Anda di halaman 1dari 13

Pengertian kespro Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan

fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai
kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya,
yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya,
tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).

APAKAH MENOPAUSE ITU? Keadaan dimana seorang wanita berhenti haid untuk
selamanya (mati haid). Diagnose menopouse dibuat bila seorang wanita sudah
tidak haid sekurang- kurangnya 1 tahun.

PADA USIA BERAPA SEORANG WANITA MENGALAMI MENOPAUSE ? Terjadinya


menopause pada setiap orang tidak sama dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- Keturunan
- Kesehatan umum
- Pola kehidupan

APA DAMPAK MENOPAUSE BAGI KESEHATAN ?


Jangka pendek :
- Hot flush yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang sering timbul
pada malam hari
- Gangguan psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang
percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku.
http://www.rssemengresik.co.id - Rumah Sakit Semen Gresik Powered by Mambo
Generated:15 October, 2014, 05:33
- Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air
mata.
- Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama,
perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat kelamin.
Jangka panjang :
- Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

- Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan


kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang
meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita.
- Kepikunan (Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen
mempengaruhi susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan
konsentrasi, kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.

BAGAIMANA MENCEGAH DAMPAK KESEHATAN AKIBAT MENOPAUSE?


- Pemeriksaan ginekologi secara rutin
- Pemeriksaan kesehatan umum secara rutin, misalnya tensi, timbang berat
badan, rekam jantung.
- Pemeriksaan Bone Mass Densitometri
- Pemeriksaan Laboratorium (Gula Darah, Kolesterol)
- Pemeriksaan pap smear secara rutin.
- Perabaan payudara (sadari)
- Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito estrogen (Kedelai,
tahu, tempe, kecap,pepaya)
- Penggunaan bahan makanan sumber kalsium (susu, youghurt, keju, teri, dll).
- Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak, kopi dan alkohol.

DEFINISI Menopause merupakan suatu bagian dari proses menua yang


irreversible yang melibatkan system reproduksi wanita. Menopause adalah masa
berhentinya haid pada perempuan, dimana batasan ini ditetapkan secara
retrospektif sebagai tidak adanya siklus menstruasi terhitung sejak 12 bulan
kebelakang. Wanita menghabiskan 1/3 masa hidupnya dalam masa menopause.

Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih
dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada
usia lima puluhan. Seorang wanita dikatakan telah menopause bila tidak
mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir. Proses ketuaan pada wanita
ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan akhirnya
menghilang sama sekali. Proses ini merupakan kodrat yang harus dilalui wanita
dalam hidupnya, merupakan proses normal tetapi penerimaan wanita berbedabeda

Gejala-gejalanya menopause dapat dikelompokkan menjadi :


1. Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup: gejolak
panas (hot flushes)
keringat malam yang banyak
rasa kedinginan
sakit kepala
desing dalam telinga
tekanan darah yang goyah
berdebar-debar
susah bernafas
jari-jari atrofi
gangguan usus (meteorismus)
2. Gangguan psikis mudah tersinggung
depresi
lekas lelah
kurang bersemangat
insomania atau sulit tidur
3. Gangguan organik infark miokard (gangguan sirkulasi)
atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)
osteoporosis
gangguan kemih (disuria)
nyeri senggama (dispareunia)
Masalah yang timbul pada Menopause
Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa
kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher
dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau
dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992).
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat
waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan
jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal.
Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti
pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat
hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau
lebih.
b. Gejolak Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung

sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979)
mengatakan kira-kira 60% wanita mengalami arus panas. Arus panas ini disertai
oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau
bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada
daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal
ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang
banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila
hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi.
c. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi
lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang
senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa
sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit.
Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air
kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk,
bersin, tertawa atau orgasme.

d. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka
kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher
dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan
lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)

e. Keringat di Malam Hari


Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian
dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga
teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih
mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.

f. Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada
kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan
perubahan yang lain.

g. Perubahan Pada Mulut


Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

h. Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan
tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang
telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses
penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah
menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan
sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua.
Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang
terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap
kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos
dan rapuh.

i. Badan Menjadi Gemuk


Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya
dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini
disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.

j. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut
pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu
menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh
darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit
jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau
serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang
berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit
itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker
payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian
rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks,
kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus
diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang
tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium (kanker tubuh
rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung
resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai
kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya
adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih
lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam
menopause.

Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting
peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah
yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya
sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis
lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara
aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension),
cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya
daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anakanak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang
hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari
menopause yaitu:
a. Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,
namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan
sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis
langsung ingat.
b. Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi
pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran
dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya
kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas
dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya.
Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif,
artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan
semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus
cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi
banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan
yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan
masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang
biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa
aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti:
mudah marah, perasaan sangat tegang.
Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar
konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai
sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup,
kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang
dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam
dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat
kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk
menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon
normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini
berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai
hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
c. Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu.
Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat
menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi
sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika
sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan
yang sedang terjadi dalam dirinya.
d. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk
para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam
lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan
menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi,
mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya
kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga
memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif,
tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress
adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang
oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tibatiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya
konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua
kategori psikologis dan fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,
sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam
reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih
sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress
ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap
orang itu dalam menanggapi stress tersebut.

e. Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan
9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang
gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3%
wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian
secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan
menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan
untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan
respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase
kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa
depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi
mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut
Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam
berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari
kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir,
menangis, mengeluh.
Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah,
hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai
menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi
kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala
tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka.
Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak
membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita
dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana
cara terbaik untuk membantu mereka.
Dampak negatif akibat Menopause
Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala yang
tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan
sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan
ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas
marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan
dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang sangat

mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini
kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari
pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup:
iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi
vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan
vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena
status fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat
menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, tak-nyaman fisis, dan hilang minat seksual.
Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan
elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan
seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah
ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas,
insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause
mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola
tidur yang diganggu oleh keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang
mengakibatkan dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular,
menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos.
Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua,
jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70.
Masa-masa kehidupan wanita

Masalah yang timbul pada Menopause :


A. Aspek Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa
kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher
dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau
dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992).
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ketidakteraturan Siklus Haid,kekeringan vagina
b. Gejolak Rasa Panas,perubahan kulit
c. Sulit Tidur,perubahan pada mulut,keringat di malam hari
d. Kerapuhan Tulang . Badan Menjadi Gemuk .
e. Penyakit jantung dan pembuluh darah yang bisa menimbulkan stroke/serangan jantung.
B.Aspek psikologis
yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial
lansi.Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan
depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan

seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa
kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ingatan Menurun,stress
b. kecemasan dan mudah yersinggung serta depresi.
2. Hormone replacement therapy (HRT) pada pria : HRT pada pria di sebut
Andropause, andropouse yaitu : menopause pada pria di tandai dengan mulai timbulnya
masalah kesehatanpria dewasa akibat menurunya hormone testoteron,usia Andropause
berkisar pada 40-60 tahun.memasuki usia 30 tahun ,produksi testoteron mulai menurun dan
penurunanya yang cepat di barengi dengan lifestyle yang jelek seperti merokok,alcohol,obatobatan terlarang,dugem dll.
A. Manifestasi klinik Andropause :
Gejala vasomotorik yaitu :semburan panas,berkeringat,gangguan tidur dan mudah steress.
B. Gangguan kejiwaan dan penurunan fungsi kognitif :
Mudah marah,emosional,temperamental,kepercayaan diri menurun,motivasi kurang,kurang
energy,cepat lupa,depresi,ketakutan berlebihan,maskulin/seksualitas berkurang.

Maskulini/virilini : tenaga berkurang,kekuatan dan masa otot berkurang,rambut


berkurang,penumpukan lemak di perut dan ereksi lemah.

Seksualitas berkurang : gairah seksual berkurang,frekuensi seksual


menurun,gangguan ereksi dan orgasme menurun.

Diagnosa Andropause perlu pemeriksaan kadar hormon testosteron darah/Biovailable


Testosteron. Kadar Biovailable testosteron antara 2-2,5ml sudah dianggap kekurangan
testosteron dan disebut Andropause periode.
Disamping itu pria yang kadar testosteron rendah merupakan resiko timbulnya kanker prostat,
penyakit jantung koroner dan stroke. Karena itu mereka perlu HRT/Testosteron Replacement
Therapy.
Pria yang menggunakan HRT (Hormon Replacement Therapy) testosteron terbukti libidonya
meningkat, penurunan masa lemak diperut tampak lebih langsing, penguatan otot bertambah,
peningkatan mineral dan perbaikan mood. Serta menurunkan resiko terkena penyakit jantung
koroner & stroke.
Terapi Andropause
Terapi andropause dengan pemberian hormon substitusi testosteron berupa injection atau
implant testosterone,Sebelum perlu didahului dengan pemeriksaan kadar hormonal tubuh
serta deteksi ada atau tidaknya kanker prostat Perlu konsultasi pada dokter ahli.

1 MENOPAUSE 2.1.3 Pengertian Menopause Kata menopause berasal dari dua kata Yunani
yang berarti bulan dan penghentian sementara
yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease. Secara medis istilah menopause
mengandung arti berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat.
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh
hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia lima puluhan. Seorang
wanita dikatakan telah menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir.
Proses penuaan pada wanita ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan
akhirnya menghilang sama sekali.
Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1. Perubahan sistem reproduksi.
a. Uterus (kandungan) : mengecil.
b. Tuba Falopi : lipatan tuba menjadi memendek, menipis dan mengerut.
c. Ovarium (indung telur) : ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk
menghasilkan hormon estrogen dan progesterone, berhenti menghasilkan sel telur. Akibatnya
timbul keluhan akibat berkurangnya kadar hormon.
d. Cervix (leher rahim) : mengerut.
e. Vagina : terjadi penipisan dinding vagina, selain itu secret/lendir vagina mulai mengering,
menyulitkan hubungan suami-istri.
f. Vulva (bibir rahim) : jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit
menipis, pebuluh darah berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal. Vulva yang mengering
bersamaan dengan penyempitan lubang masuk vagina menyebabkan kesulitan untuk
melakukan hubungan suami istri, timbul rasa nyeri pada waktu hubungan, menyebabkan
wanita berusaha untuk menolak melayani suaminya.
g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih/uban.
h. Payudara : jarigan lemak berkurang, putting susu mengecil. Akibatnya payudara mulai
lembek, mengendor dan keriput.
2. Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan
dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual. Seksualitas dan
kemampuan menikmati kenyamanan seksual tidak berkurang sekali pada perempuan usia
lanjut karena hormon androgen dan testosteron masih diproduksi dari kelenjar adrenal.
Keinginan melakukan aktivitas seksual meningkat pada perempuan setelah menopause, yang
mungkin dikarenakan sudah tidak ada lagi kekhawatiran akan kehamilan. Namun demikian,
perempuan umumnya memiliki masalah dalam hal kemampuan pasangannya, karena
umumnya pasangan (laki-laki) lebih tua dari istrinya sehingga ada yang sudah meninggal atau

tidak memiliki kemampuan lagi. Usia lanjut perempuan memerlukan waktu beberapa menit
untuk lubrikasi vagina sebagai respons rangsangan seksual. Jika atrofi pada vagina sudah
lebih lanjut maka tidak memungkinkan lagi terjadi lubrikasi yang cukup, untuk itu perlu
digunakan jelly untuk membantu lubrikasi pada dinding vagina agar mencegah sakit ketika
sedang senggama. Selama senggama, perempuan usia lanjut tidak dapat menekan penis
dengan kuat. Orgasme pada perempuan usia lanjut umumnya kurang intensif karena
melibatkan kontraksi uterus dan vagina lebih sedikit, dan juga dapat diikuti dengan nyeri otot
spasme. Setelah orgasme, perempuan usia lanjut lebih cepat kembali kepada kondisi sebelum
ada nafsu seksual dibandingkan dengan perempuan yang lebih muda.
Selain masalah libido, pada masa menopause, seorang wanita akan mengalami pula hal hal
berikut :

Gangguan perkemihan.

Gangguan tidur.

Depresi dan Kecemasan.

Stress.

Masalah obat obatan.

Masalah kesehatan lainnya.

ANDROPAUSE
bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara
harfiah, andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang
mengalami menopause, dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan
berhenti dengan cara yang relatif mendadak, pada pria penurunan produksi spermatozoa, hormon
testosteron dan hormon-hormon lainnya sedemikian perlahan.
2.2.2 Penyebab Andropause Andropause terjadi karena menurunnya fungsi dari sistem reproduksi
pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan di bawah angka
normal dan penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormone, dan IGFs (Insulin
like growth factors). Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali
tidak menimbulkan gejala.
Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan hormon testosteron dan
hormon-hormon lainnya, diantaranya:
1. Bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan
rumah tangga
2. Kebisingan, perasaan kurang nyaman, dan hubungan tidak harmonis
3. Penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes mellitus (kencing manis), varikokel (pelebaran
pembuluh darah testis), prostatitis kronis (infeksi pada prostat), kolesterol yang tinggi, obesitas,
atropi testis, dsb.
4. Psikogenik, sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah terjadi
penurunan hormon testosteron.

2.2.3 Gejala Andropause


1. Gangguan vasomotor: tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya
ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan
massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas
seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi/disfungsi ereksi/impotensi,
berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.
2.2.4 Mekanisme terjadinya andropause Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya
fungsi dari sistem reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron
sampai dengan dibawah angka normal. Hormon yang turun pada pada andropause ternyata tidak
hanya testosteron saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon DHEA,
DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like growth factors). Oleh karena itulah
banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (deficiency
DHEA/DHEAS), Somatopause ( deficiency GH/Insulin like Growth Factor), PTDAM (Partial
Testosteron Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen deficiency in Aging Male),
Viropause, Climacterium pada pria, dsb.
2.2.5 Pencegahan dan Penanganan Andropause
Pencegahan andropause terutama ditujukan agar penderita dapat mengurangi keluhan maupun
penderitaan saat memasuki usia tua, terutama di cegah dengan cara menjaga kesehatan dan kebugaran
secara jasmani, pola hidup sehat, tidak merokok dan minum minuman beralkohol dan pengelolaan
stres yang baik (sehat secara psikologis). Andropause biasanya diobati dengan pemberian hormon
testosteron yang dilakukan dengan hati-hati dan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan rectal (anus)
dan PSA (Prostat Spesific Antigent), karena dikhawatirkan akan menimbulkan manifestasi seperti
BPH (Benigna Prostat Hiperplasi) dan Kanker Prostat. Pemeriksaan tersebut disarankan tiap tiga
bulan selama pengobatan testosteron.

Anda mungkin juga menyukai