Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENINGKATAN KEAMANAN

OBAT YANG PERLU DI WASPADAI


(HIGH-ALERT MEDICATIONS)

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DI WASPADAI


A.

DEFINISI
High alert medications adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk

menyebabkan/ menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara


signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit menyatakan


obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/ kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat
yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
B.

TUJUAN
1.

Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai


kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori

high alert medications(obat-obatan dengan pengawasan).


2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3.

Memberikan

pelayanan

kesehatan

dengan

kualitas

tinggi

dan

meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi


risiko terhadap pasien
C.

KLASIFIKASI
Obat- obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah :
1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3%

2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike)
yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip. Berikut ini
adalah obat-obatan yang termasuk high alert medications.

NO

KELAS TERAPI

ELEKTROLIT PEKAT

ELEKTROLIT
ANESTETIK UMUM
(INHALASI DAN IV)
ANTINEOPLASTIK,
PARENTERAL DAN
ORAL

3
4

NAMA GENERIK
KALIUM KLORIDA 7,46%; NATRIUM
KLORIDA 3%
NATRIUM BIKARBONAT 8,4% 25 ML
DESFLURANE, PROPOFOL, SEVOFLURAN
SEMUA

OBAT YANG
MEMENGARUHI DARAH

ANTI THROMBIN III, ATEPLASE,


ENOKSAPARIN NATRIUM,
FONDAPARINUX, HEPARIN NATRIUM,
NADROPARIN, PARNAPARIN,
STREPTOKINASE, UROKINASE,
WARFARIN

ANTIDIABETIK
PARENTERAL

INSULIN

VASOKONSTRIKTOR

EPINEFRIN , NOREPINEFRIN BITARTRAT

PENGHAMBAT
NEUROMUSKULAR

ATRAKURIUM BESILAT, PANKURONIUM


BROMIDA, ROKURONIUM BROMIDA,
VEKURONIUM BROMIDA

Classes/Categories of Medications

Adrenergic agonists I.V (e.g, epinephrine, phenylephrine, norepinephrine ).


Adrenergic antagonists I.V ( e.g, propranolol, metoprolol, labetalol )
Anasthetic agents: inhaled and IV ( e.g, propofol, ketamine )
Antiarrhythmics, I.V ( e.g, lidocaine, amiodarone ).
Anticoagulant : (e.g, heparin, warfarin ).
Chemotherapeutic agents : parentral and oral.
Oral hypogylcemics.
Inotropic medications I.V ( e.g, digoxin , milrinone ).
Moderate sedation agents I.V (e.g, midazolam), Oral (e.g, chloral hydrate)

Narcotics/Opiates I.V, transdermal and oral.


Neuromuscular blocking agents ( e.g, succinylcholine).
Specific medications
Colchicine injection .
Insulin : S.C and I.V.
Magnesium sulfate injection.
Methotrexate : oral ( non oncologic use ) .
Oxyticin I.V.
Nitroprusside sodium for injection.
Potassium chloride for injection .
Promethazine I.V.
Sodium chloride for injection.

Obat-obatan yang termasuk golongan LASA/NORUM (Look a like (obat-obat


dengan rupa atau kemasan mirip) atau Look a like Sound a like - LASA(obat-obat
dengan rupa dan nama mirip) / NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip):

Golongan

Nama dagang

Nama dagang

Golongan

Antiulcer

LOSEC (omeprazol)
MEFINTER(As.
mefenamat)

LASIX (furosemid)

Antikolesterol

LESCHOL(fluvastatin)

LESICHOL(lecithin,
vitamin)

Diuretik
Nootropicneurotonic
Fosfolipid
esensial

Antiemetik,
antivertigo,
antipsikosis

CHLORPROMAZIN

CHLORPROPAMID

Antidiabetes

Antihistamin

DIPHENHYRAMINE

DIMENHYDRINAT

Antiemetic,
antivertigo

PROZAC (fluoxetine)

antidepresan

DOPAMINE
LORAZEPAM
AMILORIDE
CEFUROXIME
GLICLAZIDE

Cardiodrenegik
Ansiolitik
Diuretik
Antibiotik
Antidiabetik

Analgetik

imunomodulator
Cardiodrenegik
Ansiolitik
Antihipertensi
Antibiotik
Antidiabetik
Analgesik
(opiate)
Antiulserasi

METIFER(mecobalamin)

PROZA(ekstrak
echinacea, vit C, Zn)
DOBUTAMINE
DIAZEPAM
AMLODIPINE
CEFOTAXIME
GLIBENCLAMIDE
TRAMADOL

TRAZODONE

OMEPRAZOLE

LANSOPRAZOLE

Antiulserasi

Vitamin B
compleks/
dengan vitamin
C
Antipsikotik
Anti infeksi
topical dengan
kortikosteroid

D.

NEURODEX

NEUROMEX

ChlorproMAZINE

ChlorproPAMIDE

Antidiabetes

PREDNIiSOLONE

PREDNISONE

kortikosteroid

Anestesi lokal/
umum

EPINEFRIN /
PEHACAIN

EFEDRIN

Antibiotik
Suplemen dan
terapi
penunjang
Antikonvulsan

METRONIDAZOL

METFORMIN

FOLIC ACID

FOLINIC ACID

Perawatan
Suportif

CARBAMAZEPINE

CARBIMAZOLE

Antitiroid

Preparat anti
asma dan
PPOK
Antidiabetes

LANGKAH-LANGKAH/ PROSEDUR
I. Prosedur untuk high alert
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan,memberikan obat, dan menyimpan high alert medications
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert
medications.
b. Instruksi ini harus mencakup minimal :
i. Nama pasien dan nomor rekam medis
ii. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
iii. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat
iv. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap
high alert medications secara tertulis
d. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara
periodik mengenai standar pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang
telah disetujui oleh Komite Farmasi dan Terapeutik), serta informasi yang
dibutuhkan untuk mengoptimalisasi keselamatan pasien.

e.

Jika

memungkinkan,

peresepan

high

alert

medications

haruslah

terstandarisasi dengan menggunakan instruksi tercetak.


f. Instruksi kemoterapi harus ditulis pada Formulir Instruksi Kemoterapi dan
ditandatangani oleh spesialis onkologi, informasi ini termasuk riwayat
alergi pasien, tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh pasien.
Hal ini memungkinkan ahli farmasi dan perawat untuk melakukan
pengecekan ganda terhadap penghitungan dosis berdasarkan berat badan
dan luas permukaan tubuh.
2. Persiapan dan Penyimpanan
a. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam troli atau kabinet
yang memiliki kunci.
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus
disimpan di area perawatan pasin, kuncilah tempat penyimpanan dengan
diberikan label Peringatan: high alert medications pada tutup luar tempat
penyimpanan
c. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert
medications, berikanlah pesan pengingat di tutup kabinet agar pengasuh /
perawat pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high alert
medications. Setiap kotak/ tempat yang berisi high alert medications harus
diberi label.
d. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas
dengan menggunakan huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Pemberian obat
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap
semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
b. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications :
i. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua)

sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan


akurasi.
ii. Kebijakan:

pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert


medications tertentu/ spesifik dan di saat pelaporan pergantian jaga
atau saat melakukan transfer pasien.

Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau
pada catatan pemberian medikasi pasien.

Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang


berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan
obat-obatan, antara lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter.

Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang,


teknisi, atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan
pengecek pertama)

Kebutuhan

minimal

untuk

melakukan

pengecekan

ganda

/verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti


berikut :
~ Setiap akan memberikan injeksi obat.
~ Untuk infuse :
Saat terapi inisial.
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat.
Saat pemberian bolus.
Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien.
Setiap terjadi perubahan dosis obat.

Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan


instruksi dari dokter.

c. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien,


memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis,
cara pemberian,waktu pemberian dan tujuannya (pasien dapat juga
berperan sebagai pengecek, jika menungkinkan).

d. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu


harus diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada
pasien di Ruang Rawat Intensif Neonatus (Neonates Intensive Care Unit
NICU), atau pada pasien risiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume
over-load). Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk
mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan)
e. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi
dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan
lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada
pasien.
f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi / apotek, dan
dilakukan peninjauan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker apakah terjadi
kesalahan obat yang belum diberikan.
g. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra.
II. Prosedur untuk obat Norum / LASA
Dalam hal ini yang di gunakan Metode Tall man. Metode Tall man di
gunakan untuk membedakan huruf yang tampaknya sama dengan obat yang
mirip. Dengan memberi huruf kapital, maka petugas akan lebih berhati-hati
dengan obat yang lasa. Di US, beberapa studi menunjukkan penggunaan huruf
kapital ini terbukti mengurangi error akibat nama obat yang look-alike.
Contohnya: metFORmin dan metRONIdaZOL, ePINEFrin dan efeDRIN.
Seminimal mungkin kesalahan sampai 0%.
Berikut langkah-langkah untuk mencegah kesalahan yang terjadi karena LASA:
Permintaan Tertulis

1. Tambahkan merk dagang dan nama generiknya pada resep, terutama untuk
obat yang 'langganan' bermasalah.
2. Tulis secara jelas, pakai huruf tegak kapital.
3. Hindari singkatan-singkatan, membuat bingung.
4. Tambahkan bentuk sediaan juga di resep. Misalnya metronidazol 500 mg,
sediaan tablet dan infusnya sama 500 mg.
5. Sertakan kekuatan obat.
6. Sertakan petunjuk penggunaan.
7. Tambahkan juga tujuan/indikasi pengobatan, biar makin jelas
8. Gunakan resep preprinted, atau electronic prescribing, paperless.
Permintaan Lisan:
1. Batasi permintaan verbal, hanya untuk obat tertentu, misalnya hanya dalam
keadaan emergency.
2. Hindari permintaan via telepon, kecuali benar-benar penting, ada form
permintaan via telepon yang akan ditandatangani.
3. Diperlukan teknik mengulangi permintaan, dibacakan lagi permintaannya,
jadi ada kroscek.

E.

GAMBAR
1. Gambar yang termasuk NORUM / LASA

10

2. Gambar pelabelan yang termasuk high alert

11

F. DAFTAR PUSTAKA
-

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

12

Anda mungkin juga menyukai