Anda di halaman 1dari 20

Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotik
(makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai
dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang
jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam.
Akhir-akhir ini, banyak aktivitas manusia yang berkaitan erat dengan
pemanfaatan hewan dalam kehidupannya. Contohnya kosmetik dari cacing yang
diyakini dapat menjaga keremajaan kulit wajah, lapisan kitin udang dan kerang
untuk pelangsing, suplemen kesehatan dan masih banyak lagi. Pemanfaatan
produk hewani ini menunjukkan bukti bahwa penelitian dibidang peningkatan
daya guna hewan semakin dirasakan agar dapat memenuhi kebutuhan akan
sumber daya hayati hewani. Untuk dapat memenuhi permintaan akan kebutuhan
ini, manusia perlu menumbuhkembangkan dan membudidayakan hewan-hewan
yang dimaksud.
Ciri ciri umum animalia :
Bila kita identifikasi, umumnya hewan memiliki karakter atau menunjukkan ciri
sebagai berikut.
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda
dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik
yang sudah jadi, ke dalam
tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau
memakan bahan organik yang terurai.
2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat,
seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas
protein struktural kolagen.
3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung
jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan
jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.
4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid
yang mendominasi siklus hidupnya.

Penggolongan Animalia

Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, animalia (dunia hewan) digolongkan


berdasarkan struktur tubuhnya. Ada empat ciri struktur tubuh yang
menggambarkan perkembangan dunia hewan secara filogenetik , yaitu ada atau
tidak adanya jaringan sejati, simetri tubuh (radial,diploblastik atau bilateral
triploblastik), ada atau tidak adanya rongga tubuh (selom), dan tipe selom
(selom dari kumpulan sel atau selom dari pipa saluran pencernaan). Tabel di
bawah ini menggambarkan penggolongan animalia dan ciri utama susunan
tubuhnya.

Penggolongan atau Klasifikasi Animalia


Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, animalia (dunia hewan) digolongkan
berdasarkan struktur tubuhnya. Ada empat ciri struktur tubuh yang
menggambarkan perkembangan dunia hewan secara filogenetik , yaitu :
- ada/tidak adanya jaringan sejati,
- simetri tubuh (radial,diploblastik atau bilateral triploblastik),
- ada/tidak adanya rongga tubuh (selom),

- tipe selom (selom dari kumpulan sel atau selom dari pipa saluran
pencernaan).
Penggolongan atau klasifikasi animalia dan ciri utama susunan
tubuhnya :
Filum Porifera = Multiseluler tanpa jaringan sejati.

Filum (Coelenterata dan Ctenophora) = Multiseluler dengan jaringan


sejati, simetri radial, diploblastik (dua lapisan nutfah, yaitu ektoderm dan
endoderm).

Filum Platyhelminthes = Multiseluler dengan jaringan sejati, simetri


bilateral, triploblastik (tiga lapisan nutfah, yaitu ektoderm, mesoderm,
endoderm), aselomata (tubuh padat tanpa rongga tubuh).

Filum (Rotifera dan Nematoda) = Multiseluler dengan jaringan sejati,


simetri bilateral, triploblastik, pseudoselom (rongga tubuh antara saluran
pencernaan dan dinding tubuh tidak sepenuhnya dilapisi mesoderm).

Filum (Nemertea, Lophophorata, Phoronida, Mollusca, Annelida


dan Arthropoda) = Multiseluler dengan jaringan sejati, simetri bilateral,
triploblastik, pseudoselom (rongga tubuh antara saluran pencernaan dan
dinding tubuh tidak sepenuhnya dilapisi mesoderm)

Filum Echinodermata = Multiseluler dengan jaringan sejati, simetri


bilateral, triploblastik, selomata (rongga tubuh sepenuhnya dilapisi
mesoderm). Pembelahan spiral dan determinan, mulut berkembang dari
blastopori, rongga tubuh skizoselus (terbentuk dengan cara pembagian
massa jaringan mesoderm)

Filum Chordata = Multiseluler dengan jaringan sejati, simetri bilateral,


triploblastik,
selomata. Pembelahan radial dan indeterminant, anus berkembang dari
blastopori, rongga tubuh enteroselus (terbentuk melalui pelipatan dinding
arkenteron mesoderm)

Sumber: http://id.shvoong.com/books/classic-literature/2220378klasifikasi-hewan-dan-ciri-ciri/#ixzz2Q3ZCcLwR

BERBAGAI FILUM PADA ANIMALIA


Hewan memiliki habitat kehidupan hampir pada semua lingkungan di bumi ini,
ada yang hidup di lingkungan akuatik baik di air tawar maupun di lautan.
Sebagian lagi beradaptasi pada kehidupan di darat. Arthropoda dan vertebrata
merupakan filum yang memiliki keanekaragaman spesies paling besar yang
beradaptasi pada berbagai lingkungan di daratan. Lebih dari sejuta spesies
hewan yang hidup dan dikenali saat ini, mungkin pada masa mendatang bila
diidentifikasi akan ditemukan banyak spesies-spesies baru. Para ahli
sistematika akan menempatkan hewan-hewan tersebut dalam cara
pengelompokkan menurut pandangan mereka dan perubahan pada objek yang
diamati. Untuk mengenali karakteristik berbagai filum hewan, di bawah ini di
bahas ciri-ciri umum tubuh, cara reproduksi, contoh dan peranannya bagi
manusia secara ringkas mewakili filum-filum utama
kingdom animalia.
a. Filum Porifera (Spons)
Diperkirakan terdapat 9000 spesies spons, sebagian besar hidup di laut, hanya
sekitar 100 spesies yang hidup di air tawar. Spons berukuran 1-2 cm, tubuhnya
sederhana, mirip suatu
kantung yang berpori atau berlubang (Porifera berarti mengandung pori). Spons
tidak memiliki saraf atau otot, tetapi masing-masing sel dapat mengindera dan
bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Pada bagian dalam rongga tengah
tubuhnya dilapisi oleh koanosit
berflagel. Koanosit ini berperan dalam pencernaan makanan. Gerakan flagel
akan membangkitkan arus aliran air, dengan demikian makanan masuk dan
koanosit memakannya secara fagositosis. Perhatikan struktur tubuh Porifera di
bawah ini!
Sebagian besar Porifera bersifat hermafrodit, yang berarti masing-masing
individu berfungsi sebagai jantan dan betina dalam reproduksi seksual dengan
cara
menghasilkan sperma dan sel telur. Pembuahan silang terjadi antara dua spons
yang berdekatan. Pembuahan menghasilkan zigot, zigot berkembang menjadi
larva
berflagel yang kemudian menyebar dari induknya. Jika larva ini menempel pada
substrat yang cocok maka akan tumbuh membentuk spons dewasa. Spons
memiliki
daya regenerasi yang besar. Dengan cara ini spons dapat menggantikan bagianbagian
tubuhnya yang hilang. Berbagai spons memiliki rangka tubuh dari spikula yang
tersusun
atas bahan berbeda, yaitu sebagai berikut.
1) Calcarea, spikula dari zat kapur, contohnya Scypha, Grantia, Sycon, Clathrina,
dan Leucoselonia.
2) Demospongia, spikula dari silikat atau spongin, contohnya Euspongia dan
Demospongia.
3) Hexactinellida, spikula dari bahan silikat, contohnya Pheronema, Euplectella,
dan Hexactinella.
b. Filum Coelenterata
Hewan Coelenterata tubuhnya sederhana dan tidak memiliki mesoderm, yaitu
hydra, ubur-ubur, anemone laut dan karang. Coelenterata juga disebut
Coelenterata berasal dari kata Coelos yang

berarti rongga dan enteron yang berarti usus, sebab mempunyai rongga
gastrovaskuler untuk pencernaan makanan. Oskulumberfungsi sebagai mulut
dan anus sekaligus, memiliki saraf dan otot sederhana. Mempunyai knidoblas
yang mengandung benang berduri berisi racun yang disebut nematosis (alat
penyengat). Alat penyengat ini terdapat di tentakel dan berfungsi untuk
melumpuhkan mangsanya. Hingga saat ini diperkirakan terdapat 10.000
spesies Coelenterata, sebagian besar hidup di laut. Bentuk tubuhnya terdapat
dalam dua variasi yaitu polip yang menempel pada suatu substrat dan medusa
yang melayang-layang di air. Coelenterata berkembang biak secara generatif
dengan peleburan sperma dan sel telur, sedangkan secara vegetatif dengan cara
membentuk tunas. Filum Coelenterata di bagi dalam tiga kelas, yaitu :

Hydrozoa

Hydroz
oa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran
bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh
Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk
dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan uburubur.Medusa umumnya berukuran 2 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan

seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa


adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel
yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk
polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di
laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan
fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut),
dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan
ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada
koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta
perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka
koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol
(pulau karang).
Peranan Coelenterata dalam Kehidupan Manusia

terumbu-karang
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup
beragam jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling
tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hingga Great Barier Reef di
Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem
ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di
pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
FILUM PLATYHELMINTHES

1. 1.

Pengertian Platyhelminthes

Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh
sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum
ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes adalah
hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup
parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasite.

1. 2.

Ciri-ciri umum Platyhelminthes

Hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri bilateral, berbentuk pipih,


memiliki system saraf, sistem pencernaan satu lubang, tidak memiliki sistem sirkulasi,
respirasi, dan eksresi.

Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit dalam tubuh manusia dan
hewan.

tubuh tidak bersegment, sistem pencernaan tidak sempurna.

ekskresi dengan menggunakan flame sel (sel api).

memiliki sistem saraf tangga tali dan memiliki mata

memiliki daya regenerasi yang tinggi, serta bersifat hermafodit (banci atau dwi
kelamin).

1. 3.

Struktur tubuh Platyhelminthes

Semua anggota filum ini berbentuk simetri bilateral dan memiliki bagian kepala. Sudah
memiliki tiga lapisan tubuh; ektoderm, mesoderm dan endoderm. Tipe rongga tubuhnya
termasuk acoelomata berbetuk kantung dengan satu lubang. Lapisan mesoderm
memunculkan otot dam organ perkembangbiakan. Hewan dewasa yang hidup bebas telah
memiliki otot, serabut saraf dan organ pencernaan tapi belum memiliki alat pernafasan dan
sistem peredaran darah.
Cacing pipih seperti planaria memiliki percabangan rongga gastrovascular sebagai tempat
pencernaan ekstraseluler juga sebagai tempat mendistribusikan sari makanan ke seluruh
bagian tubuh. Pertukaran gas melalui difusi lewat kulit. Platyhelminthes telah memiliki
sistem pengeluaran yang juga berfungsi sebagai sistem osmo-regulasi.
Cacing pipih memiliki sistem saraf tangga-tali yang tersusun dari pasangan-pasangan
ganglion yang membentuk otak dihunungkan lewat sel-sel saraf menuju sel-sel sensori di
lapisan tubuh Filum Platyhelminthes yang parasit seperti cacing kait dan cacing pita dicirikan
dengan modifikasi berikut;

hilangnya bagian kepala membentuk bantalan kepala berkait dan berpenghisap untuk
melekatkan diri pada inang.
Perkembangan ekstensif dari sistem reproduksi bertepatan dengan hilangnya sistemsistem lain.

Hilangnya perkembangan sistem saraf dan gastrovaskular yang baik

Mengembangkan sistem kulit yang melindungi mereka dari cairan pencernaan inang.

1. 4.

Sistem Reproduksi Platyhelminthes

a)

Secara aseksual yaitu dengan fragmentasi dan diikuti regenerasi.

b)

Secara seksual yaitu dengan cara sendiri atau silang.

5. Klasifikasi Platyhelminthes
a. Turbellaria
Kelas Turbellaria termasuk planaria air tawar seperti Dugesia yang memberi makan organism
kecil atau tetap sebagai makhluk kecil. Kepala planaria berbentuk ujung panah, dengan
tambahan sisinya sebagai pengindera makanan atau keberadaan organism lain. Cacing pipih
mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak seperti
mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan berbagai gerak.
Sel kelenjar mengeluarkan material lendir untuk hewan ini dapat meluncur. Memiliki sel api
sebagai sistem ekskresi yang terdiri dari serangkaian kana-kanal yang saling berhubungan di
sepanjang kedua sisi longitudinal tubuhnya.
Sel api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang di bagian
tengah gelembung itu. Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis.
Planaria bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan
individu baru, maupun seksual bersifat hermaphrodit.

b. Trematoda
Kelas Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru.
Cacing kait tidak memiliki kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem pencernaan,
sistem saraf dan sistem pembuangan yang kurang tapi sistem reproduksinya berkembang baik
walau hermaphrodit.
Cacing kait darah menyebabkan penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan
betina. Cacing betina menumpuk/menyimpan telur-telurnya dalam pembuluh darah di sekitar
usus inang. Telur-telur ini bermigrasi ke usus lalu dikeluarkan tubuh bersama feses. Telur
menetas menjadi larva di dalam air dan berenang mencari siput air. Larva bereproduksi secara
aseksual dan akhirnya meninggalkan siput. Ketika larva menembus kulit manusia,
selanjutnya akan matang di hati lalu menembus pembuluh darah pada usus.
c. Cestoda
Kelas Cestoda terdiri dari cacing pita. Bagian scolex memiliki pangait dan pengisap yang
memungkinkannya menempel pada dinding usus inang. Di bawah skolex terdapat leher yang

pendek dan tali panjang proglottid, dimana setiap proglottid berisi satu set penuh organ
kelamin jantan dan betina dan stuktur lainnya.
Seteleh terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan keluar
bersama feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya menjadi sistiserkus di dalam
otot inang. Jika manusia memakan daging babi atau sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak
sempurna, maka manusia akan terinfeksi cacung ini.

FILUM NEMATHELMINTHES

1. 1.

Pengertian Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang berari benang dan helminthes yang berarti
cacing. Jadi arti harfiahnya adalah cacing benang. Namun, cacing ini lebih terkenal dengan
ebutan cacing gilik karena betuknya yang gilik atau bulat memanjang.

1. 2.

Ciri-ciri umum Nemathelminthes

Hewan triploblastik pseudoselomata, tubuh simetri bilateral bulat panjang dan dilapisi
kutikula, memiliki system pencernaan lengkap, system sirkulasi oleh cairan
pseudoselom tidak memiliki system respirasi dan eksresi.

Hidup bebas atau parasit dan di tanah becek, dasar pearain tawar atau laut bebas,
parasit pada mahluk hidup.

1. 3.

Struktur Tubuh

Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai
1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk
bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih
kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi
untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus,
dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.
Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki
pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara
difusi melalui permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu
berbeda.
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan
yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya.
Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut.
Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
1. 4.

Perkembang biakan

Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat


gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda.
Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
2. Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian
berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan
memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup
di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda,
bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris
lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut
spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan
sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak.
Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar telur
ascaris.
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan
orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.

Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran
udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa
kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur
dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah
tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh
pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing
perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul
mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk
menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian
tengah tubuhnya.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm.
Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit
yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak me
merlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang
terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi,
yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan
menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga
kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh
limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan
tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat
oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan
otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan
baik.
Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh
aliran darah menuju otot rangka kemudian menjadi kista.
FILUM ANNELIDA

1. 1.

Pengertian Annelida

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin annul/annelus = cincin, gelang dalam bahasa
Yunani eidos = bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini
bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga
tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh,
sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan
lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan
epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ
reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk
hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase
larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya
annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan
akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.

1. 2.

Ciri-ciri umum Annelida

a)

Memiliki segmen (ruas) tubuh

b)

termasuk triploblastik selomata

c)

tubuh bersimetri bilateral

d)

segmen tubuh bersifat metameri (memiliki bagian tubuh yang sama)

e)

memiliki sistem saraf tangga tali

f)

pencernaan makanan sudah sempurna, terdiri atas mulut, kerongkongan, dan anus

g)

peredaran darah tertutup, dan hidup di laut, tanah yang lembab, atau air tawar.

h)

Tidak memiliki sistem respirasi

i)

Bersifat hermafrodit dan gonokoris


1. 3.

Struktur Tubuh

Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut
triploblastik selomata. Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan pembuluh
darah memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap segmen. Annelida
mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan
kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi
dengan sekat (septum). Meskipun demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap berhubungan
sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang terkoordinasi.Sistem saraf annelid terdiri dari
sebuah otak yang terhubunga dengan serabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap
segmen. Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk faring, lambung, usus,
dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat
sampah dari coelom dan mengekskresikannya keluar tubuh.

2. Klasifikasi
a. Polychaeta
Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Parapodia adalah
kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat
pernafasan. Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu polychaeta
melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak. Cacing kerang, seperti Nereis
adalah pemangsa yang aktif. Banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan
rahang bagus, mata dan organ peraba lainnya.
b. Oligochaeta
Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang
bergerombol secara langsung dari tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia
yang kurang berkembang. Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh
dibantu dengan setae.
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk
pertukaran udara. Cacing tanah adalah pemakan sampah yang mengekstraks sisa-sisa bahan
organic dari tanaha yang dimakan. Faring berotot menarik makanan ke mulut, makanan yang
sudah dicerna disimpan di tembolok lalu ke rempela.
Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan
dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu lainnya adalah
lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari
saluran peredaran darah.
Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan dipompa oleh lima
pasang jantung (lengkung aorta) menuju pembuluh ventral. Cacing tanah bersifat
hermaphrodit, memilliki testis dengan saluran semen, dan ovarium dengan penerima semen.
Perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua cacing yang saling parallel dalam posisi
berlawanan dan saling bertukar sperma. Setiap cacing memiliki klitellum yang mengeluarkan
lendir, untuk melindungi sperma dan telur dari kekeringan.

c. Hirudinea
Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut
atau daratan. Setiap gelang tubuh memiliki beberapa alur mendatar. Lintah memunculkan
pengisap anterior kecil sekitar mulutnya dan pengisap posterior yang besar. Meskipun
beberapa diantaranya adalah predator yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan.

Pengisap darah dapat mencegah penggumpalan darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan
dari ludah.

Mollusca
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya
beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo
bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.
Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk
bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi
menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan
kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang
insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun
cangkang pada mollusca bercangkang.
Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf
yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi
yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat
makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat
tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh
darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang
berperan sebagai ginjal.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai
parasit.
Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada
individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan
telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe
kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.
Gastropoda
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis
(Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar
dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada
ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan
terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan

pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas


menggunakan rongga mantel.
Pelecypoda
Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada
margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau
(Mytilus viridis).
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda
ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu
melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga
Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat
(ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara
mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum,
prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk
benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena
benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak
memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti
protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan
ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia =
insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk
kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga
pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior,
ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ
seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
Cephalopoda
Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang
memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumicumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan
merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata
lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan
berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong
tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral
tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara
menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk
menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya
menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda
memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan
menghasilkan telur.
Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran
mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.),
kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).

-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang
merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.
Filum Echinodermata
Echinos; duri dan derma; kulit, permukaan tubuhnya dipenuhi dengan duri
yng tersusun dari kalsium.
Triploblastik dan bertipe simetri radial

struktur
bintang laut
Rangka tubuhnya tersusun oleh zat kapur yang terdapat dipermukaan
bawah kulit dan Daya regenerasi tinggi
Sistem pembuluh air dan susunan alat tubuhn berkelipatan lima
Saluran pencernaan sederhana, beberapa diantaranya tidak memiliki
anus.
Reproduksi dilakukan secara seksual dan pembuahan di luar tubuh dan
bersifat gonokoris
Sistem saraf terdiri atas cincin dan tali saraf. Cincin saraf terdapat di
sekeliling mulut, sedangkan tali saraf mengarah tiap lengan
Respirasi berlangsung melalui permukaan tubuhnya. Diantara duri dan
insangnya terdapat tonjolan seperti catut (pediselaria) yang berguna
untuk
membersihkan
lubang
pernapasan,
membersihkan
kulit,
menangkap makanan dan pertahanan tubuh.

sistem air
Alat gerak berupa sistem ambulakral (kaki pembuluh). Air laut yang
masuk digunakan untuk menjulurkan kaki tabung yang berjumlah banyak.
Sistem ini tersusun atas bagian :
a.
Madreporit, merupakan tempat masuknya air dari luar tubuh
b.
Saluran batu, saluran penghubung antara madreporit dengan
saluran cincin.
c.
Saluran cincin, saluran melingkar yang terdapat disekitar mulut
d.
Saluran radial, cabang saluran cincin yang menuju kesetiap lengan
e.
Saluran lateral, cabang saluran radial yang terdapat di tiap lengan
f.
Kaki tabung, terdapat pada ujung saluran lateral. Pada ujung luarnya
terdapat cakram penghisap, sedangkan bagian dalamnya terdapat
ampula yang apabila mengembang sehingga air masuk kedalamnya,
sehingga ujung kaki berubah menjadi cakram pengisap. Pada saat ampula
berkontraksi, kaki tabung menyemprotkan air.
Filum echinodermata terbagi atas lima kelas
a.
Kelas Astroidea (bintang laut)
Bintang laut memiliki panjang lengan yang bervariasi. Jenis bintang laut
berlengan panjang anatra lain bintang laut biru (Linckia laevigata),
sedangkan yang berlengan pendek, bintang laut tanduk (Pentaceros), dan
tidak berlengan, bintang laut berkulit (Culcita).

bintang laut biru


b. Kelas Echinoidea (landak laut)

Tidak memiliki lengan, berbentuk bulat atau gepeng. Susunan alat


tubuhnya berjumlah lima. Duri-duri yang terdapat di kulitnya dapat
digerakkan disekitar kaki ambulakral. Contoh, landak laut (Arbacia
punctulata), dolar pasir (Echinarachinus parma)
c.
Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
Bentuk tubuh hamper menyerupai bintang laut, tetapi pada lengannya
lebih panjang sehingga menyerupai ular. Contoh, Ophioderma
brevispinum (bintang ular)

d.
Kelas Crinoidea (lili laut)
Berbentuk seperti tumbuhan, memiliki variasi warna. Hidup melekat pada
batu karang dengan tangkai atau menggunakan alat pencakram (siri)
apabila tidak memiliki tangkai. Jenis yang tidak bertangkai dapat
berpindah tempat dengan menggerakkan lengannya. Tubuhn hewan ini
mempunyai lima lengan atau kelipatannya, tidak mempunyai madreporit,
serta bagian mulut dan anus berdekatan di bagian atas. Contoh, bakung
laut bertangkai (Metacrinus interruptus), bakunglaut tidak bertangkai
(Antedon tennela)

e.
Kelas Holothuriodea (teripang atau ketimun laut)
Tubuhnya tidak dapat ditegakkan karena banyak mengandung lemak,
sedangkan zat kapurnya sedikit. Mulut dikelilingi oleh tentakel yang
dihubungkan oleh sistem ambulakral. Tidak memiliki pediselaria.
Menyerap oksigen melalui kulit dan usus. Usus menyerap oksigen ketika
air masuk ke dalamnya sehingga disebut paru-paru air. Contoh,
Holothuria, Cucumaria frondosa.

Anda mungkin juga menyukai