Sitohistoteknologi
Disusun oleh :
1. Annafi Nur Laili Heryulianto
2. Devie Erike Olvia Ningsih
3. Firda Julfiani
4. Fitria Ruswandari
Tingkat : 2A
Sel terdiri atas protoplasma zat hidup yang berada pada fase cair heterogen, tetapi
konsistensinya dapat bervariasi dari yang cair sampai yang lebih pekat. Protoplasma
mengandung protein, asam nukleat, karbohidrat, lipid, dan bahan anorganik, termasuk
pengolah kimia untuk proses-proses metabolik dan materi herediter. Protoplasma
mempunyai sejumlah sifat fisiologi yang berhubungan dengan fungsi sel yaitu :
o Iritabilitas merupakan kemampuan protoplasma untuk menjawab rangsangan
o Konduktivitas menunjukkan bahwa protoplasma dapat menghantarkan gelombang
eksitasi (suatu impuls listrik) dari titik stimulus ke seluruh sel
o Kontraktilitas merupakan suatu sifat dapat berubah bentuk
o Respirasi adalah interaksi suatu proses secara kimia antara zat makanan dan oksigen
di dalam sel untuk menghasilkan energi, karbondioksida, dan air
o Absorpsi mencakup penyerapan zat-zat yang kemudian di asimilasikan oleh sel
dalam metabolisme atau langsung pakai
o Sekresi adalah proses pengeluaran zat oleh sel
Unsur Sel
1. Sitoplasma
Terdapat dua jenis utama benda sitoplasma yaitu : organel, yang merupakan
komponen hidup unsur struktural sel, dan inklusi, yang merupakan kumpulan
metabolit atau hasil sel yang tak hidup.
2. Membran (plasma) Sel
Membran plasma tersusun atas senyawa kimia yaitu lipoprotein yang merupakan lalu
lintas beberapa bahan yang sebagian ditentukan oleh keterlarutannya dalam lipid.
Untuk memelihara lingkungan intraseluler diperlukan transpor membran selektif baik
aktif maupun pasif, dengan memasukkan bahan makanan kedalam sel dan
mengeluarkan bahan yang lainnya.
3. Retikulum Endoplasma Kasar (Granular)
Membran retikulum merupakan suatu bangunan tiga-lapis, umumnya setebal 6
sampai 7 nm, dan membungkus suatu lumen yang mengandung protein yang baru
disintesis.
4. Ribosom
Merupakan tempat untuk merangkaikan asam-asam amino menjadi peptida-peptida
dan protein atau tempat sintesis protein.
5. Retikulum Endoplasma Halus (Agranular)
Tersusun oleh membran-membran dengan permukaan licin tanpa ribosom dan
umumnya berbentuk tubular atau versikular dan bukan sistemal. RE halus ini
berfungsi pada biosintesi hormon-hormon steroid dan banyak terdapat di dalam sel
Leydig testis yang menghasilkan kortikosteroid, dan sel-sel korpus luteum pada
ovarium yang menghasilkan progesteron. Danberhubungan dengan metabolisme
sejumlah obat-obatan yang larut dalam lemak.
[1]
6. Aparat Golgi
Berperan penting dalam aliran membran, pemindahan dan pemekatan materi sekresi
dan pengelepasannya, dalam memsintesis produk sekresi tertentu, khususnya
glikoprotein dan mukopolisakarida, dan pembentukan lisosom.
7. Lisosom
Berperan dalam mekanisme pertahanan sel, yaitu tempat merusak benda-benda asing
seperti bakteri dan jamur, dan berfungsi dalam penggantian normal unsur sel dan
organel.
8. Inti sel
Inti sel mengandung materi genetik sel dan berpengaruh langsung pada aktivitas
metabolik sitoplasma.
9. Mitokondria
Mitokondria merupakan sumber energi terbesar di dalam sel dan mengkonsentrasikan
kalsium dan mengatur suasana lingkungan kalsium pada umumnya di dalam
sitoplasma.
10. Peroksisom
Berguna menetralkan hidrogen peroksida yang bersifat racun.
11. Mikrotubul
Pada umumnya mikrotubul dianggap mempunyai fungsi untuk kerangka sel dalam
arti memberi bentuk sel dan juga berfungsi sebaagai mekanisme untuk transport
intrasel.
12. Sentriol
Sentriol adalah pusat pengorganisasian mikrotubul penting dalam mitosis.
13. Sillium dan Flagellum
Sillium dan flagellum merupakan tonjolan yang dapat bergerak yang terdapat pada
permukaan sel. Sillium, tonjolan halus seperti rambut dan banyak terdapat di sel
epitel saluran napas bagian atas, saluran reproduksi, dan ependim yang melapisi
rongga sistem saraf pusat. Flagellam adalah tonjolan menyerupai cambuk, ditemukan
dibeberapa epitel seperti pada ginjal.
Metabolisme
Metabolisme dapat diartikan sebagai proses kimia sel yang mewujudkan nutrisi. Bila
terjadi pengelepasan energi oleh sel maka disebut katabolisme. Bila energi digunakan oleh
sel untuk menghasilkan bahan yang disimpan di dalam sel atau dilepaskannya maka disebut
anabolisme.
Pembelahan sel
Dalam siklusnya, sel menghabiskan sebagian besar waktunyaa pada interfase (fase di antara
setiap mitosis). Interfase dibagi menjadi 3 fase :
G1 (growth 1) : fase pertumbuhan 1;
S (sintesis) : repikla DNA;
[2]
Anafase
Pada anafase, ketika masing-masing pasangan kromosom tersusun berjajar pada lempeng
metafase, mikrotubulus kinetokor memendek secara cepat,dan bersama dengan motor
molekular (kinesin dan dinein), pasangan kromosom terpisah. Setiap setengah pasang
[3]
kromosom (kromosom anak) bergerak mejauh menuju kutub dengan sangat cepat. Pada
tahap kedua anafase, kutub bergerak keluar ke arah membran plasma.
Telofase
Pada telofase, pasangan kromosom benar-benar terpisah. Kromosom anak ditemukan pada
kutub gelendong. Membran nukleus mulai terbentuk kembali, dan lekukan sitokinesis mulai
terbentuk.
Sitokinesis
Pada sitokinesi, lekukan sitokinesis memisahkan dua sel satu sama lain. Membran nukleus
terbentuk kembali, dan DNA pada kromosom memadat.
Mitosis sangat terkontrol. Secara khusus, titik kontrol metafase digunakan untuk
memastikan semua opasangan kromosom tersusun sejajar dilepmeng metafase, sebelum
kromosom tersebut terpisah.
Meiosis
Meiosis serupa dengan mitosis namun dengan beberapa perbedaan penting.
Terdapat dua set pembelahan meiosis, meghasilkan 4 sel haploid, dan bukan satu
pembelahan yang menghasilkan 2 sel diploid.
Profase I: pada profase dari pembelahan meiosis pertama, pasangan kromosom
homolog melekat bersama untuk membentuk bivalen (pada mitosis, setiap pasang
kromosom homolog tetap terpisah).
Selama tahap ini, persilangan antara kromosom maternal dan paternal dapat terjadi.
Sekitar 2-3 persilangan per kromosom terjadi pada manusia. Proses ini penting
untuk menghasilkan keragaman genetik.
Metafase I: bivalen berbaris pada lempeng metafase.
Anafase I: kromatid saudara memisah dan kromosom-kromosom berpisah menjadi
sel-sel anak, satu sel akan mewarisi homolog paternal dan sel lainnya mewarisi
homolog maternal, untuk maisng-masing kromosom.
Meiosis II: pembelahan meiosis kedua memisahkan kromatid saudara dan
menghasilkan sel-sel haploid.
[4]
Kerusakan Sel
Sel penyusun tubuh kita bukanlah seperti superman. Saat ada gangguan yang menyebabkan
keseimbangan (homeostasis)nya terganggu, sel dapat bereaksi :
1. Adaptasi
Adaptasi sel timbul pada saat adanya tekanan fisiologis berlebihan atau rangsangan
yg menyebabkan perubahan keadaan di tubuh dan sel harus beradaptasi. Contohnya:
hipertrofi pada orang yg sering latian angkat beban. Massa sel akan membesar
2. Kerusakan reversibel
Jika suatu rangsangan diberikan, maka akan terjadi suatu perubahan patologis.
Namun saat rangsangan dihilangkan, maka perubahan patologis tersebut dapat
kembali. Atau penyebabnya hanya bersifat ringan.
3. Kerusakan irreversibel
Nah kalo yg di kerusakan reversibel setelah rangsangan dihentikan kondisi patologis
akan balik, yg ini walau rangsangan dihentikan perubahan patologis tetap g bisa
balik.
4. Kematian sel
Sel dapat mati jika kerusakannya sangat berat dan sulit untuk diperbaiki dan lama
Kematian Sel
Kematian sel sendiri ada 2 cara:
1. Apoptosis: merupakan kematian sel terprogram. jadisebelum sel itu mati, sudah
dirancang dulu sedemikian rupa di dalam sel dan saat sel matipun akan difagosit.
2. Nekrosis: sama2 menyebabkan sel mati, cuma matinya g diprogram oleh sel itu sendiri.
misalnya ada toksin yang menyebabkan sel itu mati. sehingga sel yg tidak diprogram untuk
mati itu akan berakibat fatal.
[5]
[6]
susunannya, yang termasuk epitel golongan ini adalah endotel yang melapisi pembuluh
darah dan pembuluh limf dan mesotel yang melapisi rongga serosa.
o Epitel Selapis Kuboid
Epitel ini disebut demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap permukaan,
setiap sel tampak seperti kotak atau kubus. Epitel jenis ini terdapat pada banyak kelenjar,
baik poada bagian sekretori maupun pada saluran keluarnya, sebagai contoh lapisan lini
melapisi permukaan ovarium.
o Epitel Selapis Silindris
Epitel silindris tanpa silia, bila dilihat dari permukaannya, tampak sama dengan epitel
selapis kuboid, tetapi pada potongan tegak lurus tampak terdiri atas sel-sel tinggi, inti
berderet pada ketinggian yang sama dan terletak lebih dekat ke permukaan basal daripada
ke permukaan apikal (luminal). Epitel ini biasanya berhubungan dengan sekresi atau
absorpsi.
Epitel selapis silindris bersilia tampak identik dengan yang tidak bersilia pada
pembesaran kecil, tetapi dengan pembesaran kuat terlihat permukaan bebas selnya tertutup
silia. Epitel jenis ini melapisi rahim (uterus) dan buluh rahim (tuba uterina), duktulus
eferens pada testis, bronkus kecil intrapulmoner, dan kanalis sentralis pada medula spinalis.
Epitel Bertingkat
Epitel bertingkat silindris disusun oleh lebih dari satu macam sel, dengan inti yang
terletak pada ketinggian berbeda pada potongan tegak lurus. Epitel jenis ini melapisi
saluran keluar besar berbagai kelenjar dan sebagian uretra laki-laki. Epitel ini ada yang
bersilia, dan biasanya mempunyai sel goblet, dan terdapat melapisi saluran napas yang
besar dan beberapa saluran keluar sistem reproduksi pria.
Epitel Berlapis
o Epitel Berlapis Gepeng
Epitel berlapis gepeng merupakan membran yang tebal, dan hanay sel-sel yanng lebih
superfisial saja yang gepeng.
o Epitel Berlapis Kuboid
Epitel lapusan kuboid hanya terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat pada
orang dewasa dan terdiri atas dua lapisan kuboid.
o Epitel Berlapis Silindris
Epitel jenis ini relatif jarang. Biasanya lapisan atau lapisan-lapisan basal terdiri atas
sel-sel polihedralyang tak teratur, relaptif pendek, dan hanya sel-sel lapisan
permukaan yang berbentuk silindris tinggi.
[7]
Epitel Transisionsl
Disebut epitel transisional karena dianggap peralihan antara epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis silindris. Ia melapisi sisytem urinaria mulai dari
pelvis renis sampai pada uretra, yaitu pada tempat-tempat yang mengalami tekanan dari
dalam dan berkapasitasbbyang sangat bervariasi.
Endotel, Mesotel
Endotel melapisi semua pembuluh darah dan pembuluh limf, sedangkan mesotel
melapisi rongga serosa tubuh (perikardium, pleura, dan peritoneum). Secara struktur
keduanya merupakan epitel selapis gepeng, tetapi asal dan kemampuannya berbeda, karena
mempunyai kemampuan yang tidak biasa.
Adhesi antar sel epitel
Pada epitel dan jaringan lainnya terdapat adhesi antar sel yang dapat menahan tenaga
mekanik yang cukup besar yang dapat memisahkannya. Seperti pada epitel berlapis gepeng
tanpa laisan tanduk yang melapisi rongga mulut dan esofagus, yang didahului bahan
makanan yang relatif keras.
Bentuk Khusus Permukaan Sel Epitel
Mikrovili
Mikrovili merupakan tonjolan-tonjolan permukaan apikal sel berbentuk jari kecil dan
langsing, terdiri atas evaginasi berbentuk tabung membran plasma permukaan apikal yang
berisi sitoplasma. Pada berbagai epitel, terutama jenis kubus tinggi dan silindris, mikrovili
banyak berbentuk teratur dan membentuk brush atau striated border, yang terlihat dengan
mikroskop cahaya. Mikrovili dari brush border mengandung seberkas mikrofilamen aksial
atau mikrofilamen pusat, yang mengandung aktin yang berada didalam sitoplasma apikal,
dan berinteraksi dengan jaring-jaring filamen lain yang disebut terminal web biasanya
terdapat pada sel-sel silindris absorptif usus (enterosit) dapat dipulas dengan asam tanat,
asam fosfomolibdat, teknik amido hitam sehingga terlihat dengan mikroskop cahaya tepat
dibawah brush border.
Lipat Basal (Basal infoldings)
Pada permukaan basal sel-sel epitel, membran plasma berlipat-lipat ke dalam, dengan
demikian membentuk kantung-kantunng berdinding membran sitoplasma basal. Pada
banyak sel epitel terdapat mikrovili dan lipat basal, seperti misalnya pada tubulus kontortus
ginjal.
Silium
Silium menonjol dari permukaan bebas bagian apikal beberapa sel epitel dan
mungkin terdapat daloam jumlah yang sangat besar. Misalnya pada setiap sel bersilia yang
melapisi trakea terdapat kira-kira 270 silium.
[8]
Silium juga terdapat pada makula dan krista telinga dalam bentuk modifikasinya berupa
sel-sel batang retina mata. Pada tempat-tempat ini berfungsi sebagai reseptor saraf. Pada
tempat lain silium tunggal dianggap sebagai reseptor kimia.
2. Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi untuk bergerak aktif. Otot tersusun atas beberapa gumpalan, gumpalan terdiri dari
beberapa berkas otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot.
Satu serat otot adalah 1 sel otot. Serat otot memeliki komponene yang terdiri dari
sarkolemma,sarkoplasma, mitokondria, dan miofibril. Setiap miofibril dibina atas puluhan
mikrofilamen. Mikrofilamen adalah aktin dan miosin, yang bersusun berjejer
danberdempet.
Fungsi utama otot :
1. Melaksanakan gerakan
2. Memelihara postur
3. Memproduksi panas pada tubuh
Jaringan otot menyusun 40% hingga 50% berat total tubuh manusia dan tersusun atas
serabut-serabut otot. 4 ciri jaringan otot antara lain :
1. Iritabilitas (peka terhadap rangsang)
2. Kontraktil (mampu memendek atau menebal)
3. Relaksasi (mampu memanjang)
4. Elastisitas (mamapu kembali kebentuk semula setelah kontraksi/relaksasi)
Jaringan otot dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Otot lurik
2. Otot polos
3. Otot jantung
Otot Lurik (otot rangka)
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang seling
gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut
panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak dibagian tepi sarkoplasma. Otot
lurik bekerja dibawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan sel nya
dilengkapi serabut saraf dan sistem saraf pusat. Kontraksi cepat tidak teratur dan mudah
lelah. Biasanya melekat pada rangka tubuh misal bisep dan trisep. Berfungsi sebagai alat
gerak aktif karena dapat menggerakan tulang dan tubuh.
[9]
Otot Polos
Otot polos tidak mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselangseling. Sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Mempunyai bentuk sel
seperti gelondong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot
polos terdapat satu inti sel yang terletak ditengah dan bentuknya pipih. Aktifitas tidak
dipengaruhi oleh tubuh kita (otot tidak sadar) sehingga disebut involuter dan selnya
dilengkapi sel saraf otonom. Kontraksi lambat dan lama namun tak mudah lelah. Otot polos
berada pada alat-alat tubuh bagian dalam (otot visera) misal pada pembuluh darah,limfa dll.
Berfungsi memberi geraka diluar kehendak dannemngontrol diameter pembuluh darah.
Otot Jantung
Otot jantung memiliki bentuk silindris atau serabut pendek. Tersusun atas serabut
lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan yang satu dan yang lainnya. Setiap
sel otot jantung memiliki satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot
jantung bekerja diluat kehendak (otot tidak sadar) atau otot involunter. Kontraksi
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah dan bereaksi lambat. Hanya
terdapat dijantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup
dan mengembang untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah
mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika diamati di
mikroskop.
3.
Jaringan Saraf
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf pusat
mengandung substansia grisea dan alba. Yang tersusun atas neuron dan sel-sel penunjang.
Sistem saraf pusat berasal dari ektoderm permukaan pada embrio yang melipat sehingga
membentuk silinder kosong (tabung saraf). Sistem Saraf somatif mengontrol fungsi
volunter dan sistem saraf otonom mengontrol fungsi involunter.
Neuron
Banyak neuron (sel-sel saraf) sangat panjang dan tidak mudah terlihat pada potongan
tunggal. Namun demikian, neuron yang lebih kecil pada serebrum dapat terlihat dengan
menggunakan pulasan logam berat dan potongan tebal. Neuron terdiri dari badan sel
(perikarion atau soma), satu akson tunggal, dan beberapa dendrit. Diameternya berkisar dari
o,2 sampai 20 m. Neuron menghantarkan impuls listrik.
Badan sel dari sebagian besar neuron terdapat di sistem saraf pusat. Beberapa badan sel
terdapat tepat di luar medula spinalis pada ganglia, yang merupakan bagian dari sistem
saraf tepi.
Badan sel mengandung nukleus dan kaya akan golgi, mitokondria, dan retikulum
endoplasma kasar, yang juga dikenal sebagai badan nissl. Protein dan mRNA melintas dari
[10]
Mikroglia memiliki peran dalam pertahanan imun. Sel-sel ini berasal dari
mesodrem
- Sel-sel ependim menyusun ependim, yang melapisi ventrikel otak dan kanalis
sentralis medula spinalis.
Sistem saraf tepi terdiri dari semua jaringan saraf selain sistem saraf pusat, termasuk saraf
kranialis, saraf spinalis, dan ganglia.
Ganglia saraf
Ganglia saraf merupakan massa nodular pada badan sel neuron, bersama dengan neuroglia
penunjangnya yang ditemukan tepat diluar sistem saraf pusat, yang terletak tepat diluar
medula spinalis, dan ganglia. Ganglia saraf termasuk :
- Neuron sensoris di radiks dorsalis dan ganglia kranialis di sistem saraf tepi
- Neuron motorik simpais dan parasimpatis pada ganglia otonom (sistem saraf tepi)
- Sel-sel satelit : sel epitel menyerupati schwann yang mengelilingi neuron, dan
terletak pada membran basal, ditemukan pada ganglia
Ganglia radiks dorsalis berisi badan sel dan neuron sensoris dan badan sel neuron aferen
dari sistem saraf otonom.
Ganglia simpatis (otonom) berisi neuron multipolar, sebagian besar diantaranya tidak
bermielin, menerima akson dari sel-sel prasinap pada sistem saraf pusat.
Struktur saraf tepi
Neuron terusun menjadi fasikulus didalam saraf. Terdapat tiga jenis selubung jaringan ikat.
- Endoneurium : melapisi setiap neuron dan sel schwann yang terkait dengannya.
Endoneurium terdiri dari gelendong fibril kolagen yang berjala paralel menuju dan
mengelilingi serabut saraf. Endoneurium disekresi oleh beberapa fibroblas dan sel
schwann.
- Perineurium : melapisi berkas serabut pada fasikulus.
- Epineurium : melapisi keseluruhan saraf dan merupakan contoh jaringan ikat padat.
4.
Jaringan Ikat
Jaringan ikat terletak dibawah epitel seluruh jaringan dan organ. Jaringan ini
menyediakan penunjang struktural dan metabolis untuk jaringan di sekitarnya, karena berisi
pembuluh darah, dan juga berisi adiposit. Adhesi sel ke jaringan ikat dibawahnya penting
untuk ketahanan hidupnya. Matriks ekstraselular juga meregulasi proliferasi sel, migrasi,
dan diferensiasi.
Jenis jenis sel pada jaringan ikat
Fibroblas: menyekresi matriks ekstraselular yang menyusun jaringan ikat
Adiposit: sel sel ini menyimpan lemak. Sel sel ini biasanya tampak kosong pada
potongan histologis karena lipid yang tersimpan dalam sel sel ini di ekstrasi selama
proses pembuatan potongan
[12]
Sel sel imun : sel ini termasuk makrofag, sel mast, dan sel plasma
Matriks ekstraseluler pada jaringan ikat
Matriks ekstraseluler berisi campuran proteoglikan, glikoprotein adhesif, dan protein
fibrosa.
Proteoglikan
Proteoglikan mengandung unit disakarida berulang (glikosaminoglikan atau GAG)
yang terikat pada inti protein. (GAG biasanya dikenal sebagai substansi dasar) GAG
rmuatan sangat negatif, hidrofilik, dan sangat terhidrasi.
Terdapat empat kelompok utama GAG: (1) hialuronan (paling sederhana, yang tidak
terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk proteoglikan) (2)
kondroitin sulfat dan dermatan sulfat (3) heparan sulfat dan heparin (4) keratan sulfat.
Banyaknya air yang terikat pada GAG menyebabkan jaringan ikat memiliki turgor
tinggi, yang berarti bahwa jaringan tersebut baik dalam menahan gaya tekan.
Proteoglikan dibuat oleh hampir seluruh sel, dan disekresikan.
Glikoprotein adhesif
Glikoprotein adhesif merupakan protein ekstraseluler yang disekresi, yang
mencangkup berbagai jenis laminin dan fibronektin. Glikoprotein adhesif ini terikat pada
integrin pada membran sel, dan oleh sebab itu membantu sel untuk melekat pada matriks
ekstraseluler yang mendasarinya.
Protein fibrosa
Protein fibrosa mencakup kolagen dan elastin (diantaranya terdapat banyak jenis).
Kolagen dan elastin disekresi sebagai molekul prekursor (tropokolagen dan tropoelastin).
Serabut elastis matur terdiri dari inti dalam elastin yang berikatan silang dan selubung luar
fibrilin (suatu glikoprotein). Serabut kolagen terdiri dari trimer, yang selanjutnya dapat
tersusun menjadi struktur dengan tingkatan lebih tinggi.
Keragaman jaringan ikat berasal dari variasi pada jumlah dan jenis komponen matriks
ekstraselular. Tendon, kartilago,dan tulang merupakan bentuk khusus matriks ekstraselular.
Pada tulang dan gigi, matriks ekstraselular mengalami kalsifikasi.
Jenis jenis jaringan ikat
Susunan matriks ekstraselular bervariasi sebagai berikut :
Irregular longgar (apabila jumlah sel dan protein fibrosa relatif sedikit); hingga
Irregular padat (apabila terdapat lebih banyak sel, dan serabut); hingga
Regular padat (apabila serabut tersusun padat dan regular).
Terdapat spektrum kontinu diantara jenis jaringan ikat yang berbeda ini.
[13]
Lamina basal merupakan bentuk khusus matriks ekstraselular. Lamina ini tersusun
dari lapisan tipis yang berisi jalinan padat protein matriks ekstraselular (laminin, kolagen
tipe IV, entaktin, dan proteoglikan, seperti perlekan). Kandungan spesifiknya bervariasi dari
jaringan ke jaringan. Protein ini terikat satu sama lain dan membentuk matriks ekstraselular
yang sangat padat dan berikatan silang.
Membran basal ditemukan :
Tepat dibawah sel epitel
Mengelilingi sel neuron, otot, dan lemak
Memisahkan dua lembaran sel, seperti endotel pembuluh darah dan epitel saluran yang
berdekatan pada ginjal.
Hubungan antara sel dan membran basal dibawahnya sangat penting untuk integritas dan
ketahanan hidupnya.
[14]
DAFTAR PUSTAKA
Cotran, Dr Ramzi. 2011. Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Peckham, Michelle. 2014. At a Glance Histologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lesson, Thomas S., Lesson, C Roland., Paparo, Anthony A. 2012. Buku Ajar Histologi
edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
[15]