LANDASAN TEORI
2.1.
S ofa
Sofa adalah kursi yang berlapis busa dengan penutup yang biasa disebut
upholstery. Sofa berasal dari kata SOPHA yang berarti tempat tidur, atau tempat
duduk dengan sandaran. Istilah sofa pertama kali digunakan pada tahun 1680.
Pada umumnya, sofa dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sofa formal dan
nonformal. Sofa formal biasa dijumpai pada ruang-ruang rapat, ruang tunggu
pada lobi hotel, atau di kantor pribadi pejabat. Sofa ini biasanya cenderung
berwarna gelap dengan body yang penuh, selain itu sofa ini biasanya bergaya
minimalis, atau army charm look. Sedangkan sofa nonformal bergaya lebih
ringan dan dapat di tempatkan di mana saja, sesuai dengan selera pemilik rumah
(Ahira,2010).
Komponen Sofa yaitu:
1. Rangka atau Frame
Rangka merupakan unsur pembentuk sofa. Dengan adanya rangka, sofa
dapat dibuat sesuai dengan yang kita inginkan. Ada 2 jenis bahan pembentuk
rangka yaitu
Rangka kayu
Rangka kayu adalah rangka yang paling umum digunakan dalam
pembuatan sofa.
10
Rangka Besi
Rangka besi digunakan untuk menambah kesan minimalis, dan modern
pada sofa.
2. Pegas
Pegas berfungsi sebagai penahan beban dari berat tubuh pengguna. Pegas
berada pada bagian dudukan dan sandaran, dan menyatu dengan rangka.
Pegas yang biasa di gunakan dalam pembuatan sofa ada 2 jenis, yaitu
Per
Per merupakan sistem pegas yang terbuat dari pegas logam.
Webbing
Webbing merupakan sistem pegas yang terbuat dari karet.
3. Dudukan
Dudukan merupakan bagian terpenting dalam unsur penyusun sofa. Dudukan
terdiri dari foam atau busa yang disusun sedemikian rupa sehingga sofa
nyaman untuk di duduki. Terkadang dudukan juga terdiri dari per-per yang
disusun untuk mengurangi penggunaan busa, sehingga dapat menekan biaya
yang dikeluarkan.
4. Sandaran
Sandaran pada sofa dapat terbuat dari foam, dakron, atau bulu angsa.
Sandaran yang terbuat dari foam akan memberikan kesan rapi pada sofa,
karena foam akan mengikuti rangka sofa. Sedangkan sofa dengan sandaran
11
2.2.
Upholstery
M enurut Aini (2009) upholstery adalah kain yang digunakan untuk keperluan
interior, seperti kain yang di gunakan untuk sofa, tempat tidur, kursi, gorden,
sarung bantal, wallpaper,
dan
sebagainya.
12
2. Linen
Kain Linen merupakan kain yang tebal dengan tekstur yang kasar, mirip
dengan kain karung. Kain Linen sangat cocok digunakan sebagai pelapis
sofa.
3. Silk
Kain silk merupakan kain yang paling tipis dibandingkan dengan kain lain.
Karakter kain ini halus dan cenderung mengkilap. Kain ini dapat
menghasilkan kesan mewah pada sofa.
4. Cotton
Kain cotton memiliki bahan yang agak tipis, dan memiliki tekstur yang
lembut.
5.
Jute
Kain jute memiliki bahan yang agak panas. Kain ini hampir mirip dengan
kain linen, tetapi lebih kasar.
6. Velvet
Kain velvet memiliki bahan yang hampir sama dengan kain suede, tetapi
lebih tebal, dan memiliki corak yang beraneka ragam.
7. Kulit sintetis
Kulit sintetis merupakan kulit buatan yang memiliki tekstur yang mirip
dengan kulit asli. Kulit sintetis merupakan bahan yang paling banyak
13
Jenis Upholstery
1.
Chennile
2.
Linen
Gambar
14
No.
Jenis Upholstery
3.
Silk
4.
Cotton
5.
Jute
Gambar
15
2.3.
No.
Jenis Upholstery
6.
Velvet
7.
Kulit Sintetis
8.
Suede
Gambar
Algoritma Genetika
M enurut F.Herrera dan M .Lozano (2000), Algoritma Genetika adalah
metode adaptif yang biasa digunakan untuk pencarian nilai dalam sebuah
masalah optimasi. Algoritma Genetika menggunakan analogi dari kebiasaan
16
alami yaitu seleksi alam. Di alam, individu-individu yang memiliki sifat- sifat
kelangsungan hidup yang lebih baik akan bertahan untuk jangka waktu yang
lama. Sedangkan individu-individu yang memiliki sifat yang lemah tidak akan
bertahan. Dengan kata lain, yang kuat akan bertahan, yang lemah akan keluar.
Inilah yang dimaksud dengan Seleksi Alam. Algoritma ini merupakan populasi
dari individu-individu yang masing- masing individu merepresentasikan sebuah
solusi yang mungkin dari persoalan yang ada. Individu dilambangkan sebagai
nilai fitness yang akan digunakan untuk mencari solusi yang terbaik dari
persoalan yang ada.
Algoritma Genetika dikembangkan untuk simulasi beberapa proses yang
diamati dalam evolusi alami, yaitu sebuah proses yang beroperasi pada
kromosom. Sebelum Algoritma Genetika dapat dijalankan, representatif untuk
persoalan harus dirancang terlebih dahulu. Untuk itu, maka titik solusi dalam
permasalahan harus dikodekan dalam bentuk kromosom yang terdiri dari
komponen genetik terkecil, yaitu gen. Di dalam penerapan algoritma genetika,
terdapat beberapa operator yang terlibat, yaitu:
17
18
x 2 = 1.0
19
20
a. M endefinisikan Individu
Individu merupakan salah satu dari solusi dari permasalahan yang ada.
Beberapa definisi yang perlu diperhatikan dalam mendefinisikan individu
untuk membangun penyelesaian permasalahan dengan Algoritma Genetika
yaitu:
Genotype (Gen)
Dalam Algoritma Genetika, gen dapat berupa nilai biner, float, integer,
maupun karakter, atau kombinatorial. Nilai dari gen disebut Allele
Kromosom
Yaitu gabungan dari gen-gen yang membentuk nilai tertentu.
Individu
M enyatakan satu nilai atau keadaan yang menyatakan salah satu solusi
yang mungkin dari permasalahan yang diangkat.
Populasi
M erupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama dalam
satu siklus proses evolusi.
Generasi
M enyatakan satu siklus proses evolusi atau iterasi di dalam algoritma
genetika
21
22
23
e. M enentukan proses mutasi gen dan kawin silang (crossover) yang akan
digunakan.
Crossover.
Crossover adalah operator dari Algoritma Genetika yang
melibatkan dua induk untuk membentuk kromosom baru. Crossover
merupakan faktor utama perbedaan antara Algoritma Genetika,
dengan algoritma optimisasi lainnya. Operator crossover bergantung
pada representasi kromosom yang dilakukan. Crossover dapat dibagi
berdasarkan jumlah posisi yang dipilih, yaitu single point crossover
dan multi point crossover.
o Single-point crossover
Prinsip kerja dari single-point crossover adalah memunculkan satu
angka random yang bernilai antara satu sampai dengan jumlah gen
yang ada dalam kromosom dan nilai random tidak boleh sama
dengan satu atau sama dengan jumlah gen.
24
o Multi-point crossover
Prinsip kerja multi-point crossover hampir sama seperti singlepoint crossover, hanya saja pada multi-point crossover, angka
random yang dimunculkan lebih dari satu.
M utasi
M utasi adalah penambahan, pengurangan, dan perubahan sebagian
kromosom yang diharapkan akan memberikan nilai fitness yang lebih
baik. Prinsip kerja dari mutasi adalah memunculkan dua nilai random
dari jumlah gen yang ada dalam kromosom tetapi kedua nilai tersebut
tidak boleh sama. Setelah kedua nilai random ini dimunculkan, maka
dua gen yang berada pada posisi kedua nilai random tersebut akan
saling bertukar tempat. M utasi hanya dilakukan jika peluang mutasi
25
2.4.
26
Parameter optimal atau tidak dapat dilihat dari sisa ruang kosong pada
bidang upholstery yang masih ada. Semakin sedikit ruang kosong yang ada dengan
susunan pola tertentu akan menjadi solusi terbaik bagi masalah optimasi penyusunan
pola sofa.
2.5.
dengan hubungan:
27
sebesar sudut
dengan hubungan:
2.5.3. Skala
Skala
hubungan:
suatu titik
dengan
28
dengan hubungan:
29
Dalam
sistem
koordinat,
setiap
transformasi
di
atas
dapat
M atriks Translasi
M atriks Rotasi
adalah
adalah
adalah
M atriks Skala
30
2.6.
keseluruhan.Tahap
ini
meliputi perancangan
struktur
data,
31
3. Implementasi
Tahap implementasi yaitu tahapan di mana keseluruhan desain diubah
menjadi kode-kode program. Kode program yang dihasilkan masih berupa
modul-modul yang selanjutnya akan diintegrasikan menjadi sistem yang
lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan piranti lunak telah terpenuhi.
4. Verifikasi
Pada tahap ini, klien akan menguji apakah sistem tersebut telah sesuai
dengan kontrak yang telah disetujui.
5. Maintanance
Tahap maintenance yaitu tahap pemeliharaan yang termasuk di antaranya
instalasi dan proses perbaikan sistem
32
yang
membuat
kualitas
software
tetap
terjaga
karena
2.7.
33