PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kegiatan praktIk industri yang dilakukan kurang lebih selama 2,5 bulan di
proyek Gedung Bundar Al Asyari Universitas Islam Malang dapat
menyimpulkan beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan Umum
1. Evaluasi Proyek
Kegiatan proyek semua pekerjaan mulai dari awal sampai
pekerjaan berlangsung hingga pekerjaan selesai semua berdasarkan time
schedule. Pelaksanaan pekerjaan mengalami kemajuan atau
keterlambatan dapat diketahui karena ada kurva S dalam time schedule.
Tidak hanya dari time schedule untuk mengetahui keterlambatan tetapi
juga bisa diketahui dari laporan harian, mingguan dan bulanan. Didalam
suatu proyek jika terjadi keterlambatan harus segera ditindak lanjuti dan
dicari penyebabnya sehingga keterlambatan bisa ditangani. Jika terjadi
keterlambatan maka bisa diatasi dengan langkah menambah jam kerja
para tukang (lembur) atau dengan cara menambah pekerja.
2. Sistem Pengendalian Proyek
Material dan peralatan kerja adalah bagian dari kegiatan
pengendalian proyek. Proyek pembangunan gedung Bundar Al Asyari
Universitas Islam Malang memiliki sistem pengendalian baik sehingga
proyek bisa berjalan dengan lancar karena tidak ada material dan
peralatan yang datang terlambat.
3. Pengendalian K3
Pengendalian K3 proyek pembangunan gedung dilakukan dengan
baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengawas K3 dan penyiapan
helm (pelindung kepala) dari pihak kantor untuk para pekerja. Namun
beberapa pekerja tidak mau menggunakan perlengkapan K3 dikarenakan
kebiasaan tidak menggunakan perlengkapan K3.
4. Administrasi
Administrasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa
besar kemajuan fisik proyek tersebut. Pada proyek pembangunan gedung
65
Bundar Al Asyari Universitas Islam Malang mempunyai pengurus
administrasi yang mengurusi administrasi dengan baik.
3.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran kepada beberapa
pihak diantaranya:
a. Pihak Pelaksana
66
1. Sistem pengawasan dan pelaksanaan pembenganunan proyek ini sudah
sangat bagus. Tetapi walaupun sudah baik perlu ditingkatkan agar pada
perencanaan dengan pelaksanaan tidak terjadi perbedaan.
2. Untuk proyek ini memerlukan QC (Quality Control) agar ada yang
mengontrol pekerjaan di lapangan sehingga sesuai dengan yang
direncanakan tidak terjadi perbedaan.
b. Pihak Jurusan
1. Pihak jurusan seharusnya mengadakan pembekalan kepada mahasiswa
jauh-jauh hari sebelum praktek industri dimulai oleh mahasiswa, selain
itu pembekalan harus dilakukan tidak cuma sekali, agar mahasiswa tidak
merasa kebingungan tentang apa yang harus di lakukan.
2. Pihak jurusan seharusnya mengadakan pembekalan terhadap dosen
pembimbing tentang pelaksanaan ataupun format laporan praktek
industri. Sehingga setiap dosen pembimbing format laporan semua sama
dan tidak terjadi kebingungan pada mahasiswa.
3. Pihak jurusan seharusnya menjalin kerjasama dengan pihak pelaksana
proyek, sehingga jika jurusan mempunyai hubungan yang baik dengan
pelaksana/kontraktor untuk tahun-tahun kedepan mahasiswa yang
menempuh praktik industri langsung diarahkan ke proyek-proyek yang
dikerjakan oleh kontraktor yang sudah dijalin kerjasamanya.
67
c. Pihak Mahasiswa
1. Untuk mahasiswa pada saat praktik industri sebaikya lebih aktif, sehingga
pada saat di proyek tidak menganggur dan setelah selesai praktek indutri
mahasiswa mendapatkan ilmu.
2. Untuk mahasiswa kedisplinan datang ke tempat praktik industri
seharusnya lebih ditingkatkan, karena pada saat praktik industri
membawa nama jurusan dan universitas.
3. Pada saat bimbingan mahasiswa seharusnya lebih sering menemui dosen
pembimbing untuk melakukan bimbingan, sehingga laporan selesai pada
waktu yang sudah ditentukan.
68