Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG

BAB III
KONSEP DASAR PERENCANAAN TAMBANG

3.1 PENGERTIAN
Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran,kegiatan serta urutan
teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran
yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian utama, yaitu:
1. Perencanaan strategis yang mengscu kepada sasaran secara menyeluruh, strategi
pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan biaya.
2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber daya
untuk mencapai sasaran.
Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan akan
berjalan dengan menggunakan dua pertimbangan yaitu pertimbangan ekonomis dan
pertimbangan teknis. Untuk merealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu
program-program kegiatan yang sistematis berupa rancangan kegiatan yang dalam
perencanaan penambangan disebut rancangan teknis penambangan
Rancangan teknis ini sangat dibutuhkan karena merupakan landasan dasar atau konsep
dasar dalam pembukaan suatu tambang khususnya tambang bijih nikel.
3.2. PERHITUNGAN CADANGAN BIJIH
Salah satu tahapan dalam melakukan perencanan tambang adalah melakukan prhitungan
cadangan. Untuk setiap blok atau lubang dalam bijih harus dihitung kualitas dan
kuantitasnya dengan baik. Dengan menggunakan data hasil perhitungan cadangan maka
rencana produksi dapat dibuat.
Untuk mengetahui cadangan bijih nikel di Tanjung Buli dihitung dengan menggunakan
metode area of influence. Data bor yang dijadikan acuan perhitungan adalah data loging
bor spasi 50 meter x 50 meter,dengan data elevasi terbaru.
Untuk menghitung volume cadangan maka didapat dengan mengalikan antara luas blok
dengan ketebalan yang mengandung bijih pada data log bor tersebut.
Volume = luas x tebal . (3.1)
Sedangkan menghitung tonnage cadangan diperoleh dari hasil kali volume blok dengan
density insitu.
Tonnage = Volume x Density .. (3.2)
3.3 PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG
Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat dua
pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
3.3.1 Pertimbangan Ekonomis
Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk pertimbangan ekonomis
dalam melakukan perencanaan tambang batubara,yaitu:
a. Nilai (value) dari endapan per ton batubara
b. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk berupa
bijih nikel diluar ongkos stripping.

c. Ongkosstripping of overburdendengan terlebih dahulu mengetahui stripping


rationya.
d. Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui Economic Stripping Ratio.
e. Kondisi pasar
3.3.2 Pertimbangan Teknis
Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:
a. Menentukan Ultimate Pit Slope (UPS)
Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak
menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Untuk menentukan
UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
- Stripping ratio yang diperbolehkan.
- Sifat fisik dan mekanik batuan
- Struktur Geologi
- Jumlah air dalam di dalam batuan
b. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi
c. Dimensi jenjang/bench
Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran jenjang. Dimensi jenjang
juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang digunakan.
Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor
keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.
d. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan daerah
penambangan.
e. Kondisi geometrik jalan
Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain lebar jalan,
kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak
terdekat yang dapat dilalui oleh alat angkut.
f. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:
- Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai.
- Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.
g. Kondisi geografi dan geologi
Topografi
Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem penambanganyang digunakan.
Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan cara penggalian, tempat penimbunan
overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem
penirisan tambang.
Struktur geologi
Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan dan gerakan-gerakan
tektonis.
Penyebaran batuan
Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan rekahan.Adanya air dalam
massa ini akan menimbulkan tegangan air pori.
3.4 DASAR PEMILIHAN SISTEM PENAMBANGAN

Dengan perkembangan teknologi, sistem penambangan dibagi dalam tiga sistem


penambangan yaitu:
Tambang terbuka yaitu sistem penambangan yang seluruh kegiatan penambangannya

berhubungan langsung dengan udara luar.


Tambang dalam yaitu sistem penambangan yang aktivitas penambangannya dibawah
permukaan atau di dalam tanah.
Tambang bawah air (Under water Mining)
Dalam penentuan sistem penambangan yang akan digunakan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah:
Letak kedalaman endapan apakah dekat dengan permukaan bumi atau jauh dari
permukaan.
Pertimbangan ekonomis yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
dengan Mining Recovery yang maksimal dan relatif aman.
Pertimbangan teknis
Pertimbangan Teknologi.
Ketiga sistem penambangan yang telah disebutkan sebelumnya, mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing serta sesuai dengan karakteristik dari endapan yang akan
ditambang. Khusus dalam penelitian ini akan dibahas sistem penambangan secara tambang
terbuka.
Metode penambangan yang biasanya digunakan untuk tambang bijih adalah metode open
pit, open mine, open cut, dan open cast. Perbedaan dari keempat metode ini dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 3.1
Open pit/Open Cast dan Open Cut/Open Mine
Pada kegiatan penambangan menggunakan empat metode diatas, bijih berasal dari
penggalian excavator baik dilakukan sendiri atau dengan kombinasi alat lain cara
penggalian bijih nikel yang digunakan pada metode penambangan open pit,open cut, open
cast dan open mine adalah:
a. Sistem jenjang tunggal (Single Bench)
Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai untuk menambang bahan galian yang relatif
dangkal dan memungkinkan unutk beroperasi dengan jenjang tunggal.

Gambar 3.2 Jenjang Tunggal


Tinggi jenjang maksimum yang stabil, kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang
ditambang. Ketinggian jenjang yang aman ditetapkan dengan mempertimbangkan
keselamatan pekerja dan peralatan.
Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman adalah
apabila alat-alat yang berioperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman, dimana tempat

yang enjadi landasan terdapat kemungkinan akan runtuh/longsor.


Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan jenjang tunggal sangat terbatas dan
ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas permukaan kerja
(front).
b. Sistem jenjang bertingkat (Multiple bench)
Penambangan dengan jenjang bertingkat umumnya digunakan untuk menambang bahan
galian yang kompak (massive) dan endapan bijih tebal yang sanggup ditambang jika
menggunakan cara penambangan dengan jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan
keras agar dapat mendukung beban yang ada diatasnya.

Gambar 3.3 Jenjang Bertingkat


Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya dukung batuan besar. Pit slope
bervariasi antara 20 - 70. Dari horizontal. Hal ini diaksud agar mendapatkan perolehan
bijih yang lebih banyak lagi.
Kestabilan jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk
menghindari kecelakaan, beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan
bongkah-bongkah batu yang menempel pada dinding jenjang, mengetahui daerah
kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan dan pergeseran.
Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap pemilihan sistem penambangan, yaitu :
3.4.1 Jumlah Tanah Penutup
Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih. Sebelum
pengambilan bijih, terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah dari tanah
penutup harus diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai Stripping Ratio.
3.4.2 Jumlah Cadangan Bijih
Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan bijih yang
dapat ditambang (mineable). Dari jumlah bijih nikel hasil perhitungan cadangan tersebut
terdapat standar pengurangan yang digunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining
recovery. Standar pengurangan tersebut dapat berupa:
- Geologi faktor
- Mining loss
- Dilution

http://mheea-nck.blogspot.co.id/2010/04/konsep-dasar-perencanaantambang.html?m=1

Konsep Dasar Perencanaan Tambang Terbuka, postingan berikut ini merupakan


resume dari dasar perencanaan tambang. Mungkin ada agan-agan diluar sana
yang mencari referensi dari dasar perencanaan tambang, sehingga dengan
adanya postingan ini semoga dapat menambah wawasan. Selain itu juga agan-

agan semua dapat memahami tentang konsep dasar membuat suatu


perencanaan tambang, sebagai persyaratan wajib bagi agan-agan yang ingin
menjadi seorang mine plan/engineer. Untuk membuat perencanaan tambang ada
2 pertimbangan yang harus diketahui dan dipahami. Pertama adalah
pertimbangan ekonomis dan kedua pertimbangan secara teknis.Berikut ini
penjelasandari kedua pertimbangan tersebut.

Pertimbangan Ekonomis
1 Cut Of Grade
(COG)
Pengertian dari Cut Of Grade adalah kadar endapan bahan galian terendah yang
masih
memberikan
keuntunganapabila
ditambang.
Pengertian lain dari COG adalah kadar rata-rata terendah dari endapan bahan
galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut
ditambang. Maka cut of grade inilah berperan penting dalam menentukan batasbatas atau besarnya cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan
mixing/blending
2 Break
Even
Stripping
Ratio (BESR)
Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan,
apakah tambang terbuka ataukah tambang bawah tanah, maka dipelajari Break
Even Stripping Ratio (BESR), yaitu perbandingan antara biaya penggalian
endapan bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden)
Pertimbangan Teknis
1 Ultimate Pit Slope
Ultimate pit slope adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang

terbuka yang masih diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap
mantap (stabil). Jadi dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang
harus
ditinjau
dari
dua
segi,
yaitu
:
dari
segi
ekonomis
masih
menguntungkan
dari
segi
teknis
keamanannya
bisa
dijamin.
Dengan demikian, maka faktor-faktor yang mempengaruhi kemiringan lereng
(ultimate
pit
slope)
suatu
tambang
adalah
:
BESR
yang
masih
diperbolehkan
- Struktur geologi yang meliputi joint, bidang-bidang geser, patahan, dll.
- Ada air, yaitu kandungan air tanah di dalam lapisan-lapisan batuan.
Unsur
waktu
2 Sistem

Pinirisan

Secara garis besar sistem penirisan tambang (drainage system) dapat dibagi
menjadi 2 (dua) golongan yaitu sistem penirisan langsung atau (konvensional)
dan
sistem
penirisan
tidak
langsung
(inkonvensional).
a. Sistem penirisan langsung adalah sistem penirisan dengan cara
mengeluarkan (memompa) air yang sudah masuk ke dalam tambang. Sistem
penirisan
langsung
dibedakan
menjadi
2
(dua),
yaitu
:
Penirisan
dengan
tunnel
atau
adit
Cara penirisan ini hanya bisa diterapkan untuk tambang yang terletak di daerah
pegunungan atau berbentuk bukit. Air yang masuk ke dalam tambang
dikeluarkan dengan cara mengalirkan air dari dasar tambang ke luar tambang
melalui
terowongan
(tunnel/adit).
Penirisan
dengan
open
sump
Cara penirisan inilah yang pada umumnya banyak digunakan di tambangtambang terbuka. Air yang masuk ke dalam tambang dikumpulkan ke suatu
sumuran (sump) yang biasanya dibuat di dasar tambang dan dari sumuran
tersebut
kemudian
air
dipompa
keluar
tambang.
b Sistem penirisan tak langsung adalah sistem penirisan dengan cara
mencegah masuknya air ke dalam tambang (preventive drainage system)
artinya dengan cara membuat beberapa lubang bor dibagian luar daerah
penambangan atau di jenjang kemudian dari lubang-lubang bor tersebut air
dipompa ke luar tambang. Ada beberapa macam cara penirisan tak langsung,
yaitu
:
siemens
methods
small
pipe
with
vacuum
pump
deep
well
pump
method
- electro osmosis methods

Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan Tambang tergantung dari jenis perencanaan yang digunakan dan sasaran
yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan dapat dikatakan antara lain sebagai
berikut :

Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian


tujuan.

Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan dan


kegagalannya mungkin terjadi.

Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.

Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.

Penyusunan urutan kepentingan tujuan.

Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian.

Ruang Lingkup Perencanaan Tambang


Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, masalah ini biasanya dibagi
menjadi tugas-tugas sebagai berikut :

a. Penentuan batas dari pit


Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk suatu cebakan
bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan
kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam
penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.

b. Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk menambang habis
cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir daripit. Perancangan
pushback

atau tahap-tahap

penambangan ini

membagi ultimate pitmenjadi unit-unit

perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah
perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini
elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan
penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.

c. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang demi jenjang
mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar

untuk

tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off
grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria

nilai waktu dari uang, misalnya net present value. Hasilnya akan dipakai untuk menentukan
sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkat produksi dan strategi kadar batas yang
terbaik.

d. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu


Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap 3), gambar atau
peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu (biasanya per tahun).
Peta-peta

ini

menunjukkan

dari

bagian

mana

di

dalam

tambang

datangnya

bijih

dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, di
dalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga
merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste
dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari
kegiatan penambangan dapat terlihat.

e. Pemilihan alat
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup dari tahap 4)
dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode waktu. Dengan mengukur profil jalan
angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap
periode (setiap tahun). Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer,
grader, dll.) dihitung pula.

f. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital


Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih, dapat dihitung jumlah gilir
kerja (operating shift) yang diperlukan untuk mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal
kerja dari personil yang dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat
ditentukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian alat dapat dihitung.
Catatan:
peta-peta yang dihasilkan dalam tahap 1), tahap 2) dan tahap 4) merupakan peta tampak atas
(plan/level maps).

6. TAHAPAN DALAM PERENCANAAN


6.1 Pendahuluan
Tahapan dalam perencanaan menurut LEE (1984) dan Taylor (1977) dapat terbagi tiga tahap,
yaitu :
1. Studi Konseptual.
Studi pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu transformasi dari suatu ide
proyek kedalam usulan investasi yang luas dengan menggunakan metoda-metoda perbandingan
dari definisi ruang lingkup dan teknik-teknik estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu
kesempatan investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya didekati dengan
perkiraan nisbah yang menggunakan data historik.

Studi ini akan menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan penambangan yang
memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya adalah pekerjaan dari satu atau dua
insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan sebagai evaluasi awal.
Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping studies.
Pada umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap dan yang keabsahannya masih
diragukan.
Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebarluaskan di luar
perusahaan yang bersangkutan.
Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan lainnya adalah
menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam pada studi yang lebih rinci di masa
yang akan datang.
2. Pra Studi Kelayakan
Srudi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia) dan secara normal tidak
untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai obyektif didalam penentuan apakah konsep
proyek tersebut menjustifikasi suatu analisis detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi
kelayakan diperlukan) dan apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu
investigasi yang mendalam melalui suatu studi pendukung.
Studi ini harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi konseptual yang tidak
mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif mahal. beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu
tim (terdiri 2 & 3 orang). Kedua atau ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam
berbagai bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.
Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek penting dari proyek
seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan, dsb.
Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung masih dianggap sebagai
dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering menggunakan dokumen ini untuk mencari
dana di pasar modal untuk membiayai studi-studi selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X/Busang!).
3. Studi Kelayakan
Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya merupakan suatubankble
document yang hampir selalu ditujukan untuk mencari modal untuk membiayai proyek
tersebut. Karena itu, dokumen yang dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar
perusahaan.
Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua aspek tambahan harus
dibahas pula.

3.2 Biaya Perencanaan


Biaya perencanaan (Lee, 1984) bervariasi bergantung kepada ukuran dan faktor alamiah
proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah alternatif yang harus diteliti dan sejumlah
faktor lain.
Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut :
Biaya = f (ukuran & sifat dari proyek, jenis studi, jumlah
alternatif yang diinvestigasi, dll).
Dalam rangka menghitung biaya atau bagian teknik dari studi tidak termasuk seperti ongkos
pemilikan seperti ongkos pengeboran eksplorasi, uji metalurgi, lingkungan dan studi hukum,
atau studi pendukung lainnya, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal dari
proyek :
Studi konseptual = 0,1 0,3 % dari biaya total
Studi pra kelayakan

= 0,2 0,8 % dari biaya total

Studi kelayakan = 0,5 1,5 % dari biaya total


3.3 Akurasi dari Estimasi
3.3.1 Tonase dan kadar
Pada tahap studi kelayakan, karena pengambilan sampel yang banyak dan pemeriksaan yang
berulang, kadar rata-rata dari penambangan dari beberapa tonase yang diumumkan, disukai
karena diketahui memiliki limit yang dapat diterima, katakanlah 5%, dan diturunkan dari
metoda statistik yang standar. Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk tambang
terbuka diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, dalam kenyataannya tonase
ultimat dari banyak endapan bervariasi karena ia tergantung pada biaya harga dihubungkan
dengan panjang waktu proyek.
Dua standar yang penting yang dapat didefinisikan untuk sebagian besar tambang terbuka
adalah :
1. Cadangan minimum bijih harus sebanding untuk keperluan yang dibutuhkan untuk seluruh
tahun Cash Flow yang diproyeksikan dalam laporan studi kelayakan haruslah diketahui dengan
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Sebuah tonase ultimat yang potensial, diproyeksikan berlanjut dan optimistik, seharusnya
dikalkulasikan dengan baik untuk mendefinisikan area tambahan yang berpengaruh untuk
penambangan, dan dimana dumping area serta abngunan pabrik musti diletakkan.
3.3.2 Unjuk kerja

Unit-unit dari penambangan open pit sudah memiliki rate unjuk kerja yang stabil dan biasanya
dicapai jika bekerja dalam organisasi yang baik dan pengorganisasian alat (misal Shovel dan
Truck) secara tepat. Unjuk kerja akan terganggu jika pekerjaan tambahan (pengupasan tanah
penutup dalam sebuah pit) tidak mencukupi. Pemeliharaan harus dilakukan dan pekerjaan ini
harus dijadwalkan secara baik dan disediakan dalam laporan studi kelayakan.
3.3.3 Biaya
Beberapa mata biaya, terutama ongkos oeprasi di lapangan, hanya berbeda sedikit dari tiap
tambang dan dapat diketahui secara detail. Beberapa mungkin unik atau sukar untuk
diperkirakan. Umumnya akurasi dalam modal atau estimasi biaya operasi kembali kepada
akurasi dalam kuantitas, kuota yang ada atau unit harga, kecukupan ketentuan untuk ongkos
tidak langsung dan overhead. Tendensi terakhir menunjukkan adanya batas yang meningkat.
Akurasi dari modal dan estimasi dari biaya operasi meningkat ketika proyek meningkat dari
studi konseptual ke pra kelayakan dan tahap studi kelayakan. Normalnya range yang bisa
diterima untuk akurasi diberikan sebagai berikut :
Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total
Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total
Faktor kesalahan dari studi kelayakan + 10% dari biaya total.
3.3.4 Harga dan perolehan
Pendapatan selama umur tambang adalah kategori utama dari uang. Itu harus membayar
seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari investasi awal dari uang. Krena pendapatan
adalah dasar yang terbesar dalam mengukur faktor ekonomi tambang sehingga lebih sensitif
mengubah penerimaan daripada mengubah faktor-faktor lain dari jenis-jenis pengeluaran.
Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery, dan harga dari produk metal. Oleh karenanya,
harga adalah: (a) sejaun ini sangat sulit untuk estimasi dan (b) suatu jumlah yang besar diluar
dari kontrol estimator. Walaupun mengabaikan inflasi, harga pembelian secara lebar bervariasi
terhadap waktu. kecuali komoditi yang bisa dikontrol dengan tepat, mereka mengarah untuk
mengikuti bentuk siklus.
Departemen pemasaran harus menginformasikan hubungan suplai dan permintaan dan
pergerakan harga metal. Mereka dapat juga menyediakan harga rata-rata metal di luar negeri
dalam harga dolar sekarang, baik kemungkinan maupun konservatif. Harga terakhir berkisar
80% dari kemungkinan atau lebih. Idealnya, walaupun pada harga konservatif, harus tetap
menguntungkan.

http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/09/perencanaan-tambang-mineplan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai