Anda di halaman 1dari 1

STUDI KASUS

PANCASILA: MAHASISWA DIMATA SANG IDEOLOGI BANGSA


M. Iqbal Sabit
15522331
TOPIK: Penyimpangan nilai pancasila dikalangan Mahasiswa.
PENDAHULUAN: Banyaknya bentuk kekerasan serta pelanggaran yang dilakukan oleh Mahasiswa
menunjukkan betapa jauhnya jiwa Pancasila dari Mahasiswa. Seorang Mahasiswa yang menanamkan
nilai Pancasila di dirinya, pasti akan melakukan segala hal yang baik sesuai dengan yang terkandung di
dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Artinya segala perbuatan yang di
lakukan oleh Bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila, karena Pancasila mengajarkan kita
untuk menjadi orang yang bermoral, berbudi luhur dan bijaksana.
PERMASALAHAN:
1. Tawuran antar Mahasiswa. Hal ini sangat sering kita jumpai di setiap kota di Indonesia. Biasanya
tawuran hanya bermula dari perbedaan pendapat lalu berlanjut pada saling olok dan akhirnya berujung
pada tawuran. Budaya tawuran seperti ini telah melanggar sila ke-2 Pancasila yaitu Kemanusiaan yang
adil dan beradab. Sila Ke-2 pada Pancasila ini mengajarkan setiap bangsa Indonesia untuk menjadi
Mahasiswa yang bermoral, beradab, dan memiliki sifat saling tolong menolong. Namun dengan adanya
tawuran di kalangan Mahasiswa, membuktikan bahwa para Mahasiswa ini tidak mengamalkan sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, Tawuran juga melanggar sila ke-3 dan ke-4 yaitu
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratdan perwakilan. Dengan adanya kekerasan serta perselisihan di lingkungan Mahasiwa,
mencerminkan tidak adanya persatuan di antara mereka. Perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan
dengan jalan musywarah mufakat. Dengan adanya rasa saling menghargai pendapat dan tidak
memaksakan pendapat pribadi, segala masalah pasti bisa diselesaikan dengan jalan damai tanpa kekerasan
atau anarkisme.
2. Diskriminasi antar Mahasiswa. Hal ini biasanya terjadi antar golongan di setiap Mahasiwa. Selain itu
juga terjadi antar Senior dan Junior. Contohnya pada saat dilaksankannya OSPEK (Orientasi Studi dan
Pengenalan Kampus), tidak sedikit Universitas atau Sekolah yang melakukan kekerasan kepada
Mahasiswa baru. Kekerasan yang dilakukan tidak selalu dalam bentuk fisik, namun juga pernyataanpernyataan atau bentakan-bentakan yang dilakukan oleh Senior ke Junior. Ospek seharusnya dilakukan
untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada Mahasiswa baru, bukannya menakut-nakuti mereka
dengan perlakuan tidak terpuji dari senior. Meskipun itu bertujuan untuk membentuk kedisiplinan pada
setiap Maba, namun senior juga seharusnya memperhatikan begaimana memperlakukan Mahasiswa baru.
3. Sifat Individualisme atau tidak suka berorganisasi . Setiap Kampus atau Universitas pasti memiliki
suatu Organisasi yang bergerak di bidang-bidang tertentu. Organisasi atau UKM ini bertujuan untuk
menggali potensi Mahsiswa sesuai bidangnya. Organisasi yang bergerak maju dan berprestasi, pasti akan
mengangkat nama sekolah mereka. Sekolah memberikan kebebasa kepada muridnya untuk memilih UKM
yang sesuai dengan bidang mereka. Namun beberapa Mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengikuti
Organisasi apapun karena mals atau memang Ia tidak suka dengan berorganisasi. Mahasiswa seperti ini
telah melupakan nilai yang terkandung dalam Pancasila sila Ke-4 serta sila ke-3. Sila ke -3 dalam
Pnacasila mengajarkan kita untuk memiliki sifat Persatuan Indonesia. Dengan beorganisasi, akan
membetuk rasa dan kesatuan dalam diri kita.
SOLUSI:
1. Meningkatkan permasyarakatan dan pembudayaan Pancasila: Meningkatan permasasyarakatan dan
pembudayaan sampai pada lapisan terbawah dengan cara yang mudah dipahami sesuai dengan suasana
lingkungan masing-masing. Pengamalan Pancasila secara bulat dan utuh; kehidupan yang selaras, serasi,
dan seimbang, serta persatuan dan kesatuan. Setiap warga Negara, terutama para pemimpin dan para
penyelenggara Negara wajib berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam sekap dan perilaku
sehari-hari dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pergaulan internasional
2. Meningkatkan ketaatan pada Hukum, Moral, dan Agama: Menyadarkan Mahasiswa bahwa
pengamalan Pancasila akan terwujud dengan baik, apabila setiap pribadi meningkatkan ketaatannya,
baik ketaatan hokum, moral, keagamaan, maupun social. Dengan ketaatan ini, Mahasiswa alan
mempunyai pendirian yang kukuh dan tidak munafik. Serta sikap yang benar-benra menunjukkan
tanggungjwaba sosialnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Meningkatkan kemampuan berpikir Rasional dan Kritis : Meningkatkan kemampuan berpikir
secara rasional dan kritis, serta berwawasan luas sehingga tidak berombang-ambing oleh nafsu
emosional dan mamou bersikap terbuka, serta siap dengan dialog dan musyawarah.

Anda mungkin juga menyukai