PENGUJIAN PASIR
1. Uji Kadar Air Alami
a. Bahan
Pasir dalam kondisi alami sebanyak 1 kg
b. Peralatan
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Wajan dan kompor untuk pengeringan
Silinder
c. Prosedur kerja
1. Menimbang berat silinder (W1).
2. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam silinder kemudian ditimbang
beratnya (W2).
3. Berat pasir yang diuji (W3) dihitung.
4. Benda uji kemudian dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di
atas kompor hingga pasir terlihat kering.
5. Benda uji yang telah kering beserta silinder ditimbang (W4)
6. Kemudian benda uji yang telah kering dihitung (W5)
d. Data pengujian
Asal Pasir :
No Pengujian :
1
Berat Cawan (W1) gram
2
Berat Cawan + Pasir (W2) gram
3
Berat Benda uji (W3 = W2-W1) gram
4
5
6
1
2
54.20 55.20
154.20 155.20
100.00 100.00
e. Kesimpulan
Kadar air alami pada agregat halus
f. Gambar
Lihat lampiran 1.
Rerata
48.15
SD
CV
2.67
5.56
gram adalah
3
55.40
155.40
100.00
123.50
68.10
46.84
gram/cm
3
gram/cm
3
%
Wajan dan kompor
Cawan aluminium
c. Prosedur kerja
1. Pasir dimasukkan dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan. Setiap
lapisan tersebut dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali
tumbukan. Khusus untuk lapisan yang paling atas, pemadatan dilakukan
dengan sembilan kali tumbukan.
2. Kerucut ditarik tegak lurus perlahan-lahan. Bila hanya sebagian kecil
pasir yang menempel pada dinding bagian dalam kerucut, maka pasir
dapat dinyatakan dalam kondisi SSD.
3. Setelah mendapatkan pasir yang SSD, timbang berat cawan aluminium
(W1)
4. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam cawan lalu timbang beratnya (W2)
5. Kemudian didapat berat pasir yang diuji (W3 = W2-W1)
6. Benda uji lalu dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di atas
kompor hingga pasir terlihat benar-benar kering.
7. Setelah pasir kering, benda uji dikeluarkan dari wajan kemudian
ditimbang beratnya (W4)
8. Lalu benda uji yang telah kering dihitung beratnya (W5 = W4-W1)
Gedung D9
1
54.20
204.2
Berat Cawan + Pasir = (W2) gram
0
150.0
Berat Benda uji (W3 = W2-W1) gram
0
202.1
Berat Cawan + Pasir Setelah DI Goreng = (W4) gram
0
147.9
Berat Pasir Setelah Di Goreng (W5 = W4-W1) gram
0
Kadar air SSD = (W3-W5)/ W5))x 100 %
1.42
2
55.20
206.2
0
151.0
0
204.6
0
149.4
0
1.07
3
55.40
256.40
201.00
254.20
198.80
1.11
Rerata
1.20
SD
CV
0.07
6.15
gram/cm
3
gram/cm
3
%
e. Kesimpulan
1. Kadar air pasir SSD pada percobaan 1 adalah %
2. Kadar air pasir SSD pada percobaan 2 adalah %
3. Kadar air pasir SSD pada percobaan 3 adalah %
Sehingga kadar air rata-ratanya adalah %
f. Gambar
Lihat lampiran 2.
3. Uji Berat Jenis Pasir
a. Bahan
1. Pasir dalam keadaan SSD
2. Air murni
b. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2. Gelas ukuran untuk air
c. Prosedur kerja
1. Contoh pasir dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke dalam
gelas ukuran lalu diberi air sampai seluruhnya terendam.
Gelas ukuran diguncang-guncang tetapi jangan terlalu keras sampai
gelembung udara di dalam pasir keluar, kemudian ditambahkan air sampai
ketinggian tertentu (misalkan setelah ditambah, tinggi air dalam gelas
ukuran menjadi X).
Gelas ukuran yang berisi pasir dan air setinggi X lalu ditimbang, misalnya
beratnya w2 gram
2. Benda uji kemudian dikeluarkan dari gelas ukuran sampai tak ada sisasisa pasir yang tertinggal, lalu dikeringkan dengan cara digoreng di atas
wajan dengan kompor
3. Pasir yang telah kering ditimbang, misalnya beratnya w3 gram.
4. Gelas ukuran kemudian kembali diisi air setinggi X, lalu ditimbang
misalnya beratnya W4 gram.
5. Hasil-hasil penimbangan tersebut kemudian ditabelkan.
d. Cara Perhitungan
Perhitungan:
1. Berat jenis kering (bulk spesifik gravity)=W3/{ W4+(W1-W2)}
Keterangan:
W1 = Berat percontoh pasir yang diuji (gr)
W2 = Berat gelas ukuran + percontoh + air setinggi x (gr)
3
1
250.0
0
604.2
0
246.4
0
461.8
0
465.4
0
2
250.
00
603.
90
245.
30
461.
80
466.
50
0.53
0.53
Rerata 0.53
SD 7.9527E-06
CV 0.00151
Berat Jenis SSD = (W1)/(V) [gram/cm3]
0.537
0.53
6
Rerata 0.537
SD 9.81025E-07
CV 0.000182784
f. Kesimpulan
Berat jenis pasir kering (Bulk Spesific Gravity) adalah
g. Gambar
Lihat lampiran 3
3
250.00
605.60
246.30
461.80
465.50
0.53
gram/c
m3
gram/c
m3
%
0.537
gram/c
m3
gram/c
m3
%
gr/cm3
Gedung D9
Pengujian
157
1000
1800
800
0.8
157
1000
1700
700
0.7
157
1000
1540
540
0.54
0.680
0.034
5.0588
gram/cm3
gram/cm3
%
e. Kesimpulan
1. Berat volume pasir tanpa dirojok adalah 1,26 gr/cm3
2. Berat volume pasir dengan rojokan adalah 1,52 gr/cm3
g. Gambar
Lihat lampiran 4.
5. Uji Kadar Lumpur
a. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
- Air murni
b. Peralatan
- Botol bening
c. Prosedur Kerja
1. Pasir dimasukkan ke dalam botol bening. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t)
pasir dalam botol. Volume pasir dalam botol plastik dihitung (V1
r 2t )
2. Pasir dalam botol diberi air dan dikocok sekitar 5 menit lalu didiamkan
selama 24 jam
3. Setelah dibiarkan 24 jam, volume lumpur pada pasir yang ada dalam
botol bening dapat dibaca. Cara menghitung volume lumpur dengan
mengukur jari-jari (r) serta tinggi (t) lumpur dalam botol. (V2 =
r 2t )
Asal Pasir :
Pasir Laboratorium
Pengujian ke :
1
2
Volume Pasir sebelum dikocok(V1)
V r t
1
2
V2 r t
selama 24 jam(V2)
Kadar Lumpur = (V2/V1)x100%
e. Kesimpulan
Kadar lumpur pada percobaan 1 adalah sebesar
f. GambarLihat lampiran 4
d. Data percobaan
Percobaan
Volume Pasir
Larutan NaOH
Warna yang timbul
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lihat Lampiran 6.
Diamet
Berat
Berat
% berat
Ayak
er
ayak
tertah
tertah
kumul
Kumul
an
ayak
an
an (g)
an
atif
atif
an
(mm)
tertaha
(mm
Tembus
#4
4,80
#8
2,40
#30
0,60
#50
0,30
#100
0,15
Pan
0,00
Total
d. Data Pengujian Gradasi Pasir
Kumulatif tertahan
100
=
=
e. Kesimpulan
Jadi, setelah melalui proses analisa saringan, pasir yang diuji masuk dalam
zona
f. Gambar
Lampiran 1
B. PENGUJIAN KERIKIL
1. Uji Kadar Air Alami
a. Peralatan
-
Mm
Inc
6,3
0,5
9,5
3/8
1,5
12,7
2,0
19,1
3,0
25,1
4,0
38,1
11/2
6,0
50,8
8,0
63,5
21/2
10,0
76,2
13,0
88,9
31/2
16,0
101,6
25,0
152,4
50,0
c. Prosedur Kerja
-
..............................................................................................................
kerikil
Dikerjaka
..........................................................................................................................
n oleh
.........
Pengujian ke:
= .................. %
SD
= ................... %
CV
= .................. %
f. Gambar
Lampiran 1
3. Uji Kadar Lumpur Alami
Kadar lumpur dalam kerikil adalah perbandingan antara berat kandungan
lumpur yang terdaat pada suatu kerikil dengan berat kerikil secara keseluruhan.
Kadar lumpur dinyatakan dalam satuan persen (%)
a. Peralatan
- Timbangan maksimum 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
- Ayakan Mesh No 200 atau yang ukurannya mendekati.
- Oven (pengering) dengan ketelitian 1oC.
- Wadah dari baja/ aluminium.
b. Bahan
10
............
.........
..
..
.....
............
.........
..
..
.....
............
.........
(W3) gram
..
.....
W1
..
..
..
..
...........
...........
...........
...........
.........
..%
Rata-rata = ..............%
SD
= .............%
11
CV
= ............%
f. Gambar
Lampiran 1
4. Uji Berat Jenis Kerikil
Uji berat jenis kerikil ada tiga macam yaitu: (1) Uji berat jenis kering (Bulk
Spesific Grafity), (2) Uji berat jenis kerikil SSD, dan (3) Uji Bert Jenis Semu
(Apparent Spesific Gravity).
Berat jenis kering kerikil, adalah perbandingan antara berat kerikil kering dan
berat air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam kondisi jenuh pada
suhu 25oC. Berat jenis kerikil SSD adalah perbandingan antara berat kerikil dalam
kondisi SSD dengan berat air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam
kondisi SSD pada suhu 25oC. Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat
kerikil kering dan berat air murni yang volumenya sama dengan volume kerikil
kering pada suhu 25oC.
Pembuatan kerikil SSD dilakukan sebagai berikut; setelah direndam air selama
24 jam, kerikil dikeringkan satu demi satu menggunakan lap kering, sehingga
permukaan kerikil kondisinya kering tetapi bagian di dalam kerikil masih tetap
jenuh air. Kerikil ini disebut dalam kondisi jenuh air dengan permukaan kering
(Saturated Survace Dry = SSD)
a. Peralatan
- Timbangan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
- Oven dengan ketelitian 1oC.
- Keranjang kawat No 6 (+ 3,40 mm), atau No 8 (+ 2,36 mm) dengan
kapasitas 5 kg
-Drum tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
kepentingan pemeriksaan kerikil.
12
b. Bahan
-
c. Prosedur Kerja
- Sampel kerikil dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke
dalam keranjang kawat.
- Kerikil dalam keranjang kawat dimasukkan dalam drum yang telah diisi
air hingga seluruh sampel kerikil terendam.
- Keranjang kawat yang berisi kerikil itu diguncang-guncang sehingga
seluruh gelembung udara di dalam kerikil keluar.
- Keranjang kawat berisi kerikil yang masih terendam air ini lalu ditimbang,
misalnya berat kerikil dalam air = W2 gram.
- Keranjang kawat beserta isinya lalu diangkat dari air, kerikil dikeluarkan
lalu dioven selama 24 jam.
- Setelah itu kerikil yang telah kering dikeluarkan dari oven dan ditimbang,
misalkan beratnya W3 gram.
- Hasil pengamatan kemudian ditulis dalam tabel.
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
13
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
gram/ cm3
Berat
Jenis
Kering
rata-rata
Jenis
SSD
rata-rata
Jenis
Semu
rata-rata
14
f. Gambar
Lampiran 1
5. Uji Berat Volume Kerikil
Berat volume kerikil adalah suatu angka perbandingan antara satuan berat
kerikil dalam kondisi alami dengan satu satuan volume kerikil. Berat volume
kerikil dinyatakan dalam satuan berat/ satuan volume (kg/ m3 atau gram/ cm3).
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian satu gram.
- Wadah yang telah diketahui volumenya, (bisa menggunakan timba cor
yang sudah diketahui volumenya, misalnya timba cor yang volumenya
lima liter, 15 liter, atau yang 20 liter.
b. Bahan
-
15
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
kg/m3
Berat Volume rata-rata = ..............
kg/m3
SD
= ..............
kg/m3
CV
= ..............
%
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran 1
5. Uji Gradasi Kerikil
16
dapat diketahui kerikil yang diperiksa masuk dalam grafik pada diameter
yang mana, dan bagaimana sifat kerikil tersebut jika digunakan sebagai
bahan bangunan.
d. Data Pengujian Gradasi Kerikil
Diameter
Berat
% Berat
% Kumulatif
Ayakan
Tertahan
Tertahan
Kumulatif
Tembus
(mm)
(gram)
31,5
.........
.........
.........
.........
16,0
.........
.........
.........
.........
8,0
.........
.........
.........
.........
4,0
.........
.........
.........
.........
2,0
.........
.........
.........
.........
1,0
.........
.........
.........
.........
0,50
.........
.........
.........
.........
0,25
.........
.........
.........
.........
Pan
.........
.........
.........
.........
Tertahan
Ayakan
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran
7. Analisis Bentuk Kerikil (Uji Kepipihan)
Uji kepipihan kerikil adalah analisis bentuk kerikil, yang meliputi
pengukuran panjang (p), lebar (l), dan tebal (t) butiran yang akan digunakan
dalam pekerjaan bangunan sipil. Klasifikasi bentuk kerilik terdapat pada Tabel
Klasifikasi Bentuk Kerikil seperti berikut ini.
18
Klasifikasi
P > 3l
Panjang
p> 3t
Pipih
Baik
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Jangka sorong (Gambar: 3.12)
- Tiga buah cawan porselen/ baja/ aluminium untuk wadah kerikil.
b. Bahan
- Kerikil dalam kondisikering oven sebanyak 500 gram yang cara
pengambilannya dilakukan secara quartering.
c. Prosedur Kerja
- Seluruh sampel kerikil diukur satu demi satu panjang (p), lebar (l), dan
tebalnya (t).
- Data dimensi kerikil dimasukkan pada Penyajian Data Bentuk Kerikil
untuk dilakukan klasifikasi.
- Setelah didata, butir-butir kerikil dimasukkan dalam wadah sesuai dengan
klasifikasinya; yang masuk dalam kategori pipih dikumpulkan jadi satu
dalam satu wadah, juga yang masuk kategori panjang maupun yang
dikategorikan baik,
- Masing-masing kerikil yang telah diklasifikasi kemudian ditimbang,
misalkan W1 = berat kerikil yang masuk kategori panjang, W2 = berat
kerikil yang masuk kategori pipih, dan W3 = berat kerikil yang masuk
dalam klasifikasi baik.
- Persentase berat kerikil yang masuk kategori panjang (W 1) dan kategori
pipih (W2) dihitung menggunakan rumus:
-
19
..........................................................................................................
Pekerjaan
..........................................................................................................
Dikerjakan
..........................................................................................................
oleh
Diperiksa
..........................................................................................................
oleh
Tgl
..........................................................................................................
Pemeriksaan
No
Panjang
Lebar
Tebal
(p) cm
(l) cm
(t) cm
Pipih
Baik
(p>3l atau
(p>3t)
1>3t)
1
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
...
........
........
........
........
........
........
20
...
........
........
........
........
........
........
n-2
........
........
........
........
........
........
n-1
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
........
.........................
......................... gram
......................... gram
......................... gram
Keterangan:*)
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran 1
C. PENGUJIAN SEMEN PC
1. Pengujian Berat Jenis Semen PC
Berat jenis semen PC adalah perbandingan antara berat isi kering semen
PC pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada suhu 4oC yang
volumenya sama dengan volume semen.
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Labu Le Cathatilier atau gelas ukuran dengan ketelitian 1 mm.
21
- Cairan yang tidak bereaksi dengan semen PC, misalnya minyak tanah,
solar, spiritus, alkohol dan sejenisnya.
- Corong
- Spatula
b. Bahan
- Sampel semen sebanyak 50 gram
c. Prosedur Kerja
-
Labu Lee Chatilier diisi dengan cairan yang tidak bereaksi dengan
semen PC (bisa menggunakan minyak tanah, solar, bensin, alkohol, atau
spiritus).
Setelah seluruh semen PC masuk, labu kemudian dimiringmiringkan ke kiri dan ke kanan agar gelembung udara yang terkandung
dalam butiran semen keluar.
....................................................................................................
Tipe Semen
....................................................................................................
Dikerjakan oleh:
....................................................................................................
Pengujian ke
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
22
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
(B) cm3
Berat Jenis Semen PC = W / (B A) gr/
cm3
Berat Jenis Rata-rata
Semen PC
c. Prosedur Kerja
- Wadah kosong ditimbang (W1) kg.
- Semen PC dimasukkan ke dalam wadah sampai peres, cara memasukkan
semen tak boleh ditekan-tekan atau dipadatkan.
23
...........................................................................................................
Semen:
Tipe Semen
...........................................................................................................
:
Dikerjakan
...........................................................................................................
oleh:
Pengujian ke:
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
kg
kg/ m3
Berat Volume ratarata =
................. kg/ m3
................. kg/ m3
SD
=
................. %
CV
=
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan
24
g. Gambar
Lampiran 1
3. Uji Kehalusan Semen PC
Kehalusan semen PC merupakan perbandingan fraksi butiran semen yang
lolos ayakan No 100 dan No 200 terhadap berat semen seluruhnya. Kehalusan
semen dinyatakan dalam persen (%).
a. Peralatan
-
Kuas.
..................................................................................
Tipe Semen
..................................................................................
Dikerjakan
..................................................................................
oleh
Pengujian ke:
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
......%
......%
......%
......%
......%
= .............%
26
CV
F2 = (W5 W1)/ W3 x 100
= ............%
(%)
......%
......%
......%
......%
......%
= .............%
CV
= ............%
f. Gambar
Lampiran 1
4. Uji Konsistensi Normal Semen PC
Konsistensi normal semen PC adalah suatu kondisi tingkat kebasahan
pasta semen yang ditentukan menggunakan jarum vicat. Pasta semen dikatakan
telah mencapai konsistensi normal, bilamana kadar air dengan prosentase
tertentu batang vicat dapat menembus pasta semen sedalam 10 mm + 1 mm.
(menembus pasta semen sekitar 9 mm sampai 11 mm).
a. Peralatan
-
Air murni (jika tidak ada bisa menggunakan air kran biasa).
Stop watch.
Spatula,
Alat vicat
Kaus tangan karet (kalau tidak ada bisa menggunakan plastik untuk
membungkus tangan)
27
c. Prosedur Kerja
- Membuat pasta semen PC dari campuran 300 gram semen PC yang
ditambah air sebanyak 28% dari berat semen.
- Setelah pasta semen benar-benar homogen, kenakan kaus tangan, lalu
pasta semen itu dibuat bentuk bulat seperti bola.
- Pasta semen yang telah berbentuk bola itu kemudian dilemparkan dari
tangan kiri ke tangan kanan sebanyak enam kali. Jarak antara tangan satu
dan lainnya sekitar 15 cm. (Pada waktu melemparkan bola semen itu,
tangah harus mengenakan sarung tangan).
- Pasta semen kemudian dimasukkan ke dalam cincin conica, caranya
dengan memasukkan pasta semen dari lubang cincin yang besar. Kelebihan
pasta semen pada cincin conica lalu diratakan menggunakan spatula.
- Pada bagian lubang cincin conica yang besar diberi alas kaca. Supaya
semen tidak melekat pada alas kaca itu, sebelum digunakan alas kaca
dilumuri olie bekas.
- Pasta semen yang telah masuk di dalam cincin conica kemudian diletakkan
di bawah batang vicat, meletakkannya harus sedemikian rupa sehingga
batang vicat tepat berada tepat di tengah-tengah lubang cincin conica.
- Batang vicat kemudian diturunkan dengan mengendurkan mur-mur yang
ada, diamkan sekitar 30 detik. Masuknya batang vicat ke dalam pasta
semen dicatat. Jika batang vicat masuk pasta semen kurang atau lebih 10
mm + 1 mm, percobaan harus diulang dengan persentase air yang berbeda.
- Percobaan diulang-ulang dengan persentase air yang berbeda sampai
batang vicat menembus pasta semen sedalam 10 mm + 1mm.
- Konsistensi normal tercapai bilamana batang vicat telah masuk sedalam 10
mm + 1 mm ke dalam pasta semen.
28
.........................................................................................................
Semen
Tipe Semen
.........................................................................................................
Dikerjakan
.........................................................................................................
oleh
Pengujian ke
......
n -1
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
.........
....... %
...... %
...... %
...... %
....... %
.........
.........
.........
.........
.........
: ......................... %
29
Cara Perhitungan:
F1
F2
Keterangan rumus:
F1
F2
W1
W2
W3
W4
W5
Catatan:
Semen dikategorikan memenuhi syarat kehalusan jika tertahan saringan
No 100 = 0%, dan tertahan saringan No 200 maksimum = 22%
e. Kesimpulan
30
f. Gambar
Lampiran 1
Air murni (jika tidak ada bisa digunakan air setempat yang bersih)
Stop watch (jika tidak ada boleh menggunakan jam tangan atau
Hand Phone)
Spatula
Alat Vicat
b. Bahan
-
c. Prosedur Kerja
-
31
Lempar ke kiri,
15 cm
Lempar ke kanan,
menggunakan sarung
15 cm
Gambar: 3.14. Cara Melemparkan Pasta Semen
Pada lubang cincin conica yang besar diberi alas kaca yang
sebelumnya telah disaput dengan olie bekas; kemudian cincin conica yang
telah berisi adonan pasta semen PC ini dipasang pada alat vicat.
32
Penuruna
n (mm)
: ............. gr
Tipe Semen
: ............. %
Pengamatan
Waktu
Penetrasi
ke:
(menit)
Vicat (mm)
45
.....
Keterangan.
33
60
.....
75
.....
90
.....
...
.....
.....
...
.....
.....
...
.....
.....
n-3
.....
.....
n-2
.....
.....
n-1
.....
.....
.....
.....
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran
5. Uji Kekekalan Bentuk
Kekekalan bentuk semen adalah tingkat kekuatan pasta semen dalam
kondisi konsistensi normalnya terhadap perubahan fisik akibat berubahnya
cuaca (kelemban udara dan panas dari sinar mata hari). Pasta semendinyatakan
tidak kekal kondisinya bilamana seelah direbus dalam air yang mendidih
selama tiga jam menjadi retak-retak atau terjadi perubahan bentuk pada
permukaannya.
a. Peralatan
-
Stop watch
34
Spatula
Olie bekas.
Kompor.
Panci.
b. Bahan
- Adonan semen PC dalam konsistensi normal
c. Prosedur Kerja
-
Cetakan kue semen dan lempengan kaca dilapis olie bekas agar kue
semen yang sudah kering mudah dilepaskan (Lihat Gambar: 3.17)
Rebus air dalam panci sampai mendidih, kalau sudah mendidih kue
semen dimasukkan dan direbus selama tiga jam.
Setelah itu kue semen dikeluarkan dan diamati. Kue semen tak
boleh berubah bentuk dan atau retak permukaannya.
35
Cetakan
kue semen
yang
dilumuri
Lempengan
kaca
: ..................................................................
Tipe Semen
: ..................................................................
Dikerjakan oleh
: ..................................................................
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
y/ t
Setelah direbus:*)
Terjadi retak?
Kesimpulan:
Catatan:
*)
Kue semen*):
Berubah bentuk
e. Kesimpulan
36
f. Gambar
Lampiran 1
37