Anda di halaman 1dari 37

A.

PENGUJIAN PASIR
1. Uji Kadar Air Alami
a. Bahan
Pasir dalam kondisi alami sebanyak 1 kg
b. Peralatan
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Wajan dan kompor untuk pengeringan
Silinder
c. Prosedur kerja
1. Menimbang berat silinder (W1).
2. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam silinder kemudian ditimbang
beratnya (W2).
3. Berat pasir yang diuji (W3) dihitung.
4. Benda uji kemudian dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di
atas kompor hingga pasir terlihat kering.
5. Benda uji yang telah kering beserta silinder ditimbang (W4)
6. Kemudian benda uji yang telah kering dihitung (W5)
d. Data pengujian
Asal Pasir :
No Pengujian :
1
Berat Cawan (W1) gram
2
Berat Cawan + Pasir (W2) gram
3
Berat Benda uji (W3 = W2-W1) gram
4
5
6

1
2
54.20 55.20
154.20 155.20
100.00 100.00

Berat Cawan + Pasir Setelah Di Goreng = (W4)


121.50 122.30
gram
Berat Pasir Setelah Di Goreng (W5 = W4-W1) gram 67.30 67.10
48.59 49.03
Kadar Air Alami = (W3-W5) / (W5)) x 100 %

e. Kesimpulan
Kadar air alami pada agregat halus
f. Gambar
Lihat lampiran 1.

Rerata

48.15

SD
CV

2.67
5.56

gram adalah

3
55.40
155.40
100.00
123.50
68.10
46.84
gram/cm
3
gram/cm
3
%

2. Uji Kadar Air dalam Kondisi SSD


a. Bahan

Pasir dalam kondisi SSD


b. Peralatan

Kerucut terpancung untuk pengujian SSD

Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr


1


Wajan dan kompor

Cawan aluminium
c. Prosedur kerja
1. Pasir dimasukkan dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan. Setiap
lapisan tersebut dipadatkan dengan penumbuk sebanyak delapan kali
tumbukan. Khusus untuk lapisan yang paling atas, pemadatan dilakukan
dengan sembilan kali tumbukan.
2. Kerucut ditarik tegak lurus perlahan-lahan. Bila hanya sebagian kecil
pasir yang menempel pada dinding bagian dalam kerucut, maka pasir
dapat dinyatakan dalam kondisi SSD.
3. Setelah mendapatkan pasir yang SSD, timbang berat cawan aluminium
(W1)
4. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam cawan lalu timbang beratnya (W2)
5. Kemudian didapat berat pasir yang diuji (W3 = W2-W1)
6. Benda uji lalu dikeringkan dengan cara digoreng di dalam wajan di atas
kompor hingga pasir terlihat benar-benar kering.
7. Setelah pasir kering, benda uji dikeluarkan dari wajan kemudian
ditimbang beratnya (W4)
8. Lalu benda uji yang telah kering dihitung beratnya (W5 = W4-W1)

d. Data Pengujian Kadar Air dalam Keadaan SSD


Asal Pasir :
Pengujian :
1 Berat Cawan = (W1) gram
2
3
4
5
6

Gedung D9
1
54.20
204.2
Berat Cawan + Pasir = (W2) gram
0
150.0
Berat Benda uji (W3 = W2-W1) gram
0
202.1
Berat Cawan + Pasir Setelah DI Goreng = (W4) gram
0
147.9
Berat Pasir Setelah Di Goreng (W5 = W4-W1) gram
0
Kadar air SSD = (W3-W5)/ W5))x 100 %
1.42

2
55.20
206.2
0
151.0
0
204.6
0
149.4
0
1.07

3
55.40
256.40

201.00
254.20

198.80
1.11

Rerata

1.20

SD
CV

0.07
6.15

gram/cm
3
gram/cm
3
%

e. Kesimpulan
1. Kadar air pasir SSD pada percobaan 1 adalah %
2. Kadar air pasir SSD pada percobaan 2 adalah %
3. Kadar air pasir SSD pada percobaan 3 adalah %
Sehingga kadar air rata-ratanya adalah %
f. Gambar
Lihat lampiran 2.
3. Uji Berat Jenis Pasir
a. Bahan
1. Pasir dalam keadaan SSD
2. Air murni
b. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2. Gelas ukuran untuk air
c. Prosedur kerja
1. Contoh pasir dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke dalam
gelas ukuran lalu diberi air sampai seluruhnya terendam.
Gelas ukuran diguncang-guncang tetapi jangan terlalu keras sampai
gelembung udara di dalam pasir keluar, kemudian ditambahkan air sampai
ketinggian tertentu (misalkan setelah ditambah, tinggi air dalam gelas
ukuran menjadi X).
Gelas ukuran yang berisi pasir dan air setinggi X lalu ditimbang, misalnya
beratnya w2 gram
2. Benda uji kemudian dikeluarkan dari gelas ukuran sampai tak ada sisasisa pasir yang tertinggal, lalu dikeringkan dengan cara digoreng di atas
wajan dengan kompor
3. Pasir yang telah kering ditimbang, misalnya beratnya w3 gram.
4. Gelas ukuran kemudian kembali diisi air setinggi X, lalu ditimbang
misalnya beratnya W4 gram.
5. Hasil-hasil penimbangan tersebut kemudian ditabelkan.
d. Cara Perhitungan
Perhitungan:
1. Berat jenis kering (bulk spesifik gravity)=W3/{ W4+(W1-W2)}
Keterangan:
W1 = Berat percontoh pasir yang diuji (gr)
W2 = Berat gelas ukuran + percontoh + air setinggi x (gr)
3

W3 = Berat pasir kering goreng (gr)


W4 = Berat gelas ukuran berisi air setinggi x (gr)
e. Hasil Pengujian
Asal Pasir : Gedung D9
Pengujian ke :
Berat Percontoh Pasir SSD = (W1) gram
Berat Gelas Ukuran + Pasir + Air Setinggi X = (W2) gram
Berat Pasir Kering Setelah Di Goreng = (W3) gram
Berat Gelas Ukur + Air (W4) gram
Volume Percontohan Benda uji (V)= W4 - (W3 - W1) cm3
Berat Jenis Kering (Bulk Specific Gravity)= (W3)/(V)
gram/cm3

1
250.0
0
604.2
0
246.4
0
461.8
0
465.4
0

2
250.
00
603.
90
245.
30
461.
80
466.
50

0.53

0.53

Rerata 0.53
SD 7.9527E-06
CV 0.00151
Berat Jenis SSD = (W1)/(V) [gram/cm3]

0.537

0.53
6

Rerata 0.537
SD 9.81025E-07
CV 0.000182784
f. Kesimpulan
Berat jenis pasir kering (Bulk Spesific Gravity) adalah
g. Gambar
Lihat lampiran 3

3
250.00
605.60
246.30
461.80
465.50
0.53
gram/c
m3
gram/c
m3
%
0.537
gram/c
m3
gram/c
m3
%

gr/cm3

4. Uji Berat Volume Pasir


a. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
b. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
- Silinder
c. Prosedur kerja
1. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t) silinder terlebih dahulu.
2. Setelah itu, timbang silinder (W1)
3. Pasir dimasukkan ke dalam silinder. Untuk metode tanpa rojokan, pasir
dimasukkan sampai peres tanpa dipadatkan. Untuk metode dengan

rojokan, pasir dimasukkan sambil ditekan/dipadatkan sampai volume


pasir peres.
4. Kemudian wadah beserta isinya tiap-tiap metode ditimbang kembali (W2)
2
5. Untuk mencari volume silinder, menggunakan rumus V = r t
6. Untuk mencari berat pasir, menggunakan rumus W = W2-W1
7. Untuk berat volume pasir sendiri = W/V
d. Data hasil pengujian
Asal Pasir

Gedung D9

Pengujian

Berat tabung silinder (W1)


Volume tabung silinder (V)
Berat tabung silinder + pasir (W2)
Berat pasir (W) = W2-W1
Berat volume pasir = W/V (gr/cm3)
Rerata
SD
CV

157
1000
1800
800
0.8

157
1000
1700
700
0.7

157
1000
1540
540
0.54

0.680
0.034
5.0588

gram/cm3
gram/cm3
%

e. Kesimpulan
1. Berat volume pasir tanpa dirojok adalah 1,26 gr/cm3
2. Berat volume pasir dengan rojokan adalah 1,52 gr/cm3
g. Gambar
Lihat lampiran 4.
5. Uji Kadar Lumpur
a. Bahan
- Pasir dalam kondisi alami
- Air murni
b. Peralatan
- Botol bening
c. Prosedur Kerja
1. Pasir dimasukkan ke dalam botol bening. Ukur jari-jari (r) serta tinggi (t)
pasir dalam botol. Volume pasir dalam botol plastik dihitung (V1

r 2t )
2. Pasir dalam botol diberi air dan dikocok sekitar 5 menit lalu didiamkan
selama 24 jam
3. Setelah dibiarkan 24 jam, volume lumpur pada pasir yang ada dalam
botol bening dapat dibaca. Cara menghitung volume lumpur dengan
mengukur jari-jari (r) serta tinggi (t) lumpur dalam botol. (V2 =

r 2t )

4. Kadar lumpur = V2/V1 x 100%


d. Data Pengujian Kadar Lumpur

Asal Pasir :
Pasir Laboratorium
Pengujian ke :
1
2
Volume Pasir sebelum dikocok(V1)
V r t
1

Volume lumpur setelah didiamkan

2
V2 r t

selama 24 jam(V2)
Kadar Lumpur = (V2/V1)x100%
e. Kesimpulan
Kadar lumpur pada percobaan 1 adalah sebesar
f. GambarLihat lampiran 4

6. Uji Kotoran Organik dalam Pasir


a. Bahan
1. Pasir
2. Air murni (H2O) yang mengandung 3% natrium oksida (NaOH)
b. Peralatan
1. Gelas ukuran
2. Botol bening
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 g
4. Standar warna (kalau tak ada dapat menggunakan air teh)
c. Prosedur kerja
1. Membuat cairan H2O yang mengandung 3% natrium oksida dengan
melarutkan 6 g kristal NaOH ke dalam 70 ml air murni.
2. Botol plastik yang berisi 55 ml pasir dituangi cairan diatas sebanyak 70
ml
3. Gelas ukur dan isinya dikocok selama 5 menit, lalu didiamkan selama 24
jam
4. Cairan kemudian dibandingkan dengan standar warna. Bila warnanya
mendekati standar warna nomor 1 dan nomor 2 (putih kekuningan),
berarti pasir tersebut dapat dipakai untuk campuran beton tanpa dicuci
terlebih dahulu, bila cairan warnanya sama dengan standar nomor 3 dan
nomor 4 (putih kecoklatan) maka kandungan bahan organiknya tinggi,
sehingga pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
campuran beton, dan bila warnanya sama dengan standar nomor 5
(coklat) penggunaan pasir untuk campuran beton perlu dipertimbangkan
karena dapat merugikan beton.

d. Data percobaan
Percobaan
Volume Pasir
Larutan NaOH
Warna yang timbul

e. Kesimpulan

f. Gambar
Lihat Lampiran 6.

7. Uji Gradasi Pasir


a. Bahan
- Pasir dalam kondisi SSD
b. Peralatan
1. Timbangan
2. Ayakan standar untuk agregat halus dengan nomer ayakan no. 100, no. 50,
no. 30, no. 8, dan no. 4.
3. Wajan
4. Kompor
5. Mesin penggetar ayakan
6. Sikat
c. Prosedur Kerja
1. Ambil pasir sebanyak 1 kg
2. Ayakan pasir yang akan digunakan dibersihkan dahulu dengan sikat,
kemudian timbang berat tiap ayakan (W1)
3. Ayakan pasir disusun dengan diameter paling besar diletakkan npaling
atas, berturut-turut diameter ayakan yang lebih kecil dan yang paling
bawah adalah pan.
4. Benda uji (pasir) dimasukkan dalam ayakan lalu digetarkan dengan
mesin penggetar selama 10 menit.
5. Kemudian masing-masing ayakan ditimbang (W2)
6. Berat pasir yang tertinggal di atas ayakan (W = W2-W1)
No.

Diamet

Berat

Berat

% berat

Ayak

er

ayak

tertah

tertah

kumul

Kumul

an

ayak

an

an (g)

an

atif

atif

an
(mm)

tertaha

(mm

Tembus

#4
4,80
#8
2,40
#30
0,60
#50
0,30
#100
0,15
Pan
0,00
Total
d. Data Pengujian Gradasi Pasir

Modulus Kehalusan Pasir =

Kumulatif tertahan
100

=
=
e. Kesimpulan
Jadi, setelah melalui proses analisa saringan, pasir yang diuji masuk dalam
zona
f. Gambar
Lampiran 1
B. PENGUJIAN KERIKIL
1. Uji Kadar Air Alami
a. Peralatan
-

Timbangan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.

Oven (pengering) dengan ketelitian 1oC.

Cawa dari porselin/ baja/ aluminimum.


b. Bahan
Kerikil dengan diameter maksimum yang berbeda membutuhkan berat
benda uji yang berbeda pula, kerikil yang akan diuji disesuaikan dengan
Tabel Berat Benda Uji Minimum di bawah ini.
Ukuran Butir Maksimum

Berat Contoh Agregat Minimum (kg)

Mm

Inc

6,3

0,5

9,5

3/8

1,5

12,7

2,0

19,1

3,0

25,1

4,0

38,1

11/2

6,0

50,8

8,0

63,5

21/2

10,0

76,2

13,0

88,9

31/2

16,0

101,6

25,0

152,4

50,0

c. Prosedur Kerja
-

Menimbang wadah (W1) gram


-

Benda uji dimasukkan ke dalam wadah lalu ditimbang, beratnya = W 2


gram.

Berat contoh benda uji = W3 gram


W3 = (W2 W1) gram
- Benda uji berikut cawannya dikeringkan dalam oven dengan suhu
110 + 5oC, lama pengovenan 24 jam.
- Setelah dioven 24 jam benda uji dikeluarkan lalu ditimbang (W4) gram
- Berat benda uji kering oven = W5 gram.
W5 = (W4 W1) gram
d. Penyajian Data Pengujian Kadar Air Alami Kerikil
Asal

..............................................................................................................

kerikil

Dikerjaka

..........................................................................................................................

n oleh

.........

Pengujian ke:

Berat Wadah (W1) gram


Berat wadah + contoh kerikil (W2) gram
Berat Contoh W3 = (W2 W1) gram
Berat Cawan + Kerikil Kering Oven (W4) gram
Berat Kerikil kering Oven W5 = (W4 W1) gram
Kadar Air Agregat = (W3 W5) x 100%
W5
Rata-rata

= .................. %

SD

= ................... %

CV

= .................. %

Catatan: Nilai CV tidak boleh lebih dari 10%


e. Kesimpulan

f. Gambar
Lampiran 1
3. Uji Kadar Lumpur Alami
Kadar lumpur dalam kerikil adalah perbandingan antara berat kandungan
lumpur yang terdaat pada suatu kerikil dengan berat kerikil secara keseluruhan.
Kadar lumpur dinyatakan dalam satuan persen (%)
a. Peralatan
- Timbangan maksimum 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
- Ayakan Mesh No 200 atau yang ukurannya mendekati.
- Oven (pengering) dengan ketelitian 1oC.
- Wadah dari baja/ aluminium.
b. Bahan
10

- 1 kg kerikil yang telah dalam kondisi kering oven


c. Prosedur Kerja
- Kerikil yang telah kering oven ditimbang seberat W1 gram, lalu
dimasukkan ke dalam ayakan No 200.
- Kerikil dalam ayakan tersebut lalu dicuci pada air yang mengalir (air dari
kran) sampai benar-benar jernih. Cara pencuciannya seperti orang yang
mencuci beras pada air yang mengalir, dan pada saat pencucian kerikil tak
boleh ditekan-tekan dengan tangan.
- Cawan yang akan dipakai sebagai wadah kerikil ditimbang = W2 gram.
- Kerikil yang telah dicuci bersih dimasukkan ke dalam cawan lalu
dikeringkan menggunakan oven pada suhu + 110oC selama 24 jam.
- Setelah itu kerikil dalam cawan dikeluarkan dari oven lalu ditimbang;
berat kerikil kering oven dan cawan ditimbang = W3 gram.
- Kadar lumpur = (W3-W2) x 100% = .........%
W1
d. Penyajian Data Pengujian Kadar Lumpur dalam Kerikil
Asal Kerikil:
Dikerjakan oleh:
Pengujian ke:

............ ............. ............

............

.........

..

..

.....

............ ............. ............

............

.........

..

..

.....

Berat Cawan + Kerikil Kering Oven ............ ............. ............

............

.........

(W3) gram

..

.....

Berat Kerikil (W1) gram

Berat Cawan (W2) gram

W1

..

..

Kadar Lumpur = (W3 W2) x 100%

..

..

...........

...........

...........

...........

.........

..%

Rata-rata = ..............%
SD

= .............%

11

CV

= ............%

Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%


e. Kesimpulan

f. Gambar
Lampiran 1
4. Uji Berat Jenis Kerikil
Uji berat jenis kerikil ada tiga macam yaitu: (1) Uji berat jenis kering (Bulk
Spesific Grafity), (2) Uji berat jenis kerikil SSD, dan (3) Uji Bert Jenis Semu
(Apparent Spesific Gravity).
Berat jenis kering kerikil, adalah perbandingan antara berat kerikil kering dan
berat air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam kondisi jenuh pada
suhu 25oC. Berat jenis kerikil SSD adalah perbandingan antara berat kerikil dalam
kondisi SSD dengan berat air yang volumenya sama dengan volume kerikil dalam
kondisi SSD pada suhu 25oC. Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat
kerikil kering dan berat air murni yang volumenya sama dengan volume kerikil
kering pada suhu 25oC.
Pembuatan kerikil SSD dilakukan sebagai berikut; setelah direndam air selama
24 jam, kerikil dikeringkan satu demi satu menggunakan lap kering, sehingga
permukaan kerikil kondisinya kering tetapi bagian di dalam kerikil masih tetap
jenuh air. Kerikil ini disebut dalam kondisi jenuh air dengan permukaan kering
(Saturated Survace Dry = SSD)
a. Peralatan
- Timbangan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
- Oven dengan ketelitian 1oC.
- Keranjang kawat No 6 (+ 3,40 mm), atau No 8 (+ 2,36 mm) dengan
kapasitas 5 kg
-Drum tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
kepentingan pemeriksaan kerikil.
12

b. Bahan
-

Untuk tiap-tiap sampel masing-masing dibutuhkan 200 gram keriki


dalam kondisi SSD yang tertahan ayakan No 4 (+ 3,40 mm)

c. Prosedur Kerja
- Sampel kerikil dalam kondisi SSD sebanyak W1 gram dimasukkan ke
dalam keranjang kawat.
- Kerikil dalam keranjang kawat dimasukkan dalam drum yang telah diisi
air hingga seluruh sampel kerikil terendam.
- Keranjang kawat yang berisi kerikil itu diguncang-guncang sehingga
seluruh gelembung udara di dalam kerikil keluar.
- Keranjang kawat berisi kerikil yang masih terendam air ini lalu ditimbang,
misalnya berat kerikil dalam air = W2 gram.
- Keranjang kawat beserta isinya lalu diangkat dari air, kerikil dikeluarkan
lalu dioven selama 24 jam.
- Setelah itu kerikil yang telah kering dikeluarkan dari oven dan ditimbang,
misalkan beratnya W3 gram.
- Hasil pengamatan kemudian ditulis dalam tabel.

d. Penyajian Data Pengujian Berat Jenis kerikil


Asal Kerikil:
Dikerjakan oleh:
Pengujian ke

Berat kerikil SSD = W1 gram

.........

.........

.........

.........

.........

Berat Kerikil dalam air = W2 gram

.........

.........

.........

.........

.........

Berat Pasir kering oven = W3 gram

.........

.........

.........

.........

.........

13

Berat Jenis Kering = W1 / (W1 W2)

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

gram/ cm3
Berat

Jenis

Kering

rata-rata

= ..................... gram/ cm3


SD
=..................... gram/ cm3
CV
= .................... %
Berat Jenis SSD = W3 / (W1 W2) gram/
cm3
Berat

Jenis

SSD

rata-rata

= ..................... gram/ cm3


SD
=..................... gram/ cm3
CV
= .................... %
Berat Jenis Semu = W3 / (W3 W2)
gram/ cm3
Berat

Jenis

Semu

rata-rata

= ..................... gram/ cm3


SD
=..................... gram/ cm3
CV
= .................... %
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan

14

f. Gambar
Lampiran 1
5. Uji Berat Volume Kerikil
Berat volume kerikil adalah suatu angka perbandingan antara satuan berat
kerikil dalam kondisi alami dengan satu satuan volume kerikil. Berat volume
kerikil dinyatakan dalam satuan berat/ satuan volume (kg/ m3 atau gram/ cm3).
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian satu gram.
- Wadah yang telah diketahui volumenya, (bisa menggunakan timba cor
yang sudah diketahui volumenya, misalnya timba cor yang volumenya
lima liter, 15 liter, atau yang 20 liter.
b. Bahan
-

Kerikil dalam kondisi alami


c. Prosedur Kerja
- Wadah ditimbang, beratnya W1 kg.
- Kerikil dimasukkan ke dalam wadah sampai peres, cara pemasukan kerikil
sama sekali tidak boleh dipadatkan.
- Wadah yang berisi kerikil ditimbang, beratnya W2 kg
- Volume kerikil = volume wadah yang telah diketahui sebelumnya, yaitu
V liter (1 liter = 1.000 cm3; 1 m3 = 1000 liter).
- Berat kerikil (W) = W2 W1 kg
- Berat Volume kerikil = W/ V kg/ m3

15

d. Penyajian Data Pengujian Berat Volume Kerikil


Asal Kerikil: ............................................................................................................
Dikerjakan oleh .......................................................................................................
Pengujian ke

Volume wadah (V) m3

...........

...........

...........

...........

...........

Berat wadah (W1) kg

...........

...........

...........

...........

...........

Berat wadah + kerikil (W2) kg

...........

...........

...........

...........

...........

Berat Kerikil (W) = W2 W1 kg

...........

...........

...........

...........

...........

Berat Volume Kerikil = W/V

...........

...........

...........

...........

...........

kg/m3
Berat Volume rata-rata = ..............
kg/m3
SD

= ..............

kg/m3
CV

= ..............

%
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan

f. Gambar
Lampiran 1
5. Uji Gradasi Kerikil

16

Uji gradasi kerikil adalah suatu kegiatan untuk mengetahui penyebaran


atau distribusi butiran kerikil sesuai dengan diameternya; yang dimaksudkan
dengan besar butiran yang lebih dari 5 mm.
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Satu set ayakan kerikil
- Mesin penggetar ayakan.
- Kuas ukuran 2
- Sikat tembaga.
b. Bahan
-

Kerikil dalam kondisi kering oven yang banyaknya tergantung


dengan besar diameter maksimum kerikil seperti yang ada pada . Berat
sampel diambil sebanyak 25% dari sampel yang direkomendasikan pada
c. Prosedur Kerja
- Cara pengambilan contoh kerikil dilakukan dengan sistim Quartering.
- Ayakan kerikil yang akan digunakan harus dibersihkan kemudian
masing-masing ditimbang beratnya, yaitu W1 gram.
- Ayakan disusun dengan urutan diameter paling besar diletakkan paling
atas, lalu dibawahnya diletakkan diameter yang lebih kecil begitu
seterusnya, dan pada urutan paling bawah dipasang pan.
- Benda uji dimasukkan ke dalam ayakan, lalu digetar dengan mesin
penggetar selama 10 menit
- Setelah digetar masing-masing ayakan beserta isinya ditimbang, beratnya
W2 gram.
- Berat kerikil yang tertinggal di atas masing-masing ayakan (W) dihitung.
W = (W2 W1) gram.
- Hasilnya lalu dimasukkan ke dalam Tabel Data Pengujian Gradasi
Kerikil.
- Setelah diketahui persen tembus kumulatif pada masing-masing ayakan,
hasilnya digambar pada gambar grafik gradasi kerikil ,dengan demikian
17

dapat diketahui kerikil yang diperiksa masuk dalam grafik pada diameter
yang mana, dan bagaimana sifat kerikil tersebut jika digunakan sebagai
bahan bangunan.
d. Data Pengujian Gradasi Kerikil
Diameter

Berat

% Berat

% Kumulatif

Ayakan

Tertahan

Tertahan

Kumulatif

Tembus

(mm)

(gram)

31,5

.........

.........

.........

.........

16,0

.........

.........

.........

.........

8,0

.........

.........

.........

.........

4,0

.........

.........

.........

.........

2,0

.........

.........

.........

.........

1,0

.........

.........

.........

.........

0,50

.........

.........

.........

.........

0,25

.........

.........

.........

.........

Pan

.........

.........

.........

.........

Tertahan

Ayakan

e. Kesimpulan

f. Gambar
Lampiran
7. Analisis Bentuk Kerikil (Uji Kepipihan)
Uji kepipihan kerikil adalah analisis bentuk kerikil, yang meliputi
pengukuran panjang (p), lebar (l), dan tebal (t) butiran yang akan digunakan
dalam pekerjaan bangunan sipil. Klasifikasi bentuk kerilik terdapat pada Tabel
Klasifikasi Bentuk Kerikil seperti berikut ini.

18

Tabel 3-14. Klasifikasi Bentuk Kerikil


Perbandingan Dimensi

Klasifikasi

P > 3l

Panjang

p> 3t

Pipih

p> 3l dan l < 3t

Baik

a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
- Jangka sorong (Gambar: 3.12)
- Tiga buah cawan porselen/ baja/ aluminium untuk wadah kerikil.
b. Bahan
- Kerikil dalam kondisikering oven sebanyak 500 gram yang cara
pengambilannya dilakukan secara quartering.
c. Prosedur Kerja
- Seluruh sampel kerikil diukur satu demi satu panjang (p), lebar (l), dan
tebalnya (t).
- Data dimensi kerikil dimasukkan pada Penyajian Data Bentuk Kerikil
untuk dilakukan klasifikasi.
- Setelah didata, butir-butir kerikil dimasukkan dalam wadah sesuai dengan
klasifikasinya; yang masuk dalam kategori pipih dikumpulkan jadi satu
dalam satu wadah, juga yang masuk kategori panjang maupun yang
dikategorikan baik,
- Masing-masing kerikil yang telah diklasifikasi kemudian ditimbang,
misalkan W1 = berat kerikil yang masuk kategori panjang, W2 = berat
kerikil yang masuk kategori pipih, dan W3 = berat kerikil yang masuk
dalam klasifikasi baik.
- Persentase berat kerikil yang masuk kategori panjang (W 1) dan kategori
pipih (W2) dihitung menggunakan rumus:
-

W1 + (W2) / (W1 + W2 + W3) x 100%


Total persentase agregat panjang dan pipih yang diijinkan
maksimum 20%

19

d. Penyajian Data Bentuk Kerikil


Asal Kerikil

..........................................................................................................

Pekerjaan

..........................................................................................................

Dikerjakan

..........................................................................................................

oleh
Diperiksa

..........................................................................................................

oleh
Tgl

..........................................................................................................

Pemeriksaan

No

Panjang

Lebar

Tebal

(p) cm

(l) cm

(t) cm

Klasifikasi Bentuk Kerikil *)


Panjang

Pipih

Baik

(p>3l atau

(p>3t)

(p< 3l dan l < 3t)

1>3t)
1

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

...

........

........

........

........

........

........

20

...

........

........

........

........

........

........

n-2

........

........

........

........

........

........

n-1

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

........

Berat Agregat Panjang (W1)

.........................

Berat Agregat Pipih (W2)

......................... gram

Berat Agregat Baik (W3)

......................... gram

Berat Agregat Total (W) = (W1 + W2 + W3)

......................... gram

Persen Berat Agregat panjang dan Pipih


= (W1 + W2) / W x 100%

Keterangan:*)

Beri Tanda x pada pilihan yang sesuai

e. Kesimpulan

f. Gambar
Lampiran 1
C. PENGUJIAN SEMEN PC
1. Pengujian Berat Jenis Semen PC
Berat jenis semen PC adalah perbandingan antara berat isi kering semen
PC pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada suhu 4oC yang
volumenya sama dengan volume semen.
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Labu Le Cathatilier atau gelas ukuran dengan ketelitian 1 mm.

21

- Cairan yang tidak bereaksi dengan semen PC, misalnya minyak tanah,
solar, spiritus, alkohol dan sejenisnya.
- Corong
- Spatula
b. Bahan
- Sampel semen sebanyak 50 gram
c. Prosedur Kerja
-

Labu Lee Chatilier diisi dengan cairan yang tidak bereaksi dengan
semen PC (bisa menggunakan minyak tanah, solar, bensin, alkohol, atau
spiritus).

Volume cairan dalam labu dibaca, misalnya A ml. (1 ml = 1 cm3) .

Semen PC sebanyak 50 gram (W), dimasukkan perlahan lahan


kedalam labu, usahakan jangan sampai ada semen PC yang menempel
pada dinding labu, untuk itu sebaiknya menggunakan corong.

Setelah seluruh semen PC masuk, labu kemudian dimiringmiringkan ke kiri dan ke kanan agar gelembung udara yang terkandung
dalam butiran semen keluar.

Setelah labu diisi semen, maka cairan didalamnya akan naik,


misalnya sekarang menjadi B ml.
Berat Jenis semen = W / (B A) gram/ cm3

d. Penyajian Data Pengujian Berat Jenis Semen PC


Merek Semen:

....................................................................................................

Tipe Semen

....................................................................................................

Dikerjakan oleh:

....................................................................................................

Pengujian ke

Berat Semen PC (W) gram

..........

..........

..........

..........

..........

Skala Pembacaan Awal (A) ml

..........

..........

..........

..........

..........

22

Pembacaan setelah semen dimasukkan

..........

..........

..........

..........

..........

..........

..........

..........

..........

..........

(B) cm3
Berat Jenis Semen PC = W / (B A) gr/
cm3
Berat Jenis Rata-rata

................ gram/ cm3

SD ................ gram/ cm3


CV ................ %
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran 1

2. Pengujian Berat Volume Semen PC


Volume semen PC adalah suatu angka perbandingan antara satuan berat
semen PC dalam kondisi alami dengan satu satuan volume semen PC. Berat
volume semen PC dinyatakan dalam satuan berat/ satuan volume (kg/ m3 atau
gram/ cm3).
a. Peralatan
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
- Wadah yang volumenya telah diketahui, misalnya takaran minyak tanah.
b. Bahan
-

Semen PC
c. Prosedur Kerja
- Wadah kosong ditimbang (W1) kg.
- Semen PC dimasukkan ke dalam wadah sampai peres, cara memasukkan
semen tak boleh ditekan-tekan atau dipadatkan.

23

- Wadah yang berisi semen PC ditimbang (W2) kg.


- Volume semen PC = volume wadah yang telah diketahui sebelumnya =
V m3. (1 m3 = 1.000 liter).
- Berat semen PC (W) = (W2 W1) kg.
- Berat Volume Semen PC = W/ V (kg/ m3).
d. Penyajian Data Berat Volume Semen PC
Merek

...........................................................................................................

Semen:
Tipe Semen

...........................................................................................................

:
Dikerjakan

...........................................................................................................

oleh:
Pengujian ke:

Berat Wadah kosong (W1) kg

...........

...........

...........

...........

...........

Berat wadah + Semen (W2) kg

...........

...........

...........

...........

...........

Berat Semen PC (W) = (W1 W2)

...........

...........

...........

...........

...........

Volume Wadah (V) m3

...........

...........

...........

...........

...........

Berat Volume semen PC = W/ V

...........

...........

...........

...........

...........

kg

kg/ m3
Berat Volume ratarata =

................. kg/ m3
................. kg/ m3

SD
=

................. %

CV
=
Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%
e. Kesimpulan
24

g. Gambar
Lampiran 1
3. Uji Kehalusan Semen PC
Kehalusan semen PC merupakan perbandingan fraksi butiran semen yang
lolos ayakan No 100 dan No 200 terhadap berat semen seluruhnya. Kehalusan
semen dinyatakan dalam persen (%).

a. Peralatan
-

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

Saringan No 100, No 200, dan Pan.

Kuas.

Mesing pengguncang (Sieve breaker)


b. Bahan
- 250 gram Semen PC
c. Prosedur Kerja
- Saringan No 100 ditimbang (W1) gram,
- Saringan No 200 ditimbang (W2) gram,
- semen PC sebanyak 250 gram (W3) dimasukkan ke dalam susunan
saringan yang diletakkan berturut-turut No 100, No 200, dan yang paling
bawah adalah pan.
- Saringan ditutup kemudian dipasang pada mesin penggetar, lalu diguncang
menggunalan mesin tersebut selama 10 menit.
- Masing-masing saringan beserta buturan semen yang tertahan ayakan
ditimbang, misalnya berat saringan No 100 = W4 gram, dan saringan
No 200 = W5 gram
25

- Perhitungan kehalusan semen dilakukan menggunakan rumus:


Fraksi yang tertahan saringan No 100 (F1) = (W4 W1)/ W3 x 100%
Fraksi yang tertahan saringan No 200 (F2) = (W5 W2)/ W3 x 100%
-

Semen dikategorikan memenuhi syarat kehalusan apabila:


Tertahan saringan No 100 = 0%
Tertahan saringan No 200 maksimum 22%

d. Penyajian Data Pengujian Kehalusan Semen PC


Merek Semen

..................................................................................

Tipe Semen

..................................................................................

Dikerjakan

..................................................................................

oleh
Pengujian ke:

Berat saringan No 100 (W1) gram

.....

.....

.....

.....

.....

Berat saringan No 200 (W2) gram

.....

.....

.....

.....

.....

Berat contoh semen (W3) gram

.....

.....

.....

.....

.....

Berat Saringan No 100 dan semen

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

.....

......%

......%

......%

......%

......%

yang tertahan (W4) gram


Berat Saringan No 200 dan semen
yang tertahan (W5) gram
F1 = (W4 W1)/ W3 x 100

Rerata tertahan saringan No 100 = .............%


SD

= .............%

26

CV
F2 = (W5 W1)/ W3 x 100

= ............%

(%)

......%

......%

......%

......%

......%

Rerata tertahan saringan No 100 = .............%


SD

= .............%

CV

= ............%

Catatan: Nilai CV tak boleh lebih dari 10%


e. Kesimpulan
Kehalusan semen memenuhi/ tidak memenuhi
*)

= Coret yang tidak perlu

f. Gambar
Lampiran 1
4. Uji Konsistensi Normal Semen PC
Konsistensi normal semen PC adalah suatu kondisi tingkat kebasahan
pasta semen yang ditentukan menggunakan jarum vicat. Pasta semen dikatakan
telah mencapai konsistensi normal, bilamana kadar air dengan prosentase
tertentu batang vicat dapat menembus pasta semen sedalam 10 mm + 1 mm.
(menembus pasta semen sekitar 9 mm sampai 11 mm).
a. Peralatan
-

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Gelas uuran dengan kapasitas maksimum 100 ml dan ketelitian 1


ml.

Air murni (jika tidak ada bisa menggunakan air kran biasa).

Stop watch.

Spatula,

Alat vicat

Kaus tangan karet (kalau tidak ada bisa menggunakan plastik untuk
membungkus tangan)

27

c. Prosedur Kerja
- Membuat pasta semen PC dari campuran 300 gram semen PC yang
ditambah air sebanyak 28% dari berat semen.
- Setelah pasta semen benar-benar homogen, kenakan kaus tangan, lalu
pasta semen itu dibuat bentuk bulat seperti bola.
- Pasta semen yang telah berbentuk bola itu kemudian dilemparkan dari
tangan kiri ke tangan kanan sebanyak enam kali. Jarak antara tangan satu
dan lainnya sekitar 15 cm. (Pada waktu melemparkan bola semen itu,
tangah harus mengenakan sarung tangan).
- Pasta semen kemudian dimasukkan ke dalam cincin conica, caranya
dengan memasukkan pasta semen dari lubang cincin yang besar. Kelebihan
pasta semen pada cincin conica lalu diratakan menggunakan spatula.
- Pada bagian lubang cincin conica yang besar diberi alas kaca. Supaya
semen tidak melekat pada alas kaca itu, sebelum digunakan alas kaca
dilumuri olie bekas.
- Pasta semen yang telah masuk di dalam cincin conica kemudian diletakkan
di bawah batang vicat, meletakkannya harus sedemikian rupa sehingga
batang vicat tepat berada tepat di tengah-tengah lubang cincin conica.
- Batang vicat kemudian diturunkan dengan mengendurkan mur-mur yang
ada, diamkan sekitar 30 detik. Masuknya batang vicat ke dalam pasta
semen dicatat. Jika batang vicat masuk pasta semen kurang atau lebih 10
mm + 1 mm, percobaan harus diulang dengan persentase air yang berbeda.
- Percobaan diulang-ulang dengan persentase air yang berbeda sampai
batang vicat menembus pasta semen sedalam 10 mm + 1mm.
- Konsistensi normal tercapai bilamana batang vicat telah masuk sedalam 10
mm + 1 mm ke dalam pasta semen.

28

- Hasil pengamatan berupa gambar grafik hubungan kadar air dan


penurunan jarum vicat.

d. Penyajian Data Pengujian Konsistensi Normal Semen PC


Merek

.........................................................................................................

Semen
Tipe Semen

.........................................................................................................

Dikerjakan

.........................................................................................................

oleh
Pengujian ke

......

n -1

Berat Semen (W) gram

.........

.........

.........

.........

.........

Volume Air (V) ml

.........

.........

.........

.........

.........

Kadar Air = W/ V x 100%

....... %

...... %

...... %

...... %

....... %

Penurunan Batang Vicat (mm)

.........

.........

.........

.........

.........

Kesimpulan Konsistensi Normal


Berat Semen : ......................... gram
Volume Air : ......................... ml
Kadar Air

: ......................... %

29

Gambar: 3.13.b Hasil Pengamatan Hubungan Kadar Air


dan Penurunan Jarum Vicat

Cara Perhitungan:
F1

(W4 W1) / W3 x 100%

F2

(W5 W2) / W3 x 100%

Keterangan rumus:
F1

Fraksi semen yang tertahan saringan No 100

F2

Fraksi semen yang tertahan saringan No 200

W1

Berat saringan No 100

W2

Berat saringan No 200

W3

Berat contoh semen

W4

Berat saringan No 100 dan fraksi semen yang tertahan

W5

Berat saringan No 200 dan fraksi semen yang tertahan

Catatan:
Semen dikategorikan memenuhi syarat kehalusan jika tertahan saringan
No 100 = 0%, dan tertahan saringan No 200 maksimum = 22%
e. Kesimpulan
30

f. Gambar
Lampiran 1

5. Uji Peningkatan Awal dan Akhir Semen PC


a. Peralatan
-

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Gelas ukuran dengan kapasitas maksimum 100 ml dan ketelitian


pembacaan 1 ml.

Air murni (jika tidak ada bisa digunakan air setempat yang bersih)

Stop watch (jika tidak ada boleh menggunakan jam tangan atau
Hand Phone)

Spatula

Alat Vicat

Kaus tangan karet atau plastik bekas untuk pelapis tangan.

b. Bahan
-

Adonan semen PC dalam kondisi konsistensi normal

c. Prosedur Kerja
-

Adonan semen PC dalam kondisi konsistensi normal dibentuk


bulat seperti bola. Pada waktu membentuk adonan semen ini gunakan
sarung tangan karet, atau kantong plastik bekas, agar air yang ada pada
adonan tidak meresap ke telapak tangan.

Bola pasta semen lalu dilemparkan dari tangan kiri ke tangan


kanan sebanyak enam kali, jarak anatara tangan satu dan lainnya sekitar 15
cm, pada saat itu sarung tangan harus tetap digunakan. (lihat Gambar:
3.14.)

31

Lempar ke kiri,
15 cm

Bola pasta dipegang

Lempar ke kanan,

menggunakan sarung

ulangi lempar ke kiri-

karet, jarak tangan sekitar

kanan sebanyak 6 kali

15 cm
Gambar: 3.14. Cara Melemparkan Pasta Semen

Pasta semen kemudian dimasukkan ke dalam cincin Conica. Cara


memasukkannya dari lubang cincin yang besar. Kelebihan pasta semen
pada cincinc Conica diratakan menggunakan spatula.

Pada lubang cincin conica yang besar diberi alas kaca yang
sebelumnya telah disaput dengan olie bekas; kemudian cincin conica yang
telah berisi adonan pasta semen PC ini dipasang pada alat vicat.

Pasta semen pada cincin conica diletakkan di bawah jarum vicat,


meletakkannya harus sedemikian rupa sehingga jarum vicat tepat
menyentuh adonan pasta semen, dan letaknya di tengah-tengah lubang
cincin (Lihat Gambar: 3.15)

Gambar: 3.15. Meletakkan Cincin Conica pada Jarum Vicat

Diamkan selama 30 menit.

Jarum vicat kemudian dijatuhkan, dan dibiarkan sampai 30 detik;


masuknya jarum ke pasta semen dicatat.

32

Percobaan diluang dengan selang 15 menit sampai jarum vicat tak


lagi mampu menembus pasta semen. Jarak pengukuran satu dengan
pengukuran lainnya tidak boleh lebih kecil atau kurang dari 9 mm yang
diukur ari tepi cincin Conica.

Buat grafik penurunan VS waktu yang bentuknya seperti pada


Gambar: 3.16, gambar itu merupakan hasil pengamatan yang harus
dilaporkan. Bila penetrasi jarum vicat pada pasta semen telah mencapai +
25 mm berarti pasta semen telah mulai melakukan pengikatan awal. Jika
dalam tiga kali berturut-turut jarum vicat dijatuhkan tetapi tak
menimbulkan bekas pada pasata semen, berarti pengikatan akhir telah
dicapai, percobaan dihentikan.

Penuruna
n (mm)

Gambar: 3.16. Hasil Pengamatan Waktu VS Penurunan Jarum Vicat


d. Penyajian Data Pengujian Waktu Pengikatan Awal dan Akhir
Merk Semen

: .......................... Berat Contoh

: ............. gr

Tipe Semen

: .......................... Kadar Air Konsistensi

: ............. %

Dikerjakan oleh: .............................................................................

Pengamatan

Waktu

Penetrasi

ke:

(menit)

Vicat (mm)

45

.....

Keterangan.

33

60

.....

75

.....

90

.....

...

.....

.....

...

.....

.....

...

.....

.....

n-3

.....

.....

n-2

.....

.....

n-1

.....

.....

.....

.....

e. Kesimpulan
f. Gambar
Lampiran
5. Uji Kekekalan Bentuk
Kekekalan bentuk semen adalah tingkat kekuatan pasta semen dalam
kondisi konsistensi normalnya terhadap perubahan fisik akibat berubahnya
cuaca (kelemban udara dan panas dari sinar mata hari). Pasta semendinyatakan
tidak kekal kondisinya bilamana seelah direbus dalam air yang mendidih
selama tiga jam menjadi retak-retak atau terjadi perubahan bentuk pada
permukaannya.
a. Peralatan
-

Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

Gelas ukuran dengan kapasitas maksimum 100 ml dan ketelitian


pembacaan 1 ml.

Air murni (jika ada)

Stop watch

34

Spatula

Cetakan kue semen yang berbentuk lingkaran dengan diameter 12


cm dan tebalnya 13 mm.

Olie bekas.

Lempengan kaca ukuran 15 x 15 cm.

Kaus tangan karet (boleh diganti kantong plastik).

Kompor.

Panci.

b. Bahan
- Adonan semen PC dalam konsistensi normal
c. Prosedur Kerja
-

Membuat mortar semen PC dengan kondisi konsistensi normal.

Cetakan kue semen dan lempengan kaca dilapis olie bekas agar kue
semen yang sudah kering mudah dilepaskan (Lihat Gambar: 3.17)

Rebus air dalam panci sampai mendidih, kalau sudah mendidih kue
semen dimasukkan dan direbus selama tiga jam.

Setelah itu kue semen dikeluarkan dan diamati. Kue semen tak
boleh berubah bentuk dan atau retak permukaannya.

35

Cetakan
kue semen
yang
dilumuri

Lempengan
kaca

Gambar: 3.17. Cetakan Kue semen

d. Penyajian Data Kekekalan Bentuk


Merek Semen

: ..................................................................

Tipe Semen

: ..................................................................

Dikerjakan oleh

: ..................................................................

Contoh Kue semen ke:


Sebelum direbus retak/ tidak? *)

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

y/ t

Setelah direbus:*)

Terjadi retak?

Terjadi perubahan bentuk?

Kesimpulan:

Catatan:

*)

Kue semen*):

Berubah bentuk

Tidak berubah bentuk

= Coret yang tidak perlu; y = ya; t = tidak

e. Kesimpulan

36

f. Gambar
Lampiran 1

37

Anda mungkin juga menyukai