DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 3
1. Eka Yunita Rahayu ( 3115150794 )
2. Bunga Adetya Rachmawati (3115150017)
3. Mufida Auliya Citra ( 3115150151 )
4. Erwin Sianturi ( 3115150409 )
Pendidikan Matematika A
sama. Misalnya, sesudah langit mendung maka turunlah hujan. Namun, pada
keesokan harinya langit mendung tanpa turunnya hujan. Kemudian pada akhirnya
munculah peluang turunnya hujan disuatu wilayah.
B.
Cabang-cabang Ilmu
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cabang utama yakni
filsafat alam (the natural science) dan filsafat moral (the social science).Ilmu-ilmu
alam bercabang menjadi ilmu alam (the physical science) dan ilmu hayat (the
biological science).Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam
semesta yang kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan
energi), kimia mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda
langit) dan ilmu bumi (mmempelajari keadaan Bumi).
Pada ilmu sosial terdapat cabang utama yakni antropologi (mempelajari
manusia dalam prespektif waktu dan tempat), psikolgi (mempelajari proses mental
C.
secara nalar
Normatif, menentukan norma atau tolak ukur, dalam hal ini tolak ukur
Pada dasarnya, ditinjau dari sejarah cara berpikir manusia, terdapat dua pola
dalam memperoleh pengetahuan. Pertama berpikir secara rasional.Ide tentang
kebenaran,
yang
menjadi
dasar
pengetahuan,
diperoleh
melalui
berpikir
pengetahuan dengan
pengetahuan yang lainnya tetap dibedakan untuk kajian telaahnya. Akan tetapi, dalam
perannya sebagai alat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia,
pengetahun memiliki semacam ikatan yang erat antara satu wilayah kajian keilmuan
timbulah gabungan antara pendekatan rasional dan empiris yang dinamakan metode
keilmuan.Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran koheren dan
logis.Empirisme memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu
kebenaran. Metode ini jika digunakan secara dinamis akan menghasilkan pengetahuan
yang konsisten dan sistematis serta dapat diandalkan karena sudah teruji secara
empiris.
7. Pola pikir manusia bergantung pada proses pengembangan orang itu sendiri. Baik
perempuan maupun laki-laki bisa memiliki pola pikir yang rasional maupun empiris.
Misal, ada seseorang yang dari kecil selalu dimanja oleh orang tuanya. Apa yang
diinginkan selalu diberikan oleh orang tuanya. Ketika besar anak itu akan tetap
memiliki pola pikir bahwa apa yang diinginkan harus selalu didapatkan. Ada pula
anak yang sejak kecil diajarkan untuk mandiri. Kedua anak tersebut bisa saja berjenis
kelamin laki-laki maupun perempuan. Jadi, pola pikir yang dominan dimiliki laki-laki
atau perempuan tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA