Anda di halaman 1dari 37

BAB I

SELAYANG PANDANG PERUSAHAAN

PT PLN ( Persero )

1. Profil Perusahaan
VISI
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

MISI
1. Menjalankan

bisnis

kelistrikan

dan

bidang

lain

yangterkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan,anggota perusahaan dan


pemegang saham;
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untukmeningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadipendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
MOTTO
Electricity for a Better Life (Listrik untuk kehidupan yang lebih baik).

Nilai Nilai PT. PLN (Persero)


1

Nilai nilai perusahaan PT. PLN (Persero) yang dapat digunakan sebagai
prinsip dalam menjalankan roda organisasi antara lain :
a.

Jujur;

b.

Integrasi;

c.

Peduli;

d.

Pembelajaran;

e.

Teladan.

Makna Logo PLN


a. Bentuk Lambang

Gambar Bentuk Lambang PLN


Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

b. Elemen elemen Dasar Lambang


1.

Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar bagi elemen - elemen lambang lainnya, melambangkan
bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan,
seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan
bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang
menyala - nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2.

Petir atau Kilat

Gambar Petir atau Kilat


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman
3.

Tiga Gelombang

Gambar Tiga Gelombang


Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.Maksud dan Tujuan
Utama PT. PLN (Persero)

Maksud dan Tujuan Utama PT. PLN (Persero) antara lain sebagai berikut :
a.

Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus


akumulasi profit berdasarkan prinsip pengelola perusahaan.

b.

Mengusahakan penyedia tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang


memadai dengan tujuan :

1.

Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan


merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi;

2.

Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan;

3.

Merintis kegiatan usaha menyediakan tenaga listrik;

4.

Menyelenggarakan usaha usaha lain, menunjang tenaga listrik sesuai


dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Unit Bisnis PLN tersebar di Indonesia, terdiri dari :

PLN Wilayah & Distribusi


1. Wilayah Aceh
2. Wilayah Sumatera Utara
3. Wilayah Sumatera Barat
4. Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
5. Wilayah Bangka Belitung
6. Wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu
7. Wilayah Kalimantan Barat
8. Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah
9. Wilayah Kalimantan Timur
10. Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo
11. Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat
12. Wilayah Maluku dan Maluku Utara
13. Wilayah Nusa Tenggara Barat
14. Wilayah Nusa Tenggara Timur
15. Wilayah Papua dan Papua Barat
16. Distribusi DKI Jaya & Tangerang
17. Distribusi Jawa Barat dan Banten
5

18. Distribusi Jawa Timur


19. Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
20. Distribusi Bali
21. Distribusi Lampung
PLN Jasa
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
2. Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan
3. Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
5. Jasa Sertifikasi
6. Jasa Manajemen Konstruksi
PLN Pembangkitan
1. Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
2. Pembangktian Sumatera Bagian Utara
3. Pembangkitan Lontar
4. Pembangkitan Tanjung Jati B
5. Unit Pembangkitan Jawa Bali
PLN Penyaluran & Pusat Pengatur Beban
1. Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B Jawa Bali)
2. Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera)

PLN Unit Induk Proyek (UIP)

1. UIP Pembangkitan Sumatera I (UIP I)


2. UIP Pembangkitan Sumatera II (UIP I)
3. UIP Jaringan Sumatera I (UIP II)
4. UIP Jaringan Sumatera III (UIP III)
5. UIP Transmisi Interkoneksi Sumatera Jawa (UIP IV)
6. UIP Jaringan Jawa Bali I (UIP V)
7. UIP Pembangkitan Hidro Jawa Bali (UIP VI)
8. UIP Jaringan Jawa Bali II (UIP VII)
9. UIP Pembangkitan Thermal Jawa Bali (UIP VIII)
10. UIP Pembangkitan Kalimantan (UIP IX)
11. UIP Jaringan Kalimantan (UIP X)
12. UIP Pembangkitan & Jaringan Nusa Tenggara (UIP XI)
13. UIP Pembangkitan Sulawesi Maluku Papua (UIP XII)
14. UIP Jaringan Sulawesi Maluku Papua (UIP XIII)
15. UIP Pembangkitan & Jaringan Sulawesi Maluku Papua (UIP XIV)
ANAK PERUSAHAAN
NAMA PERUSAHAAN
1. PT Indonesia Power (PT IP)

BIDANG USAHA
Pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain
yang terkait

2. PT Pembangkitan Jawa Bali

Pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain

(PT PJB)
3. PT Pelayanan Listrik Nasional

yang terkait
Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan

Batam (PT PLN Batam)


4. PT Indonesia Comnets Plus (PT

umum di Pulau Batam


Telekomunikasi

ICON+)
5. PT Prima Layanan Nasional

Konsultan enjiniring

Enjiniring (PT PLN Enjiniring)


6. PT Perusahaan Listrik Nasional

Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan

Tarakan (PT PLN Tarakan)


7. PT PLN Batu Bara
8. PT PLN Geothermal

umum di Pulau Tarakan


Penyedia batubara bagi PLTU PLN
Penyediaan tenaga listrik terbarukan melalui
pengembangan dan pengoperasian

9. PT Geo Dipa (PT GDE)

Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi


Penyediaan tenaga listrik melalui
pengoperasian Pembangkit Tenaga Listrik

10. Majapahit Holding BV


11. PT Pelayaran Bahtera
Adhiguna

Panas Bumi
Keuangan
Cogeneration, distributed generation dan
jasa, operation & maintenance
Operasi dan pemeliharaan pembangkit
Trading dan jasa transportasi batu bara
penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di
Berau, Kaltim

PLN Unit Pembangkitan


A. Tugas
Menghasilkan energi listrik dari energi primer dengan mengoperasikan mesin
pembangkit seefisien dan seefektif mungkin. Energi primer yang digunakan adalah
batubara, air, gas, solar, dll.
B. Tanggung Jawab
Jadi, setiap pembangkit diberi target. Yang memberi target adalah PLN Pusat, PLN
pusat bekerja sama dengan Menteri ESDM mereka membuat perencanaan yang
disebut RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik). Sebelum RUPTL
dibuat, maka akan dilakukan survei, daerah mana saja yang akan dibangkitkan.
Survei tersebut ada di bawah tanggungjawab Menteri ESDM.
C. Lokasi :
Pembangkit di Indonesia dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pembangkit milik PLN dan
swasta atau selanjutnya akan disebut sebagai IPP (Independent Power Producers)
PLN Pembangkitan
1. Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
2. Pembangktian Sumatera Bagian Utara
3. Pembangkitan Lontar
4. Pembangkitan Tanjung Jati B
5. Unit Pembangkitan Jawa Bali

IPP (Independent Power Producers)


1. PJB
2. Indonesia Power
3. Paiton Energi
4. Jawa Power
5. PT. Irsac Power
6. Nebras Power (500 MW di daerah Sumatra Selatan)
7. PT. PP Builds (100 MW di Gorontalo)
8. PT. Tangamus Electric Power (2x27,7 MW di Lampung)
9. PT. Rekin Daya Mamuju (50 MW di Sulawesi Barat)
10. PT. Medco Cahaya Geothermal (110 MW di Jawa Timur)
11. Guohua Electric Power (600 MW di Sumatra Selatan)
12. PT. Bhimasena Power Indonesia (2x1000 MW di Jawa Tengah)
13. PT. North Sumatra Hydro Energi (510 MW di Sumatra Utara)
14. PT. UPC (70 MW Sulawesi Selatan)
15. PT. Sumber Segara Primadaya (600 MW PLTU Cilacap)

10

Nama

Lokasi

Kapasitas

PLTA Mendalan

Jawa Timur

3 x 5,8 MW

PLTA Siman

Jawa Timur

3 x 3,6 MW

PLTA Giringan

Jawa Timur

PLTA Selorejo

Jawa Timur

1 x 4,48 MW

PLTA Karangkates

Jawa Timur

3 x 35 MW

PLTA Wlingi

Jawa Timur

2 x 27 MW

PLTA Lodoyo

Jawa Timur

1 x 4,5 MW

PLTA Sengguruh

Jawa Timur

2 x 14,5 MW

x 0,5 MW

2 x 23 MW

PLTA Tulis

2 x 7 MW

Jawa Timur

PLTU Paiton Swasta Kecamatan Paiton, Kabupaten


Probolinggo, Jawa Timur

PLTU Paiton Swasta Kecamatan Paiton, Kabupaten


II
Unit

Probolinggo, Jawa Timur


Pembangkitan Kecamatan

Brantas
Unit

Pembangkitan

Gresik
Unit

Perak Grati
Unit

Sumberpucung,

Kabupaten Malang, Jawa Timur


Kabupaten Gresik, Jawa Timur

Pembangkitan Kabupaten
Timur

pembangkit
PLTA total 3 unit 23
MW
PLTA total 3 unit
10,8 MW

2 x 1,35 MW;1 PLTA total 3 unit 3

PLTA Tulung Agung Jawa Timur

Jenis dan jumlah

Pasuruan,

Jawa

MW
PLTA total
1 unit 4,48 MW
PLTA total 3 unit
105 MW
PLTA total 2 unit 54
MW
PLTA total 1 unit
4,5 MW
PLTA total 2 unit 29
MW
PLTA total 2 unit 46
MW
PLTA total 2 unit 14
MW

1230 MW

2 PLTU

1300 MW

2 PLTU

281 MW

12 PLTA

2.280 MW
750 MW

Pembangkitan Kecamatan Paiton, Kabupaten 800 MW

5 PLTG, 1 PLTU
dan 3 PLTGU
3 PLTG dan 3-3-1
PLTGU
2 PLTU

11

Paiton

Probolinggo, Jawa Timur

12

Penentuan Lokasi Pembangkit


Ketersediaan sumber energi primer setempat, maksudnya adalah
pertimbangan pasokan sumber daya ke pembangkit. Dengan pasokan sumber

daya yang lancar maka proses pembangkitan akan lancar pula.


Kedekatan dengan pusat beban, maksudnya sudah jelas yaitu diusahakan
pembangkitan dan pusat beban tidak terlalu jauh. Sehingga mempermudah

pengiriman.
Prinsip regional balance, yaitu beban setempat dipenuhi oleh pembangkit
yang dekat dengannya dan tidak banyak bergantung pada transmisi

interkoneksi.
Topologi jaringan transmisi yang dikehendaki, maksudnya koneksi

transmisi yang diinginkan seperti apa.


Kendala pada sistem transmisi, yaitu kendala-kendala saat pembangunan
sistem transmisi dari pembangkit tersebut menujju beban. Kendala tersebut

bisa berupa medan tidak rata.


Kendala lingkungan dan sosial, maksudnya kendala dengan lingkungan
sekitar seperti jarak dengan pemukiman dan pembebasan lahan PT. Sumber
Segara Primadaya (600 MW PLTU Cilacap)

D. Tujuan
Menyediakan dan membuat energi dari energy primer dengan seefisien mungkin.
Kata efisien bermakna bahwa sebuahpembangkit dapat meggunakan energy primer
seirit mungkin akan tetapi hasil keluaran yang dihasilkan sebesar mungkin.
Energi primer :
Batu bara
Gas
Air
Surya Angin
Nuklir
Bahan bakar minyak
E. Aset
Aset PLN
Aset PLN merupakan segala kekayaan maupun kepemilikan dari PT PLN (persero).
Aset dari PLN merupakan milik negara, karena PLN merupakan BUMN. Dalam ISO
5500, yang dideklarasikan tahun 2014. Aset dalam sebuah organisasi meliputi :
Human Assets

13

Aset ini meliputi kompetensi, pengalaman, peran , kepemimpinan serta

kerjasama tim
Information Assets
Aset ini meliputi peforma peerusahaan, aktivitas, biaya dan peluang
Intangible Assets
Aset tak terlihat yang dinilai sangat berharga. Meliputi hubungan sosial dengan
masyarakat umum dan konsumen, nilai moral dan reputasi
Financial Assets
Merupakan aset yang berhubungan dengan keuangan suatu perusahaan yang
meliputi, biaya operasi, biaya investasi dan siklus perputaran uang.

Ditengah keempat aset tersebut merupakan aset fisik, yakni aset keseluruhan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Aset fisik yakni meliputi tanah, bangunan baik
bangunan yang berhubungan dengan instalasi listrik hingga perkantoran, peralatan
serta komponen komponen yang berada di dalamnya. Aset fisik inilah yang berperan
dalam mencapai tujuan dari sebuah organisasi ataupun perusahaan.
Maka dari itu, untuk mencapai tujuan tersebut haruslah didukung oleh kapasitas 4
aset lainnya yang baik pula.
F. Masalah yang Dihadapi Pembangkit
Kualitas bahan bakar tidak sesuai spesifikasi mesin, sehingga umur mesin akan
menurun dalam operasi. Hal ini menyebabkan energi yang dihasilkan juga akan
menurun.

Pada saat musim ombak tinggi pasokan batu bara akan terhambat. Hal ini
karena batu bara biasa didatangkan dari luar pulau lewat jalur laut menggunakan
kapal tongkang. Sehingga cuaca di laut sangat mempengaruhi proses
pengiriman batu bara. Karena keterhambatan ini maka energi yang dihasilkan
menjadi turun

Operasional and maintenence. Pada saat maintenence

atau saat mesin

mengalami kerusakan maka pembangkit tidak bisa menghasilkan energi listrik.

Dan untuk pembangkit listrik tenaga air ada masalah tersendiri yang dihadapi
yaitu keadaan curah hujan yang tidak pasti. Bendungan yang ada pada PLTA
berasal dari sungai-sungai yang dibendung. Air sungai itu berasal dari air hujan,

14

sehingga saat musim kemarau air pada bendungan juga akan berkurang dan
debitnya juga turun yang menyebabkan energi listrik yang di hasilkan juga
kurang.

Pembangkit listrik tenaga gas pun juga memiliki masalah tersendiri, yaitu
terbatasnya stok gas yang ada di bumi ini. Belum tentu semua sumber gas yang
yang ada di bumi memiliki kandungan banyak gas yang dapat dimanfaatkan.

Unit Pembangkitan Jawa Bali


I.

Profil Unit
PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali merupakan salah satu Unit
Pelaksana Pembangkitan pada Direktorat Operasi Jawa Bali dengan wilayah kerja
tersebar di Pulau Jawa, didirikan pada tanggal 26 Juli 2011 sesuai dengan SK Direksi
PT PLN (Persero) No. 1067.K/DIR/2011.
Produk yang ditawarkan adalah Energi Listrik dengan mekanisme penyampaian
dikirim langsung kepada pelanggan melalui saluran transmisi tenaga listrik
berdasarkan kesepakatan transfer tenaga listrik.
Tugas Pokok PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali yaitu bertindak
sebagai asset manager yang bertanggung jawab terhadap pengendalian operasi dan
pemeliharaan pembangkit secara optimal, efektif dan efisien, serta memastikan
keamanan pasokan bahan bakar, agar dapat menjadi pembangkit yang andal,

15

produktif dan ramah lingkungan dengan mengacu kepada standar kinerja yang telah
ditetapkan.
Unit Pelaksana dibawah PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali terdiri dari :
Sektor Pembangkitan yng bertanggung jawab memastikan terselenggaranya
pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit diunit kerjanya secara efisien sesuai
tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan korporat untuk menghasilkan mutu dan
keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan dan Sektor
Pengendali Pembangkitan yang bertanggung jawab memastikan terselenggaranya
pengelolaan pengendalian pengoperasian, pemeliharaan dan produksi pembangkit,
serta pengelolaan bahan bakar untuk mencapai tingkat kinerja berdasarkan kebijakan
korporat untuk menghasilkan mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik sesuai
standar yang ditetapkan.
II.

Visi dan Misi


.

VISI DAN MISI


-

VISI

Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang


terkemuka dengan standar kelas dunia

Perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia mengandung


pengertian bahwa PJB merupakan suatu badan hukum yang bergerak
dalam bisnis produksi tenaga listrik dan berkedudukan di Indonesa.

Terkemuka dengan standar kelas dunia mengandung pengertian


bahwa PJB bertekad untuk mampu mencapai kinerja kelas dunia.
Makna dari kinerja kelas dunia adalah:

16

Keandalan

pembangkit

PJB

mampu

mencapai

10%

pembangkitterbaik di dunia sesuai jenis dan kapasitas berdasarkan

standarNERC
PJB mampu mencapai brand industry leader berdasarkankriteria
kinerja Excellence Baldrige

Ukuran kinerja kelas dunia adalah EAF dan EFOR untuk


keandalanpembangkit serta skor Baldrige untuk kinerja ekselen.PJB
menyatakan mampu mencapai kinerja kelas dunia apabila telah
memenuhi ke-3 (tiga) indikator secara bersamaan.

Standar NERC dipilih sebagai benchmark untuk mengukurkeandalan


pembangkit PJB karena anggota NERC meliputi berbagai jenis
pembangkit di seluruh dunia

Kinerja Baldrige dipilih sebagai benchmark untuk mengukur tingkat


ekselensi PJB karena Baldrige merupakan ukuran kinerja ekselen yang
telah digunakan secara luas di seluruh dunia.
-

MISI

1. Memproduksi tenaga listrik yang andal dan berdaya saing PJB


akan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan berupa
kualitas pembangkit dengan EAF yang tinggi, EFOR yang rendah,
serta harga yang kompetitif.
2. Meningkatkan kinerja secara

berkelanjutan

melalui

implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business


partner dengan metode best practice dan ramah
lingkungan. PJB akan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan
melalui

implementasi

praktek-praktek

terbaik

dan

ramah

17

lingkungan dalam pengelolaan pembangkitan dan bersinergi


dengan para partner bisnis dalam portofolio bisnis PJB untuk
membangun kemitraan yang menguntungkan secara timbal balik.
3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang
mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul,
serta berwawasan bisnis. PJB akan mengelola pembangkit
dengan standar kelas dunia melalui keunggulan SDM yang
memiliki kompetensi teknik keilmuan sesuai dengan bidang
tugasnya, kompetensi mengelola pekerjaan, dan berwawasan bisnis
(technically competence, managerial skillfull, commercially
soundmind).

18

Peta Lokasi Pembangkit PT PJB

19

Struktur Organisasi PT PLN (Persero)

20

21

Struktur Organisasi PT PJB

22

23

III.

Tugas dan Tanggung Jawab


1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai wewenang
yangtidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. RUPS
memiliki wewenang mengangkat dan memberhentikan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan
Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar,
memberikan persetujuan atas laporan tahunan, menetapkan alokasi
penggunaan laba dan menunjuk akuntan publik serta menetapkan
jumlah dan jenis kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi.

Pada

RUPS

dan

pemberitahuan

RUPSLB

tahun

2010

telah

dilakukan

dan undangan bagi pemegang saham sesuai

ketentuan yang berlaku.PJB memiliki tatacara penyelenggaraan


RUPS dimana disebutkan bahwa Agenda acara RUPS disampaikan
beserta undangan RUPS. Selama tahun 2010, PJB telah
menyelenggarakan 2 (dua) kali Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan dan mengeluarkan 5 (lima) keputusan Pemegang Saham
secara sirkuler. Adapun RUPS Luar Biasa pada tahun 2010 tidak
ada.

2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa
PJB melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugasnya,
Dewan Komisarisdibantu oleh Komite Audit, Komite Manajemen
Risiko,

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

serta

Komite

Kepatuhan. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau


menerima keuntungan pribadi dari perusahaan selain remunerasi
dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.Seluruh anggota

24

Dewan Komisaris memiliki integritas dan kompetensi yang


memadai.

Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung


jawabkepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris
kepada RUPS disampaikan dalam Laporan Tugas Pengawasan
yang

merupakan

pelaksanaan

prinsip

akuntabilitas

atas

pengawasan yang telah dilakukan mengacu pada Undang-undang


Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 dan prinsip-prinsip GCG.

1. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris PJB dapat


dirinci sebagai berikut:
a. Memastikan terus terselenggaranya pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG dalam setiap jenjang organisasi
dibantu oleh unit-unitkerja terkait.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas dantanggung jawab Direksi dan pengawasan
atas kebijaksanaan. Direksi terhadap kebijakan
pengurusan PJB serta memberikannasihat kepada
Direksi.
c. Melaksanakan pengawasan atas risiko usaha PJB
dan upayamanajemen melakukan pengendalian
internal.
d. Memberikan tanggapan dan rekomendasi atas
usulan danrencana pengembangan strategis PJB
yang diajukan Direksi.
e. Memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan
kepentingan Pemegang Saham.
f. Dalam melakukan pengawasan tersebut, Dewan
Komisaris

mengarahkan,

memantau

dan

mengevaluasi pelaksanaankebijakan strategis PJB.


g. Di dalam melakukan pengawasan, Dewan
Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasionalPerseroan.

25

h. Membuat

dan

menyampaikan

laporan

pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan


PJB yang dilakukan oleh Direksi.
3. Komite Audit
Pelaksanaan tugas Komite Audit mengacu pada pedoman
kerja yang ditetapkan dalam Piagam Komite Audit. Adapun
tugas dan tanggungjawab Komite Audit sebagaimana diatur
dalam Piagam Komite Auditadalah sebagai berikut:
a. Membantu Dewan Komisaris dalam memastikan
efektifitas system pengendalian internal dan menjembatani
efektifitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor
internal.
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern maupun Auditor
Eksternal

sehingga

dapat

dicegah

pelaksanaan

dan

pelaporan yang tidak memenuhistandar.


c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan
system

pengendalian

manajemen

PJB

dan

pelaksanaannnya.
d. Mempelajari, mengevaluasi dan memberikan masukan
kepadaLaporan Manajemen yang disusun oleh Direksi.
e. Memantau dan menilai program dan pelaksanaan
Efficiency DriveProgram (EDP)
f. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan
perhatian DewanKomisaris
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisarissesuai dengan lingkup tugas dan kewajiban
Dewan Komisaris.
4. Tugas

dan

Tanggungjawab

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi
Pelaksanaan tugas Komite Nominasi dan Remunerasi
mengacupada pedoman kerja yang ditetapkan dalam
Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi. Adapun tugas
dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi

26

sebagaimana tertuang dalam Piagam Komite Nominasi dan


Remunerasi adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif
puncak

lainnya,membuat

memberikan

sistem

rekomendasitentang

penilaian
jumlah

dan

anggota

Komisaris dan Direksi perusahaan


b. Menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan
bagiDewan Komisaris, Direksi dan pegawai serta
rekomendasitentang

penilaian

terhadap

sistem

remunerasi bagi DewanKomisaris, Direksi dan pegawai


perusahaan, sistem pension dan sistem kompensasi dan
manfaat lainnya
c. Menyusun sistem jenjang kepangkatan, evaluasi kinerja
danevaluasi jabatan
d. Mengevaluasi usulan

Direksi

terkait

sumberdayamanusia dan organisasi


e. Mengidentifikasi hal-hal lain yang

dengan

memerlukan

perhatianDewan Komisaris
f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas dan
kewajibanDewan Komisaris
g. Melaporkan hasil kajian dan rekomendasinya kepada
DewanKomisaris
5. Tugas dan Tanggungjawab Komite Kepatuhan
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Kepatuhan mengacu pada
pedoman

kerja

yang

ditetapkan

dalam

Piagam

Komite

Kepatuhan.Adapun tugas dan tanggung jawab Komite Kepatuhan,


yang sebelumnya adalah Komite GCG meliputi:
a. Memantau pelaksanaan GCG dan mengevaluasi hasil
assessment secara berkala atas penerapan GCG guna
memastikan

prinsipprinsip

GCG

diterapkan

dalam

pengelolaan Perusahaan oleh organ Perusahaan termasuk


organ pendukungnya.

27

b. Mengkaji

dan

memberikan

rekomendasi

tentang

penyempurnaan sistem dan kelengkapan GCG Perusahaan


terkait dengan: Pedoman GCG, Code of Conduct,
Statement of Corporate Intent, Board Manual dan mereview
rencana kerja dan laporan tentang pelaksanaan GCG
sebagai bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan.
c. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris
d. Melakukan kajian praktik-praktik terbaik GCG untuk
dapatdiimplementasikan di PJB.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris
sesuai lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris.
6. Tugas dan Tanggungjawab Komite Manajemen Risiko
Pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko mengacu
padapedoman kerja yang ditetapkan dalam Piagam
Manajemen Risiko.Adapun tugas dan tanggung jawab
Komite Manajemen Risikosebagaimana diatur dalam
Piagam Komite Manajemen Risikomeliputi:
a. Terkait dengan Dewan Komisaris
1) Menilai dan memberi masukan atas kebijakan dan
strategimanajemen Perusahaan kepada Dewan Komisaris
2) Memberi masukan masukan atas penilaian terhadaphasil
kajian

analisa

danoperasional
perusahaandan

risiko

pada

kegiatan

perusahaan,
evaluasi

kegiatan

pelaksanaan

perencanaan
investasi

Enterprise

Risk

Management diPerusahaan
3) Menyampaikan laporan secara berkala mengenai
kegiatanKomite Manajemen Risiko.

7. Direksi
Direksi merupakan organ perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab mengelola perusahaan.Dalam melaksanakan

28

tugasnya,

Direksibertanggung

jawab

kepada

RUPS.

Pertanggungjawaban Direksi kepadaRUPS merupakan perwujudan


akuntabilitas pengelolaan perusahaansesuai dengan prinsip-prinsip
GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh

Dewan Komisaris baik secara individual maupun kolektif


berdasarkan kriteria yang disusun oleh Komite Nominasi dan
Remunerasi. Penilaiandilakukan pada tiap akhir periode tutup
buku. Hasil penilaian kinerja Direksi oleh Dewan Komisaris
disampaikan dalam RUPS.
o Tugas dan tanggung jawab Direksi
o Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada
Anggaran Dasarmaupun ketentuan internal dan peraturan
perundang-undanganyang berlaku.
o Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui RUPS.
o Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
Satuan Pengawasan Intern maupun auditor eksternal.
o Direksi mengungkapkan kebijakan-kebijakan PJB yang
bersifatstrategis di bidang kepegawaian kepada pegawai
dengan mediayang mudah diakses pegawai antara lain
melalui

Buletin

InternalInfo

PJB,

website,

email,

intranet,dan TV Plasma.
Tugas dan Tanggungjawab Direksi dapat dijabarkan
sebagaiberikut:
1. Melakukan

pengelolaan

PJB

sesuai

dengan

kewenangandan tanggung jawabnya sesuai Anggaran


Dasar, PeraturanPerundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip GC

29

2. Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana


strategis PJBdalam bentuk rencana jangka panjang
(RJPP) dan rencanakerja dan anggaran perusahaan
(RKAP).
3. Menetapkan struktur organisasi yang lengkap dengan
rinciantugas di setiap divisi.
4. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki PJB secara
efektifdan efisien.
5. Menciptakan sistem pengendalian intern, manajemen
risiko,menjamin terselenggaranya fungsi audit intern
perusahaandalam setiap tingkatan manajemen dan
menindaklanjutitemuan Divisi Pengawasan Intern PJB
sesuai dengan kebijakanatau pengarahan yang diberikan
Dewan Komisaris.
6. Memperhatikan kepentingan

yang

wajar

dari

pemangkukepentingan PJB (stakeholders).


8. Direktur Utama
Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan serta
mewakili Perusahaan baik didalam maupun di luar
pengadilan tentang segala hal dan segalakejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur
dalamperaturan perundang-undangan, Anggaran Dasar
dan/atau keputusanRapat Umum Pemegang Saham.

9. Direktur Produksi
a. Memastikan bahwa

unit-unit

pembangkit

mampu

mencapaisasaran kinerja operasional yang ditetapkan


dalam RencanaJangka Panjang maupun RKAP dan
menjaga kesehatan nitunitpembangkit guna menjamin
sustainability dan mendukungpertumbuhan Perusahaan.
b. Membina pengelolaan operasi dan pemeliharaan unitunitpembangkit sesuai kaidah best practice agar dicapai

30

tingkatkesiapan unit, efisiensi, mutu dan keandalan


setara kelas duniadengan tetap memperhatikan aspek
komersial untuk memperolehharga jual yang komptetitif.
c. Mengelola ketersediaan pasokan bahan bakar untuk
menjaminkelancaran produksi unit-unit pembangkit.
d. Membina pengelolaan persediaan material secara efektif
danefisien untuk mendukung operasi dan pemeliharaan
unitpembangkit.
e. Membina pengelolaan

lingkungan

dan

K3,

agar

memenuhi kadiah/standar pengelolaan yang baik.


f. Melakukan kajian teknologi untuk mendukung
peningkatanefisiensi dan keandalan pembangkit existing
serta mendukungpertumbuhan kapasitas pembangkitan.
10. Direktur Pengembangan dan Niaga
a. Memastikan bahwa bisnis yang dijalankan dan akan
dikembangkanmampu mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam Rencana JangkaPanjang maupun RKAP serta
mendukung sustainability danmenjamin pertumbuhan
perusahaan.
b. Mengelola manajemen energy unit-unit pembangkit baik
jangkapendek

dan

jangka

panjang

dengan

memperhatikan kondisiinternal dan kebutuhan/peluang


pasar.
c. Mengelola

transaksi

dan

settlement

unit-unit

pembangkituntuk mengoptimalkan revenue penjualan


tenaga listrik sertapengendalian dan monitoring bisnis
non core.
d. Mengelola investasi/penyertaan saham PJB di Anak
Perusahaandan

Perusahan

Afiliasi

untuk

mengoptimalkan hasil investasi.


e. Mengelola kegiatan yang berkaitan dengan proses kajian
rencanadan

ranganan

pengembangan

asset

secara

professional yangbersifat rehabilitasi aset existing untuk


menghasilkan keuntungan
11. Direktur Keuangan
31

a. Memastikan

bahwa

pengelolaan

keuangan

dan

perencanaankorporat dilakukan secara optimal dan


mencapai sasaran yangditetapkan dalam Rencana
Jangka Panjang maupun RKAP sertamendukung
sustainability dan pertumbuhan Perusahaan.
b. Menyelenggarakan kegiatan akuntansi perusahaan
sesuai kaidahkaidahakuntansi yang berlaku.
c. Mengelola keuangan perusahaan secara optimal guna
menjaminlikuiditas

dalam

mendukung

kegiatan

perusahaan.
d. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
danperencanaan korporat yang meliputi penetapan
rencana operasidan investasi, penyusunan proyeksi
keuangan korporat sertapencarian dan pengelolaan
pendanaan.
e. Mengelolaa teknologi informasi secara efektif dan
efisien gunamendukung proses bisnis perusahaan.
12. Direktur Sumberdaya Manusia dan Administrasi
a. Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia,
organisasidan fasilitas kerja dilakukan secara optimal dan
mencapai sasaranyang ditetapkan dalam Rencana Jangka
Panjang maupun RKAPserta mendukung sustainability dan
pertumbuhan Perusahaan.
b. Mengelola pengembangan sumber daya manusia, organisasi
danfasilitas kerja untuk meningkatkan motivasi dan
produktivitas.
c. Mengelola administrasi

sumber

daya

manusia

dan

organisasisecara tertib.
d. Mengelola pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
untukmenjamin bahwa peningkatan kompetensi SDM
selaras dengankebutuhan perusahaan.
e. Mengelola dan mengembangkan knowledge managemen.

32

IV.

GAMBARAN PROSES PELAYANAN KE PELANGGAN


o Produk dan Jasa
f.
Secara bisnis produk utama PJB adalah :
g.
Kesiapan
operasi
unit
pembangkit
dengan
mekanismepenyampaian dikirim langsung kepada pelangganyang
dinyatakan dengan EAF declare.
h. Energi Listrik dengan mekanisme penyampaian dikirimlangsung
kepada

pelanggan

melalui

saluran

transmisitenaga

listrik

berdasarkan kontrak jual beli.


i. Jasa Operation & Maintenance (O&M) pembangkitdengan
mekanisme penyampaian langsung kepadapelanggan melalui
layanan pengoperasian danpemeliharaan pembangkit berdasarkan
kontrak O&M.
j.
k. PJB memiliki beberapa pembangkit listrik yang tersebar di
beberapa wilayah Pulau Jawa.Seluruh pembangkit PJB inilah yang
memasok listrik untuk pelanggan PJB yaitu PT PLN (Persero) dan
PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali.Sumber daya listrik yang
dihasilkan oleh PJB memiliki kualitas tinggi dan dihasilkan dari
pembangkit-pembangkit yang menggunakan energi primer dari
sumber daya alam yang ramah lingkungan.Inilah yang menjadi
tulang punggung bisnis PJB.
l.
m. Sejak tahun 2004 PJB menerapkan fuel mix strategy, yaitu
strategi dalam penggunaan energi alam minyak bumi,batu bara,
gas alam dan energi air untuk memproduksi energi listrik. Pada
tahun 2012 produksi energi listrik PJBsebesar 26.718GWh
dihasilkan oleh 67,71% menggunakanbahan bakar gas, sebesar
15,33% berbahan bakar batubara, sebesar 8,62% berbahan bakar
minyak dan 8,34% denganenergi air. Sebagai perbandingan dengan
tahun 2011,produksi energi listrik sebesar 29.353 GW h dihasilkan

33

oleh46,36%

menggunakan

21,06%menggunakan

bahan

bakar

batubara,

gas,

sebesar

sebesar

24,85%

menggunakanbahan bakar minyak dan 7,73% menggunakan energi


air.
n.
o. Di

samping

bisnis

energi

listrik,

dalam

rangka

pengembanganusaha PJB sejak tahun 2010 menjalankan bisnis


Operation &Maintenance (O&M) pembangkit listrik sebagai
bagian dari core bisnis PJB, sehingga mampu meningkatkan
pendapatanPJB secara keseluruhan.
p.
o Tanggung Jawab Terhadap Produk
q.

Sebagai bagian dari komitmen Perusahaan

untukmenghasilkan

produk

yang

aman,

pemantauan

terhadapkualitas produk merupakan komponen yang sangat


pentingdalam

proses

PJBmemonitor

proses

perencanaan,
tersebut

pelaksanaan

selama

24

pekerjaan.
jam

untuk

memastikankualitas produk, termasuk memastikan bahwa seluruh


proses

produksi

dilakukan

sesuai

standar

kesehatan

dan

keamanankerja. Hasil monitoring dan assessment tersebut kami


jadikansebagai bahan evaluasi untuk perbaikan kinerja dari proses
produksi. Selama tahun pelaporan, tidak ada keluhan dari
pelangganmengenai dampak negatif dari penggunaan produk.Hal
ini mengindikasikan kepuasan pelanggan Perusahaan.
r.
o Kepuasan Pelanggan
s. Pelanggan
sistem,pengelola

kami

merupakan

transmisi

listrik.Kamimemberikan

perhatian

dan

perusahaan

operator

distribusi

tenaga

kepada

layanan

berupa

34

kesiapandan keandalan pembangkit melalui dukungan teknis


yangmendukung

pelanggan

(MM

11).

Untuk

mengetahui

tingkatkepuasan pelanggan terhadap layanan produk dan jasa PJB


melakukan

Survey

Kepuasan

Pelanggan

melalui

penyebarankuesioner maupun wawancara kepada pelanggan PJB


yakniPT PLN (Persero) P3B Jawa Bali dan PT PLN Unit
PembangkitanJawa Bali (UPJB) beserta Sektor Pengendali
Pembangkit (SPP)di masing-masing unit pembangkit yang O&Mnya dikelola PJB.
t.
u. Survey Kepuasan Pelanggan tahun 2012 dilaksanakanpada
bulan Juli sampai dengan September 2012.Surveymenggunakan
Metode

SERVQUAL

untuk

mengukur

variabelyang

dikelompokkan menjadi 5 dimensi yaitu Tangible,Reliability,


Responsiveness, Assurance dan Emphaty. Hasilsurvey tersebut
adalah mencapai skor 3,6 (Kategori Puasdalam Skala 1 - 5).
Variabel kepuasan pelanggan dengannilai terendah diprioritaskan
untuk dilakukan perbaikan danpenyusunan rencana perbaikannya.
v.
o Penjaminan Mutu
w. Dalam menjalankan bisnisnya, PJB menerapkan kaidahkaidah
internasional yang didasarkan pada tiga pilar strategis yaitu asset
management sebagai core competence perusahaan (organization
capital), sistem manajemen SDM (human capital), dan teknologi
informasi sebagai business enabler (information capital readiness).
x.
y. Tiga pilar strategis itu dijabarkan dalam 10 sistem bestpractice
management antara lain: Manajemen Asset,Manajemen Risiko,
Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000
dan Manajemen K3 OHSAS 18000, Manajemen Good Corporate

35

Governance (GCG ), Manajemen Teknologi Informasi, Knowledge


Management, Manajemen SDM Berbasis Kompetensi, Malcolm
Baldrige dan Manajemen House Keeping 5S.
z.
aa. Untuk menjamin sistem manajemen diterapkan denganbaik
maka PJB senantiasa melakukan langkah perbaikankinerja PJB
termasuk proses evaluasi, pembelajaran dan inovasi yaitu :
ab. Perbaikan kinerja dilakukan berdasarkan hasil asesmenyang
dilakukan oleh asesor eksternal. Feedback reportassessment
kemudian dievaluasi untuk menetapkan action plan tindak
lanjutnya.
ac. Guna meningkatkan keunggulan kompetitif, PJBsecara
periodik melakukan asesmen kontrak kinerja yang dilakukan oleh
asesor internal. Feedback report hasil assessment ini secara
sistematis dievaluasi dan ditetapkan action plan-nya.
ad.
o Pemasaran Produk
ae. PJB menerapkan Balance Score Card (BSC) sebagai strategi
perusahaan.BSC memiliki empat perspektif salah satunya adalah
perspektifpelanggan.

Guna

mendukung

pencapaian

sasaran

penjualan, PJBmelakukan upaya peningkatan pelayanan kepada


pelanggan denganmelakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Survey Kepuasan Pelanggan yang dilakukan melalui penyebaran
kuesioner maupun wawancara kepada pelanggan PJB yakniPT
PLN (Persero) P3B Jawa Bali bidang Pengendalian OperasiSistem,
Perencanaan dan Evaluasi Sistem, dan Transaksi EnergiListrik.
Survey Kepuasan Pelanggan tahun 2010 dilaksanakanpada bulan
Juli sampai dengan September 2010. Variabel yang
af. diukur dalam survey tersebut dikelompokkan menjadi 5
dimensiberdasarkan Metode SERVQUAL, yaitu dimensi Tangible,
Reliability,Responsiveness, Assurance dan Emphaty.
ag.
36

ah. Hasil survey tersebutadalah sebagai berikut:

Indeks Kepuasan Pelanggan bidang

Pengendalian

OperasiSistem sebesar 3,47 (Kategori Puas dalam Skala 1

5)
Indeks Kepuasan Pelanggan bidang Perencanaan dan
EvaluasiSistem sebesar 3,58 (Kategori Puas dalam Skala 1 -

5)
Indeks Kepuasan Pelanggan bidang Transaksi Energi
Listriksebesar 3,46 (Kategori Puas dalam Skala 1 5)Variabel kepuasan pelanggan dengan nilai terendah
diprioritaskanuntuk dilakukan perbaikan dan penyusunan
rencana

perbaikandilakukan

dengan

melibatkan

Unit

Pembangkitan, UnitPemeliharaan, Subdit Manajemen Energi


serta Subdit terkaitlainnya.
ai.
2. Melakukan negosiasi dengan

PT

PLN

(Persero)

untuk

mendapatkankontrak jual- beli energi listrik jangka panjang.


3. Melakukan
penawaran
harga
energi
dengan
memperhatikankeekonomian berdasarkan portofolio pembangkit
yang ada.
4. Menjaga kesinambungan pasokan gas untuk pembangkit diGresik,
Muara Tawar dan Muara Karang.
aj.
ak.

37

Anda mungkin juga menyukai