Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Pokok Pembahasan
Hari / Tanggal
Sasaran
Waktu
A Tujuan
1 Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB) selama
60 menit. Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Surabaya dapat
menambah pengetahuannya tentang Keluarga Berencana
2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB) selama
60 menit. Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Surabaya mampu untuk :
1 Menjelaskan pengertian Stroke.
2 Menyebutkan etiologi Stroke..
3 Menyebutkan faktor risiko Stroke.
4 Memahami manifestasi klinis Stroke.
5 Memahami pencegahan Stroke.
6 Menjelaskan perawatan dirumah pada anggota keluarga dengan Stroke.
B Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)
C Sub Pokok Bahasan
1
Pengertian Stroke..
Etiologi Stroke.
Penatalaksanaan Stroke.
PecegahanStroke.
D Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan untuk Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager
Surabaya
E Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di ruangan nifas PKM Jager Surabaya
F Metode
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Demo mobilisasi (latihan gerak) pada pasien pasca stroke.
G Media
1 Leaflet
H Kegiatan Penyuluhan
No
1.
Waktu
2 menit
Kegiatanpenyuluh
Pembukaan :
1 Mengucap salam
2 Menjelaskan
3
penyuluhan
Menyebutkan
Kegiatanpeserta
1
tujuan 2
Menjawabsalam
Memperhatikan
Memperhatikan
materi
2.
20 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang :
Mendengarkan
Pengertian Stroke.
Etiologi Stroke..
Penatalaksanaan Stroke.
Pecegahan Stroke.
Komplikasi
3.
20 menit
Demo
mobilisasi
gerak)
pada
stroke
(latihan 1. Memperhatikan
2. Mengikuti
gerakan
pasien pasca
yang dicontohkan oleh
perawat
4.
15 menit
Tanya Jawab
5.
2 menit
Evaluasi:
1. Menjawab pertanyaan
Menanyakan kepada keluarga
tentang
Bertanya
materi
yang
satu
pasien
anggota
keluarga
yang
gerak)
perawat.
pada
pasien
pasca
pasca
stroke
diajarkan
Terminasi :
6.
1 Menit
1
2
Mendengarkan
Menjawabsalam
Kepanitiaan
1 Pengorganisasian
a Moderator
: Yuyun Novitasari
b Penyaji
: Roudlatul Jannah
c Operator
: Fery Nurdiyansyah
2 UraianTugas
a Moderator
Uraian tugas :
1 Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
2 Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3 Menutup acara penyuluhan.
b Penyaji
Uraian tugas
1 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
2
penyuluhan.
3 Memotivasi peserta untuk bertanya.
c Operator
Uraian tugas
1 Mengatur tampilan slide
MATERI STROKE.
A Definisi
Stroke adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsi otak, yang
disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otak yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih atau berakhir dengan kematian (WHO, 1970)
Stroke adalah gangguan fungsi otak, fokal (ataupun global), yang timbul
mendadak, berlangsung selama lebih dari 24 jam (kecuali bila mengalami
tindakan pembedahan atau meninggal sebelum 24 jam), disebabkan oleh kelainan
pembuluh darah otak (WHO Monica Project, 1995).
Stroke adalah bencana atau gangguan peredaran darah diotak. Dalam bahasa
Inggris dinamai juga sebagai Cerebrovascular Accident atau CVA (Lumbantobing,
2000)
Menurut McCabe dalam Smeltzer & Bare (2002), stroke adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.
B
Etiologi Stroke
Berdasarkan mekanisme penyebabnya stroke dapat diklasifikasikaan menjadi
dua, yaitu:
1. Stroke iskemik atau stroke oklusif
Stroke ini disebabkan oleh penyumbatan
emboli, aterosklerosis, atau oklusi trombolitik pada pembulu darah otak. Jenis
stroke ini merupakan stroke yang sering ditemui. Stroke iskemi terjadi bila
jaringan dan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang
disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah..
2. Stroke Hemoragik
Stroke yang disebabkan oleh kenaikan tekanan darah yang akut atau penyakit
lain yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Stroke hemoragik artinya
stroke karena perdarahan, terjadi akibat pembulu darah yang pecah. Pecahnya
pembuluh darah di otak menyebabkan aliran darah ke otak berkurang dan sel-sel
otak dapat mengalami kerusakan bahkan kematian karena kekurangan oksigen
dan nutrisi. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah juga dapat
merusak sel-sel otak yang ada disekitarnya. Stroke ini terjadinya lebih jarang
stroke
bisa
menyerang
segala
usia,
beberapa
penelitian
Stroke lebih banyak menyerang dan menyebabkan keatian pada ras kulii
thitam, asia dan kepulauan Pasifik, serta Hispanik dibandingkan kulit putih.
Pada kulit hitam diduga karena angka kejadian hipertensi yang tinggi serta
diet tinnggi garam.
2. Factor risiko yang dapat dikontrol
Factor risiko adalaha hal-hal yang meningkatkan kecenderungan seseorang
untuk mengalami stroke. Penelusuran factor risiko penting dilakukan agar dapat
menghindari dan mencegah serangan stroke.
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktir risiko tunggal yang paling penting untuk stroke
iskemik maupun stroke perdarahan. Pada keadaan hipertensi, pembulu darah
mendapat tekanan yang cukup besar. Jika proses tekanan berlangsung lama , dapat
menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi rapuh
dan mudah pecah. Hipertsi juga dapat menyebabkan aterosklerosis dan
penyempitan diameter phembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke
jaringan otak.
b. Penyakit jantung
Beberapa penyakit jantung antara lain fibrilasi atrial (salah satu jenis
gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner, penyakit jantung rematik, dan
orang yang melakukann pemasangan katub jantung buatan. Kelainan detak
janutng berpotensi menimbulkan suatu bekuan sel trombosit , yang dapat
bermigrasi dari jantung dan menyumbat arteri di otak, menimbulkkan stroke tipe
iskemik tromboemboli.
c. Diabetes mellitus
Seseorang dengan diabetes mellitus rentan untuk menjadi aterosklerosis,
hipertensi, obesitas, dan gangguan lemak darah. Seseorang yang mengidap
diabetes mempunyai risiko serangan stroke 2 kali lipat dibandingkan mereka yang
tidak diabetes.
d. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia
dapat
menyebabkan
aterosklerosis.
Aterosklerosis
berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke itu sendiri.
e. Merokok
Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja keras Karena frekuensi denyut
jantung dan tekanan darah meningkat. Nikotin juga mengurangi kelenturan arteri
serta dapat menimbulkan aterosklerosis.
f. Gaya hidup tidak sehat
Diet tinggi lemak, aktivitas fisik kurang, serta stress emosional dapat
meningkatkan risiko terkena stroke. Seseornag yang serinng mengkonsumsi
makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik rentan mengalami
obesitas, diabetes mellitus, aterosklerosis, dan penyakit jantung. Seseorang yang
sering mengalami stress emosional juga dapat mempengaruhi kondisi fisiknya.
Stress
dapat
merangsang
tubbuh
mengeluarkan
hormone-hormon
yang
menerapkan pola hidup sehat dan mengobati berbagai penyakit kronis secara
teratur ke dokter.
1. Cek tekanan darah
darah,
serta
mencegah
komplikasi
dari
kurang
gerak
yang
berkepanjangan.
F Komplikasi
1 Dekubitus, jika pasien menjadi lumpuh maka harus dipindah dan d gerakkan
secara teratur. Bagian yang biasanya mengalami memear adalah pinggul,
pantat, sendi kaki, dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat bisa menjadi
2
terinfeksi.
Bekuan darah, bekuan darah mudah terbentuk dalam kaki yang lumpuh. Selain
dapat
menyebabkan
menyimpanan
cairan
yang
tidak
nyaman
dan
embolisme paru, yaitu suatu bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang
3
G Perawatan dirumah
Untuk perawatan pasien strok dirumah sebaiknya dilakukan menyusunan
lingkungan, penyusunan lingkungan dapat dilakukan dengan:
1. Untuk lebih mudah keluarga mungkin harus memindahkan tempat tidur orang
yang terkena stroke ke lantai dasar jika anda tinggal dirumah bertingkat.
2. Atur posisi tempat tidur itu jauh dari dinding sehingga anda dapat berjalan
disekelilingnya. Hal ini akan lebih memudahkan dalam memindahkan orang
yang terkena stroke, juga dalam merapikan tempat tidur.
3. Jagalah agar selimut dan/atau kain lainnya tidak membebani kaki orang yang
terkena stroke itu, dengan menggunakan sebuah kotak kardus atau sebuah
ayunan untuk menyangga seprai.
4. Kasur yang mantap paling baik, diatas tempat tidur yang tidak memilliki
penaik kaki tetapi memiliki penaik kepala, yang akan lebih memudahkan
orang itu bagkit dari duduk, dengan disangga bantal. Kadang-kadang sebuah
tambahan kasur yang sudah ada bisa menambah kenyamanan dan membantu
mengurangi risiko luka-luka karena tekanan.
5. Berikan alat penanda untuk memanggil seseorang jika terjadi sesuatu rerhadap
pasien.
6. Pastikan bahwa kamar itu cukup hangat karena pasien sangat mudah
kehilangan panas tubuh bila tidak banyak bergerak.
7. Perhatikan kondisi kamar mandi. Lantai harus tetap kerig dan tidak licin untuk
menghindari resiko terjatuh yang dapat berakibat fatal. Pintu harus cukup
lebar sehingga memungkinkan kursi roda untuk masuk. Pada pintu trap atau
tangga harus diminimalisir agar lebih memudahkan dan mencegah risiko
tersandung atapun terjatuh
8. Manual handling
Manual handling (pedoman penanganan) meliputi pedoman bagi penderita
pascastroke dan keluarga atau pendampingnya dalam melakukan aktivitas seharihari pada masa pemulihan.
a
Berbaring
Tirah baring atau bed rest dapat memberi akibat buruk jika dilakukan dalam
kurun waktu yang cukup lama. Akibat yang dapat ditimbulkan antara lain
pemendekan dan kelemahan otot akibat tidak pernah digunakan, luka dapa
punggung, pantat, dan tumit akibat tekanan tubuh di tempat tidur, penurunan
fungsi paru-paru dan jantung akibat posisi tubuh horizontal dan inaktivitas. Untuk
mencegahnya, harus diberikan posisi yang benar (positioning) dan perubahan
posisi berbarin(turning/changing position) yang dilakukan minimal dua jam
sekali.
Pada posisi berbaring, kedua bahu harus sama tinggi, begitu pula pada
panggul dan telang belakang lurus. Dibawa lutut dapat diberikan banta agar lebih
nyaman, tetapi tidak boleh diberikan terus menerus untuk mencegah pemendekan
otot paha bagian belakang (hamstring). Posisi yang lain adalah dengan
menempatkan bantal disepanjang betis untuk mengurangi tekanan pada tumit.
Miring kiri atau kanan dapat dilaukan secara mandiri ataupun dengan bantuan.
Langkah-langkah untuk posisi miring adalah bila akan bergerak miring ke kanan
maka lengan kanan rapat ke tubuh, lengan kiri dan kaki kiri bergerak menyilang
tubuh, di mulai dengan lengan, punggung memutar miring ke kanan, panggul,
paha, lalu di ikuti kaki. Hal yang sama dilakukan untuk bergerak miring ke kiri.
Apabila akan bergerak miring kearah tubuh yang sehat, maka dalam gerakan ini
dapat diberikan bantuan dengan cara memberikan dorongan pada punggung, dan
menyilang kaki
Langkah langkah dalam melakukan gerakan telungkup hampir sama dengan
berbaring miring. Langkah awal yang dilakukan sama, tetapi pada gerakan
telungkup, tubuh diputar lebih jauh hingga posisi badan telungkup. Bantuan
diperlukan untuk member dorongan dan memindahkan lengan yang lemah
tertindih oleh tubuh.
Bergeser dapat dilakukan secara mandiri dengan cara menekuk lutut, kedua
lengan sejajar kesisi tubuh, lalu mengangkat pantat dan menggeser panggul.
Setelah itu, diikuti dengan menggeser tubuh bagian atas, diikuti kedua kaki.
Bergeres dengan bantuan orang lain dapat dilakukan dengan cara menggeser
anggota tubuh bagian atas terlebih dahulu, diikuti panggul, lalu terakhir kedua
kaki
b
Duduk
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk duduk dari posisi berbaring
dikunci pada bagian rodanya agar tidak bergeser. Pijakan kaki pada kursi roda
diputar. Berpindah diawali dengan posisi duduk lalu berdiri setelah itu badan
diputar 900 ke depan kursi roda yang sudah diletakkan sejajar dengan tempat tidur.
Perlahan-lahan pantat di turunkan untuk kemudian duduk di kursi roda.
Bantuan dua orang diperlukan apabila kemampuan unutk duduk dan
menegakkan punggung belum dimiliki. Kursi roda diletakkan sejajar dengan
tempat tidur kurang lebih sejajar panggul. Penderita didudukkan dengan kaki
lurus ke depan. Bantuan orang pertama dilakukan dengan melingkarkan kedua
tangannya dari belakang melalui bawah ketiak, lalu di tautkan ke depan dada
pasien. Orang kedua membantu dengan meletakkan satu tangan di belakang lutut
penderita tangan yang llain di letakkan menyangga pergelangan kaki. Setelah
pegangan dirasakan mantap secara bersama-sama pindahkan ke samping,
langsung dalam keadaan duduk di kursi roda. Unutk lebih memudahkan dapat
diberikan aba-aba seperti satu, dua, tiga, angkat.
DAFTAR PUSTAKA
Henderson, Leila. 2002. Stroke : Panduan Perawatan. Jakarta : Arcan
Wahyu, Genis G. 2009. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. Yogyakarta : B
First