Anda di halaman 1dari 5

ODONTOGENESIS

4. Bell stage1
Terjadi pada usia 11-12 minggu dari pertumbuhan masa sebelum kelahiran.
Terjadi proses lanjutan dari poliferasi, differensiasi, dan morfogenesis.
Pada tahap ini, adanya 4 (empat) jenis sel yang terdapat di dalam organ
enamel, yaitu:
1) Outer enamel epithelium (OEE)
Bagian dari organ enamel yang merupakan sel outer kuboidal
yang berfungsi sebagai pelindung organ enamel selama proses
pembentukan enamel.
2) Inner enamel ephitalium (IEE)
Bagian dalam organ enamel yang akan berdifferensiasi menjadi
sel yang mensekresi enamel (ameloblasts) yang berperan dalam
pembentukan matrix enamel.
3) Stellate reticulum
Terdiri dari sel berbentuk bintang yang membentuk jaringan
(network) didalam organ enamel yang berfungsi untuk membantu
dalam pembentukan matrix enamel.
4) Stratum intermedium
Terdiri dari sel pipih hingga sel kuboid yang membantu dalam

pembentukan matrix enamel.


Pada waktu yang bersamaan, dental papila yang terletak pada bagian
concavity organ enamel juga ikut mengalami differensiasi yang terdiri dari 2
(dua) jenis jaringan, yaitu:
1) Outer cells of dental papila
Sel peripheral yang berada di dekat IEE yang akan
berdifferensiasi menjadi sel yang mensekresi dentin (odontoblas) yang
berperan dalam pembentukan matrix enamel.
2) Central cells of dental papila
Sel bagian dalam dental papila yang akan berdifferensiasi

menjadi pulp tissue.


Jumlah serat kolagen akan bertambah di dental sac bagian luar dan kemudian
akan berdifferensiasi menjadi sementum, ligamen periodontal, dan tulang
alveolar.

5. Aposition stage1
Stage ini terjadi ketika jaringan keras seperti enamel, dentin dan sementum
disekresikan sebagai matrix yang merupakan substansi ekstrasellular yang
termineralisasi

sebagian yang

dapat mendukung proses

minelarisasi

berikutnya.
Selama stage ini, terjadi induksi diantara jaringan ektodermal organ enamel
dan jaringan mesenkim dental papila dan dental sac yang berperan dalam
pembentukan enamel, dentin, dan sementum.

6. Maturation stage1
Stage ini terjadi ketika jaringan keras mulut telah termineralisasi seluruhnya.

1. Pembentukan preameloblas1
Setelah pembentukan IEE, maka IEE akan berdifferensiasi menjadi

preamiloblas dengan memanjang menjadi lebih columnar .


Selama proses differensiasi, nukleus akan bergerak menjauhi basement
membrane sehingga menimbulkan repolarisasi selullar.

2. Pembentukan odontoblas dan matrix dentin1


Outer cells of the dental papilla akan diinduksikan oleh preameloblas

untuk berdifferensiasi menjadi odontoblas.


Sel ini juga akan mengalami repolarisasi sehingga menyebabkan nukleus
sel ini yang awalnya berada di tengah sel akan bergerak menjauhi

basement membrane.
Setelah proses differensiasi dan repolarisasi, akan terjadi proses
dentinogenesis yang merupakan aposisi dentin matrix atau predentin
dibagian basement membrane.

3. Pembentukan ameloblas, dentinoenamel junction, dan matrix enamel1


Setelah proses differensiasi odontoblas dari sel luar dental papila dan
pembentukan predentin, basement membrane akan hancur yang akan
menyebabkan preameloblas akan bersentuhan dengan predentin, yang

akan mendifferensiasikan preameloblas menjadi ameloblas.


Setelah itu, terjadi amelogenesis yang merupakan aposisi enamel matrix.
Enamel matrix disekresikan dari tomes process yaitu sudut ameloblas

yang menghadap basement membrane yang hancur.


Enamel matrix yang bersentuhan dengan

predentin

memineralisasikan

dan

basement

membran

tersebut

akan

membentuk

dentinoenamel junction (DEJ).


Odontoblastik process akan menjauhi DEJ dan setiap odontoblastik proses

terdiri dari dentinal tubule.


Badan sel odontoblas berada dalam pulpa yang dilekatkan oleh
odontoblastic, sedangkan badan sel ameloblas berperan dalam proses
mineralisasi dan erupsi tetapi akan hilang setelah terjadinya erupsi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bath-Balogh, Mary, Fehrenbach, Margaret. Illustrated Dental Embriology, Histology,
and Anatomy. USA: Elsevier Inc. 2006

Anda mungkin juga menyukai