Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU

PSIKOLOGI SOSIAL

Disusun Oleh:
Ema Hardiana
A 501 15 080
Kelas A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2016

1. Imitasi
Imitasi adalah proses belajar sosial dengan cara mencontoh atau meniru perilaku
orang lain, baik sikap, penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya.
Biasanya proses imitasi ini menjelaskan bagaimana seorang anak meniru perilaku
orang tuanya atau kejadian-kejadian yang ia saksikan di lingkungan sekitarnya. Faktor
imitasi dapat mendorong seseorang untuk berperilaku positif, yaitu mematuhi kaidahkaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Di sisi lain, imitasi dapat mengakibatkan
terjadinya hal-hal negaif. Hal-hal yang ditiru berupa hal-hal yang menyimpang dari
nilai-niai moral dan nilai etika yang ada di dalam masyarakat.
Contoh: (a) bila dalam sebuah keluarga semua anggotanya adalah perokok,
kemungkinan besar anak-anaknya menjadi perokok juga karena meniru anggotaanggota keluarganya yang perokok. (b) seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga
yang kehidupan sehari-hari berbicara dengan lemah lembut, maka anak itu akan
terbiasa dengan lemah lembut karena meniru cara berbicara orang-orang yang ada di
dalam keluarganya. Sebaliknya, bila berbicara dalam keluarga yang keras, anak
nantinya akan berbicara dengan keras pula. Anak-anak yang terlahir di Solo
cenderung berbicara dengan lambat dan lemah lembut dibandingkan anak-anak yang
terlahir di wilayah Indonesia Timur yang mayoritas adalah nelayan yang butuh suara
keras dalam berkomunikasi di lautan. (c) teman sepergaulan seorang anak
berpengaruh besar pada tindakan atau sikap seorang anak. Bila bergaul dengan anakanak nakal, maka anak tersebut kemungkinan besar ikut nakal karena mengikuti
perilaku dan sikap kawan-kawannya. Sedangkan bila berteman dengan teman-teman
yang baik, maka kemungkinan besar anak tersebut juga memiliki sikap yang baik.
2. Identifikasi
Identifikasi adalah proses meniru orang lain secara lebih mendalam, sehingga ia
menyerupakan dirinya dengan obyek atau orang yang ditirunya. Proses identifikasi
tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga
melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam.
Contoh: (a) seorang anak yang menyerupakan dirinya dengan tokoh idolanya, atau
seorang santri dari pesantren tradisional yang menyerupakan dirinya dengan ustadnya
karena menjadi panutannya. (b) seorang fans fanatik dari Lady Gaga yang meniru
segala sesuatu yang ada pada diri idola tersebut, sehingga dapat dikatakan ia hampir
mirip dengan Lady Gaga.

Anda mungkin juga menyukai