PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rayap merupakan golongan serangga yang penting di daerah tropika
basah. Serangga yang hidup berkoloni ini memiliki keragaman jenis dan populasi
yang tinggi. Beberapa jenis rayap dalam agroekosistem berperan sebagai hama
karena memakan jaringan berkayu dari tanaman budidaya (Kalshoven, 1981),
sedangkan beberapa jenis lainnya justru dapat meningkatkan produktivitas
agroekosistem dan kesuburan tanah karena fungsinya yang nyata sebagai peluruh
limbah organik (Collins, 1983 dalam Susilo, 1998; Swift & Bignell, 2001).
Besarnya peranan rayap, khususnya jenis rayap pemakan tanah, terhadap
peningkatan kesuburan tanah di daerah tropika (Lavelle et al., 1997 dalam
Eggleton et al., 2002) adalah karena sumbangannya yang berarti dalam proses
persebaran, perlindungan, dan penytabilan bahan organik tanah; perbaikan
mikroagregat, porositas, dan aerasi tanah; serta peningkatan proses humifikasi dan
pelepasan N dan P yang tak mobil di dalam tanah. Rayap merupakan salah satu
jenis serangga dalam ordo Isoptera yang tercatat ada sekitar 200 jenis dan baru
179 jenis yang sudah teridentifikasi di Indonesia, yang terdiri dari 3 famili yaitu
Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae.
Rayap bersifat polimorfis yaitu terdapat sistem kasta yang terdiri dari kasta
reproduksi, pekerja dan prajurit. Ketiga kasta ini memiliki ciri tubuh yang khas.
Rayap dapat diidentifikasi dengan mengamati ukuran kepala serta mandibel dari
kasta prajurit (Nandika et al., 2003).
Rayap banyak memberikan manfaat bagi ekosistem bumi, sebagai
makrofauna tanah, rayap memiliki peran dalam pembuatan lorong-lorong di
dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga baik untuk
pertumbuhan tanaman (Sigit & Hadi, 2006). Spesies-spesies rayap tertentu
mampu mempercepat daur hara sehingga dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah (Collins, 1983; Lavelle et al., 1992).
Namun demikian, rayap seringkali juga merusak kayu atau menyerang
pohon dan tanaman hidup sehingga menjadi hama yang potensial serta merugikan
dari sisi ekonomi. Serangga ini merugikan karena merusak tanaman dan selain itu
juga makan kayu kering, atau bahan lain yang mengandung selulosa. Hampir
semua jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Serangan rayap pada saat ini
merupakan masalah yang sangat besar mengingat intensitas serangannya yang
semakin tinggi dan meluas sehingga nilai kerugian akibat serangan rayap
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kemampuan merusak
rayap ada
hubungannya dengan populasinya yang sangat tinggi, daya jelajah yang luas serta
daya adaptasi terhadap lingkungan yang cukup baik. Dengan demikian dapatlah
dimengerti mengapa rayap merupakan serangga perusak yang luas penyebarannya
dan besar dampak ekonominya.
Penelitian mengenai jenis-jenis rayap dalam areal Hutan Pendidikan
Wanagama I belum pernah dilakukan. Belum adanya informasi dan publikasi
ilmiah yang menjelaskan keragaman jenis rayap di areal Hutan Pendidikan
1.2
Perumusan Masalah
Hutan Pendidikan Wanagama memiliki berbagai spesies tegakan pohon.
1.3
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi jenis rayap tanah yang terdapat pada 3 tegakan (Jati,
Akasia, Ekaliptus) di Hutan Pendidikan Wanagama, Gunung Kidul.
2. Mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan rayap tanah pada 3
tegakan (Jati, Akasia, Ekaliptus) di Hutan Pendidikan Wanagama,
Gunung Kidul.
3. Mengetahui
faktor
lingkungan
yang
berpengaruh
terhadap
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai data dasar