Penyakit Graves adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar hormon tiroid yang
berlebihan akibat produksi berlebihan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah bagian dari
sistem endokrin yang terletak di bawah pita suara yang berperan dalam menghasilkan hormon,
seperti tiroid. Hormon tiroid membantu mengatur metabolisme tubuh, yang oleh karenanya
membantu mengatur suasana hati, berat badan dan kadar energi. Normalnya, kelenjar hipofise
menghasilkan suatu stimulating hormone, yang merangsang kelenjar tiroid untuk
mensekresikan hormon tiroid. Pada penyakit Graves, tubuh menghasilkan antibodi yang
menyerang sel-sel yang sehat dari kelenjar tiroid. Antibodi-antibodi ini juga meniru kerja dari
stimulating hormone yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise, menyebabkan sekresi berlebihan
dari hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Penderita penyakit Graves dapat menunjukkan gejala,
seperti rasa cemas, lekas marah, rasa lelah, kehilangan berat badan yang tidak diharapkan dan
bahkan penonjolan bola mata. Kondisi ini sering pada wanita, terutama yang berusia antara 20
dan 40 tahun. Perokok juga memiliki risiko tinggi dari penyakit Graves. Meskipun kondisi ini
secara umum tidak mengancam jiwa, penanganan diperlukan untuk mempertahankan kualitas
hidup karena jumlah berlebihan dari hormon tiroid di dalam tubuh dapat mempengarhui
suasana hati dan bahkan dapat menyebabkan depreso pada kasus berat.
atau dengan anggota keluarga yang menderita kondisi lain autoimun seperti insulin dependent diabetes, rheumatoid arthritis, vitiligo dan karena pernicious anemia berada
pada risiko lebih besar mendapatkan Graves' disease.
Penyakit umumnya mempengaruhi orang-orang antara usia 20 dan 40. Namun Graves'
disease dapat mempengaruhi laki-laki dan orang-orang dari usia lain juga.
injeksi obat tertentu seperti etanol, interferon beta-1b atau interleukin-4 terapi
dll (4)
Penyakit Graves
Penyakit Graves ialah kumpulan gejala karena pertumbuhan berlebih sel-sel kelenjar gondok
(tiroid). Penyakit Graves merupakan penyakit kelebihan hormon tiroid yang paling sering terjadi.
Penyakit Graves ditemukan oleh seorang dokter bernama Robert J. Graves pada tahun 1830.
Kelenjar gondok menghasilkan hormon T3 dan T4 yang berfungsi mengatur metabolisme basal
tubuh seperti mengatur kehangatan tubuh dan memfasilitasi pembentukan energi untuk
kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Sedangkan yang terjadi pada penyakit Graves ialah hormon
T3 dan T4 yang berlebihan sehingga mengganggu metabolisme tubuh.
Salah satu yang paling mencolok dari penyakit ini ialah matanya yang melotot, namun tidak
semua orang dengan mata melotot menderita penyakit Graves maka jangan sesekali anda
memberitahu bos yang melotot pada anda bahwa dia menderita penyakit Graves.
Penyakit ini sering dilewatkan oleh orang awam karena gejala awalnya yang kurang nyata
bahkan dari pengalaman beberapa penderita ternyata dokternya baru dapat mendiagnosisnya
sebagai penyakit Graves setelah pemeriksaan ke sekian kali.
Bila anda mencurigai penyakit Graves maka anda dapat menghubungi dokter umum, dokter
spesialis penyakit dalam atau dokter subspesialis endocrinology.
GEJALA DAN TANDA
Gejala dan tanda dari penyakit Graves ialah:
Lemah, letih, lesu
Biasanya penderita sering merasa jantung berdebar-debar kencang dan cepat
Turunnya berat badan yang cepat
Banyak berkeringat
Kulit hangat dan lembab
Biasanya tremor (tangan bergetar terus), lemah otot
Sakit pinggang
Sakit dada
Bengkak
Susah bernafas
Sering buang air besar baik dengan konsistensi kotoran yang normal ataupun diare
Banyak keluar air mata, mata sensitif terhadap cahaya, sakit pada mata, mata yang melotot,
PENYEBAB
Penyakit miastenis gravis merupakan penyakit autoimun, yaitu di mana sistem kekebalan tubuh
seseorang menyerang tubuh orang tersebut. Pada orang normal, ada hubungan antara sistem saraf
dengan otot-otot. Hubungan antara keduanya terjadi melalui zat yang disebut neurotransmiter. Zat
neurotransmiter dikeluarkan dari sel saraf dan akan menempel dan bekerja pada sel otot sehingga
otot dapat bekerja dengan semestinya. Sistem kekebalan tubuh manusia dapat mengeluarkan
antibodi, suatu zat yang dipergunakan untuk melawan kuman penyakit.
Pada miastenia gravis, terdapat antibodi yang menghancurkan tempat neurotransmitter menempel
pada otot (reseptor). Sehingga dengan demikian, neurotransmitter yang dikeluarkan tidak dapat
menempel seluruhnya pada sel otot dan menyebabkan kelemahan dari otot.
Bagaimana bisa terjadi autoimun pada penderita miastenis gravis masih belum dimengerti
sepenuhnya. Sekitar 75% penderita miastenia gravis memiliki kelainan pada kelenjar timus
(thymus). Kelenjar timus adalah kelenjar kecil yang terdapat di belakang tulang dada (tulang
sternum) dan berfungsi membantu dalam system kekebalan tubuh. Sebagian diakibatkan
karena hiperaktivitas atau aktivitas yang berlebihan dari kelenjar timus, dan beberapa disebabkan
karena adanya timoma (kanker kelenjar timus).
Pada beberapa kasus miastenia gravis, ditemukan pula penyakit hipertiroid (hormon tiroid yang
berlebihan). Maka dari itu, penderita yang dicurigai perlu melakukan pemeriksaan hormon tiroid.
Seseorang berisiko menderita miastenis gravis bila terdapat riwayat miastenia gravis di dalam
keluarganya. Namun bukan berarti seseorang langsung menderita penyakit miastenia gravis.
Walaupun secara pasti belum diketahui tentang penyakit miastenis gravis, namun diyakini bahwa
miastenia gravis bukan penyakit menular.
GEJALA KLINIS
Penyakit miastenia gravis ditandai dengan adanya kelemahan dan kelelahan. Kelemahan otot terjadi
seiring dengan penggunaan otot secara berulang, dan semakin berat dirasakan di akhir hari. Gejala
ini akan menghilang atau membaik dengan istirahat.
Kelompok otot-otot yang melemah pada penyakit miastenis gravis memiliki pola yang khas. Pada
awal terjadinya miastenia gravis, otot kelopak mata dan gerakan bola mata terserang lebih dahulu.
Akibat dari kelumpuhan otot-otot tersebur, muncul gejala berupa penglihatan ganda (melihat benda
menjadi ada dua atau disebut diplopia) dan turunnya kelopak mata secaara abnormal (ptosis).
Miastenia gravis dapat menyerang otot-otot wajah, dan menyebabkan penderita menggeram saat
berusah tersenyum serta penampilan yang seperti tanpa ekspresi. Penderita juga akan merasakan
kelemahan dalam mengunyah dan menelan. Selain itu, terjadi gejala gangguan dalam berbicara,
yang disebabkan kelamahan dari langit-langit mulut dan lidah.
Sebagian besar penderita miastenia gravis akan mengalami kelemahan otot di seluruh tubuh,
termasuk tangan dan kaki. Kelemahan pada anggota gerak ini akan dirasakan asimetris (tidak sama
di kedua sisi).
Bila seorang penderita miastenia gravis hanya mengalami kelemahan di daerah mata selama 3
tahun, maka kemungkinan kecil penyakit tersebut akan menyerang seluruh tubuh. Penderita dengan
hanya kelemahan di sekitar mata disebut miastenia gravis okular.
Penyakit miastenia gravis dapat menjadi berat dan membahayakan jiwa. Miastenia gravis yang
berat menyerang otot-otot pernafasan sehingga menimbuilkan gejala sesak nafas. Bila sampai
diperlukan bantuan alat pernafasan, maka penyakit miastenia gravis tersebut dikenal sebagai krisis
miastenia gravisatau krisis miastenik. Umumnya krisis miastenik disebabkan karena adanya infeksi
pada penderita miastenia gravis.
Pada bayi yang lahir dari ibu dengan miastenis gravis, sebagian dapat mengalami gejala miastenia.
Namun, gejala yang timbul hanya bersifat sementara. Gejala yang timbul antara lain menangis
lemah, mnghisap dengan lemah, dan anggota gerak yang terkulai. Umunya gejala ini muncul saat
24-48 jam pertama, dan bertahan hingga beberapa hari sampai beberapa bulan. Hal ini disebabkan
oleh karena adanya transfer antibodi dari ibu ke janin. Miastenia gravis pada anak-anak jarang
terjadi.
Wanita dengan miastenia gravis dapat hamil dan melahirkan dengan sukses. Miastenia gravis tidak
memperngaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Bila terdapat gejala miastenia gravis pada seseorang, terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan untuk memastikan penyakit miastenia gravis. Pemeriksaan darah untuk mengukur jumlah
antibodi, bila positif ditemukan antibodi tersebut, maka dapat dipastikan adanya penyakit miastenia
gravis. Namun, bila tidak ditemukan, belum tentu bukan miastenia gravis.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah perangsangan sel saraf. Sel saraf akan diberikan
rangsangan dan kemudian diukur aktivitas pada sel otot yang terjadi. Pada miastenia gravis,
terdapat penurunan aktivitas hingga 10-15% dibandingkan orang normal.
Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah memberikan obat Edrophonium, suatu obat
yang mempertahankan zat neurotransmiter sehingga meningkatkan kemungkinan tertempel pada
sel otot. Obat ini bekerja dalam waktu cepat dan memiliki efek yang singkat. Pada penderita dengan
miastenia gravis, dengan pemberian obat edrophonium akan memberikan perbaikan dari gejalagejala kelemahan otot. Edrophonium dapat menimbulkan efek samping berupa mual, diare, air liur
yang berlebihan, dan gejala yang lebih berat seperti pingsan. Namun, hal ini jarang terjadi dan dapat
diatasi segera dengan pemberian obat penawar.
PENGOBATAN
Belum ada pengobatan secara total dan permanen untuk penyakit miastenia gravis. Dengan
pengobatan yang ada saat ini, hampir seluruh penderita miastenia gravis dapat kembali menjalani
penderita. Gejala tersebut adalah diare, kram pada perut, mual, dan air liur yang berlebihan.
Timektomi : Sebagian kasus miastenia gravis dihubungkan dengan kelenjar timus.
Pengobatan dengan timektomi (pengangkatan kelenjar timus) memberikan peningkatan kualitas
hidup yang dirasakan penderita. Keuntungan dari timektomi adalah pengobatan jangka panjang dan
pada beberapa kasus, penderita dapat terbebas dari obat-obatan. Timektomi dilakukan pada
penderita miastenia gravis dengan gejala di seluruh tubuh dengan usia di antara usia pubertas
sampai usia 55 tahun. Di luar dari kriteria di atas, keputusan untuk timektomi didasarkan
perhitungan keuntungan dan kerugian bagi penderita. Bila terdapat timoma, pembedahan perlu
Prosedur plasmapheresis berlangsung sekitar 1-3 jam setiap kali tindakan tergantung berat, tinggi,
dan jumlah plasma yang diganti. Seberapa sering atau frekuensi berapa kali
dilakukan plasmapheresistergantung hasil pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter.
Tindakan plasmapheresis memberikan efek yang cepat, dalam beberapa hari dan dapat bertahan
hingga 1-2 bulan kemudian. Efek samping yang umum terjadi dari tindakaan ini adalah penurunan
tekanan darah, rasa pusing, kedinginan, berkeringat, penglihatan buram atau kram perut. Efek
samping yang jarang meliputi perdarahan, reaksi alergi berupa gatal, kemerahan, sampai sesak
nafas.
Penggunaan imunoglobulin memiliki tujuan yang sama dengan plasmapheresis, yaitu memberikan
perbaikan gejala dalam waktu singkat. Imunoglobulin biasanya diberikan 3-5 hari, dengan perbaikan
dirasakan saat mulai pengobatan atau dalam 1 minggu, dan dapat bertahan sampai beberapa
bulan.
Miastenia gravis yang berat seperti krisis miastenik merupakan keadaan gawat darurat. Pengobatan
pada krisis miastenik meliputi perawatan di ruangan intensif, alat bantu pernafasan, cairan dan
elektrolit, dan pencegahan atau penanganan infeksi. Miastenia gravis merupakan salah satu
penyakit yang menimbulkan kekambuhan. Banyak obat-obatan yang menimbulkan kekambuhan
Beta-blocker (obat yang digunakan untuk menurunkan kinerja jantung, biasanya digunakan
pada penyakit darah tinggi, gangguan irama jantung, dan serangan jantung);
Obat anestesi lokal;
Obat golongan kuinin;
Botulinum toxin, atau dikenal dengan Botox yang banyak digunakan untuk keperluan
kosmetik;
Penisilamin, yaitu hasil metabolism dari penisilin namun tidak memiliki efek antibiotic. Obat
jenis ini umumnya digunakan sebagai penekan sistem imun pada penyakit rheumatoid arthritis;
Allopurinol, obat untuk asam urat, dihindari pada pasien miastenia gravis dengan
penggunaanazathioprine. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan kelainan sumsum tulang.
Obat-obatan di luar daftar tersebut bukan berarti aman bagi penderita miastenia gravis. Hal yang
harus diingat adalah menghindari obat-obatan diatas bila mungkin dan berhati-hati bila
mengkonsumsi obat baru, yang belum pernah digunakan sebelumnya. Selalu memberitahukan dan
melakukan konsultasi dengan dokter bila Anda penderita miastenia gravis dan akan menggunakan
obat-obatan di luar pengobatan miastenia gravis.