Anda di halaman 1dari 12

Laporan

Surveilans Penyakit TBC Di Puskesmas Sungai Durian


Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 sampai 2013

Disusun oleh:
Kelompok 3
Yosepha Stephani

I11110034

Adela Brilian

I11112020

NurAzmi Ayuningtias

I11111009

Fawaid Akbar

I11112029

Ullis Marwadhani

I11111046

Alvina Elsa Bidari

I11112038

Najla

I11112001

Andri Hendratno

I11112058

Syahrina Fakihun

I11112002

Bimo Juliansyah

I11112062

Jovi Pardomuan Siagian

I11112008

Riko Kuswara

I11112068

Aditya Islami

I11112009

Christina Wiyaniputri I11112070

Syed Muhammad Zulfikar

I11112016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

A.

DEFINISI PENYAKIT
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis


menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini
merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai sel
(cell mediated hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa menjadi
kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang
efektif).1
Klasifikasi penyakit tuberkulosis berdasarkan organ tubuh yang diserang
kuman Mycobacterium tuberculosis terdiri dari tuberkulosis paru dan tuberkulosis
ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura (selaput paru). Sedangkan tuberkulosis ekstra paru adalah
tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya, pleura,
selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian,
kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.2
B.

DIAGNOSA

Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut3:


1.

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan
adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi
yang baik.

2.

Demam lama (2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik
TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.

3.

Batuk lama 3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.

4.

Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).

5.

Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.

6.

Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan


baku diare

Gejala klinis spesifik terkait organ


Gejala klinis pada organ yang terkena TB, tergantung jenis organ yang
terkena, misalnya kelenjar limfe, susunan saraf pusat (SSP), tulang, dan kulit,
adalah sebagai berikut6:
1. Tuberkulosis kelenjar (terbanyak di daerah leher atau regio colli):
Pembesaran KGB multipel (>1 KGB), diameter 1 cm, konsistensi kenyal,
tidak nyeri, dan kadang saling melekat atau konfluens.
2. Tuberkulosis otak dan selaput otak:
a. Meningitis TB: Gejala-gejala meningitis dengan seringkali disertai gejala
akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena.
b. Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi desak ruang.
3. Tuberkulosis sistem skeletal:
a.

Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan tulang belakang (gibbus).

b.

Tulang panggul (koksitis): Pincang, gangguan berjalan, atau tanda


peradangan di daerah panggul.

c.

Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa sebab
yang jelas.

d.

Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis).

4. Skrofuloderma:
Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit antar tepi ulkus (skin
bridge).
5. Tuberkulosis mata:
a. Konjungtivitis fliktenularis (conjunctivitis phlyctenularis).
b. Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi).
6. Tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal dicurigai
bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ tersebut tanpa sebab yang
jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.

Diagnosis definitif tuberkulosis didapatkan melalui kultur dahak maupun


jaringan. Selain untuk kepentingan diagnosis, kultur organisme ini juga dapat
digunakan untuk menguji sensitivitas terhadap OAT. Kekurangan dari metode ini
adalah M. tuberculosis merupakan organisme yang perkembangbiakannya dan
pertumbuhannya tergolong lambat. Waktu yang dibutuhkan untuk kultur bisa
mencapai 6 minggu hingga organisme bisa diidentifikasi.4
Alternatif lainnya adalah pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) dari dahak
menggunakan metode Ziehl-Nielsen. Mycobacterium sp. yang bersifat tahan asam
akan tampak berbentuk batang dan berwarna merah jika diwarnai menggunakan
metode ini.5 Interpretasi hasil didasarkan pada jumlah bakteri tahan asam yang
terlihat pada satu lapang pandang.5 Namun, tidak semua bakteri yang memberikan
hasil positif pada pewarnaan Ziehl-Nielsen merupakan bakteri penyebab
tuberkulosis.4 Untuk membedakan M. tuberculosis dengan mikobakteri lainnya,
dapat dilakukan metode-metode mikrobiologi maupun biologi molekular lainnya.
C.

PELAKSANAAN SURVEILANS
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari catatan

rekapitulasi puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya.


C.1 Gambaran Umum Lokasi
C.1.1 Tempat/topografi
Puskesmas Sungai Durian merupakan satu dari tiga puskesmas di wilayah
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terletak pada koordinat 109
- 22,31 BT dan 0 -21 LS dengan ketinggian 0 1 meter dpl. Luas wilayah
Puskesmas Sungai Durian sekitar 315.587 Km dengan tingkat kepadatan
Penduduk sebesar 0,30/km2. Jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah sebesar
95,931 jiwa terdiri dari 14.505 kk dengan rata-rata 6,6 jiwa/kk.
Wilayah kerja Puskesmas mencakup delapan desa binaan, yaitu Desa
Limbung, Arang Limbung, Teluk Kapuas, Kuala Dua, Tebang Kacang, Sungai
Ambangah ditambah dua desa pemekaran pada tahun 2006 yaitu Desa Mekar Sari
dan Desa Madu Sari. Delapan desa tersebut terdiri atas 29 dusun 64 RW dan 367
RT ditambah satu daerah relokasi di desa Tebang Kacang.
Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan, Jumlah Penduduk dan
Jumlah Rumah Tangga Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012

No

(1)
1.

Desa

Luas
Jumlah
Jumlah
Wilayah Penduduk Rumah
(km2)
Tangga
(kk)
(3)
(4)
(5)
18.862
12.378
2.300

Rata-rata
Kepadatan
Jiwa/rumah Penduduk
Tangga
/km2

(2)
(6)
(7)
Teluk
5.4
0.66
Kapuas
2.
Arang
21.500
19.143
2.787
6,9
0.89
Limbung
3.
Limbung
45.000
14,863
2.892
5,1
0.33
4.
Kuala Dua
46.875
25.429
2.811
9.0
0.54
5.
Sungai
15.650
5.118
900
5.7
0.33
Ambangah
6.
Madu Sari
88,500
3.214
568
5.7
0.04
7.
Tebang
19.200
4.264
601
7.1
0.22
Kacang
8.
Mekar Sari
60.000
11.522
1.646
7.0
0.19
Puskesmas
315.587 94.351
17.571
6.6
0.26
Sumber : Profil Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012
C.1.2 Keadaan penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sui Durian dari hasil pendataan
keluarga pada tahun 2012 sebesar 95.931 jiwa dengan 14.505 KK. Jumlah rumah
19.932 unit, kepadatan hunian sekitar 3.09. Jumlah penduduk sasaran menurut
proyeksi pada tahun 2012 terdiri dari ibu hamil 2.207 orang, ibu bersalin 2.106
orang, bayi 2.005 orang, balita 9.234 orang, anak usia 6 59 bulan 80,512 orang.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Kubu Raya menurut Kecamatan dan


Jenis Kelamin tahun 2012 (Jiwa)
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan Laki-laki+Perempuan

Batu Ampar
17.482
16.770
34.252
Terentang
5.537
5.047
10.584
Kubu
18.819
18.433
37.252
Teluk Pakedai
9.892
9.512
19.404
Sungai Kakap
53.749
53.097
106.846
Rasau Jaya
12.456
12.235
24.691
Sungai Raya
99.572
96.530
196.102
Sungai Ambawang
35.245
33.371
68.616
Kuala Mandor B
12.381
12.046
24.427
Kabupaten Kubu Raya 265.133
257.041
522.174
Sumber : Badan Statistik Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012
C.2 Pengumpulan dan pegolahan data
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sungai Durian dengan mangambil
data sekunder yang ada di Puskesmas tersebut. Data yang diperoleh merupakan
data 2 tahun terakhir terhitung sejak tahun 2012 hingga tahun 2013. Pengolahan
data dilakukan dengan Microsoft Exel.

C.3 Analisis dan Interpretasi Data


C.3.1 Analisis Data Tahun 2012

Gambar 1. Jumlah kasus penyakit TBC di Puskesmas Sungai Durian


pada tahun 2012
Dari grafik diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Sungai
Durian tahun 2012 jumlah terbanyak pada BTA positif kasus baru yaitu sejumlah
59 kasus, disusul dengan BTA negatif dengan hasil rontgen paru positif dengan
jumlah 17 kasus, BTA positif kambuh sebanyak 5 kasus dan TB ekstraparu
dengan 3 kasus.

Gambar 2. Jumlah kasus penyakit TBC pada tahun 2012 berdasarkan


jenis kelamin

Dari gambar diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Sungai
Durian pada tahun 2012 lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan presentasi 64%
dan perempuan dengan presentasi 36%.
C.3.2 Analisis Data Tahun 2013

Gambar 3. Jumlah kasus penyakit TBC di Puskesmas Sungai Durian pada tahun 2013

Dari grafik diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Sungai
Durian tahun 2013 jumlah terbanyak pada BTA positif kasus baru yaitu sejumlah
81 kasus, disusul dengan BTA negatif dengan hasil rontgen paru positif dengan
jumlah 23 kasus dan BTA positif kambuh sebanyak 1 kasus.

Gambar 4. Jumlah kasus penyakit TBC pada tahun 2013


berdasarkan jenis kelamin
Dari gambar diatas, dapat terlihat bahwa kasus TBC di Puskesmas Sungai
Durian pada tahun 2013 lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan presentasi 68%
dan perempuan dengan presentasi 32%.

Gambar 5. Perbandingan jumlah kasus TBC dari tahun 2012 hingga tahun
2013
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus TBC pada tahun 2012 sebanyak
64 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 82 kasus. Sehingga kasus TBC di
puskesmas Sungai Durian mengalami peningkatan kasus pada tahun 2013.

C.4 Kesimpulan dan rekomendasi


C.4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil surveilans yang telah dilakukan di Puskesmas Sungai
Durian Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, setelah dianalisis dan
interpretasi data, maka dapat disimpulkan mengenai beberapa hal yang terkait
dengan penyakit TBC di Puskesmas Sungai Durian, yaitu:
a) Penderita penyakit TBC yang tercatat telah berkunjung ke Puskesmas
Sungai Durian pada tahun 2012 & 2013 didominasi oleh penderita berjenis
kelamin pria. Dengan presentasi 64 % pada tahun 2012 dan 68 % pada
tahun 2013.
b) Prevalensi penyakit TBC mengalami peningkatan pada tahun 2013.
C.4.2 Rekomendasi
TBC merupakan penyakit menular dengan prevalensi tertinggi

jika

dibandingkan dengan puskemas-puskemas lain di Kabupaten Kubu Raya.


Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang bisa menyebabakan kematian, dan
perlu dilakukan tindak lanjut dalam mengani kasus TBC dalam hal pencegahan.
Untuk itu perlu kerjasama dari pihak pemerintah, petugas kebersihan dan
masyarakat.
C.5 Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi terkait dengan pencegahan dan penanganan penyakit
TBC dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti pemflet,
brosur, maupun majalah kesehatan. Selain itu diseminasi informasi juga bisa
dilakukan dengan cara penyuluhan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Daniel, M. Thomas. Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu penyakit dalam Edisi


13 Volume 2. Jakarta. EGC; 1999: h. 799-808.

2.

Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia.

Pedoman

Nasional

3.

Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta; 2006


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Manajemen

4.

TB Anak. Jakarta: Kemenkes RI; 2013


Weinberger SE, Cockrill BA & Mandel J. Principles of Pulmonary

5.

Medicine. 6th edition. Saunders; 2014: h. 313-4.


Girsang M, Partakusuma LG, Lesthiowati D & Erna. Penilaian
Mikroskopis Bakteri Tahan Asam (BTA) Menurut Skala International Union
Association Lung Tuberculosis Disease (IUALTD) di Instalasi Laboratorium
Mikrobiologi RS Persahabatan Jakarta. Media Litbang Kesehatan XVI no.
3; 2006: h. 42-8.

Anda mungkin juga menyukai