Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan
klinik. Kompetensi Utama : 1. Pengelolaan Sakit dan Kecemasan Seorang dokter gigi harus mampu mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati. Contohnya :
Kebanyakan pasien merasa cemas ketika akan melakukan perawatan gigi,
maka seorang dokter gigi harus mampu mengendalikan keemasan pasien tersebut. Bisa melalui persuasi, sentuhan fisik, ataupun komunikasi yang tepat.
Selain cemas, pasien takut datang ke dokter gigi karena takut akan rasa sakit yang mungkin timbul. Oleh karena itu seorang dokter gigi bisa mengendalikan rasa sakit tersebut dengan menggunakan anestesi.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang, agar dokter gigi mampu
mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien. Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional Mengatasi rasa sakit, rasa takut dan ansietas dengan pendekatan farmakologik dan nonfarmakologik. Menggunakan anestesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain) untuk prosedur restorasi dan bedah. 2. Tindakan Medik Kedokteran Gigi Seorang dokter gigi harus mampu : a. Melakukan perawatan konservasi gigi sulung dan permanen yang sederhana. Contohnya:
Ketika ada pasien (dewasa/anak) datang dengan keluhan gigi
berlubang seorang dokter gigi harus mampu melakukan perawatan yang sesuai mulai dari preparasi, isolasi, pemilihan bahan, restorasi dan evaluasi hasil perawatan. Yang perlu diperhatikan dalam konservasi adalah prinsip minimal intervention, sehingga seorang dokter gigi hanya membuang jaringan yang infected.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan
konservasi: Mempersiapkan gigi yang akan direstorasi sesuai dengan indikasi anatomi, fungsi, dan estetik Mengisolasi gigi-geligi dari saliva dan bakteri Membuang jaringan karies dengan mempertahankan vitalitas pulpa pada gigi sulung dan permanen Memilih jenis restorasi pasca perawatan saluran akar yang sesuai dengan indikasinya Membuat restorasi dengan bahan-bahan restorasi yang sesuai indikasi pada gigi sulung dan permanen Mempertahankan vitalitas pulpa dengan obat-obatan dan bahan kedokteran gigi pada gigi sulung dan permanen yang vital dan nonvital Melakukan perawatan saluran akar pada gigi sulung dan permanen yang vital dan nonvital Menindaklanjuti hasil perawatan saluran akar b. Melakukan perawatan penyakit/kelainan periodontal. Contohnya:
Banyak masalah kelainan mulut yang sering dikeluhkan pasien.
Salah satunya adalah tentang masalah periodontal. Oleh karena itu, seorang dokter gigi harus mampu melakukan beberbagai perawatan periodontal seperti kuretase, bedah flap, dan perawatan lain untuk menghilangkan etiologi penyakit periodontal tersebut. Selain itu diperlukan kemampuan untuk mengevaluasi hasil perawatan.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan
periodontal: Melakukan perawatan awal penyakit/kelainan periodontal Mengendalikan faktor etiologi sekunder pada kelainan periodontal Melakukan prosedur kuretase, flep operasi, dan gingivektomi sederhana pada kasus kelainan periodontal dengan kerusakan tulang mencapai tidak lebih dari sepertiga akar bagian koronal Menindaklanjuti hasil perawatan dan pemeliharaan jaringan periodonsium
c. Melakukan perawatan ortodonsia pada pasien anak dan dewasa.
Contoh:
Seorang dokter gigi harus mampu mencegah maupun melakukan
perawatan pada pasien anak maupun dewasa serta anak anak. Misalnya ketika ada gigi primer yang tanggal sebelum waktunya, dokter gigi harus mampu mengidentifikasi serta menentukan perawatan yang tepat.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan
ortodonsia : Melakukan pencegahan maloklusi dental . Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan . Melakukan perawatan maloklusi dental . d. Melakukan perawatan bedah sederhana pada jaringan keras dan lunak mulut. Contohnya: Seorang dokter gigi harus mampu mengatasi masalah yang terjadi di jaringan lunak dan keras yang membutuhkan tindakan seperti bedah minor sederhana jaringan keras dan lunak ataupun tindakan bedah saat treatment preprostetik Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan bedah sederhana : Melakukan pencabutan gigi sulung dan permanen Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras Melakukan tindakan bedah preprostetik sederhana Menanggulangi komplikas pasca bedah minor e. Melakukan perawatan non-bedah pada lesi jaringan lunak mulut. Contohnya: Selain memperbaiki kondisi gigi dan mulut pasien, dokter gigi juga diharapkan dapat memelihara kondisi yang sudah baik atau kondisi
setelah dilakukannya tindakan melalui media medik ringan serta mampu
memperbaiki jaringan lunak yang terdapat lesi yang masih ringan.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan nonbedah :
Mengelola lesi-lesi jaringan lunak mulut yang sederhana Memelihara kesehatan jaringan lunak mulut pada pasien dengan kompromis medik ringan f. Melakukan perawatan prostodontik pada pasien anak dan dewasa. Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan prostodontik : Contohnya: Tidak hanya spesialis prosthodontik yang dapat mengerjakan tindakan prothodontik, seorang dokter gigi dapat melakukan tindakan prosthodontik, tetapi tindakannya masih yang sederhana seperti perawatan TMJ non-bedah serta coronaplasty. Melakukan terapi kelainan oklusi dental yang sederhana Melakukan perawatan kelainan oklusi dengan coronoplasty Melakukan tahap awal perawatan TMJ non-bedah kelainan sendi temporomandibular g. Melakukan perawatan kelainan sendi temporomandibular dan oklusi dental. Contohnya: Pasien yang mengalami kelainan TMJ serta oklusi dapat diatasi dengan seorang dokter gigi yang melakukan perawatan gigi tiruan serta mengevaluasi dan mengatasi kondisi-kondisi yang timbul pasca pemasangan gigi tiruan.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam perawatan kelainan
TMJ dan oklusi : Melakukan perawatan kasus gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh sederhana Memilih gigi penyangga untuk pembuatan gigi tiruan tetap dan lepasan Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan h. Mengelola kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi. Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang dalam mengelola kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi: Contohnya: Semakin maraknya bencana dan kecelakaan seperti kecelakaan lalu lintas akan meningkatkan kemungkinan pasien mngalami kegawatdaruratan gigi dan mulut, selain itu kegawat daruratan gigi dan mulut dapat disebabkan karena usia, obat dan trauma dan dokter gigi harus mampu mengelola dan melakukan tindakan darurat medik Mengelola kegawatdaruratan gigi dan mulut berbagai usia Mengelola kegawatdaruratan akibat penggunaan obat Mengelola kegawatdaruratan akibat trauma di rongga mulut pada pasien segala tingkatan usia Melakukan tindakan darurat medik kedokteran gigi i. Bekerja dalam tim secara efektik dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang prima Contohnya: Sesama dokter gigi, perawat dan seluruh tenaga kesehatan yang berhubungan saling bekerjasama dan menjalin hubungan baik agar pelayanan kesehatan yang diberikan lebih optimal, sesama teman sejawat dokter gigi juga melakukan rujukan kepada sejawat yang
lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin jika memang
kasus bukan dalam kompetensi dokter gigi yang bersangkutan.
Berikut adalah beberapa kompetensi penunjang saat bekerja di dalam tim
kesehatan: Bekerja sama secara terintegrasi di antara berbagai bidang ilmu kedokteran gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang prima Melaksanakan kerjasama dalam tim secara professional Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin