Anda di halaman 1dari 15

Beranda

About Me
Artikel
Materi
Geophysics Unnes
RABU, 16 JANUARI 2013
Geologi Bandung

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Bentuk permukaan bumi yang kita lihat sekarang merupakan hasil dari
suatu proses geologi sebagai tenaga endogen dan pengaruh faktor cuaca sebagai
tenaga eksogen yang menyebabkan batuan mengalami proses pelapukan.
Dengan demikian daerah yang telah terangkat akan mengalami proses denudasi
sehingga terbentuk bukit-bukit dan daratan (peneplain), proses pengangkatan dan
patahan akan menimbulkan zona-zona lemah sehingga akan terbentuk lembahlembah sungai dan penerobosan magma ke permukaan dalam bentuk kegiatan
vulkanisme yang menghasilkan batuan vulkanik. Seperti yang membentuk fisiogarfi
Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi terdiri dari pedataran alluvial,
perbukitan lipatan dan gunungapi. Secara fisiografis terbagi menjadi 4 bagian (van
Bemmelen, 1949), yaitu : zona Jakarta (pantai utara), zona Bogor, zona Bandung,
zona pegunungan selatan.

67

B.

RUMUSAN MASALAH

1.

Bagaimana peta geologi kota Bandung Selatan ?

2.

Bagaimana struktur geologi kota Bandung Selatan ?

C.

TUJUAN

1.

Untuk mengetahui peta geologi kota Bandung Selatan.

2.

Untuk mengetahui struktur geologi kota Bandung Selatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.
PETA
GEOLOGI
BANDUNG

68

Fisiogarfi Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi terdiri dari


pedataran alluvial, perbukitan lipatan dan gunungapi. Secara fisiografi terbagi
menjadi 4 bagian (van Bemmelen, 1949), yaitu : zona Jakarta (pantai utara), zona
Bogor, zona Bandung, zona pegunungan selatan. Zona Bandung merupakan daerah
gunung api, zona ini merupakan suatu depresi jika dibanding dengan zona Bogor dan
zona Pegunungan Selatan yang mengapitnya yang terlipat pada zaman tersier. Zona
Babdung sebagian besar terisi oleh endapan vulkanik muda produk dari gunung api di
sekitarnya. Gununa-gunung berapi terletak pada dataran rendah antara kedua zona itu
dan merupakan dua barisan dipinggair Zona Bandung pada perbatasan zona Bogor
dan zona Pegunungan Selatan. Walaupun zona bandung merupakan suatu depresi,
ketinggiannya masih cukup besar , misalnya depresi Bandung dengan ketinggian 650700 m dpl.
Zona Bandung sebagian terisi oleh endapan-endapan alluvial dan vulkanik
muda (kwarter), tetapi di beberapa tempat merupakan campuran endapan tertier dan
kwarter. Pegunungan tertier itu adalah:
1.

Pegunungan Bayah (Eosen) yang terdiri atas bagian selatan yang terlipat kuat,
bagian tengah terdiri atas batuan andesit tua (old andesit) dan bagian utara yang
merupakan daerah peralihan dengan zona Bogor

2.

Bukit di lembah Ci Mandiri dekat Sukabumi, yang terletak pada ketinggian 570610 m merupakan kelanjutan dari pegunungan Bayah. Antara Cibadak dan Sukabumi
terdapat pungguna-punggung yang merupakan horst, yang menjulang di aatas
endapan vulkanik daerah itu. Di sebelah timur Sukabumi terdapat dataran Lampegan
pada ketinggian 700-750 m, yang mungkin seumur dengan plateau Lengkong di
Pegunungan selatan.

3.

Bukit-bukit Rajamandala (Oligosen / 34 hingga 23 juta tahun yang lalu) dan


plateau Rongga termasuk ke dataran Jampang (Pliosen / 5,332 hingga 1,806 juta
tahun yang lalu) di Pegunungan Sealatan. dibandingkan dengan plateau Rongga
merupakan peralihan antara zona Bandung dan Pegunungan Selatan terletak pada
1000 m serta merupakan bukit-bukit dewasa dan tua. Daerah ini melandai ke dataran
Batujajar (650 m) di zona Bandung.

4.

Bukit-bukit Kabanaran yang terletak di Timur Banjar zona Bandung itu lebarnya
20-40 km, terdiri atas dataran-dataran dan lembah-lembah. Bagian barat Banten
merupakan kekecualian, karena disana tidak terdapat depresi dan daerahnya terdiri
atas komplek pegunungan yang melandai dengan bukit-bukit rendah.
69

Pegunungan itu telah tertoreh-toreh dan tererosikan dengan kuat, sehingga


merupakan permukaan yang agak datar (peneplain). Peneplain itu terus melandai ke
barat ke Selat Sunda. Di beberapa tempat di selatan pantai lautnya curam. Zona
Bandung terdiri atas: depresi Cianjur Sukabumi, depresi Bandung, depresi dan
depresi Ci Tanduy para ahli geologi menyebutnya sebagai cekungan antar
pegunungan (cekungan intra montana)
Depresi
Cianjur letaknya agak
rendah
(459
m)
dibandingkan dengan
depresi
Bandung.
Tempat
terendah
terletak 70 m diatas
permukaan
laut.
Disebelah barat dekat
zona bogor tedapat
kelompok gunung api,
dengan gunung salak
(2211
m)
sebagai
gunung api termuda,
sedangkan di beberapa tempat seperti di Sukabumi, permukaannya tertutup oleh
bahan vulkanik dari gunung Geden (2958 m) dan gunung Pangrango (3019 m), yang
menjulang di tengah-tengah dataran. Bahan-bahan vulkanik tersebut bahkan tersebar
di lembah-lembah zona bogor.
Depresi Bandung pada ketinggian 650-675 m dengan lebar 25 km,
merupakan dataran alluvial yang subur yang dialiri oleh sungai Ci Tarum. Dataran itu
terletak antara dua deretan gunung berapi. Di sebelah utara pada perbatasan zona
bogor terletak gunung Burangrang yang tua (2064 m), gunung bukittunggul (2209 m)
dan gunung Tangkubanparahu yang muda (2076 m) dan pada perbatasan zona
Pegunungan sealatan terletak gunung Malabar (2321 m) dengan beberapa gunung api
tua seperti gunung Patuha (2429 m) dan gunung Kendeng (1852 m).
Zona Bandung memiliki karakteristik banyak gunung api baik yang sudah
tidak aktif (gunung tipe B dan C) yang ditandai dengan fumarol dan solfatara dan
gunung api yang masih aktif (tipe A ). Gunung tersebut dapat berperan sebagai
penangkap hujan yang baik karena material-material gunung api bersifat porous

70

sehingga dapat menjadi daerah penyimpan air yang baik dan sumber yang potensial
untuk sungai-sungai di sekitarnya.
Di dataran Bandung terdapat endapan rawa yaitu batuan lempung yang
kemudian tertutupi oleh endapan danau yang berumur resen, yaitu danau pra historis
yang terbentuk karena pengaliran air dibarat laut, terbendung oleh bahan vulkanik
(pada kebudayaan Neolithikum / zaman batu muda) dan selanjutnya kering lagi
karena Ci Tarum mendapat pengaliran baru pada suatu celah sempit yang dinamakan
Sanghyang Tikoro di daerah bukit Rajamandala.

Depresi Garut pada ketinggian 717 m merupakan daerah yang lebarnya 50


km dan di kelilingi gunung berapi. Disebelah selatan terletak gunung Kracak (1838
m) yang tua dan gunung Ci kuray (2821 m) yang muda. Di gunung Papandayan
(2622 m) terdapat solfatara dan di gunung Guntur (2249 m) terdapat aliran lava yang
membeku menyebar dilereng gunung Calancang (1667 m) di utara merupakan batas
dengan zona Bogor.
Depresi lembah Ci Tnaduy tertutupi oleh endapan alluvial, dan sporadis
terdapat bukit-bukit dari batuan yang terlipat. Gunung Sawal (1733 m) endapannya
tersebar ke arah barat yang menutupi plateau Rancah, yang melandai ke selatan. Agak
kebarat terletak dataran Tasikmalaya yang mempunyai komplek gunung berapi tua,
dengan gunung berapi muda gunung Galunggung (2241 m) yang meletus akhir tahun
1982. Di sekitar kota Tasikmalya terdapat bukit-bukit kecil yang sebagai produk

71

letusan gunung Galunggung purba yang morfologi Hollic atau disebut juga bukit
sepuluh ribu (Ten Thousand Hill).
Disebelah timur Bajar, lembah Ci Tanduy terbagi dua oleh bukit Kabanaran
di bagian selatan sepanjanglembah Ci Tanduy dan menerus di bagian utara melalui
Majenang bersambung dengan depresi Serayu di jawa tengah.
Skema stratigrafi wilayah
Bandung
telah
diperkenalkan
sebelumnya oleh beberapa peneliti
dengan
klasifikasi
atau
penamaannya berdasarkan lokasi
penelitiannya
masing-masing.
Koesoemadinata dan Hartono (1981)
mengklasifikasikan stratigrafi di
daerah Bandung berdasarkan litologi
dan penafsiran sedimentasi serta
menyesuaikan
dengan
Sandi
Stratigrafi Indonesia. Penamaan ini
kemudian diusulkan sebagai satuan
stratigrafi resmi
.

Tabel
bandung
B.

stratigrafi

daerah

bandung

Gambar

peta

geologi

PETA GEOLOGI BANDUNG SELATAN


Bandung Selatan terdiri atas pegunungan, perbukitan, dataran tinggi
Pangalengan, dan dataran tinggi. Bandung. Secara stratigrafis gunung api, batuan
dikelompokkan menjadi sebelas satuan, sembilan di antaranya teridentifikasi sumber
erupsinya, berumur Pliosen (5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu) sampai Kuarter.
Dijumpainya batuan gunung api bawah permukaan berumur Miosen (23,03 hingga
5,332 juta tahun yang lalu) mendukung terjadinya tumpang-tindih vulkanisme Tersier
di bawah vulkanisme Kuarter di daerah ini.

72

Secara keseluruhan, daerah Bandung bagian selatan tersusun oleh batuan


hasil kegiatan gunung api. Cekungan Bandung hampir dikelilingi oleh gunungapi;
bahkan di tengah-tengahnya juga terdapat batuangunung api (Silitonga, 1973; Alzwar
drr., 1992).
Batuan tertua di daerah Bandung Selatan diketahui berdasarkan data
pemboran Pertamina (1988, vide Soeria-Armadja drr., 1994) yang melaporkan bahwa
analisis K-Ar lava andesit piroksen kapur alkali memberikan umur Miosen (12,0
0,1 juta tahun). Batuan gunung api Tersier ini dipandang sebagai batuan dasar gunung
api Kuarter Gunung Wayang.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung (Silitonga, 1973) dan Lembar
Garut (Alzwar drr., 1992) stratigrafi regional daerah penelitian dapat diketahui.
Satuan batuan tertua adalah Formasi Beser dan batuan terobosan. Formasi Beser
(Tmb) tersebar di pojok barat laut peta lembar Garut, di daerah Soreang, dan di
wilayah Kecamatan Arjasari, Baleendah, dan Ciparay di sebelah timur kota Banjaran.
Satuan batuan ini berupa batuan gunung api yang terdiri atas breksi tufan dan lava
bersusunan andesit basal. Bersama-sama dengan batuan terobosan, kelompok batuan
gunung api ini menyeba ke utara (peta geologi lembar Bandung, Silitonga, 1973) dan
ke barat laut (peta geologi lembar Cianjur; Sujatmiko, 1972). Keduanya tidak
menyebutkan sebagai Formasi Beser, tetapi hanya menyatakan sebagai breksi tufan,
lava, batupasir, dan konglomerat (Pb). Sekalipun Alzwar drr. (1992) memperkirakan
Formasi Beser di sini berumur Miosen Akhir, Sujatmiko (1972) dan Silitonga (1973)
memberikan umur Pliosen. Mengacu pada analisis K-Ar (Sunardi dan
Koesoemadinata, 1999) batuan gunung api ini di daerah Cipicung berumur 3,30 juta
tahun, di Kromong Timur 3,24 juta tahun, dan di Kromong Barat 2,87 juta tahun.
Data ini lebih mendukung pendapatSujatmiko (1972) dan Silitonga (1973) bahwa
kelompok batuan gunung api di daerah Soreang dan Banjaran berumur Pliosen.
Batuan terobosan tersebar hingga ke sebelah selatan Cimahi (Silitonga,
1973) dan tenggara Waduk Saguling (Sujatmiko, 1972). Satuan batuan ini bersusunan
andesit, basal, dan dasit. Analisis K-Ar oleh Sunardi dan Koesoemadinata (1999)
terhadap batuan ini di Selacau dan Paseban, masing-masing memberikan umur 4,08
juta tahun dan 4,07 juta tahun. Pertamina (1988, vide Soeria-Atmadja drr., 1994)
melaporkan bahwa penyelidikan geologi dalam hubungannya dengan eksplorasi
energi panas bumi di blok Malabar - Papandayan (Katili dan Sudradjat, 1984)
menghasilkan umur K-Ar antara 4,32 0,004 sampai dengan 2,62 0,03 juta tahun.
Data tersebut menunjukkan bahwa di daerah Bandung Selatan ini pernah terjadi

73

kegiatan vulkanisme Tersier paling tidak dua kali, yaitu pada Kala Miosen (lk. 12 jtl.)
dan Pliosen (4 2,6 jtl.).
Secara stratigrafis batuan gunung api Tersier itu ditindih oleh batuan
gunung api Kuarter. Di selatan, Alzwar drr. (1992) membagi tiga satuan batuan
gunung api Kuarter, yaitu Andesit Waringin - Bedil, Malabar (Qwb), Malabar - Tilu
(Qmt), Guntur - Pangkalan dan Kendang (Qgpk). Di utara satuan batuan gunung api
berupa Tuf berbatuapung Gunung Sunda (Qyt, Silitonga, 1973). Batuan kompleks
Gunung Sunda diketahui berumur 0,21 1,72 juta tahun (Sunardi dan
Koesoemadinata, 1999) dan disimpulkan adanya kesinambungan kegiatan gunung api
dari Kala Pliosen ke Jaman Kuarter. Bogie dan Mackenzie (1998, Tabel 1) juga
melaporkan data umur mutlak di kawasan Gunung Malabar dan sekitarnya.
Satuan batuan termuda adalah endapan danau yang mengisi Cekungan
Bandung, terdiri atas bahan lepas berukuran lempung, lanau, pasir, dan kerikil yang
bersifat tufan, setempat mengandung sisipan breksi. Silitonga melaporkan bahwa
endapan danau ini mencapai ketebalan 125 m, di dalamnya mengandung konkresi
gamping, sisa tumbuhan, moluska air tawar, dan tulang binatang bertulang belakang.
Secara regional
(Katili dan Sudradjat, 1984)
daerah Bandung selatan
merupakan bagian dari
kelompok
gunung
api
Kuarter yang dibatasi oleh
segi tiga sesar besar. Di
bagian barat laut terdapat zone
sesar geser mengiri SukabumiPadalarang, di sebelah timur laut
zone sesar geser menganan
Cilacap-Kuningan dan di sebelah
selatan adalah sesar turun yang
berbatasan dengan Pegunungan
Selatan.
C.

FISIOGRAFI

Secara umum dari


utara ke selatan, bentang alam
74

daerah Bandung Selatan berupa dataran tinggi Bandung, perbukitan, dan pegunungan
(Gambar2). Kawasan pegunungan mempunyai sebaran paling luas. Puncak-puncak
gunung api di daerah ini antara lain Gunung Malabar (2321 m), Tilu (2042
m),Tanjaknangsi (1514 m), Bubut (1333 m, tinggiandi sebelah utara Gunung
Tanjaknangsi), Wayang(2182 m), dan Windu (2054 m). Jauh di tepi barat terdapat
puncak Gunung Kuda (2002 m), sedangkandi sebelah timur Gunung api Malabar
terdapat deretan puncak Gunung Kendang (2817 m), Guha (2397 m), Kamasan (1815
m), dan Dogdog (1868 m). Daerah pegunungan ini tersusun oleh batuan gunung api
muda (Kuarter, Alzwar drr., 1992). Kawasan perbukitan terletak di bagian tengah di
antara pegunungan di sebelah selatan dan dataran tinggi Bandung di sebelah utara.
Morfologi perbukitan ini menempati daerah sempit di Soreang (723 m), area di
wilayah Baleendah - Arjasari yang terletak di timur kota Banjaran - Pameungpeuk
hingga di sebelah barat Majalaya - Ciparay. Puncak-puncak perbukitan ini antara lain
Gunung Kromong (908 m),Geulis (1151 m), Pipisan (1071 m), dan Bukitcula (1013
m). Pada umumnya, bentang alam perbukitan ini tersusun oleh batuan gunung api tua
(Tersier).
Dataran tinggi Bandung (lk. 700 m) terletak di bagian utara, mulai dari
daerah Banjaran di sebelah barat dan Majalaya di sebelah timur meluas ke utara
hingga Cimahi dan kota Bandung. Dataran ini tersusun oleh endapan danau dan
batuan gunung api Sunda - Tangkubanparahu. Dataran Pangalengan (1400 m) yang
relatif sempit dan terletak di bagian selatan, hampir dikelilingi oleh puncak-puncak
pegunungan, yakni Gunung Malabar di sebelah utara, Gunung Kendang - Guha di
sebelah timur, dan Gunung Kuda di sebelah barat. Hanya ke selatan berbatasan
dengan Pegunungan Selatan yang bahan penyusun utamanya adalah batuan gunung
api Tersier. Di tengah-tengah Dataran Pangalengan terdapat sebuah danau bernama
Situ Cileunca. Dataran Pangalengan ini tersusun oleh endapan piroklastika yang
sangat tebal. adalah Ci Tarum yang berhulu di sebelah barat Gunung Api Kendang
dan Gunung Api Dogdog, mengalir ke utara hingga Majalaya kemudian ke barat
masuk ke Waduk Saguling. Cabang sungai besar Ci Tarum di daerah penelitian
bagian timur adalah Ci Hejo yang berhulu di lereng timur G. Malabar. Di bagian
tengah adalah Ci Sangkuy yang berhulu di Situ Cileunca dan mengalir ke utara di
sebelah barat Gunung Malabar. Cabang sungai besar paling barat adalah Ci Widey
yang berhulu di Kawah Putih Gunung Patuha dan mengalir di tepi barat kota Soreang.
Di kawasan Gunung Wayang dan Gunung Windu terdapat banyak mata air panas.
Mata air panas tersebut bersama-sama dengan Situ Cileunca merupakan lokasi
pariwisata di dataran tinggi Pangalengan, Bandung Selatan. Energi geotermal di

75

daerah Gunung Wayang-Windu dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit listrik tenaga


panas bumi.

BAB III
PENUTUP
76

A.

KESIMPULAN
Zona Bandung merupakan daerah gunung api, zona ini merupakan suatu
depresi . Bentang alam daerah Bandung Selatan Peta Pangalengan, Lebaksari,
Soreang, dan Pakutandang (1208-634).terdiri atas pegunungan (1300 2300 m) di
bagian selatan, perbukitan (lk. 1000 m) di bagian tengah dan dataran tinggi Bandung
di bagian utara (700 m) serta dataran tinggi Pangalengan, (1400 m) di bagian
selatan.Sungai utama di daerah ini adalah Ci Tarum, yang mempunyai tiga cabang
yakni Ci Hejo, Ci Sangkuy, dan Ci Widey. Batuan gunung api dibagi menjadi sebelas
satuan batuan, sembilan di antaranya teridentifi kasi sumber erupsinya, berumur
Tersier sampai dengan Kuarter - masa kini. Secara stratigrafi, ke sembilan satuan
batuan gunung api tersebut adalah Satuan Batuan Gunung Api Soreang , Baleendah ,
Pangalengan , Tanjaknangsi , Kuda , Kendan , Dogdog , Wayang-Windu , dan Satuan
Batuan Gunung Api Malabar.
Diposkan oleh prada-na.blogspot.com di 22.53
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: Artikel
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
silahkan berkomentar dengan baik dan bijak
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Artikel/Mate Go

77

78

Geophysics unnes 2010


DAFTAR ISI

2013 (22)
Januari (22)
Laporan Peta Geologi Bandung
Laporan Geologi Karangsambung
Pemekaran Lantai Samudera PPT
Laser Gas PPT
Struktur Geologi PPT
Laporan Multiplekser sebagai Pengaman
Rangakaian Multiplekser sabagai Pengaman
Sumber Daya Alam
Lapisan Bumi
Teori Pemekaran Lempeng Samudera
Teori Lempeng Tektonik
MOR (Mid Ocean Ridge)
Laser Gas
Geologi Bandung

79

Proses Terjadinya Minyak


Runge Kutta Orde Keempat
Makalah Pengertian dan Aplikasi Kaca
Laporan Sifat Porositas Batuan
Laporan Sifat Konduktivitas Thermal
Laporan Sifat Resistifitas Batuan
Batuan
Laporan Sifat Reflektifitas Batuan

2012 (6)

80

Anda
pengunjung
Free Counter Code

ke

Template Picture Window. Gambar template oleh konradlew. Diberdayakan


oleh Blogger.

81

Anda mungkin juga menyukai