Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pulp di Indonesia berjalan dengan cepat, tetapi hal
tersebut tidak diimbangi dengan pasokan bahan baku yang memadai. Saat ini,
sebagian besar industri tersebut berjalan pada kapasitas terpasangnya bahan baku
dari hutan alam yang semakin menipis dan mahal. Pulp adalah bahan dasar untuk
membuat kertas. Pulp sendiri terbuat dari bahan yang mengandung sellulosa.
Sellulosa banyak terdapat sebagai komponen terbesar pada dinding sel pepohonan,
jerami, rumput, ampas tebu, dan tanaman lainnya. Kandungan sellulosa pada setiap
jenis tumbuhan berbeda, dan perbedaan kandungan sellulosa (Cahyo,2012).
Pulp merupakan bahan baku pembuatan kertas dan senyawa-senyawa kimia
turunan selulosa (Surest dan Dodi, 2010). Pulping adalah proses mengekstrak
material berserat dan selulosa dari kayu atau bahan baku lainnya sebagai bahan baku
pendahuluan dalam proses pembuatan kertas. Tujuan dari pulping adalah untuk
membebaskan serat selular dari bahan kimia dan kotoran lainnya dari kayu. Sebelum
kayu dapat dijadikan pulp, bahan baku harus menjalani proses debarking. Bark
mengandung sedikit atau tidak ada bahan berserat. Dapat dihilangkan baik secara
mekanis atau hidrolik. Biasanya kayu debarked digunakan untuk pembuatan pulp
(Kumaraguru, dkk., 2014).
Di negara kita banyak terdapat berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti akasia,
pinus, bambu, padi dan lain-lain, yang dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk
pembuatan pulp, dimana bahan baku yang sebagian besar digunakan adalah dari
kayu-kayu. Pulp komersial biasanya diperoleh dari bahan kayu dengan selulosa yang
memiliki DP berat rata-rata 600-1500.
Ampas tebu cocok menjadi bahan baku pembuatan kertas dan produk industri
lainnya karena mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Tiga komponen utama
dalam tebu adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Doherty, dkk. 2006).
Selama ini proses konvensional banyak digunakan dalam pembuatan pulp,
dimana proses tersebut terdiri dari tiga metode, yaitu metode mekanis, metode semi
kimia, dan metode kimia. Di antara ketiga metode tersebut yang paling sering

digunakan adalah metode kimia dengan menggunakan proses kraft dan juga soda
(Jalaluddin dan Rizal, 2005).
Proses soda larutan yang digunakan adalah natrium hidroksida dan natrium
karbonat. Larutan soda akan menghidrolisis lignin dan zat pengikat serat yang lain
sehingga serat yang terdapat dalam bahan baku akan terlepas. Selulosa hasil
ukurannya pndek dan kurang kuat., berwarna coklat tetapi mudah untuk dilakukan
pemutihan (Purnawan dan Parwati, 2014).
Hal di atas menunjukkan bahwa pulp merupakan salah satu industri yang cukup
potensial untuk dikembangkan dan dengan tersedianya bahan baku yang melimpah di
Indonesia, maka sangat perlu untuk melakukan percobaan pulp ini dari berbagai
bahan baku melalui proses kimia dalam skala laboratorium sehingga diharapkan akan
menunjukkan kelayakan bahan baku untuk dijadikan bahan baku pembuatan pulp.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan pembuatan Pulp ini meliputi :
1. Bagaimana pengaruh kadar air antara bahan baku ampas tebu dalam proses
pembuatan pulp.
2. Bagaimana pengaruh kadar air, kadar abu, alfa selulosa, beta selulosa, gamma
selulosa dan bilangan kappa terhadap pulp yang dihasilkan.
3. Apakah bahan baku ampas tebu layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan
pulp.
4. Bagaimana proses pembuatan pulp secara kimia yaitu proses soda dan kraft dan
bagaimana sifat - sifat pulp yang dihasilkan.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukan percobaan Pembuatan Pulp ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar air antara bahan baku ampas tebu dalam
proses pembuatan pulp.
2. Untuk mengetahui pengaruh kadar air, kadar abu, alfa selulosa, beta selulosa,
gamma selulosa dan bilangan kappa terhadap pulp yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui pakah bahan baku ampas tebu layak digunakan sebagai bahan
baku pembuatan pulp.

4. Untuk mengetahui proses pembuatan pulp secara kimia yaitu proses soda dan
kraft dan bagaimana sifat - sifat pulp yang dihasilkan.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan adalah:
1. Praktikan mengetahui proses pembuatan pulp dari bahan baku berupa ampas tebu
dengan proses soda.
2. Praktikan dapat mengetahui sifat - sifat pulp yang dihasilkan dengan cara
penentuan kadar air bahan baku ampas tebu dan penentuan kadar air, kadar abu,
kadar alfa selulosa, beta selulosa, gamma selulosa dan bilangan kappa dalam
pulp yang dihasilkan.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Pembuatan Pulp ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri
Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
dengan Kondisi operasi :
Temperatur digester

= 110 oC

Lama pemasakan

= 4 jam

Rasio Larutan Pemasak : Bahan Baku

=8:1

Bahan baku yang digunakan adalah ampas tebu, percobaan dilakukan dengan
proses soda dengan larutan pemasak 12,5 campuran dari 85% berat NaOH dan 15%
berat Na2CO3, dan untuk analisa diperlukan NaOH 17,5%, NaOH 8,3%, dan
CH3COOH 2 N. Peralatan yang digunakan adalah digester batch, beaker glass,
erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk, pipet tetes, cawan porselin, neraca digital,
oven, termometer, penjepit tabung, bunsen, corong gelas, corong pemisah, buret dan
furnace.
Adapun Analisa yang dilakukan terhadap bahan baku dan pulp yang dihasilkan
adalah :
1.

Kadar air bahan baku

2.

Kadar abu bahan baku

3.

Analisa bilangan kappa bahan baku

4.

Kadar air pulp

5.

Kadar abu pulp

6.

Analisa alfa, beta, gamma selulosa pulp

7.

Bilangan kappa pulp

Anda mungkin juga menyukai