Anda di halaman 1dari 6

Domain IV: Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik

Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan


klinik.
Kompetensi Utama :
1. Pengelolaan Sakit dan Kecemasan
Seorang dokter gigi harus mampu mengendalikan rasa sakit dan kecemasan
pasien disertai sikap empati.
Contohnya :

Kebanyakan pasien merasa cemas ketika akan melakukan perawatan gigi,


maka seorang dokter gigi harus mampu mengendalikan keemasan pasien
tersebut. Bisa melalui persuasi, sentuhan fisik, ataupun komunikasi yang tepat.

Selain cemas, pasien takut datang ke dokter gigi karena takut akan rasa sakit
yang mungkin timbul. Oleh karena itu seorang dokter gigi bisa mengendalikan
rasa sakit tersebut dengan menggunakan anestesi.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang, agar dokter gigi mampu


mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien.
Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional
Mengatasi rasa sakit, rasa takut dan ansietas dengan pendekatan farmakologik
dan nonfarmakologik.
Menggunakan anestesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)
untuk prosedur restorasi dan bedah.
2. Tindakan Medik Kedokteran Gigi
Seorang dokter gigi harus mampu :
a. Melakukan perawatan konservasi gigi sulung dan permanen yang
sederhana.
Contohnya:

Ketika ada pasien (dewasa/anak) datang dengan keluhan gigi


berlubang seorang dokter gigi harus mampu melakukan perawatan
yang sesuai mulai dari preparasi, isolasi, pemilihan bahan, restorasi
dan evaluasi hasil perawatan. Yang perlu diperhatikan dalam
konservasi adalah prinsip minimal intervention, sehingga seorang
dokter gigi hanya membuang jaringan yang infected.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan


konservasi:
Mempersiapkan gigi yang akan direstorasi sesuai dengan indikasi
anatomi, fungsi, dan estetik
Mengisolasi gigi-geligi dari saliva dan bakteri
Membuang jaringan karies dengan mempertahankan vitalitas pulpa
pada gigi sulung dan permanen
Memilih jenis restorasi pasca perawatan saluran akar yang sesuai
dengan indikasinya
Membuat restorasi dengan bahan-bahan restorasi yang sesuai
indikasi pada gigi sulung dan permanen
Mempertahankan vitalitas pulpa dengan obat-obatan dan bahan
kedokteran gigi pada gigi sulung dan permanen yang vital dan
nonvital Melakukan perawatan saluran akar pada gigi sulung dan
permanen yang vital dan nonvital
Menindaklanjuti hasil perawatan saluran akar
b. Melakukan perawatan penyakit/kelainan periodontal.
Contohnya:

Banyak masalah kelainan mulut yang sering dikeluhkan pasien.


Salah satunya adalah tentang masalah periodontal. Oleh karena itu,
seorang dokter gigi harus mampu melakukan beberbagai perawatan
periodontal seperti kuretase, bedah flap, dan perawatan lain untuk
menghilangkan etiologi penyakit periodontal tersebut. Selain itu
diperlukan kemampuan untuk mengevaluasi hasil perawatan.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan


periodontal:
Melakukan perawatan awal penyakit/kelainan periodontal
Mengendalikan faktor etiologi sekunder pada kelainan periodontal
Melakukan prosedur kuretase, flep operasi, dan gingivektomi
sederhana pada kasus kelainan periodontal dengan kerusakan tulang
mencapai tidak lebih dari sepertiga akar bagian koronal
Menindaklanjuti hasil perawatan dan pemeliharaan jaringan
periodonsium

c. Melakukan perawatan ortodonsia pada pasien anak dan dewasa.


Contoh:

Seorang dokter gigi harus mampu mencegah maupun melakukan


perawatan pada pasien anak maupun dewasa serta anak anak.
Misalnya ketika ada gigi primer yang tanggal sebelum waktunya,
dokter gigi harus mampu mengidentifikasi serta menentukan
perawatan yang tepat.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan


ortodonsia :
Melakukan pencegahan maloklusi dental .
Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan .
Melakukan perawatan maloklusi dental .
d. Melakukan perawatan bedah sederhana pada jaringan keras dan lunak
mulut.
Contohnya:
Seorang dokter gigi harus mampu mengatasi masalah yang terjadi di
jaringan lunak dan keras yang membutuhkan tindakan seperti bedah minor
sederhana jaringan keras dan lunak ataupun tindakan bedah saat treatment
preprostetik
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan bedah
sederhana :
Melakukan pencabutan gigi sulung dan permanen
Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras
Melakukan tindakan bedah preprostetik sederhana
Menanggulangi komplikas pasca bedah minor
e. Melakukan perawatan non-bedah pada lesi jaringan lunak mulut.
Contohnya:
Selain memperbaiki kondisi gigi dan mulut pasien, dokter gigi juga
diharapkan dapat memelihara kondisi yang sudah baik atau kondisi

setelah dilakukannya tindakan melalui media medik ringan serta mampu


memperbaiki jaringan lunak yang terdapat lesi yang masih ringan.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan nonbedah :


Mengelola lesi-lesi jaringan lunak mulut yang sederhana
Memelihara kesehatan jaringan lunak mulut pada pasien dengan
kompromis medik ringan
f. Melakukan perawatan prostodontik pada pasien anak dan dewasa.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan
prostodontik :
Contohnya:
Tidak hanya spesialis prosthodontik yang dapat mengerjakan tindakan
prothodontik, seorang dokter gigi dapat melakukan tindakan
prosthodontik, tetapi tindakannya masih yang sederhana seperti perawatan
TMJ non-bedah serta coronaplasty.
Melakukan terapi kelainan oklusi dental yang sederhana
Melakukan perawatan kelainan oklusi dengan coronoplasty
Melakukan tahap awal perawatan TMJ non-bedah kelainan sendi
temporomandibular
g. Melakukan perawatan kelainan sendi temporomandibular dan oklusi
dental.
Contohnya:
Pasien yang mengalami kelainan TMJ serta oklusi dapat diatasi dengan
seorang dokter gigi yang melakukan perawatan gigi tiruan serta
mengevaluasi dan mengatasi kondisi-kondisi yang timbul pasca
pemasangan gigi tiruan.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan kelainan


TMJ dan oklusi :
Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian,
gigi tiruan penuh sederhana
Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan
lepasan
Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan
h. Mengelola kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam mengelola
kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi:
Contohnya:
Semakin maraknya bencana dan kecelakaan seperti kecelakaan lalu lintas
akan meningkatkan kemungkinan pasien mngalami kegawatdaruratan gigi
dan mulut, selain itu kegawat daruratan gigi dan mulut dapat disebabkan
karena usia, obat dan trauma dan dokter gigi harus mampu mengelola dan
melakukan tindakan darurat medik
Mengelola kegawatdaruratan gigi dan mulut berbagai usia
Mengelola kegawatdaruratan akibat penggunaan obat
Mengelola kegawatdaruratan akibat trauma di rongga mulut pada
pasien segala tingkatan usia
Melakukan tindakan darurat medik kedokteran gigi
i. Bekerja dalam tim secara efektik dan efisien untuk mencapai kesehatan
gigi dan mulut yang prima
Contohnya:
Sesama dokter gigi, perawat dan seluruh tenaga kesehatan yang
berhubungan saling bekerjasama dan menjalin hubungan baik agar
pelayanan kesehatan yang diberikan lebih optimal, sesama teman
sejawat dokter gigi juga melakukan rujukan kepada sejawat yang

lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin jika memang


kasus bukan dalam kompetensi dokter gigi yang bersangkutan.

Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang saat bekerja di dalam tim


kesehatan:
Bekerja sama secara terintegrasi di antara berbagai bidang ilmu
kedokteran gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang prima
Melaksanakan kerjasama dalam tim secara professional
Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara
interdisiplin dan intradisiplin

Anda mungkin juga menyukai