Anda di halaman 1dari 3

Antara clash of civilization dan Pluralisme

*Miftah Ahmad
Pada abad-21 ini dunia bergerak cepat menuju berbagai macam
bencana global yang ditimbulkan oleh manusia sendiri. Kezhaliman dan
kesewenang-wenangan merajalela, kerusakan terjadi di daratan dan di
lautan. Semua manusia saling melempar kesalahan kepada manusia yang
lain, dan merasa dirinyalah yang paling benar diantara yang lain. Hal ini
menyebabkan manusia akan saling bertikai antara golongan yang satu
dengan golongan yang lain, antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya dan mereka saling membunuh antara satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan
benturan skala global, yaitu benturan peradaban. Benturan peradaban ini
menurut para ahli tidak akan bisa dihindari, bahkan S.Hutington dalam
bukunya Clash of Civilization mengatakan bahwa benturan ini adalah
sebuah keniscayaan yang pasti akan terjadi. Hal ini dikarenakan eksitensi
satu peradaban akan merusak peradaban yang lain.
Akar masalah dari benturan antar peradaban ini secara lebih lanjut
dijelaskan oleh Hutington dikarenakan adanya perbedaan agama.
Agamalah yang menjadi pemicu konflik berkepanjangan umat manusia.
Pemicu konflik agama ini disebabkan oleh adanya truth claim atau klaim
kebenaran masing-masing agama, para pemuka agama menganggap
agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Lebih lanjut
perbedaan agama inilah yang akan menyebabkan petaka dikemudian
hari.
Dan
menyebabkan
manusia
jatuh dalam
konflik
yang
berkepanjangan.
Barat dengan peradabannya mencoba menjawab permasalahan
truth claim. Para filusuf barat saling bertukar pikiran menulis berbagai
macam tulisan tentang teori kebenaran. Yang pada akhirnya mereka
secara tidak langsung bersepakat bahwa kebenaran mutlak adalah milik
tuhan, sedangkan kebenaran manusia adalah kebenaran relatif. Teori ini
menyatakan jika ada satu manusia mengatakan bahwa idenya benar
maka manusia yang lain bisa menyalahkan ide tersebut. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kebenaran mutlak dalam diri manusia. Dari
berbagai ide tersebut terlahirlah teori relativisme di barat. Teori yang
sangat keras menentang the truth claim.
Teori relativisme ini berdampak sangat besar dalam peradaban
barat. Dampak ini masuk dalam tataran teologis, dimana manusia tidak
diperbolehkan menyatakan agamanyalah yang paling benar. Semua
agama sama benar, dikarenakan semua agama memiliki tuhan. Yang
membedakan antara agama yang satu dengan agama yang lain adalah
cara menuju tuhan yang disembah oleh masing-masing agama. Semua

agama adalah sama walaupun berbeda dan semua agama berbeda


walaupun sama. Timbulnya ide ini yang pada akhirnya menyebabkan
munculnya sebuah paham pluralisme beragama. Dimana semua agama
sama, dan semua agama adalah benar.
Didasari oleh ketakutan barat akan benturan peradaban yang
ditimbulkan oleh perbedaan agama. Maka barat menganggap pluralisme
beragama ini adalah sebuah solusi mutlak untuk mencegah benturan
peradaban yang mungkin akan terjadi. Dengan menyamakan semua
agama, dan menyatakan bahwa semua agama adalah benar. Hal ini
diharapkan dapat meredam konflik horizontal antar pemeluk agama.
Dengan diredamnya konflik ini maka kehancuran manusia disebabkan
oleh benturan peradaban bisa dihindari.
Dengan munculnya ide tentang pluralisme beragama yang
dinyatakan secara mutlak sebagai sebuah solusi dari berbagai perbedaan
agama. Hal ini tentu menimbulkan sebuah kerancuan berpikir baru. Jika
pluralisme dianggap sebagai sebuah ide baru untuk membenarakan
semua agama. Maka tidak lain penyatuan semua agama ini adalah agama
baru, yang pada implikasinya akan menimbulkan sinkritisme agama. Hal
ini tentunya bukan sebuah solusi akan tetapi sebuah agama baru yang
pada akhirnmya menimbulkan berbagai pertentangan baru.
Benturan peradaban yang berimplikasi pada peperangan sejatinya
telah menjadi fenomena sosial yang sejak lama mendampingi manusia
sejak kemunculannya di muka bumi ini. Hal ini dikarenakan manusia
karena berbagai faktor menempuh jalan peperangan. Sebuah penelitan
modern menyatakan jumlah peperangan yang terjadi sejak awal sejarah
manusia hingga tahun 1945 adalah 34.531 peperangan. Peperangan ini
terjadi selama 5560 tahun dengan jumlah rata-rata 6,2 perang tiap
tahunnya. Di antara 185 generasi hanya sepuluh generasi yang
merasakan kedamaian. Menariknya ilmuan ini menjelaskan bahwa sebab
perang paling dominan adalah karena permasalah individual semisal
dalam bentuk penguasaan sumber daya alam, memperluas kekuasaan,
demi meraih keuntugan pribadi jadi bisa disimpulkan bahwa
kepentingan yang membutakan mata merupakan induk dari segala
peperangan dan kejahatan. Dan peperangan yang terjadi disebabkan oleh
agama berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan peperangan
demi kepentingan pribadi.
Dengan melihat akar dari berbagai peperangan yang terjadi di masa
lampau, bisa disimpulkan bahwa agama bukanlah akar utama sumber
konflik benturan peradaban. Hal ini tentunya berimbas bahwa paham
pluralisme bukanlah sebuah solusi untuk mencegah adanya konflik antar

manusia. Lantas bagaimana solusi terbaik dari permasalahan ini, ataukah


tidak ada solusi dari permasalahan ini.
Solusi terbaik dari permasalahan ini menurut Raghib as-Sirjani
dalam bukunya The Harmony of Humanity menjelaskan bahwa seluruh
manusia haruslah yakin bahwa kekerasan dan penidasan tidak akan
pernah dapat merubah keyakinan seseorang. Kekerasan hanya akan
menyebabkan kehancuran dan kebinasaan. Disini pentingnya sebuah
toleransi, yang mempersilahkan masing-masing manusia untuk
menjalankan ibadahnya menurut keyakinannya, tanpa harus menyatakan
bahwa semua agama adalah benar. Dan bagi umat Islam solusi hakiki atas
semua ini adalah dengan mematuhi bimbingan al-Quran dan Sunnah nabi
Muhammad SAW, seperti yang telah tercantum dalam surat al-Kafirun
ayat 1-6.
Jadi bisa disimpulkan bahwa teori benturan peradaban, toeri
relativisme, teori pluralisme adalah sebuah teori semu tanpa ada konsep
baku yang jelas. Kita sebagai umat islam sudah seharusnya untuk
merujuk kembali kepada pedoman utama umat Islam yaitu al-Quran dan
Sunnah. Dua pedoman inilah yang diwariskan oeleh nabi Muhammad SAW.
Wa Allahu alam

Anda mungkin juga menyukai