Anda di halaman 1dari 9

Albert Einstein

Sang Jenius Fisika Pembuka Tabir Rahasia Alam


Semestaan
Tuhan tidak bermain dadu dengan alam ciptaanya
dan segala keajaiban ilmu pengetahuan
membuktikan kodrat alam ini... Albert Einstein
(1879-1955)
Albert Einstein dilahirkan di Ulm, Kerajaan
Wuettemberg, Prusia Raya (sekarang Jerman) pada
tanggal 14 Maret 1879. Beliau terlahir sebagai putra
sulung dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline
Koch. Ayahnya berprofesi sebagai pedagang kasur
bulu. Pada tahun 1980 bisnis ayahnya mengalami
kegagalan. Keluarga Einstein pindah ke Munich. Di
kota ini Hermann dan adiknya mendirikan perusahaan instalasi gas dan air.
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan
bicaranya amat terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang
diri. Bulan November 1981 lahir adik perempuannya yang diberi nama Maja.
Sampai usia tujuh tahun Albert Einstein suka marah dan melempar barang,
termasuk kepada adiknya.
Minat dan kecintaannya pada bidang ilmu fisika muncul pada usia lima
tahun. Ketika sedang terbaring lemah karena sakit, ayahnya
menghadiahinya sebuah kompas. Albert kecil terpesona oleh keajaiban
kompas tersebut, sehingga ia membulatkan tekadnya untuk membuka tabir
misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam.
Meskipun pendiam dan tidak suka bermain dengan teman-temannya, Albert
Einstein tetap mampu berprestasi di sekolahnya. Raportnya bagus dan ia
menjadi juara kelas. Selain bersekolah dan menggeluti sains, kegiatan Albert
hanyalah bermain musik dan berduet dengan ibunya memainkan karyakarya Mozart dan Bethoveen.
Albert menghabiskan masa kuliahnya di ETH (Eidgenoessische Technische
Hochscule). Pada usia 21 tahun Albert dinyatakan lulus. Setelah lulus, Albert
berusaha melamar pekerjaan sebagai asisten dosen, tetapi ditolak. Akhirnya
Albert mendapat pekerjaan sementara sebagai guru di SMA. Kemudian dia
mendapat pekerjaan di kantor paten di kota Bern. Selama masa itu Albert
tetap mengembangkan ilmu fisikanya.
Tahun 1905 adalah tahun penuh prestasi bagi Albert, karena pada tahun ini
ia menghasilkan karya-karya yang cemerlang. Berikut adalah karya-karya
tersebut:
Maret: paper tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini
merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada
statistik Boltzmann. Penjelasan efek fotolistrik pada paper inilah yang
memberinya hadiah Nobel pada tahun 1922.
April : desertasi doktoralnya tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul.
Einstein memperoleh gelar PhD-nya dari Universitas Zrich.
Mei : papernya tentang gerak Brown.
Juni : Papernya yang tersohor, yaitu tentang teori relativitas khusus, dimuat
Annalen der Physik dengan judul Zur Elektrodynamik bewegter Krper
(Elektrodinamika benda bergerak).

September : kelanjutan papernya bulan Juni yang sampai pada kesimpulan


rumus termahsyurnya : E = mc2, yaitu bahwa massa sebuah benda (m)
adalah ukuran kandungan energinya (E). c adalah laju cahaya di ruang
hampa (c >> 300 ribu kilometer per detik). Massa memiliki kesetaraan
dengan energi, sebuah fakta yang membuka peluang berkembangnya
proyek tenaga nuklir di kemudian hari. Satu gram massa dengan demikian
setara dengan energi yang dapat memasok kebutuhan listrik 3000 rumah
(berdaya 900 watt) selama setahun penuh, suatu jumlah energi yang luar
biasa besarnya.
Tahun 1909, Albert Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich.
Tahun 1915, ia menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan
tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah
Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Selain itu Albert juga
mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu.
Pada tahun 1933, Albert beserta keluarganya
pindah ke Amerika Serikat karena khawatir
kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar
ataupun sebagai peneliti - terganggu. Tahun
1941, ia mengucapkan sumpah sebagai
warga negara Amerika Serikat. Karena
ketenaran dan ketulusannya dalam
membantu orang lain yang kesulitan, Albert
ditawari menjadi presiden Israel yang kedua.
Namun jabatan ini ditolaknya karena ia
merasa tidak mempunyai kompetensi di
bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April
1955, Albert Einstein meninggal dunia
dengan meninggalkan karya besar yang
telah mengubah sejarah dunia.

Bom atom Hiroshima &


Nagasaki
Meskipun demikian, Albert sempat menangis pilu dalam hati karena karya
besarnya - teori relativitas umum dan khusus - digunakan sebagai inspirasi
untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota
Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung.

100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah


oleh Michael H. Hart
ALBERT EINSTEIN 1879-1955
Albert Einstein, tak
salah lagi, seorang
ilmuwan terhebat abad
ke-20. Cendekiawan tak
ada tandingannya
sepanjang jaman.
Termasuk karena teori
"relativitas"-nya.
Sebenarnya teori ini

merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori khusus
"relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum "relativitas"
yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan hukum gaya berat
Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan tempatnya di
sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya tentang
soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang, "semuanya
adalah relatif." Teori Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah
ungkapan yang nyaris menjemukan itu. Yang dimaksudkannya adalah suatu
pendapat matematik yang pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang
sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang
tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa
percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang
absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein
menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara
menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat
menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak
pendapat kita tentang ruang dan waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa --sebutlah namanya X-meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik.
Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di pesawat ruang
angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan. Sementara
itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju pada
arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan
yang berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat
ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi
bumi pada kecepatan 180.000 kilometer per detik. Pengamat di atas
pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang angkasa itu melaju pada arah yang
bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan antara kedua pesawat itu
80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat tak bisa tidak akan
bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari
kedua pesawat ruang angkasa, mereka akan bersepakat bahwa jarak antara
keduanya bertambah pada tingkat ukuran 100.000 kilometer per detik,
bukannya 80.000 kilometer per detik.
Kelihatannya hal ini mustahil. Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca
menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-jangan ada perincian
yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada
hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil, tak ada apa pun yang kurang, alat
rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak mengecoh. Menurut Einstein,
hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi semata-mata sebagai akibat dari
sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah bisa diperhitungkan lewat
rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun
orang menjauhi "teori relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara

gading," seolah-olah teori itu tak punya arti penting samasekali. Tak seorang
pun --tentu saja tidak-- membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom
atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan "teori
relativitas" Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang
berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2.
E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c
merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000
kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan
sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar
jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil
dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat
tenaga nuklir semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji
pula dalam-dalam, banyak orang memainkan peranan penting dalam proses
pembangkitan energi atom. Namun, bagaimanapun juga, sumbangan pikiran
Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang cekcok dalam soal ini. Lebih
jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis surat kepada
Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan
membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika
Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman.
Gagasan itulah kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang akhirnya
bisa menciptakan bom atom pertama.
"Teori relativitas khusus" mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi
dalam satu segi semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling
meragukan yang pernah dirumuskan manusia. Tetapi, tiap orang ternyata
terkecoh karena "teori relativitas umum" Einstein merupakan titik tolak
pikiran lain bahwa pengaruh gaya berat bukanlah lantaran kekuatan fisik
dalam makna yang biasa, melainkan akibat dari bentuk lengkung angkasa
luar sendiri, suatu pendapat yang amat mencengangkan!
Bagaimana bisa orang mengukur bentuk lengkung ruang angkasa?
Einstein bukan sekedar mengembangkan secara teoritis, melainkan
dituangkannya ke dalam rumusan matematik yang jernih dan jelas sehingga
orang bisa melakukan ramalan yang nyata dan hipotesanya bisa diuji.
Pengamatan berikutnya --dan ini yang paling cemerlang karena dilakukan
tatkala gerhana matahari total-- telah berulang kali diyakini kebenarannya
karena bersamaan benar dengan apa yang dikatakan Einstein.
Teori umum tentang relativitas berdiri terpisah dalam beberapa hal dengan
semua hukum-hukum ilmiah. Pertama, Einstein merumuskan teorinya tidak
atas dasar percobaan-percobaan, melainkan atas dasar-dasar kehalusan
simetri dan matematik. Pendeknya berpijak diatas dasar rasional seperti
lazimnya kebiasaan para filosof Yunani dan para cendekiawan abad tengah
perbuat. Ini berarti, Einstein berbeda cara dengan metode ilmuwan modern
yang berpandangan empiris. Tetapi, bedanya ada juga: pemikir Yunani dalam
hal pendambaan keindahan dan simetri tak pernah berhasil mengelola dan
menemukan teori yang mekanik yang mampu bertahan menghadapi
percobaan pengujian yang rumit-rumit, sedangkan Einstein dapat bertahan
dengan sukses terhadap tiap-tiap percobaan. Salah satu hasil dari
pendekatan Einstein adalah bahwa teori umum relativitasnya dianggap suatu

yang amat indah, bergaya, teguh dan secara intelektual memuaskan semua
teori ilmiah.
Teori relativitas umum juga dalam beberapa hal berdiri secara terpisah.
Kebanyakan hukum-hukum ilmiah lain hanya kira-kira saja berlaku. Ada yang
kena dalam banyak hal, tetapi tidak semua. Sedangkan mengenai teori
umum relativitas, sepanjang pengetahuan, sepenuhnya diterima tanpa
kecuali. Tak ada keadaan yang tak diketahui, baik dalam kaitan teoritis atau
percobaan praktek yang menunjukkan bahwa ramalan-ramalan teori umum
relativitas hanya berlaku secara kira-kira. Bisa saja percobaan-percobaan di
masa depan merusak nama baik hasil sempurna yang pernah dicapai oleh
sesuatu teori, tetapi sepanjang menyangkut teori umum relativitas, jelas
tetap merupakan pendekatan yang paling diandalkan bagi setiap ilmuwan
dalam usahanya menuju kebenaran terakhir.
Meskipun Einstein teramat terkenal dengan "teori relativitas"-nya,
keberhasilan karyanya di bidang ilmiah lain juga membuatnya tersohor
selaku ilmuwan dalam setiap segi. Nyatanya, Einstein peroleh Hadiah Nobel
untuk bidang fisika terutama lantaran buah pikiran tertulisnya membeberkan
efek-efek foto elektrik, sebuah fenomena penting yang sebelumnya
merupakan teka-teki para cerdik pandai. Dalam karya tulisan ilmiah itu
Einstein membuktikan eksistensi photon, atau partikel cahaya.
Anggapan lama lewat percobaan yang tersendat-sendat mengatakan bahwa
cahaya itu terdiri dari gelombang elektro magnit, dan gelombang serta
partikel merupakan konsep yang berlawanan. Sedangkan hipotesa Einstein
menunjukkan suatu perbedaan yang radikal dan amat bertentangan dengan
teori-teori klasik. Bukan saja hukum foto elektriknya terbukti punya arti
penting dalam penggunaan, tetapi hipotesanya tentang photon punya
pengaruh besar dalam perkembangan teori kuantum (hipotesa bahwa dalam
radiasi, energi elektron dikeluarkan tidak kontinyu melainkan dalam jumlah
tertentu) yang saat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari teori itu.
Dalam hal menilai arti penting Einstein, suatu perbandingan dengan Isaac
Newton merupakan hal menyolok. Teori Newton pada dasarnya mudah
dipahami, dan kegeniusannya sudah tampak pada awal mula perkembangan.
Sedangkan "teori relativitas" Einstein teramat sulit dipahami biarpun lewat
penjelasan yang cermat dan hati-hati. Lebih-Lebih rumit lagi jika
mengikhtisarkan aslinya! Tatkala beberapa gagasan Newton mengalami
benturan dengan gagasan ilmiah pada jamannya, teorinya tak pernah
tampak luntur atau goyah dengan pendiriannya. Sebaliknya, "teori
relativitas" penuh dengan hal yang saling bertentangan. Ini merupakan
bagian dari kegeniusan Einstein bahwa pada saat permulaan, ketika
gagasannya masih merupakan hipotesa yang belum diuji yang
dikemukakannya selaku orang muda belasan tahun yang samasekali tidak
dikenal, dia tak pernah membiarkan kontradiksi yang nyata-nyata ada ini dan
mencampakkan teorinya. Sebaliknya malahan dia dengan sangat cermat dan
hati-hati merenungkan terus hingga ia mampu menunjukkan bahwa
kontradiksi ini hanya pada lahirnya saja sedangkan sebenarnya tiap masalah
selalu tersedia untuk memecahkan kontradiksi itu dengan cara yang halus
namun cerdik dan tegas.

Kini, kita anggap teori Einstein itu pada dasarnya lebih "correct" ketimbang
teori Newton. Jika begitu halnya kenapa Einstein ditempatkan Lebih bawah
dalam daftar tingkat urutan buku ini?
Alasannya tersedia. Pertama, teori-teori Newtonlah yang merupakan peletak
dasar dan batu pertama ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Tanpa
karya Newton, kita tidak akan menyaksikan teknologi modern sekarang ini.
Bukannya Einstein.
Ada lagi faktor yang menyebabkan mengapa kedudukan Einstein dalam
urutan seperti yang pembaca saksikan. Dalam banyak hal, perkembangan
suatu ide melibatkan sumbangan pikiran banyak orang. Ini jelas sekali
misalnya dalam ihwal sejarah sosialisme, atau dalam pengembangan teori
listrik dan magnit. Meskipun Einstein tidak 100% merumuskan "teori
relativitas" dengan otaknya sendiri, yang sudah pasti sebagian terbesar
memang sahamnya. Adalah adil mengatakan bahwa ditilik dari perbandingan
arti penting ide-ide lain, teori-teori relativitas terutama berasal dari kreasi
seorang, si genius dan si jempolan, Einstein.

Einstein mendiskusikan teori-teorinya.


Einstein lahir tahun 1879, di kota Ulm, Jerman. Dia memasuki perguruan
tinggi di Swiss dan menjadi warganegara Swiss tahun 1900. Di tahun 1905
dia mendapat gelar Doktor dari Universitas Zurich tetapi (anehnya) tak bisa
meraih posisi akademis pada saat itu. Di tahun itu pula dia menerbitkan
kertas kerja perihal "relatif khusus," perihal efek foto elektrik, dan tentang
teori gerak Brown. Hanya dalam beberapa tahun saja kertas-kertas kerja ini,
terutama yang menyangkut relativitas, telah mengangkatnya menjadi salah
seorang ilmuwan paling cemerlang dan paling orisinal di dunia. Teori-teorinya
sangat kontroversial. Tak ada ilmuwan dunia kecuali Darwin yang pernah
menciptakan situasi kontroversial seperti Einstein. Akibat itu, di tahun 1913
dia diangkat sebagai mahaguru di Universitas Berlin dan pada saat
berbarengan menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta
menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Jabatan-jabatan ini tidak
mengikatnya untuk sebebas-bebasnya mengabdikan sepenuh waktu
melakukan penyelidikan-penyelidikan, kapan saja dia suka.
Pemerintah Jerman tidak menyesal menyiram Einstein dengan sebarisan
panjang kedudukan yang istimewa itu karena persis dua tahun kemudian
Einstein berhasil merumuskan "teori umum relativitas," dan tahun 1921 dia
memperoleh Hadiah Nobel. Sepanjang paruhan terakhir dari kehidupannya,
Einstein menjadi buah bibir dunia, dan hampir dapat dipastikan dialah
ilmuwan yang masyhur yang pernah lahir ke dunia.
Karena Einstein seorang Yahudi, kehidupannya di Jerman menjadi tak aman
begitu Hitler naik berkuasa. Di tahun 1933 dia hijrah ke Princeton, New
Jersey, Amerika Serikat, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi dan di
tahun 1940 menjadi warga negara Amerika Serikat. Perkawinan pertama
Einstein berujung dengan perceraian, hanya perkawinannya yang kedua
tampaknya baru bahagia. Punya dua anak, keduanya laki-laki. Einstein
meninggal dunia tahun 1955 di Princeton.

Einstein senantiasa tertarik pada ihwal kemanusiaan dunia di sekitarnya dan


sering mengemukakan pandangan-pandangan politiknya. Dia merupakan
pelawan teguh terhadap sistem politik tirani, seorang pendukung gigih
gerakan Pacifis, dan seorang penyokong teguh Zionisme. Dalam hal
berpakaian dan kebiasaan-kebiasaan sosial dia tampak seorang yang
individualistis. Suka humor, sederhana dan ada bakat gesek biola. Tulisan
pada nisan makam Newton yang berbunyi: "Bersukarialah para arwah karena
hiasan yang ditinggalkannya bagi kemanusiaan!" sebetulnya lebih kena
untuk Einstein.
Albert Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20.
Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori
"relativitas"-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang bertautan
satu sama lain: teori khusus "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905
dan teori umum "relativitas" yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal
dengan hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena
itu bukan tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun
uraian ala kadarnya tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit.
Pepatah bilang, "semuanya adalah relatif." Teori Einstein bukanlah sekedar
mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris menjemukan itu. Yang
dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang
kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif
terhadap waktu dan ruang tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein,
umumnya orang senantiasa percaya bahwa dibalik kesan subyektif terdapat
ruang dan waktu yang absolut yang bisa diukur dengan peralatan secara
obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran
ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh
berikut ini dapat menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya
dia merombak pendapat kita tentang ruang dan waktu.
Bayangkanlah sebuah pesawat ruang angkasa --sebutlah namanya X-meluncur laju menjauhi bumi dengan kecepatan 100.000 kilometer per detik.
Kecepatan diukur oleh pengamat, baik yang berada di pesawat ruang
angkasa X maupun di bumi, dan pengukuran mereka bersamaan. Sementara
itu, sebuah pesawat ruang angkasa lain yang bernama Y meluncur laju pada
arah yang sama dengan pesawat ruang angkasa X tetapi dengan kecepatan
yang berlebih. Apabila pengamat di bumi mengukur kecepatan pesawat
ruang angkasa Y, mereka mengetahui bahwa pesawat itu melaju menjauhi
bumi pada kecepatan 180.000 kilometer per detik. Pengamat di atas
pesawat ruang angkasa Y akan berkesimpulan serupa.
Nah, karena kedua pesawat ruang angkasa itu melaju pada arah yang
bersamaan, akan tampak bahwa beda kecepatan antara kedua pesawat itu
80.000 kilometer per detik dan pesawat yang lebih cepat tak bisa tidak akan
bergerak menjauhi pesawat yang lebih lambat pada kadar kecepatan ini.
Tetapi, teori Einstein memperhitungkan, jika pengamatan dilakukan dari
kedua pesawat ruang angkasa, mereka akan bersepakat bahwa jarak antara
keduanya bertambah pada tingkat ukuran 100.000 kilometer per detik,
bukannya 80.000 kilometer per detik.

Kelihatannya hal ini mustahil. Kelihatannya seperti olok-olok. Pembaca


menduga seakan ada bau-bau tipu. Menduga jangan-jangan ada perincian
yang disembunyikan. Padahal, sama sekali tidak! Hasil ini tidak ada
hubungannya dengan tenaga yang digunakan untuk mendorong mereka.
Tak ada keliru pengamatan. Walhasil, tak ada apa pun yang kurang, alat
rusak atau kabel melintir. Mulus, polos, tak mengecoh. Menurut Einstein,
hasil kesimpulan yang tersebut di atas tadi semata-mata sebagai akibat dari
sifat dasar alamiah ruang dan waktu yang sudah bisa diperhitungkan lewat
rumus ihwal komposisi kecepatannya.
Tampaknya merupakan kedahsyatan teoritis, dan memang bertahun-tahun
orang menjauhi "teori relativitas" bagaikan menjauhi hipotesa "menara
gading," seolah-olah teori itu tak punya arti penting samasekali. Tak seorang
pun --tentu saja tidak-- membuat kekeliruan hingga tahun 1945 tatkala bom
atom menyapu Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu kesimpulan "teori
relativitas" Einstein adalah benda dan energi berada dalam arti yang
berimbangan dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E = mc2.
E menunjukkan energi dan m menunjukkan massa benda, sedangkan c
merupakan kecepatan cahaya. Nah, karena c adalah sama dengan 180.000
kilometer per detik (artinya merupakan jumlah angka amat besar) dengan
sendirinya c2 (yang artinya c x c) karuan saja tak tepermanai besar
jumlahnya. Dengan demikian berarti, meskipun pengubahan sebagian kecil
dari benda mampu mengeluarkan jumlah energi luar biasa besarnya.
Orang karuan saja tak bakal bisa membikin sebuah bom atom atau pusat
tenaga nuklir semata-mata berpegang pada rumus E = mc2. Haruslah dikaji
pula dalam-dalam, banyak orang memainkan peranan penting dalam proses
pembangkitan energi atom. Namun, bagaimanapun juga, sumbangan pikiran
Einstein tidaklah meragukan lagi. Tak ada yang cekcok dalam soal ini. Lebih
jauh dari itu, tak lain dari Einstein orangnya yang menulis surat kepada
Presiden Roosevelt di tahun 1939, menunjukkan terbukanya kemungkinan
membikin senjata atom dan sekaligus menekankan arti penting bagi Amerika
Serikat selekas-lekasnya membikin senjata itu sebelum didahului Jerman.
Gagasan itulah kemudian mewujudkan "Proyek Manhattan" yang akhirnya
bisa menciptakan bom atom pertama.
"Teori relativitas khusus" mengundang beda pendapat yang hangat, tetapi
dalam satu segi semua sepakat, teori itu merupakan pemikiran yang paling
meragukan yang pernah dirumuskan manusia.

Anda mungkin juga menyukai