Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN RADIOLOGI

PNEUMONIA DAN ATELEKTASIS

Pembimbing :
Dr.Hj. Nurwita A, Sp.Rad,MHKes
Oleh:
Hana Bhakti Pratiwi Br Sitindaon,S.Ked
09310337

KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN RADIOLOGI RSUD TASIKMALAYA
2013

1. PNEUMONIA
A. Definisi
Pneumonia adalah radang paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa,
bahan kimia, lesi kanker, dan radiasi ion.
Berdasarkan gambaran radiologisnya pnemonia dibagi menjadi 3 :
1. Air space pnemonia (pneumonia alveolar)
2. Bronkopnemonia
3. Pnemonia interstitial
B. Anatomi Pulmo
Pulmo atau paru-paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara
yang masuk dapat berhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru-paru.
Tiap paru-paru, melekat pada jantung dan trachea melalui radix pulmonalis dan
ligamentum pulmonale.
Tiap paru-paru mempunyai sebuah apex, sebuah basis, tiga buah facies yaitu
facies costalis, facies mediastinalis, dan facies diaphragmatica. Dan tiga buah margo
yaitu margo anterior, manrgo inferior, dan margo posterior. Pulmo dibagi menjadi
pulmo kanan dan pulmo kiri. Paru-paru kanan dibagi menjadi lobus superior, lobus
media, dan lobus inferior oleh fissura obliqua dan fissura horizontalis. Paru kanan
dibagi menjadi 10 segmen. Lobus superior apikal, posterior, dan anterior. Lobus
tengah lateral dan medial. Lobus bawah apikal, mediobasal, anterobasal, laterobasal,
posterobasal. Paru-paru kiri dibagi menjadi lobus superior dan lobus inferior oleh
sebuah fissura obliqua. Paru kiri dibagi menjadi 9 segmen. Lobus atas apikoposterior,
anterior, superior, inferior. Dan lobus bawah apikal (superior), mediobasal (kardiak),
anterobasal, laterobasal, dan posterobasal.

Gambar 1. Thorak

Gambar 2. Pulmo sinistra

Gambar 3. Pulmo dextra

C. Patofisiologi

Proses patogenesis pneumoni terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan inang (imunitas),
mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain.
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di
tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di
tempat lain, misalnya di kulit. Bakteri pneumokokus secara normal berada di tenggorokan
dan rongga hidung (saluran napas bagian atas) pada anak dan dewasa sehat, sehingga infeksi
pneumokokus dapat menyerang siapa saja dan dimana saja, tanpa memandang status sosial.
Percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk dapat memindahkan bakteri ke orang lain
melalui udara. Terlebih dari orang yang berdekatan misalnya tinggal serumah, tempat
bermain, dan sekolah. Jadi, siapa pun dapat menularkan kuman pneumokokus.
Bakteri masuk ke dalam paru-paru melalui udara, akan tetapi kadang kala juga masuk
melalui sistem peredaran darah apabila pada bagian tubuh kita ada yang terinfeksi. Sering
kali bakteri itu hidup pada saluran pernafasan atas yang kemudian masuk ke dalam arteri.
Ketika masuk ke dalam alveoli, bakteri melakukan perjalanan diantara ruang antar sel dan
juga diantara alveoli. Dengan adanya hal tersebut, sistem imun melakukan respon dengan
cara mengirim sel darah putih untuk melindungi paru-paru. Sel darah putih (neutrofil)
kemudian menelan dan membunuh organisme tersebut serta mengeluarkan sitokin yang
merupakan hasil dari aktivitas sistem imun itu. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya
demam, rasa dingin (menggigil), lemah yang merupakan gejala umum dari pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Neutrofil, bakteri, dan cairan mempengaruhi keadaan
sekitarnya dan juga mempengaruhi transportasi O2.
Perjalanan bakteri dari paru-paru ke dalam peredaran darah mengakibatkan penyakit
yang serius seperti sepsis, yaitu suatu keadaan tekanan darah rendah yang kemudian
mempengaruhi sistem faal otak, ginjal, dan jantung.
Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
Cara penularan bakteri pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada
beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia.
Hal ini diantaranya adalah :

1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.


Seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung,
diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapi dan
meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada
umumnya memiliki daya tahan tubuh (Imun) yang lemah.
2. Perokok dan peminum alkohol.
Perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya
menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka
dapat menyebabkan pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah
putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU).
Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) endotracheal tube sangat
beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi
lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke
rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena pneumonia.
4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal.
Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan
zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi iritasi dan menimbulkan
peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan
masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring.
Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal
mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit pneumonia, dimana
dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan
menjadi media berkembangnya bakteri.
Berdasarkan gambaran radiologisnya pneumonia dibagi menjadi 3 :
1. Air space pnemonia biasanya disebabkan oleh pnemokokus. Bakteri ini menyebabkan
eksudat yang menyebar dari satu alveolus ke alveolus yang lain melalui kanal
komunikasi. Karena batas segmental tidak menghalangi passase udara atau cairan
melalui porus-porus ini, eksudat pnemonia ini dapat menyebar sampai bagian perifer

paru-paru dan menampakkan distribusi non-segmental. Karena infeksi menyebar


secara sentrifugal, batasnya biasanya halus dan tegas.
2. Bronkopnemonia disebabkan oleh infeksi stafilokokus. Infeksi ini bermuara dari jalan
napas dan menyebar ke alveoli peribrokial. Karena penyebaran ini traalveolar pada
perifer jalan nafas minimal, konsolidasi cenderung tetap dalam distribusi segmen
tertentu saja. Inflamasi menyebabkan obstruksi bronkial dan bronkiolar menyebabkan
atelektasis.
3. Pneumonia intertisial biasa disebabkan oleh infeksi virus dan mikoplasma. Pada tipe
ini, proses inflamasi melibatkan septum-septum alveolar dan struktur pendukung
intertisial, membentuk pola retikuler atau linear.
D. GAMBARAN RADIOLOGI
Bentuk thorak mempunyai variasi yang sangat luas pada keadaan normal dan
bergantung pada umur dan habitus seseorang.

Gambar 4. Gambaran radiologi normal


Keterangan :
A : Trakea

B : Clavicula
C: Cor
D: Diafragma
E: Empty space
F: Field lung
G: Gastric buble
H: Hilus

Gambaran radiologis
1. Air space pneumonia
Pada foto thorak PA posisi erek tampak infiltrat di parenkim paru perifer yang
semiopak, homogen tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih opak di
banding bagian central. Konsolidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan udara
mengakibatkan timbulnya air bronkogram. Tampak pelebaran dinding bronkiolus.
Tidak ada volume loss pada pneumonia tipe ini.

Gambar 5. Air space pneumonia


2. Bronkopneumonia
Pada foto thorak tampak infiltrat peribronkial yang semi opak dan inhomogen di
daerah hilus yang menyebabkan batas jantung menghilang (silhouette sign).
Tampak juga air bronkogram dapat terjadi nekrosis dan cavitas pada parenkim
paru. Pada keadaan yang lebih lanjut dimana semakin banyak alveolus yang
terlibat maka gambaran opak menjadi terlihat homogen.

Gambar 6. Bronchopneumoni
3. Pneumonia interstitial
Pneumonia intertitial ditandai dengan pola linear atau retikuler pada parenkim
paru. Pada tahap terakhir, dijumpai penebalan jaringan intertitial sebagai densitas
noduler kecil.

Gambar 7. Pneumonia intertitial

2. ATELEKTASIS
A. Definisi atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama
sekali tidak berisi udara. Biasanya atelektasis merupakan akibat suatu kelainan
paru yang dapat disebabkan :
1. Bronkus tersumbat, penyubatan bisa berasal di dalam bronkus (tumor
bronkus, benda asing, cairan sekresi yang massif) dan penyumbatan
bronkus akibat penekanan dari luar bronkus (tumor sekitar bronkus,
kelenjar membesar)

2. Tekanan ekstrapulmonar, biasa diakibatkan oleh pneumothoraks, cairan


pleura, peninggian diafragma, herniasi alat perut ke dalam rongga toraks,
dan tumor intratoraks tetapi ekstrapulmonar (tumor mediastinum).
3. Paralisis atau paresis gerak pernapasan, akan menyebabkan perkembangan
paru yang tidak sempurna, misal pada kasus poliomielitis dan kelainan
neurologik lainnya. Gerak nafas yang terganggu akan mempengaruhi
kelancaran pengeluaran sekret bronkus dan ini akan menyebabkan
penyumbatan bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan
atelektasis.
4. Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma toraks yang
menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran
sekret bronkus yang dapat memperhebat terjadinya atelektasis.
B. Gambaran Radiologi
Sebagian dasar gambaran radiologik pada atelektasis adalah pengurangan
volume bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, dengan akibat
kurangnya aerasi sehingga memberikan bayangan lebih suram (densitas tinggi)
dengan penarikan mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik
ke atas dan sela iga menyempit.
Beberapa atelektasis dikenal sebagai :
1. Atelektasis lobaris bawah
Bila terjadi di lobus bawah paru kiri, maka akan tersembunyi di belakang
bayangan jantung dan pada foto toraks PA hanya ,e,perlihatkan diafragma
letak tinggi.
2. Atelektasis lobaris tengah kanan
Sering disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah
bening yang membesar.
3. Atelektasis lobaris atas
Memberikan bayangan densitas tinggi dengan tanda penarikan fissura
interlobaris ke atas dan trakea ke arah atelektasis.
4. Atelektasis segmental
Kadang sulit ditentukan pada foto thoraks PA, maka perlu pemotretan dengan
posisi lateral, miring (obligue), yang memperlihatkan bagian yang berselubung
dengan penarikan fissura interlobaris.
5. Atelektasis lobularis (atelektasis lokal)
Bila penyumbatan terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru,
maka akan terjadi bayangan horizontal tipis, biasanya di lapangan bawah paru
yang sering sulit dibedakan dengan proses fibrosis.

Atelektasis segmental kanan atas

Atelektasis lobus kiri bawah

Atelektasis lobus dextra media

Daftar Pustaka

1. Ghazali, Rusdy maueka. Radiologi Diagnostik. Alam Citra. Yogyakarta: 2008.


2. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik FKUI edisi kedua. Jakarta :2009.
3. Collins J et all. Chest Radiology : The Essentials Philadelphia : Lippincontt William
& Willkins.2012.
4. Wibowo S. Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore:Elsevier.2011.
5. Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi V.2009

Anda mungkin juga menyukai