 120-139 : Very Superior


c) Antara 110-119 : Superior
d) Antara 90-109 : Normal, rata-rata
e) Antara 80-89

: Subnormal, Bodoh (slow leaner)

f) Antara 70-79

: Garis Batas (borderline)

g) Antara 50-69

: Debil (dapat dididik dan dilatih)

h) Antara 30-40

: Embicil (tidak dapat dididik)

i) Kurang dari 30 : Idiot (tidak dapat dididik dan dilatih).


Anak sehat itu biasanya super aktif dalam tingkah lakunya maupun cara
berkomunikasi, dia lebih suka bergerak daripada diam, biasanya suka jahil terhadap temantemannya. Jahil tersebut merupakan proses perkembangan anak yang mempunyai rasa ingin
tahunya sangat tinggi.
Disini ada beberapa ciri-ciri Anak Sehat, Menurut Departemen Kesehatan RI (1993),
di antaranya yaitu:
a) Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara
teratur dan proporsional.
b) Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
c) Gesit, aktif dan gembira.
d) Mata bersih dan bersinar.
e) Nafsu makan baik.
f) Bibir dan lidah tampak segar.
g) Pernafasan tidak berbau.
h) Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusam.
i) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2

Bila batasan kesehatan yang terdahulu UU No.9 Tahun 1960 itu hanya mencakup 3
dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial. Maka dalam pengertian anak sehat yang
menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, disitu terdapat 4 kategori dimensi anak sehat,
di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Fisik (badan) yaitu tubuh atau raga yang sehat dan bebas dari penyakit.
2. Mental (jiwa) maksudnya adalah seseorang yang memiliki motivasi, perasaan, dan
pemikiran yang kuat dalam menjalani kehidupannya alias dapat mengontrol dirinya agar tetap
stabil.
3. Sosial maksudnya adalah seseoarang yang selalu mampu menyesuaikan diri pada
setiap lingkungan sosial di sekitarnya.
4. Ekonomi maksudnya adalah produktivitas seseorang dalam hidupnya.
Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang itu tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan sosial saja, akan tetapi diukur juga dari aspek ekonomi atau produktivitasnya
dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

B. Gangguan-gangguan Kesehatan Anak

Gangguan kesehatan, walaupun hanya kecil dapat menghambat belajar anak.


Misalnya gangguan diare, diare akan membuat badan anak lemas dan tidak sedikit yang
mengantarkan mereka kepada kematian karena kekurangan cairan.
Selain itu, gizi yang buruk juga akan mengganggu kesehatan anak. Jika gizi yang
buruk terjadi pada anak usia dini, maka akan mengakibatkan terganggunya kinerja otak dan
bahkan mengurangi kapasitas kecerdasan anak. Bukan berarti makanan yang enak itu dapat
memenuhi gizi seimbang, akan tetapi makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan kadar yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh anak.
Kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan. Tingkat
konsumsi makanan ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Susunan hidangan
harus memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi
yang kurang baik kualitasnya maupun kuantitasnya, makan yang berlebihan atau kekurangan
makan maka akan memberikan kondisi kesehatan dan gizi yang tidak seimbang sehingga
akan muncul berbagai penyakit, di antaranya penyakit gizi lebih (obesitas), penyakit gizi
kurang, penyakit metabolik bawaan, dan penyakit keracunan makanan.
3

Anak Balita pada umumnya merupakan kelompok umur yang paling sering menderita
akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan karena anak Balita dalam periode transisi dari
makanan bayi beralih ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan
dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum tentu yang mengurusnya
itu mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan.
Ada beberapa jenis gangguan yang sering terjadi pada anak usia dini di antaranya
yaitu:
a. Makanan kurang atau kelebihan
Kekurangan zat makanan disebut defisiensi dan mengakibatkan tidak sehat bahkan
sakit. Kelebihan zat makanan juga menyebabkan berbagai penyakit. Kekurangan umumnya
mencakup protein dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Sedangkan kelebihan
umumnya berkaitan dengan konsumsi lemak, protein, dan gula.
b. Gangguan psikis
Beberapa gangguan psikis pada anak adalah gangguan emosi, belajar, sosial, psikiatri,
dan khusus.
c. Gangguan sosial
Gangguan sosial terjadi karena tidak adanya keseimbangan diri dengan lingkungan di
sekitarnya.
d. Gangguan psikiatri yang timbul akibat faktor psikososial
Beberapa gangguan psikiatri yang dapat terjadi pada anak adalah gangguan dalam
hubungan dengan orang tua, gangguan dalam diri anak. Gangguan ini terjadi pada anak yang
memiliki kekurangan atau cacat. Gangguan dalam interaksi sosial, seperti anak bergaul
dengan keluarga dan orang lain di luar keluarganya.
Selain beberapa gangguan yang terjadi pada anak, juga sering muncul beberapa
penyakit yang berkaitan dengan kondisi fisiknya. Ada beberapa penyakit anak yang sering
menyerang sehingga perlu adanya pencegahan. Penyakit anak itu antara lain cacar air, demam
berdarah, polio, mengompol, disentri.
Di antara beberapa penyakit yang sering menyerang anak, ada salah satu penyakit
yang setiap anak pasti akan mengalami penyakit tersebut entah itu sudah berusia di atas
enam tahun atau belum yaitu penyakit cacar air, dimana penyakit tersebut menyerang ke
seluruh tubuh anak. Selain itu, ada beberapa gejala yang timbul pada anak yang sakit di
antaranya pilek, suara serak, selera makan berkurang, muntah, kejang, dan nyeri.
4

C. Pemeliharaan Kesehatan Anak


Cara memelihara anak agar tidak terjadi penyakit yang dapat mengganggu belajar
serta kecerdasan anak adalah dengan menjaga kebersihan diri anak dan lingkungannya,
imunisasi tepat waktu, serta menjaga jenis makanan yang dikonsumsi.
Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang
sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan,
mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat. Makanan yang
diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang
alergi terhadap makanan tertentu, maka berikanlah makanan pengganti untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Banyak anak yang tidak menyukai makanan yang sehat seperti
sayuran, sebagai orang tua dan para guru harus bisa membuat sayuran menjadi makanan yang
paling lezat bagi anak. Misalnya, dalam memasak sayuran bisa dimodifikasi dengan zat
makanan lain yang cita rasanya dapat disukai anak.
Berbagai macam penyakit dapat diperoleh anak terutama anak usia 0-6 tahun.
Masing-masing penyakit memiliki ciri dan akibatnya. Gejala penyakit anak perlu diketahui
guru agar dapat memantau dan memberikan informasi kepada orang tua dalam rangka
membantu orang tua untuk pelayanan kesehatan anak. Guru perlu menjelaskan kepada anak
mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu pemeliharaan kesehatan
lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani.
Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak sudah mulai
dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara dan
menjaga kesehatan.

D. Pengertian Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti makanan. Sedangkan dari
bahasa Inggris kata gizi berasal dari kata nutrition, artinya sesuatu yang mempengaruhi
proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat
mempertahankan kehidupan.
Dalam arti luas, Gizi adalah elemen atau unsur yang terkandung dalam makanan, dimana
unsur-unsur

itu

dapat

memberikan

manfaat

secara

langsung bagi

tubuh

yang

mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat. Seperti halnya karbohidrat, protein, lemak,


vitamin, mineral, dan air.
5

Karakteristik Makanan Bergizi


Pada anak usia dini perlu dilatih dan diajarkan bagaimana memilih makanan yang
baik dan tidak. Makanan yang bergizi akan sangat membantu perkembangan fisik dan
meningkatkan kecerdasan anak. Sebaiknya, orang tua dan guru mengajarkan anak untuk
melihat dan mengenali berbagai macam makanan yang bergizi dan tidak. Jika seorang anak
tidak mendapatkan asupan makanan yang bergizi, maka tidak hanya menghambat
perkembangan otak dan fisik, akan tetapi bisa menyebabkan seorang anak terserang penyakit
dan menghambat proses belajarnya.
Pengaturan makanan yang sehat untuk anak usia dini tidak sama dengan orang
dewasa. Kebutuhan sehari-hari anak akan energi (kalori) dan zat gizi lainnya sangat tinggi,
terutama sewaktu si kecil sudah mulai berjalan. Di masa ini ia menjadi lebih aktif dan tumbuh
dengan pesat. Namun, karena perut anak masih kecil, anak tidak dapat makan dalam jumlah
besar dalam sekali makan
Anak perlu makan makanan yang mudah dicerna dan bergizi tinggi. Ada 5 kelompok
makanan yang bergizi, di antaranya yaitu:
1)

Lemak dan Gula

Pengaturan makanan yang seimbang harus mengandung cukup lemak dan gula. Hindari
pemanis buatan. Berikanlah makanan olahan susu yang berlemak tinggi.
2) Daging dan alternatifnya
Setiap hari berikan 1 porsi daging, ikan, atau telur, atau 2 porsi tumbuh-tumbuhan, seperti
kacang-kacangan.
3) Makanan olahan susu
Setiap hari berikan sedikitnya 350 ml susu berkadar lemak tinggi atau 2 porsi keju atau
yogurt.
4) Buah dan sayuran
Setiap hari berikan sedikitnya 4 porsi buah atau sayuran segar, kalengan, ataupun beku.
Jus buah dihitung sebagai 1 porsi walaupun diberikan lebih dari 1 kali.
5) Produk biji-bijian dan zat tepung
Setiap hari di setiap waktu makan berikan sedikitnya 1 porsi nasi, roti, jagung, sereal,
ataupun tumbuhan yang mengandung zat tepung. Hindari makanan yang terbuat dari bijibijian yang sangat kasar.
6

Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa
pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif
selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan,
ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).
Menurut Santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anakanak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang
dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan
kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini
Untuk itu cermatilah karakteristik makanan yang bergizi di bawah ini:
Mengandung berbagai unsur-unsur terpenting yang di butuhkan di dalam tubuh,
seperti karbohidrat, mineral, protein, vitamin, lemak, dan air.
Makanan yang berasal secara alami, tidak adanya bahan kimia atau bahan lainnya
yang dapat membahayakan tubuh.

E. Analisis Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Anak

Apa itu gizi? di dalam rumusan masalah yang ke-3 sudah dijelaskan bahwa gizi itu
adalah Unsur-unsur yang terkandung di dalam makanan, yang mana unsur-unsur tersebut
memberikan manfaat secara langsung bagi tubuh serta dapat mempertahankan kehidupan.
Apakah yang dimaksud dengan kesehatan? UU No.23 Tahun 1992 Bab 1 Pasal 1
menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Setiap anak berhak mendapatkan kesehatan untuk proses perkembangan dan
pertumbuhannya. Karna dengan kesehatan anak bisa melakukan apa yang dia mau,
beraktivitas dengan lancar dan baik, berfikir secara rasional, dan dapat berkonsentrasi dalam
belajarnya. Untuk itu, kesehatan sangatlah penting bagi anak usia dini bahkan mempengaruhi
kecerdasan otak anak. Akan tetapi bukan hanya setiap anak saja, orang dewasa juga
memerlukan kesehatan yang baik untuk bisa mendidik dan memberikan contoh yang baik
mengenai pentingnya kesehatan dan menjaga kebersihan bagi anak-anak mereka.
Apa itu kecerdasan? kecerdasan bisa diartikan dengan istilah intelegensi. Hampir
semua orang memiliki pemikiran mengenai apa yang diartikan sebagai kecerdasan atau
intelegensi

misalnya

kecerdasan,

kemengertian,

kemampuan

untuk

berfikir,

kemampuan untuk menguasai, kecemerlangan sejak lahir, dan sebagainya. Namun


7

berbagai definisi tersebut belum benar-benar memungkinkan kita untuk menentukan apakah,
misalnya suatu perilaku tertentu tergolong perilaku pandai atau tidak pandai.
Menurut saya, kecerdasan itu adalah tingkat pola pikir IQ yang mencapai di atas 140,
yang disebut juga dengan genius.
Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau
kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Makanan bayi ASI
merupakan makanan utama, sedang lainnya sebagai makanan pelengkap. Anak usia 1 3
tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka boleh diajari makan sendiri, dengan cara
mencicipi makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang.
Pemberian makanan manis pada anak usia dini tidak boleh terlalu banyak supaya
tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh karena itu anak perlu belajar menggosok gigi. Pada
usia 4 6 tahun kebutuhan nutrient anak relatif kurang, sebab anak sudah bisa memilih
makanan sendiri, untuk itu pengertian tentang nilai gizi boleh diajarkan.
Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak dini mulai dari
dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak serta kecerdasan otak anak. Anak yang mendapat gizi yang seimbang
dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dan cerdas. Sejak anak masih
dalam kandungan kesehatan dan gizi perlu diperhatikan, melalui ibunya. Sebab kondisi
kesehatan dan gizi anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.[12] Cara mengusahakannya, antara lain dengan
memberikan kebiasaan untuk berdisiplin dalam makan, minum, serta menjaga kesehatan.
Seorang anak usia TK sedang mengalami tumbuh kembang yang amat pesat. Pada
masa ini proses perubahan fisik, emosi, dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri maupun lingkungannya. Gizi yang
diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk
kehidupan anak tersebut. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi yang
berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Pola makan kelompok masyarakat
tertentu juga menjadi pola makan anak. Jika menyusun hidangan untuk anak, perlu
diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat
gizi ini berpengaruh terhadap kesehatan dan kecerdasan anak.
Untuk itu, perlu diperhatikan betul-betul dalam memberikan makanan pada anak,
hendaknya makanan tersebut bisa menyehatkan dan memberi stimulus yang baik bagi
8

perkembangan anak. Kecerdasan anak itu bergantung pada kesehatan dan gizinya, antara gizi
dengan kesehatan dan kecerdasan itu saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya .

Penyusunan Makanan Sehat

Menurut Sediaoetama (2000) fungsi zat gizi sebagai sumber energi atau tenaga,
menyokong pertumbuhan badan, memelihara jaringan tubuh, mengatur metabolisme dan
berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa, dan mineral), serta
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Ada berbagai jenis zat makanan
yang dibutuhkan tubuh di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineralmineral.
Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu jenis makanan sehat. Bayi dapat diberikan
susu formula atau bubur halus setelah berusia 4 bulan atau diberikan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhannya. Selanjutnya, setelah usia 6 bulan dapat diberikan nasi tim. Tim yang
diberikan sebaiknya diolah dengan memanfaatkan berbagai jenis makanan. Mulai dari
sumber protein hewani dan nabati, sumber karbohidrat, dan berbagai jenis sayuran. Sejak
berusia 6 bulan sebaiknya bayi mulai diperkenalkan berbagai makanan untuk melatih indra
pengecapnya. Dengan diberikan berbagai jenis makanan secara bergantian maka anak akan
mengenal berbagai macam rasa makanan. Untuk dapat menentukan makanan yang tepat,
orang tua perlu mengetahui kondisi anak.
Berapa banyak serat yang dibutuhkan anak usia dini?
Serat diperlukan karena untuk mencegah sembelit. Namun terlalu banyak serat dapat
membuat anak kekenyangan sehingga ia tidak mau makan makanan lain. Terlalu banyak
makanan yang berserat tinggi juga dapat menyebabkan diare dan mengganggu penyerapan
beberapa macam mineral, seperti zat besi.
Jika setiap hari si buah hati makan dengan berbagai biji-bijian, buah-buahan, sayursayuran atau kombinasi bermacam roti tawar serta sereal, ia akan mendapat cukup serat.
Apakah si kecil perlu lemak?
Lemak merupakan sumber energi dan vitamin yang sangat besar bagi anak-anak dan
juga sumber asam lemak esensial. Asam lemak ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga
harus didapatkan dari luar melalui makanan. Sumber lemak yang paling baik didapat anak
dari makanan seperti susu berlemak tinggi atau keju, yang juga mengandung zat gizi penting
9

lainnya. Makanan seperti kripik dan biskuit, kaya akan lemak tetapi miskin zat gizi lainnya.
Jadi, batasilah pemberiannya, untuk daging, pilihlah yang tidak mengandung banyak gajih
atau lemak.
Susu rendah lemak ataupun susu krim sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak di
bawah 5 tahun. Susu semi-krim dapat diberikan kepada anak mulai usia 2 tahun, hanya saja
jika si kecil sudah mendapat cukup energi (kalori) dari pengaturan makanan yang baik dan
bervariasi. Jika ragu dalam memberikan makanan tersebut, mintalah saran dari dokter atau
petugas kesehatan.

Suplemen vitamin
Jika makanan si kecil tidak cukup mengandung vitamin A, C, dan D, ia mungkin

butuh tambahan vitamin. Tetapi sebaiknya, konsultasikan dahulu dengan dokter tentang dosis
yang tepat. Terlalu banyak vitamin sama bahayanya dengan terlalu sedikit vitamin.

Kebutuhan akan zat besi dan seng


Kekurangan zat gizi dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan balita.

Cobalah untuk memberikan makanan yang mengandung zat besi setiap hari kepada si buah
hati. Untuk meningkatkan penyerapan di usus, berikan makanan atau jus buah yang
mengandung vitamin C di setiap waktu makan.
Sumber zat besi yang baik adalah daging merah, ikan yang mengandung banyak
minyak, kerang-kerangan, sereal, roti, telur, buah yang dikeringkan (seperti kismis, cherry,
kurma), polong-polongan, jeruk, aprikot, serta sayuran hijau tua dan berdaun lebar (seperti
kol dan brokoli).
Seng dibutuhkan untuk sistem kekekalan tubuh dan pertumbuhan. Sumber seng yang
bagus adalah daging dan unggas, sereal, keju, telur dan polong-polongan.
Hindari memberi makanan atau minuman yang mengandung zat tanin, seperti teh,
kepada anak balita. Zat tanin dapat menghambat penyerapan zat besi dan seng.
Hindarilah memberikan makanan kepada anak balita, seperti:
a) Segala jenis kacang-kacang (terutama kacang tanah), popcorn, dan buah-buahan yang
berbiji kecil, karena dapat membuat si kecil tersedak.
b) Makanan atau minuman yang mengandung rempah, kecuali si kecil sudah terbiasa atau
dia yang memintanya sendiri.
c) Makanan yang terlalu asin, karena akan membuat si kecil merasa sangat haus.[14]

10

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses
pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
[2] http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses
pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
[3]http://azizahfathia.blogspot.com/2012/03/tugas-konsep-sehat-serta-dimensinyadan.html#ixzz1qPFOFHMz, di akses pada tanggal 28 maret 2012, pukul 17.31
[4] Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
(Bandung: Nuansa Aulia, 2011), hlm. 29
[5] http://paudanakceria.wordpress.com/2010/05/12/kesehatan-dan-gizi/,

di

akses

pada

tanggal 22 maret 2012, pukul 09.22


[6] Zainal Aqib, Op Cit, hlm. 29
[7] http://artikelterbaru.com/kesehatan/ilmu-kedokteran/pengertian-gizi-20112816.html,

di

akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.15


[8] http://carapedia.com/pengertian_definisi_gizi_info2106.html, di akses pada tanggal 22
maret 2012, pukul 08.48
[9] June Thompson, Pedoman Merawat Balita, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 6
[10] Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini; Antara Teori dan Praktik, (Jakarta: Indeks,
2009), hlm.35
[11] Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),
hlm. 153
[12] Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hlm. 20
[13] http://paudanakceria.wordpress.com/2010/05/12/kesehatan-dan-gizi/,
tanggal 22 maret 2012, pukul 09.22

11

di

akses

pada

Anda mungkin juga menyukai