: 0,5 N
Larutan biner
: 200 ml
Larutan aquadest
: 120 ml
: 80 ml
: 1,095 gr/ml
: 105oC
T(oC)
I
II
III
IV
105
107
109
111
Vol. Distilat
(ml)
0
45
50
76
Vol. NaOH
(ml)
0
66,80
49,80
36,28
(gr/ml)
1,095
xHAc
0,331
xHO
0,669
T ( C)
Distilat
(gr/ml)
1.
2.
3.
4.
105
107
109
111
0
1,174
1,086
1,068
Cair
Uap
H2O CH3COOH H2O
CH3COOH
0
0
0
0
0,9880
0,0120
0,8550
0,1450
0,9920
0,0080
0,8870
0,1130
0,9960
0,0040
0,9400
0,060
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Suhu terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud Cair dan
Fraksi Mol Air dalam Wujud Uap
Gambar 4.1 Pengaruh Suhu terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud Cair dan
Fraksi Mol Air dalam Wujud Uap (Praktek)
Pada Gambar 4.1 merupakan grafik temperatur (oC) vs fraksi mol air
dalam wujud cair dan fraksi mol air dalam wujud uap yang diperoleh secara
praktek.
Hasil yang diperoleh dari fraksi mol air dalam wujud cair dan fraksi mol
air dalam wujud uap semakin menurun dengan adanya peningkatan suhu. Titik
minimum terjadi pada suhu 105 C dan titik maksimum terjadi pada suhu 107
C.
Kesetimbangan uap - cair dimodelkan dengan modifikasi persamaan
Raoult Dalton
y i P i x i Pio
(Lukacs, dkk.,2011)
ln Pio A
B
(T C)
Gambar 4.2 Pengaruh Suhu terhadap Fraksi Mol Cair Asam Asetat dan Fraksi
Mol Uap Asam Asetat (Praktek)
Pada gambar 4.2 merupakan grafik temperatur (oC) vs fraksi mol asam
asetat dalam wujud cair dan fraksi mol asam asetat dalam wujud uap yang
diperoleh secara praktek.
Hasil yang diperoleh dari fraksi mol cair dan uap asam asetat praktek
mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya suhu. Titik minimum terjadi
pada suhu 105 C dan titik maksimum terjadi pada suhu 107 C.
Ekspresi matematik mencerminkan dua asumsi yang terdaftar dan yang
karenanya memberikan ekspresi kuantitatif untuk hukum Raoult adalah :
y i P x i Pisat
Dimana xi adalah fraksi mol cair, yi adalah fraksi mol uap, dan Pisat adalah
tekanan uap murni spesies i pada temperatur sistem. Produk yi P pada sisi kiri
diketahui sebagai tekanan parsial spesies i.
ln P s A
B
CT
(Rabah, 2014)
Berdasarkan teori, fraksi mol (xi) berbanding terbalik dengan tekanan uap
(Psat), dan tekanan uap (Psat) berbanding terbalik dengan temperatur (T), sehingga
fraksi mol (xi) berbanding lurus dengan temperatur (T).
Berdasarkan persamaan di atas maka fraksi mol air dalam wujud cair dan
uap berbanding lurus dengan tekanannya (P) dan menurut persamaan Antoine,
tekanan berbanding terbalik terhadap suhu. Jadi, fraksi mol air dalam wujud cair
dan uap akan menurun seiring dengan naiknya suhu.
Sehingga dari persamaaan-persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa
fraksi mol uap suatu zat terlarut berbanding lurus dengan fraksi mol cair suatu
zat terlarut. Dimana fraksi mol cair suatu zat terlarut berbanding terbalik dengan
fraksi mol cair suatu zat pelarut. Sehingga, jika dihubungkan dengan persamaan
Raoult, maka fraksi mol cair suatu zat terlarut berbanding lurus dengan
peningkatan tekanannya. Dan jika dihubungkan dengan persamaan Antoine,
maka dapat diketahui bahwa peningkatan tekanan berbanding lurus dengan
peningkatan temperatur. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa fraksi mol uap dan
fraksi mol cair suatu zat terlarut berbanding lurus dengan meningkatnya
temperatur larutan biner, meskipun ada penyimpangan pada suhu 107 oC yaitu
0,012, 109 oC yaitu 0,008 dan 111 oC yaitu 0,004. Dimana fraksi mol menurun
terhadap peningkatan suhu. Hal ini tidak sesuai dengan teori disebabkan oleh:
1. Kurang tepatnya dalam memperkirakan pengambilan volume dan massa
distilat dengan perubahan suhu 2 oC.
2. Pengukuran volume zat pentiter
(NaOH)
yang
kurang
4.2.3 Pengaruh Fraksi MolAir dan Asam Asetat dalam Wujud Uap
Terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud Cairan
teliti
Gambar 4.3 Pengaruh Fraksi Mol Air dan Asam Asetat dalam wujud Cairan
terhadap Fraksi Mol Air dalam Wujud Uap (Praktek)
Dari Gambar 4.3 grafik yhO vs xhO di atas terlihat bahwa grafik pengaruh
fraksi mol air dalam wujud cairan terhadap fraksi mol air dalam wujud uap
secara praktek berupa garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
yho maka akan semakin besar pula xho nya.
Distilasi uap dapat diterangkan secara thermodinamika menggunakan
kesetimbangan uap-liquid. Kesetimbangan uap-liquid dapat diterangkan dengan
menggunakan hukum Raoult dimodifikasi, yang persamaannya dapat dituliskan
xi i Pi sat yi P
(Sato, 2012)
(Rustamaji, 2011)
n (solute)
n (solute) n (solvent)
(Elida,
1994)
Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan menyatakan jumlah
mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dam 1 mL
larutan.
Molaritas (M)
(Harvey, 2009)
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa fraksi mol air
wujud cair berbanding lurus dengan fraksi mol air wujud uap. Dimana fraksi
mol air wujud cair semakin berkurang dengan penurunan fraksi mol air wujud
uap. Hal ini menunjukan percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.
Gambar 4.4 Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi Mol Cair dan
Temperatur pada Air
Gambar 4.5 Pengaruh Perbandingan Volume terhadap Fraksi Mol Cair dan
Temperatur pada Asam Asetat
Pada gambar 4.5 dan gambar 4.6 merupakan temperatur air vs fraksi mol
pada air dan asam asetat yang diperoleh dari perbandingan volume secara
praktek.
Untuk solusi ideal, keseimbangan tekanan parsial ( p*A ) dari konstituen
pada temperatur tetap, sama dengan produk dengan tekanan uap murni pada
temperatur dan fraksi mol dalam cairan. Berikut adalah Hukum Raoult.
p *A p A x
(Treybal, 1981)
p sat
Ba
Aa
T
kPa
Ca
K
(Das, 1992)
(Laksono, 2004)
(Laksono, 2004)
Menurut Laksono (2004), fraksi mol komponen yaitu perbandingan mol
komponen dan mol total, sehingga fraksi mol berbanding lurus dengan mol
komponen. Dari persamaan yang diperoleh, dapat disimpulkan volume total
berbanding lurus dengan volume komponen dan berbanding terbalik dengan
fraksi mol komponen.
Berdasarkan teori ditunjukkan bahwa hubungan perbandingan volume
dengan fraksi mol adalah berbanding lurus. Di dalam praktek hasilnya semakin
besar konsentrasi asam asetat pada larutan biner, maka semakin besar kenaikan
fraksi mol pada asam asetat. Hal ini menunjukkan keadaan yang sudah sesuai
dengan teori.