Anda di halaman 1dari 20

,MAKALAH AGAMA ISLAM

ZALIM

DISUSUN OLEH
1.
2.
3.
4.

Indah Wahyu Ningsih


Intania Novridhatami
Jainab Astiani
Jefri Ade Berlian

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Azhari, M.Kes

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas

rahmat dan petunjuknya sehingga makalah Agama

Islam dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam


bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih
memerlukan perbaikan seperlunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini
tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa
syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.

Palembang, 16 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) ...........................3
2.2 Pengertian ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni ......................4
2.3 Iman, iptek, dan amal sebagai kesatuan ......................................4
2.4 Sumber ilmu pengetahuan ...........................................................6
2.5 Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu ...............................6
2.6 Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman .......................................6
2.7 Tanggung Jawab Ilmuwan .............................................................7
2.8 Tanggung Jawab Seniman ............................................................8
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Aqidah ( )menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-aqdu ()


yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ( )yang berarti kepercayaan atau keyakinan
yang kuat, al-ihkaamu (
) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan arrabthu biquw-wah ( ) (yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): Aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Keyakinan itu dapat menimbulkan berbagai perilaku. Apabila kita berkeyakinan
pada hal-al yang baik maka perilaku kita juga ikut baik (perilaku terpuji). Dan
begitu pula sebaliknya, apabila kita berkeyakinaan kepada hal-hal yang buruk
maka perilaku kita juga ikut buruk atau tercela, misalnya dzolim.
Sejak awal, Islam datang menyeru umat manusia untuk lepas dari kungkungan
kedzoliman dan kelaliman. Menyerukan persamaan derajat manusia di muka bumi
ini, serta merubuhkan seluruh warisan-warisan jahiliyah yang identik dengan
kedholiman. Tak ada lagi kesewenang-wenangan kaum yang kuat, kelaliman
penguasa serta kebengisan golongan yang terpandang. Karenanya, tidak heran
kalau dalam waktu yang relatif sangat singkat, Islam mendapat tempat istimewa di
hati manusia. Khususnya mereka yang lemah dan tertindas.
Hal ini tergambar dari ucapan seorang Ribiy bin Amir tatkala berdiri gagah di
hadapan panglima tentara Persia, Rustum,


Artinya : Sungguh Allah Taala mengutus kami untuk membebaskan manusia dari
penghambaan kepada sesama menuju penghambaan hanya kepada Allah,

melepaskan lilitan belenggu kesempitan dunia menuju kebebasan, serta


mengeluarkan mereka dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam.
(Lihat: al-Bidayah Wa al-Nihayah, Ibnu Katsir, 7/47).
Sebuah pernyataan jujur, lahir dari hati ksatria yang tulus, hingga tetap membekas
sekalipun kesombongan dan kecongkakan berupaya mencegatnya. Ketahuilah,
harta, darah dan kehormatan seorang muslim haram atas muslim yang lain. Dalam
konteks apapun, tidak dibenarkan merampas harta, menumpahkan darah atau
mencemarkan kehormatan seorang muslim kecuali dengan alasan kebenaran. Ini
dipertegas oleh Sabda Rasulullah SAW ketika haji wada (perpisahan):


Artinya : Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram (untuk
ditumpahkan, dirampas dan dicemarkan), seperti haramnya hari kalian ini, di
negeri ini (makkah), dan bulan kalian ini. (HR. Imam Bukhari no: 65, Muslim no:
2137, Abu Daud no: 1628, al-Tirmidzi no: 2085Ibnu Majah no: 3046).
Olehnya, syariat Islam yang agung memberi perhatian besar terhadap perkaraperkara tersebut. Setelah sebelumnya keadilan berada di titik nadir kehancuran.
Misalnya, menindak tegas pembunuh jiwa yang suci (qishash), menghukum
dengan sekeras-kerasnya para penyamun (Qs. 5:33), serta menegakkan hukum
cambuk bagi orang yang suka menuduh tanpa bukti dan saksi yang dapat
dipertanggung jawabkan. (Qs. 24:4).
Dalam kehidupan sehari-hari antar umat manusia memiliki rasa kesolidaritasan
yang amat tinggi. Suatu hubungan yang sangat erat. Namun rasa solidaritas
tersebut terkadang di salah artikan sehingga timbul suatu perbuatan yang sangat
menyimpang dalam agama islam. Salah satu perbuatan tersebut adalah dzalim
atau aniaya. Dzalim dalam ajaran islam harus di hindari setiap muslim karena
perbuatan dzalim dapat merugikan pelakunya dalam kehidupan di dunia maupun
di akhirat. Selain itu Allah SWT juga membenci orang-orang yang melakukan
kedzaliman. Untuk itu maka setiap orang muslim harus dapat memahami seluk
beluk tentang dzalim
2

B.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

C.

Apa pengertian dzalim?


Apa saja macam-macam dzolim?
Apa akibat dari perbuatan dzolim?
Apa ciri dari kedzaliman?
Bagaimana akhir dari kedzaliman?
Apa ancaman bagi orang yang berbuat dzalim?
Apa contoh-contoh perbuatan dzalim?
Bagaimana cara untuk menghindari perbuatan dzalim?

Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian dzalim
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan macam-macam dzolim
3. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan akibat dari perbuatan
dzolim
4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan ciri dari kedzaliman
5. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan akhir dari kedzaliman
6. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan ancaman bagi orang yang
berbuat dzalim
7. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan contoh-contoh perbuatan
dzalim
8. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan cara untuk menghindari
perbuatan dzalim

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Dzalim

Menurut ajaran islam, dzolim atau aniaya berasal dari kata dzolama-yadlimudzulman yang artinya aniaya. Zalim (Arab: , Dholim) adalah meletakkan
sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut
zalimin. Lawan kata zalim adalah adil.
Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf dho la ma ( ) yang
bermaksud gelap. Di dalam al-Quran menggunakan kata zhulm selain itu juga
digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq
orang lain. Namun demikian pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang
baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki
berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis,
tidak

berperikemanusiaan,

suka

melihat

orang

dalam

penderitaan

dan

kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda,


ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim
tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina,
dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya
menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Sejak awal, Islam datang menyeru umat manusia untuk lepas dari kungkungan
kedzoliman dan kelaliman. Menyerukan persamaan derajat manusia di muka bumi
ini, serta merubuhkan seluruh warisan-warisan jahiliyah yang identik dengan
kedholiman. Tak ada lagi kesewenang-wenangan kaum yang kuat, kelaliman
penguasa serta kebengisan golongan yang terpandang. Karenanya, tidak heran
kalau dalam waktu yang relatif sangat singkat, Islam mendapat tempat istimewa di
hati manusia. Khususnya mereka yang lemah dan tertindas.
4

Hal ini tergambar dari ucapan seorang Ribiy bin Amir tatkala berdiri gagah di
hadapan panglima tentara Persia, Rustum,

Artinya : Sungguh Allah Taala mengutus kami untuk membebaskan manusia


dari penghambaan kepada sesama menuju penghambaan hanya kepada Allah,
melepaskan lilitan belenggu kesempitan dunia menuju kebebasan, serta
mengeluarkan mereka dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam.
(Lihat: al-Bidayah Wa al-Nihayah, Ibnu Katsir, 7/47).
Sebuah pernyataan jujur, lahir dari hati kesatria yang tulus, hingga tetap
membekas sekalipun kesombongan dan kecongkakan berupaya mencegatnya.
Ketahuilah, harta, darah dan kehormatan seorang muslim haram atas muslim yang
lain. Dalam konteks apapun, tidak dibenarkan merampas harta, menumpahkan
darah atau mencemarkan kehormatan seorang muslim kecuali dengan alasan
kebenaran. Ini dipertegas oleh Sabda Rasulullah SAW ketika haji wada
(perpisahan):


Artinya : Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram (untuk
ditumpahkan, dirampas dan dicemarkan), seperti haramnya hari kalian ini, di
negeri ini (makkah), dan bulan kalian ini. (HR. Imam Bukhari no: 65, Muslim
no: 2137, Abu Daud no: 1628, al-Tirmidzi no: 2085 Ibnu Majah no :3046)
Olehnya, syariat Islam yang agung memberi perhatian besar terhadap perkaraperkara tersebut. Setelah sebelumnya keadilan berada di titik nadir kehancuran.
Misalnya, menindak tegas pembunuh jiwa yang suci (qishash), menghukum
dengan sekeras-kerasnya para penyamun (Qs. 5:33), serta menegakkan hukum
cambuk bagi orang yang suka menuduh tanpa bukti dan saksi yang dapat
dipertanggung jawabkan. (Qs. 24:4).
5

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Daud as.: Katakanlah kepada orangorang yang melakukan kezhaliman. Janganlah kalian berzikir kepada-Ku (kecuali
setelah bertaubat atau dalam usaha bertaubat) karena aku memperhatikan orangorang yang berzikir kepada-Ku. Tetapi perhatian-Ku kepada orang-orang (yang
melakukan kezhaliman) berupa laknat kepada mereka . (HQR. Hakim dalam
kitab tarikhnya, Dailami dan Ibnu Asakir yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a)
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis,
tidak

berperikemanusiaan,

suka

melihat

orang

dalam

penderitaan

dan

kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda,


ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim
tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina,
dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya
menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

B.

Macam-Macam Dzolim

Ali Ibn Abi Tholib r.a., menyatakan bahwa kezaliman itu ada tiga macam yaitu :
1.

Kezaliman terhadap Allah (Syirik)

Dholim kepada Allah Taala. Dalam artian mengangkat dan menjadikan sekutu
bagi-Nya dalam urusan peribadatan. Dan ini merupakan puncak kedholiman yang
paling tinggi. Ketika Rasulullah SAW membaca ayat Al Quran yang berbunyi:
Dan orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka
dengan kedholiman. (Qs. Al Anam/6:82).
Syirik merupakan pandangan dan kepercayaan yang mengingkari bahwa Tuhan
adalah Maha Esa dan Maha Kuasa. Jika tidak maha Esa, maka ada yang lebih dari
satu Tuhan. Jadi harus ada Tuhan selain Allah, Tuhan maha Esa itu sendiri. Lalu
konsekuensinya, berarti tuhan yang lain tentu berasal dari kalangan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, termasuk sesame manusia. Akibatnya ialah bahwa
manusia musrik itu mengangkat dan mengagungkan sesama alam atau sesama
manusia lebih dari semestinya.

Kepercayaan itu dalam antropologi budaya, dikenal sebagai system mitologis


yaitu pandanangan yang tidak benar kepada alam sekitar atau manusia (misalnya,
Raja yang dianggap keturunan dewa, dan lain-lain), pandangan yang tidak sejalan
dengan sunnatullah dan takdir untuk ciptaanya disebut sebagai kedzaliman.
Karena syirik mempunyai makna menempatkan sesuau tidak pada tempatnya dan
berdampak merendahkan harkat martabat manusia. Pada hal manusia adalah
puncak dari ciptaan Tuhan.
Para sahabat merasa berat dan khawatir, hingga wajah mereka berubah. Mereka
lantas berkata:
:


Artinya : Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak pernah berlaku
dholim?. Maka Beliau Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda; Bukan seperti apa
yang kalian duga, ia (kedholiman dalam ayat tersebut) adalah sebagaimana
perkataan

Luqman

kepada

anaknya:

Hai

anakku,

janganlah

kamu

mempersekutukan Allah, sesungguhnya memprsekutukan (Allah) adalah benarbenar kedholiman yang besar. (Qs. Luqman/31:13). (HR. Bukhari no: 6424,
Ahmad no: 4019).
2.

Kedzaliman Terhadap Diri Sendiri, Keluarga

Artinya, membebani diri diluar batas kemampuannya. Termasuk membebaninya


dengan ibadah yang berlebihan. Padahal Allah tidak pernah membebani hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Sebagian besar manusia memiliki kebiasaan untuk melakukan perbuatan yang
dikelompokkan sebagai dosa kecil, baik dengan sengaja atau pun tidak. Pada hal
sesungguhnya perilaku dosa sekecil apapun merupakan kedzaliman yang harus
ditinggalkan. Walaupun dalam kenyataanya manusia memang tidak mungkin
bebas sama sekali dari kesalahan. Sebagaimana ungkapan dari bahasa Arab alinsanu mahall al-khata; wa al-nisyan yang artinya manusia adalah tempat salah

dan lupa. Oleh karena itu, kita selalu beristighfar dan berdoa agar Allah
mengampuni segala perbuatan yang dilakukan akibat lupa atau alpa yang menjadi
tabiat manusia.

Rasulullah shallallahu alaihi wasalam membenarkan Salman tatkala berkata


kepada Abu Darda' tatkala Salman mencegatnya sholat semalam suntuk serta
berpuasa setiap hari:


Artinya :"Sungguh dirimu terdapat hak atasmu, keluarga dan istrimu pun
terdapat hak atas dirimu, maka berikanlah hak setiap pemilik hak itu. (HR
Bukhari no: 1832, al-Tirmidzi no: 2337)
Perkataan ini merupakan nasehat yang sangat mulia. Seorang, jika menghabiskan
malamnya dengan ibadah dan siangnya dengan berpuasa, sudah tentu akan
melalaikan hak tubuh mendapatkan istirahat dan makanan yang cukup. Juga hak
keluarga memperoleh penghidupan yang layak, serta hak istri untuk mendapat
nafkah batin dari suaminya.
3.

Kedzaliman Terhadap Sesama Manusia

Kedzaliman terhadap sesama manusia akan berdampak pada rusaknya seluruh


masyarakat.

Maka

setiap

orang

ber

kewajiban

mencegah

kedzaliman

dimasyarakat.
Orang yang dholim pada umumnya senantiasa bersikap kasar, bermusuhan dan
menyakiti perasaan orang lain karena tabiat buruk yang dimilikinya. Seorang yang
dzalim suka mengumbar lidah dengan bergunjing, namimah dan memfitnah.
Mereka selalumengabaikan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Senantiasa
memutar balikan fakta sehingga membingungkan masyarakat. Menyampaikan
pesan kebatilan, dan mengarahkan untuk mengabaikan nilai-nilai norma. Sebab
dengan cara itu orang dzalim mendapatkan kesenangan dan kepuasan.

Rasulullah Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda tentang orang yang mendholimi


saudaranya dengan merampas atau menggusur tanah miliknya:

Artinya : Siapa yang berlaku dholim terhadap sejengkal tanah (milik orang
lain), kelak akan digantungkan pada hari kiamat kelak tujuh lapis bumi (yang ia
dholimi) dilehernya. (HR. Bukhari no: 2959, Muslim no: 3022).

C. Akibat Dari Perbuatan Dzolim


Ketahuilah, perbuatan dholim tidak akan pernah membuahkan kebaikan di dunia
maupun di akhirat. Sebaliknya, segala sesuatu yang diperoleh melalui jalan
kedholiman baik itu berupa harta, pangkat, jabatan dan lainnya, pasti akan
berujung kebinasaan dan kehinaan. Olehnya hati-hati berlaku dholim, karena ia
akan menelurkan banyak mudharat bagi pelakunya, di antaranya:
Pertama: Dholim adalah kegelapan pada hari kiamat.


Dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Takutlah kalian dari berlaku dholim, sesungguhnya kedholiman
adalah kegelapan pada hari kiamat kelak. (HR. Muslim no: 4675, Ahmad no:
13973).
Artinya, sikap dholim akan memadamkan cahaya penuntun yang dibutuhkan
seorang hamba pada hari itu. Allah Taala mengabarkan keadaan orang-orang
munafik yang dholim terhadap diri mereka sendiri ketika terusir dari keinginan
mendapat imbasan cahaya orang-orang beriman. Pada hari ketika orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman:
Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.
Dikatakan (kepada mereka): Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri
cahaya (untukmu). (Qs. Al Hadid/57:13).
9

Kedua: Dholim membuat pelakunya bangkrut pada hari kiamat.


Sungguh, manusia paling celaka dan merugi adalah mereka yang datang pada hari
kiamat dengan limpahan amal kebaikan, namun sayangnya amal-amal itu tidak
mendatangkan sedikitpun manfaat baginya. Mereka sebagaimana disifatkan oleh
Allah dalam kitab-Nya. Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat
panas (neraka). (Qs. Al Ghaasyiyah/88:3-4).
Termasuk diantaranya, mereka yang kerap melakukan tindakan kedholiman
terhadap orang lain. Rasulullah Shalllallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:


(
( (




Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?. Para sahabat menjawab : Orang
yang bangkrut di antara kami adalah mereka yang tidak memiliki dirham dan
tidak pula perhiasan. Kemudian beliau bersabda: Orang yang bangkrut dari
umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat kelak dengan pahala
shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi ia pernah mencela ini, menuduh ini, makan
harta ini, membunuh itu, memukul itu. Maka diambil amal kebaikan-kebaikannya
dan diberikan kepada orang-orang ia dholimi. Jika kebaikan milikmua telah
habis, maka diambil kesalahan-kesalahan (orang yang ia dholimi) kemudian
dipikulkan ke atas pundaknya. Baru kemudian ia di campakkan ke dalam api
neraka. (HR. Muslim no 4678, al-Tirmidzi no: 2342, Ahmad no: 7686, alThabarani no: 561).
Ketiga: Doa orang terdholimi pasti diijabah oleh Allah, sekalipun berasal dari
orang fajir.
Ibnu Abbas ra berkata, ketika Rasulullah SAW mengutus Muadz bin Jabal ke
Yaman, beliau berpesan kepadanya:

10

Artinya : "Takutlah terhadap doa orang yang terdholimi, sesungguhnya tidak ada
antara dia dan Allah Taala tabir penghalang. (HR. Bukhari no: 1401, Muslim
no: 27, Abu Daud no: 1351, al-Tirmidzi no: 567, al-Nasaai no: 2475).
Ingat, doa orang tertindas pasti memperoleh ijabah dari Allah Taala kendati
keluar dari lisan pelaku dosa dan maksiat. Hal ini dipertegas oleh Rasulullah
SAW, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra secara marfu:

Artinya : Doa orang yang terdholimi pasti makbul, kendatipun ia seorang yang
fajir (pelaku maksiat), karena kefajiran tersebut untuk dirinya sendiri. (HR.
Ahmad no: 8440. Hasan).
Bahkan, akan dijawab oleh Allah Ta'ala kendati keluar dari lisan orang kafir,
sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:

Artinya : "Takutlah terhadap doa orang yang terdholimi, kendati berasal dari
orangkafir, sesungguhnya tidak ada antara dia

dan Allah Taala tabir

penghalang. (HR. Ahmad no: 12091, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani
dalam al-Silsilah al-Shahihah no: 767).
Dari keterangan beliau ini, kiranya cukup buat kita untuk takut akan rintihan dan
munajat orang-orang lemah dan tertindas di sekitar kita. Doa yang mereka
lantunkan adalah doa yang sanggup menggetarkan pintu-langit. Semuanya akan
dijawab oleh-Nya, sekalipun berasal dari para pelaku maksiat dan orang kafir.
Maka bagaimana kiranya jika doa tersebut dilantunkan oleh orang-orang shaleh
yang berjuang melawan kedurjanaan serta membela kebenaran dan keadilan !?
Wallahul mustaan!

11

D.

Ciri Dari Kedzaliman

Allah berfirman: Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan
melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya
Kami telah meletakkan tutupan di atas qolbu mereka, (sehingga mereka tidak)
memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan
kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan
mendapat petunjuk selama-lamanya. (QS 18 : 57)
Dalam ayat tersebut, Allah menyebut ciri-ciri orang yang zalim, yaitu :
1. Orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhan, lalu dia
berpaling.
2. Orang yang melupakan apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya
3. Orang yang telah ditutup qolbunya oleh Allah.
4. Orang yang telah disumbat pendengarannya.

E. Akhir Dari Kedzaliman


Kalau kita berkaca pada peristiwa-peristiwa lalu, akan tampak bagi kita bahwa
kesudahan dari kedholiman yang dilakoni manusia di atas muka bumi adalah
kebinasaan dan kehinaan. Dan sungguh dalam peristiwa-peristiwa tersebut
terpendam pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Allah Taala berfirman:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal.(Qs. Yusuf/12:111). Lihatlah akhir dari kelaliman tirani
Firaun dan Namruz. Tak ada yang tersisa bagi keduanya melainkan keping-kepng
kehinaan yang terus dikenang hingga hari kiamat. Demikian pula akhir dari rezim
Al Hajjaj Ibnu Yusuf yang terkenal bengis dan kejam. Ia pun binasa dalam
kehinaan, sepekan setelah meluncur doa dari lisan Said Ibnu Jubair ketika beliau
akan dieksekusi:

Artinya : Wahai Allah, Jangan engkau biarkan ia menguasai (mendhalimi)
seorang-pun setelahku". (Lihat: al-Bidayah Wa al-Nihayah, Ibnu Katsir 9/116).
12

Olehnya, hendaklah orang-orang yang berpikir mengambil itibar. Tindakan


dholim pada orang lain, pasti akan mendapat balasan yang setimpal dari Zat yang
selalu membela kaum lemah dan tertindas. Dan Dia maha berkuasa atas segala
sesuatu. Sungguh pada hari kiamat kelak akan ditunaikan (dikembalikan) semua
hak-hak kepada pemiliknya, hingga kambing yang bertanduk pun akan digiring
(pada hari itu) dan diputuskan lantaran pernah menyeruduk kambing yang tak
bertanduk, (baru setelah itu mereka dikembalikan menjadi tanah. (HR. Muslim).
Wallahu alam.

F.

Ancaman Bagi Orang Yang Berbuat Dzalim

Perbuatan zalim sangat tidak di sukai Allah dan Rasulnya.Seperti riwayat dari HR
Muslim berikut ini.
"Wahai hambaku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku
dan Aku telah menetapkan haramnya(kezaliman itu) diantara kalian, maka
janganlah kalian saling berlaku dzalim..." (HR Muslim).
Kita sesama hamba Allah diharamkan jika berbuat zalim antara itu dengan yang
lain. Sudahkah kita tidak berlaku zalim kepada saudara, teman dekat kita hari ini.
Semoga bisa di jadikan uswah dan pelajaran dengan riwayat tersebut di atas.
Khususnya buat penulis dan semua kawan-kawan pada umunya.
Menurut syariat Islam, orang yang tidak berbuat zalim bisa saja terkena siksaan,
keyakinan ini berdasarkan dalam salah satu ayat. Allah berfirman:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya. (Al-Anfaal 8:25).
Ayat tersebut berisi peringatan untuk berhati-hati (hadzr) akan azab yang tidak
hanya menimpa yang zalim saja, tetapi menimpa secara umum baik yang zalim
maupun yang tidak zalim. Karena itu secara syari, wajib hukumnya bagi orang
yang melihat kezaliman/kemunkaran dan mempunyai kesanggupan, untuk
menghilangkan kemunkaran itu.
13

G.

Contoh-Contoh Perbuatan Dzalim

1.

Buang Sampah

Membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya). Contoh ini merupakan


sebagian kecil dari contoh dzolim bahkan sering kita lakukan dan abaikan setiap
hari dan tanpa kita ketahui bahwa ini termasuk perbuatan dzalim (tidak
menempatkan sesuatu pada tempatnya)
2. Syirik Adalah Kedzaliman Terbesar

Dan ingatlah saat Luqman menasihati anaknya, dia berkata Wahai Anakku
janganlah kau menyekutukan Allah, sesungguhnya syirik adalah kedzaliman
terbesar
(QS Luqman 13)
3. Taat Kepada Setan

(





Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan
kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh
sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak
dapat menologmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku
tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak
dahulu. Sungguh orang yang Dzalim akan mendapat siksaan yang pedih.

14

H.

Cara untuk menghindari perbuatan dzalim

Cara untuk menghindari perbuatan dzalim yaitu :


1.

Selalu berusaha untuk mengingat dan mendekatkan diri Allah.

2.

Meyakini bahwa Allah selalu melihat perilaku yang kita lakukan setiap saat.

3.

Meyakini bahwa Allah akan membalas segala perbuatan yang dilakukan.

Apabila yang kita lakukan baik maka Allah akan membalas dengan hal yang baik
dan begitu pula sebaliknya.

15

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Dalam ajaran islam, Dzalim merupakan perilaku tercela yang harus dihindari
setiap Mumin. Karena sesungguhnya perbuatan dzalim dapat merugikan
pelakunya dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Agar setiap Mumin tidak
terjebak pada perbuatan dzalim maka harus memahami salah satu sifat tercela ini
(dzalim), kemudian secara konsisten menjaga diri agar tidak terjerumus pada
perbuatan dzalim.
Setiap perbuatan tercela itu akan menimbulkan banyak madhorot, jadi jauhilah
perbuatan-perbuatan yang tercela sehingga kita dapat menjadi orang-orang yang
baik dihadapan manusia dan Allah SWT.

B.

Saran

Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami
tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam
makalah memberi manfaat untuk kita semua.

16

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Kumaidi, MPd. Aqidah Akhlak kelas X. Sragen : penerbit Akik Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Zalim
http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?
option=com_content&task=view&id=1459&Itemid=190
http://pesantrengasek.net/artikel.php?
subaction=showfull&id=1269353192&archive=&start_from=&ucat=4&
http://berandakeluarga.wordpress.com/2009/02/11/3-tips-menghadapi-godaankeimanan/http://antikha.net/index.php?id=118
Larangan

Berbuat

Zalim

Uswah

http://uswahislam.blogspot.com/2010/04/larangan-berbuatzalim.html#ixzz1J6lQ40Ce

17

Islam

Anda mungkin juga menyukai