Makalah Flavonoid
Makalah Flavonoid
Indonesia adalah negara yang kaya akan berpuluh-puluh ribu tumbuhan yang banyak
dibudidayakan sebagai tumbuhan pangan, industri, tanaman obat, dan banyak lagi lainnya.
Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal berbagai macam tanaman yang
mempunyai khasiat obat atau menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang
berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman obat tradisional. Sebagai tanaman
obat, kegunaannya pun tidak terbatas dan menghasilkan zat yang berkhasiat melalui proses
biosintesis.
Eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu target
para peneliti, setelah senyawa-senyawa sintetik yang mempunyai aktivitas biologi seperti
senyawa antioksidan sintetik ( butylated hydroxytulen ), Butylated hydroxyanisole (BHA).
Beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai potensi
sebagai antioksidan umumnya merupakan senyawa flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Flavonoid dalam bidang pengobatan banyak digunakan sebagai anti virus, anti
keradangan, diuretic, antispasmodic, dan bersifat sitotoksik. Flavonoid adalah senyawa
dengan struktur rantai karbon C6-C3-C6 merupakan pigmen yang terdapat pada beberapa
bagian tumbuhan seperti pada akar, bunga, daun, tepungsari, dan buah. Flavonoid jarang
ditemukan dalam satu golongan flavonoida, namun sebagai campuran beberapa golongan.
Hal ini menjadikan suatu masalah yang sangat menarik bagi para peneliti. Yaitu terbukti dari
adanya berates-ratus penelitian tentang flavonoid dari banyak spesies dengan teknik isolasi
dan pemisahan modern. Misalnya M. Hamburger etal yang mengisolasi 12 glikosida flavonol
dari daun Searidaca diversifolia. Nianbai Fang, Mark Leidig, Tom J. yang mengisolasi 51
flavonoid dari Butierrezia microcephala.
A. PENGERTIAN FLAVONOID
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya
tersebar di dunia tumbuhan. Senyawa flavanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol
yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,
ungu, dan biru serta sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetative maupun
dalam bunga. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta
kualitas nutrisi makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid
tertentu. Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses
evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid berperan
dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan
mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai
jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.
Flavanoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,
dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk
suatu susunan C6-C3-C6.
B. KLASIFIKASI FLAVANOID
Jika dilihat dari struktur dasarnya flavonoid terdiri dari dua cincin benzen yang terikat
dengan 3 atom carbon (propana). Dari kerangka ini flavonoid dapat dibagi menjadi 3 struktur
dasar yaitu Flavonoid atau 1,3-diarilpropana, isoflavonoid atau 1,2-diarilpropana, dan
neoflafonoid atau 1,1-diarilpropana.
Nama flavonoid sendiri berasal dari kata Flavon yang merupakan senyawa fenol yang
banyak terdapat di alam. Senyawa flavon ini memiliki struktur yang mirip dengan struktur
dasar flavonoid tetapi pada jembatan propana terdapat oksigen yang membentuk siklik
sehingga memiliki 3 cincin heterosiklik.
Dalam makanan sehari-hari Flavonoid terkandung dalam beberapa macam dan jenis,
berikut ini table macam-macam kandungan jenis Flavonoid yang terdapat dalam makanan.
Food
Serving
Flavonoid
size
content
Flavonoid type
(mg/serving*)
Apple
200 g
424
Flavonol
48
mg/serv.
Apricot
200 g
2050
Catechins
Aubergine
200 g
1500
Anthocyanins
Beans
200 g
70110
Catechins
Black berry
100 g
13-400
Anthocyanins:
100-400
mg/serv.
Catechins: 13 mg/serv.
Black
100 g
130400
Anthocyanins
200 g
31500
Anthocyanins:
currant
Black grape
601500
mg/serv.
Flavonol: 38 mg/serv.
Black
infusion
tea
2 dl
6100
Catechins:
12100
Flavonol: 69 mg/serv.
mg/serv.
Blueberry
100 g
3500
Anthocyanins:
25500
mg/serv.
Broccoli
200 g
820
Flavonol
Capsicum
100 g
0.51
Flavones
Celery
200 g
428
Flavones
Cherry
200 g
10900
Anthocyanins:
pepper
70900
mg/serv.
Cherry
200 g
340
Flavonol
Chocolate
50 g
2330
Catechins
Cider
2 dl
Catechins
Curly kale
200 g
60120
Flavonol
Grape
200 g
635
Catechins
Grapefruit
2 dl
20130
Flavanones
2 dl
4160
Catechins:
tomato
juice
Green
tea
infusion
Leek
20160
Flavonol: 47 mg/serv.
200 g
645
Flavonol
mg/serv.
Lemon
2 dl
1060
Flavanones
2 dl
40140
Flavanones
Parsley
5g
1.29.2
Flavones
Peach
200 g
1028
Catechins
Plum
200 g
450
Anthocyanins
Red
200 g
50
Anthocyanins
100 g
2-48
Catechins
1 dl
835
Catechins:
juice
Orange
juice
cabbage
Red
raspberry
Red wine
830
mg/serv.
Rhubarb
100 g
200
Anthocyanins
Soy bean
200 g
120290
Isoflavones
Soy
50 g
3.215.7
Isoflavones
cheeses
(different
types)
Soy
flour
75 g
133
Isoflavones
75 g
99
Isoflavones
200 g
4150
Anthocyanins:
(full fat)
Soy
flour
(low fat)
Strawberry
30-150
mg/serv.
Tofu, fresh
100 g
22.631.1
Isoflavones
Tofu, fried
100 g
48.4
Isoflavones
Tomato
200 g
0.43
Flavonol
Yellow
100 g
35120
Flavonol
(soft
or
firm)
onion
Senyawasenyawa
flavonoid terdiri dari beberapa jenis, bergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane dari
system 1,3-diarilpropana. Berdasarkan tingkat oksidasinya, flavan adalah yang terendah dan
digunakan sebagai induk tatanama flavon.
Flavon
Senyawa flavon ini dapat dioksidasi sehingga memiliki bentuk yang bervariasi
bergantung pada tingkat oksidasinya. Senyawa dasar flavon yang tidak teroksidasi
disebut flavan. Berikut contoh dari flavon yang teroksidasi membentuk gugus OH.
Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon
flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai
antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan
merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana
basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
pengerjaannya masih dapat dilakukan
Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai
fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai
pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya
tidak khas dengan pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein)
memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi
kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia
berubah menjadi coklat.
Katekin
Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu.
Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir
dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat
sebagai antioksidan.
Food
Catechins
Catechins,
mg/serving
mg/100g food
Chocolate
23-30
46-61
Beans
70-110
35-55
Apricot
20-50
10-25
Cherry
10-44
5-22
Grape
6-35
3-17.5
Peach
10-28
5-14
Apple
20-86
10-43
Red raspberry
2-48
2-48
Strawberry
2-50
2-50
Blackberry
9-11
9-11
Green tea
20-160
10-80
Black tea
12-100
6-50
Red wine
8-30
8-30
Cider
Flavanon
Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga.
Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah
jeruk; dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat
dalam buah anggur dan jeruk.
Leukoantosianin
Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam
tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab
hampir semua warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga,
dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan
suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen
sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
metilasi atau glikosilasi.
`
Food
Anthocyanins
Anthocyanins
mg/serving
mg/100g food
Aubergine
1500
750
Black berry
100-400
100-400
Black currant
130-400
130-400
Blueberry
25-500
25-500
Black grape
60-1500
30-750
Cherry
70-900
35-450
Rhubarb
200
200
Strawberry
30-150
15-75
Red wine
20-35
20-35
Red cabbage
50
25
Plum
4-50
2-25
Auron
Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita.
Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi
kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah
menjadi merah jingga bila diberi uap amonia. (Robinson, 1995)
Kalkon
Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila
dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena
hanya pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas
dalam pengembang air. (Harborne, 1996)
Dari berbagai jenis Flavonoid tersebut, flavon, flavanol dan antosianidin adalah jenis
yang paling banyak ditemukan di alam, sehingga sering kali dinyatakan sebagai flavonoid
utama. Sedangkan jenis-jenis flavonoid yang ditemukan di alam dan jumlahnya terbatas
adalah calcon, auron, katecin, flavonon, leukoantosianidin.
Banyaknya senyawa Flavanoid ini, bukanlah disebabkan oleh banyaknya variasi
struktur, melainkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi, atau glikosilasi dari
struktur tersebut.
Senyawa-senyawa isoflavonoid dan neoflavonoid hanya ditemukan dalam beberapa
jenis tumbuhan, terutama suku Leguminosae. Jenis-jenis senyawa yang termasuk senyawa
isoflavonoid ialah isoflavon, rotenoid, pterokarpan, dan kumestan. Sedangkan, neoflavonoid
meliputi jenis-jenis 4-arilkumarin dan berbagai dalbergion.
pterokarpan
isoflavon
HO
MeO
OH
R = H
daidzein
R = OH genistein
pterokarpin
rotenoid
kumestan
R
R2
R3
R1
OH
OMe
OMe
R1=R3=H
R2=OH
kumestrol
R1=R3=OH R2=OMe medelolakton
Ragam isoflavonoid:
Ragam neoflavonoid:
R = H
rotenon
R = OH amorfigenin
dalbergion
4-arilkumarin
MeO
HO
MeO
R1
R1
R1=R2=H
dalbergin
R1=OH R2=OMe melanein
4-metoksidalbergion
HO
HO
OH
OH
OH
OH
HO
O
OH
OH
OH
OH
OH
+
O
HO
HO
OH
OH
OH
epikatecin
kaemferol
apigenin
floretin
HO
OH
O
C
H
OH
OH
pelargonidin
OH
OH
O
sulfuretin
Adapun cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida, yakni kondensasi
dari tiga unit asetat atau malonat, sedangkan cincin B dan tiga atom karbon dari rantai propan
berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur sikimat).
Jalur Poliketida
Dengan demikian, kerangka dasar karbon dari flavonoid dihasilkan dari kombinasi
antara dua jalur biosintesa yang utama untuk cincin aromatik, yakni jalur sikimat dan jalur
asetat-malonat.
Selanjutnya, sebagai akibat dari berbagai perubahan yang disebabkan oleh enzim,
ketiga atom karbon dari rantai propan dapat menghasilkan berbagai gugus fungsi, seperti
ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil, dan sebagainya.
Menurut biosintesa ini, pembentukan flavonoid dimulai dengan memperpanjang
unit fenilpropanoid (C6-C3) yang berasal dari turunan sinamat seperti asam p-kumarat.
Kadang-kadang asam kafeat, asam furalat, atau asam sinapat. Percobaan-percobaan juga
menunjukkan bahwa calkon dan isomer flavon yang sebanding juga berperan sebagai
senyawa antara dalam biosintesis berbagai jenis flavonoid lainnya. Adapun hubungan
biogenetik antara berbagai jenis flavonoid,
Kalkon sintase adalah enzim yang diteliti secara luas dalam penentu laju biosintesis
flavonoid. Enzim ini terkait dengan reticulum endoplasma dan bekerja sama dengan
reduktase membuat kalkon. Kalkon merupakan zat-antara langsung auron. Proses saling ubah
kalkon-flavanon dikatalisis oleh enzim chalcone isomerase (CHI). Karena saling ubah atau
irreversible kalkon dan flavanon mudah sekali, sukar untuk mengetahui apakah senyawaantara (prazat) antara kalkon dan golongan flavonoid lain selalu flavanon. Isomerasi dari
flavanon menghasilkan isoflavonoid dengan enzim isoflavon sintase (IFS) dengan zat-antara
2-Hydroksiisoflavanonyang dikatalis menjadi isoflavonoid dengan 2-hidroksiisoflavanon
dehidratase (IFD). Flavanon merupakan point penting dalam metabolism flavonoid karena
menghasilkan flavon dan dihidroflavonol atau sering disebut flavanonol. Percobaan secara
enzimatik menunjukkan bahwa dihidroflavonol (flavanonol) bertindak sebagai zat-antara
beberapa golongan flavonoid. Dehidrogenasi secara enzimatik flavanon menjadi flavon oleh
enzim flavon sintase (FNS) dan flavanonol menjadi flavonol oleh enzim flavonol sintase
(FLS) telah dibuktikan. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa flavononol zat-antara
untuk antosianidin melalui leukoantosianidin dan juga katekin.
E. SIFAT FLAVONOID
Flavonoid merupakan golongan filifenol sehingga memiliki sifat kimia senyawa fenol, yaitu
1. Bersifat asam sehingga dapat larut dalam basa.
2. Merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil.
3. Sebagai antibakteri karena flavonoid sebagai derivat dari fenol dapat menyebabkan
rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri.
4. Sebagai antioksidan yaitu kemampuan flavonoid untuk menjalankan fungsi
antioksidan, bergantung pada struktur molekkulnya, posisi gugus hidroksil memiliki
peranan dalam fungsi antioksidan dan aktivitas menyingkirkan radikal bebas.
F. IDENTIFIKASI (secara umum)
Senyawa senyawa flavonoid terdapat dalam semua bagian tumbuahan tinggi, seperti
bunga, daun, ranting, bauh, kayu, kulit kayu, dan akar. Akan tetapi, senyawa flavonoid
tertentu seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu, misalnya antosianidin adalah
zat warna dari bunga, buah, dan daun.
Sebagian besar dari flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoid
terkait pada suatu gula. Suatu glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alcohol
yang saling berikatan melalui ikatan glikosida.
Biasanya jaringan tumbuhan dapat diuji adanya flavon dan flavonol denga diuapi uap
ammonia. Warna kuning menunjukkan adanya senyawa ini. Kalkon dan auron berubah dari
kuning menjadi merah pada uji ini. Jika ekstrak pigmen dalam air dibasakan, berbagai
perubahan warna dapat terlihat, meskipun perubahan pada pigmen yang satu menutupi
perubahan pada pigmen lain:
Antosianin
Flavon, flavonol, xanton
Flavanon
Kalkon dan auron
Flavanonol
: lembayung biru
: kuning
: tak berwarna menjadi merah jingga (terutama jika dipanaskan)
: segera lembayung-merah
: coklat-jingga
Geissman memberikan garis besar tata kerja untuk memeriksa kromatogram kertas flavonoid.
Tata kerja ini berlaku juga untuk lapisan tipis:
1. Perhatikan bercak yang kelihatan (antosianin, kalkon, auron)
2. Periksa dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 365nm beberapa senyawa
berfluoresensi (flavonol, kalkon) yang lain menyerap sinar dan tampak sebagai bercak
3.
4.
pucat.
Periksa lagi di bawah cahaya biasa sambil diuapi uap ammonia flavon kelihatan
kuning, antosianin kelabu-biru, kalkon dan auron merah jingga.
Spektrofotometri UV-Vis
(penyajian spectrum ini dapat dijumpai dalam beberapa buku acuan umum dan tinjauan
Geissman)
G. ISOLASI FLAVONOID
Isolasi dan identifikasi flavonoid didasarkan pada jurnal ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI FLAVONOID PADA DAUN KATU (Sauropus androgynus (L.) Merr) oleh
Sri Harsodjo Wijono S. Dalam jurnal ini, isolasi flavonoid dapat dilakukan dengan metode
Charaux-Paris. Berikut adalah tahapannya:
1. Maserasi
Ekstraksi dilakukan secara maserasi bertingkat dengan menggunakan pelarut mula-mula nheksana kemudian etanol 95%. Sejumlah 1 kg serbuk kering daun katu pertama-tama
diekstrasi dengan n-heksana berkali-kali sampai filtrat jernih. Ampas dikeringkan kemudian
diekstraksi dengan etanol 95% berkali-kali hingga filtrat jernih. Masing-masing ekstrak
dipekatkan dengan penguap putar vakum sehingga diperoleh ekstrak kental. Pada penelitian
ini yang digunakan adalah ekstrak etanol.
2. Metode Charaux-Paris
Ekstrak pekat etanol dilarutkan dalam air panas, disaring kemudian diekstraksi dengan nheksana, fraksi n-heksana dikumpulkan dan di pekatkan, diperoleh fraksi n-heksana pekat.
Fraksi air diekstraksi dengan kloroform, fraksi kloroform dikumpulkan dan dipekatkan
diperoleh fraksi kloroform pekat. Fraksi air diekstrasi lagi dengan etil asetat, fraksi etil asetat
dikumpulkan dan dipekatkan, diperoleh fraksi etil asetat pekat. Kemudian fraksi air
diekstraksi dengan n-butanol, fraksi n-butanol dikumpulkan dan dipekatkan, sehingga
diperoleh fraksi n-butanol pekat. Ekstraksi dengan n-butanol dilakukan 3 kali, setiap kali
dengan pelarut n-butanol yang baru, sehingga diperoleh fraksi n-butanol I, fraksi n-butanol II
dan fraksi n-butanol III.
Identifikasinya dilakukan dengan cara:
1. Kromatografi
Untuk melihat profil kromatografi dari setiap fraksi. digunakan cara kromatografi kertas.
Masing-masing fraksi ditotolkan pada kertas Wathman no. 1, dielusi menggunakan cairan
pengembang n-butanol - asam asetat air (60 : 22: 1,2 ). Setelah diketahui bahwa fraksi yang
mengandung jenis flavonoid terbanyak adalah fraksi n-butanol I, maka dilakukan isolasi
senyawa flavonoid dengan cara kromatografi kertas preparatif.
- Cairan pengembang yang digunakan : n-butanolasam asetatair (4:1:5)
- Jarak rambat : 40 cm
- Teknik pengembangan : Menurun.
- Penotolan : Bentuk pita.
- Pendeteksi : Sinar UV 254/ 366
Masing-masing pita kromatogram dipisahkan, dipotong kecil-kecil dan diekstraksi dengan
metanol. Untuk pemurnian isolat dilakukan pengembangan kedua secara kromatografi kertas
preparatif.
- Cairan pengembang : Asam asetat 2 % dalam air
- Jarak rambat : 20 cm
- Teknik pengembangan : Menurun
- Penotolan : Bentuk pita
- Pendeteksi : Sinar UV 254/366
Setiap pita kromatogram yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan metanol, sehingga
diperoleh beberapa isolat dari senyawa flavonoid.
2. Spektrofotometri UV-Vis
Kemudian dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet dilihat geseran batokromik
setelah setiap isolat dalam larutan metanol diberikan pereaksi geser natrium hidroksida,
aluminium klorida, asam klorida, natrium asetat, dan asam borat secara bergantian. Dengan
melihat geseran batokromik tersebut dapat diidentifikasi jenis flavonoid.
H. KESIMPULAN
1. Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon.
2. Flavonoid dapat dibagi menjadi 3 struktur dasar yaitu Flavonoid, isoflavonoid,
dan neoflafonoid.
3. Flavonoid merupakan golongan filifenol sehingga memiliki sifat kimia senyawa
fenol.
4. Cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida sedangkan cincin B
berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur sikimat).
5. Identifikasi flavonoid dapat dilakukan dengan kromatografi dan spektrofotometri
UV-Vis.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Penerbit Karunika.
Dwi Arif Sulistiono. Flavonoid. Universitas Mataram, h. 2, 5-7
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB.
Rodney Croteau, Toni M. Kutchan, dan Norman G. Lewis. 2000. Biochemistry & Molecular
Biology of Plants, h.57-58
Sovia Lenny. 2006. SENYAWA FLAVONOIDA, FENILPROPANOIDA DAN ALKALOIDA.
Medan. h.14-18
Sri Harsodjo Wijono S. 2003. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID
PADA DAUN KATU (Sauropus androgynus (L.) Merr). Jakarta, Makara, sains, Vol 7, No 2,
h.2-6