Anda di halaman 1dari 11

PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG

PENGGANGGU-A
PRAKTIKUM PEMBEDAHAN OVARIUM NYAMUK

DisusunOleh :
Kelas D.IV-B
Kelompok V

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Marissa Nurfrain Angelia


M. Julio Caesar
Nurul Afifah
Satria Pradana H
Tika Dwi Purwati
Yunita Saraswati

P2.31.33.1.14.035
P2.31.33.1.14.041
P2.31.33.1.14.046
P2.31.33.1.14.056
P2.31.33.1.14.061
P2.31.33.1.14.068

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru, Jakarta Selatan 12120

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Nyamuk merupkan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap,
terdiri dari empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk
memerlukan darah untuk proses pematangan telurnya.
Nyamuk adalah vektor yang menimbulkan dan menularkan penyakit
dalam kehidupan manusia. Tingginya populasi nyamuk ini sangat
membahayakan kehidupan manusia. Keberadaan vektor sebagai suatu yang
merugikan tersebut harus ditanggulangi dengan pengendalian vektor.
Di Indonesia sendiri sebagai daerah tropis merupakan tempat yang
sangat baik untuk perindukan nyamuk, hal ini dikarenakan suhu, cuaca serta
musim di Indonesia sangat mendukung dalam proses perkembangbiakan
nyamuk. Sehingga, populasi nyamuk di Indonesia tinggi.
Untuk melakukan pengendalian terhadap vektor nyamuk ini perlu
dilakukan pemberantasan dengan diadakan penelitian tentang populasi
nyamuk, karena itulah perlu adanya pembedahan ovarium sebagai upaya
untuk mengetahui berapakah umur nyamuk dan populasi serta telah berapa
kali nyamuk tersebut telah bertelur.

1.2

1.3

Tujuan Praktikum
a.

Untuk mengetahui cara pembedahan ovarium nyamuk

b.

Mengetahui berapa kali nyamuk bertelur

c.

Mengetahui umur nyamuk

Manfaat Praktikum
a.

Menambah dan memperkuat pengetahuan dan pengalaman penulis


khususnya yang berkaitan dengan vector

b.

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di


peroleh dalam Bangku Kuliah.

c.

Menjadikan mahasiswa yang mandiri, dan mempunyai keterampilan

d.

Menjadikan mahasiswa terampil didalam mengoperasikan sebuah alat


laboratorium
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1

Morfologi Nyamuk
Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk
panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen.Antena dapat digunakan
sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa.Antena
nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina.Bulu lebat pada nyamuk
jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya
lebih sedikit disebut pilose (Lestari, 2009).Palpus dapat digunakan sebagai
kunci identifikasi karena ukuran dan bentuk palpus masing-masing spesies
berbeda.
Sepasang palpus terletak diantara antena dan proboscis. Palpus
merupakan

organ

sensorik

yang

digunakan

untuk

mendeteksi

karbondioksida dan mendeteksi tingkat kelembaban. Proboscis merupakan


bentuk

mulut

modifikasi

untuk

menusuk.

Nyamuk

betina

mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk


serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik (Lestari, 2009).Menurut
Thielman dan Hunter (2007) dalam Lestari (2009), dada terdiri atas
protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada
yang terbesar dan pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk
menyesuaikan saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks.
Nyamuk memiliki sayap yang panjang, transparan dan terdiri atas
percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisik.Kaki terdapat
pada setiap segmen dan dilengkapi dengan sisik. Perut nyamuk tediri atas
sepuluh segmen, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke
delapan, segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat
reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap, akan tetapi
segmen 9 dan 10 biasanya tidak terlihat dan memiliki cerci yang melekat
pada segmen ke 10. Beberapa jenis nyamuk, seperti Culex memiliki ujung
perut yang tumpul (Lestari, 2009).Bagian mulut pada nyamuk betina,
membentuk proboscis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam
3

sebagian kasus, burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap
darah.Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan
kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan
protein yang diperlukan.Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina,
dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah (Lestari,
2009).
2.2

Siklus Hidup Nyamuk


Nyamuk merupakan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap,
terdiri dari empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk
memerlukan darah untuk proses pematangan telurnya. Beberapa spesies
nyamuk menghisap darah terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan
Anopheles, spesies lainnya terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya
nyamuk Aegypty.(Christopher, 2009)
a.
Telur Nyamuk
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada
tempat yang keberadaannya kering telur akan rusak dan mati.
Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari
jenisnya. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan
air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur
Anopheles mempunyai alat pengapung. Nyamuk Culex akan
meletakkan telurnya di permukaan air secara bergerombolan dan
bersatu berbentuk rakit sehingga mampu mengapung. Nyamuk Aedes
meletakkan telur dan menempel pada yang terapung di atas air atau
menempel di permalukan benda yang merupakan tempat air pada
batas permukaan air dan tempatnya.
b.

Jentik Nyamuk (Larva)


Pada perkembangan, stadium jentik adalah pertumbuhan dan
melengkapi bulu-bulunya, stadium jentik memerlukan waktu 1
minggu. Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur, nutrien,

c.

ada tidaknya binatang predator.


Kepompong (Pupa)
Merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam
air, pada stadium ini memerlukan makanan dan terjadi pembentukkan
4

sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu


d.

lebih kurang 1-2 hari.


Nyamuk Dewasa
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1:1, nyamuk
jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk
betina dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang,
sampai nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah nyamuk betina
keluar, maka nyamuk jantan langsung mengawini nyamuk betina
sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali
kawin. Dalam perkembangan telur tergantuk dari beberapa faktor
antara lain, temperatur dan kelembapan serta spesies dari nyamuk.

BAB III METODE PENELITIAN


3.1

3.2

Waktu dan Tempat Praktikum

Waktu
: Kamis, 14 April 2016

Tempat
: Laboratorium Entomologi, Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Alat dan Bahan

3.3

Alat
1. Paper cup
2. Mikroskop
3. Jarum Seksi
4. Object Glass
5. Kapas
6. Pipet

Bahan
1. Cairan choloroform
2. Air
3. Nyamuk/vector

Cara Kerja

Pembiusan
1.
Siapkan nyamuk yang sudah ditangkap untuk sampel
2.
Siapkan paper cup dan kapas yang sudah diberi chloroform
3.

untuk membius nyamuk


Letakkan kapas yang sudah diberi chloroform disekitar vektor
dan tunggu beberapa menit, pastikan vektor sudah tidak

bergerak
Pembedahan Nyamuk
1.

Letakkan nyamuk diatas objek glass yang telah ditetesi NaCl


dengan atas perut nyamuk berada di sebelah kanan

2.

Pegang jarum seksi ditangan kiri lalu ditusukkan ke bagian dada


nyamuk agar tubuh nyamuk tidak bergerak.

3.

Pegang jarum seksi ditangan kanan, lalu robek sedikit bagian


perut pada segmen VII, bagian abdomen paling ujung ditarik
perlahan-lahan kebelakang sampai indung telur dan spermatheca
keluar.

4.

Periksa kandung telur, spermatheca dan bagian isi perut lainnya.

Identifikasi Ovarium Parous dan Nulliparous


6

1.

Periksa dibawah mikroskop ovarium yang sudah diperoleh


dengan perbesaran objektif 10x atau 40x.

2.

Perhatikan bagian-bagian ovarium/kandung telurnya.

3.

Ovarium yang nulliparaous ditandai dengan ujung trachelonya


yang masih menggulung pada ovariumnya, ini artinya nyamuk
belum pernah bertelur.

4.

Sedangkan untuk ovarium yang paraous ditandai dengan ujung


tracheola yang masih membuka/tidak menggulung, ini artinya
nyamuk sudah pernah bertelur.

BAB IV HASIL PEMERIKSAAN


Hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:

Ciri-ciri Ovarium Nulliparous

Ciri-ciri Ovarium Parous

BAB V PEMBAHASAN
Apabila ujung-ujung pipa udara (Tracheolus) pada ovarium masih
menggulung dan ovarium belum membesar, berarti nyamuk itu belum pernah
bertelur (nulli parous). Apabila pipa-pipa udara sudah terurai / terlepas
gulungannya serta ovarium pernah membesar maka nyamuk itu sudah pernah
bertelur (parous).
Nyamuk betina parous (kenyang darah) yang telah melengkapi satu atau
lebih siklus gonotropik dan memiliki peluang lebih besar terinfeksi parasit
daripada nyamuk betina yang baru pertama kali menghisap darah (nulliparous)
Darah yang dihisap, seberapa pun banyaknya, menimbulkan kematangan telur.
Nyamuk menghisap mulai menunjukkan suatu penurunan aktifitas pencarian host
dalam 30 jam, maksimum 48 72 jam. Mekanisme ini melibatkan sel-sel
neurosekretori dari otak, ovarium, lemak tubuh, dan substansi kelenjar aksesori
jantan yang telah dipindahkan ke betina yang dikawini. (Arian, H. 2009)
Untuk memperkirakan rata-rata umur suatu populasi nyamuk secara lebih
tepat perlu dilakukan pembedahan ovarium dari nyamuk-nyamuk yang parous
yaitu dengan menghitung jumlah dilatasi pada saluran telur (pedikulus). Umur
rata-rata populasi nyamuk dapat ditunjukkan dengan melihat rata-rata jumlah
dilatasi

dikalikan

siklus

gonotropik.

Semakin

banyak

jumlah

dilatasi

menunjukkan umur nyamuk tersebut adalah semakin lama. Dengan semakin lama
umur nyamuk berarti semakin besar pula potensi terjadinya penularan di suatu
wilayah karena sesuai dengan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
pertumbuhan virus dengue dalam tubuh nyamuk. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut :

Ovarium Nyamuk dengan Dilatasi

BAB VI PENUTUP
6.1

Kesimpulan
Pembedahan ovarium untuk mengetahui umur dari populasi vektor.
Apabila ujung-ujung pipa udara (Tracheolus) pada ovarium masih
menggulung dan ovarium belum membesar, berarti nyamuk itu belum
pernah bertelur (nulli parous). Apabila pipa-pipa udara sudah terurai /
terlepas gulungannya serta ovarium pernah membesar maka nyamuk itu
sudah pernah bertelur (parous). Semakin banyak jumlah dilatasi
menunjukkan umur nyamuk tersebut adalah semakin lama.

6.2

Saran
Sebaiknya masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk
guna mengurangi potensi kontak dengan nyamuk pembawa penyakit.
Berdasakan kegiatan surveilens entomologi nyamuk dewasa yang banyak di
temukan adalah nyamuk Culex spp. Waspadai penyakit-penyakit yang dapat
ditularkan oleh nyamuk Culex spp seperti filariasis dan JE.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J009069-10.pdf
https://www.scribd.com/doc/266903328/LAPORAN-PRAKTIKUM-IdenPengawetan-Dan-Bedah-Ovarium

11

Anda mungkin juga menyukai