Anda di halaman 1dari 9

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED


(AUDITED))
A. PENJELASAN UMUM
A.1. DASAR HUKUM
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3832);
2.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4845);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaran Ibadah Haji;
4.
Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Badan Pengelola Dana Abadi Umat;
5.
Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Sekretariat Badan Pengelola dan Pengelolaan Dana Abadi Umat;
6.
Keputusan Menteri Agama Nomor 348 tahun 2001 juncto
Nomor 484 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Keputusan
Presiden RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang Badan Pengelola
Dana Abadi Umat sebagai acuan operasional pengelolaan Dana
Abadi Umat;
7.
Keputusan Menteri Agama Nomor 274 tahun 2002 tentang
Alokasi Besarnya Jenis Pengeluaran Hasil Pengelolaan Dana
Abadi Umat.
A.2. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA DAU
Struktur Pengelola Dana Abadi Umat terdiri atas:
1.
Ketua/Penanggung Jawab yang dijabat oleh Menteri Agama
Republik Indonesia;
2.
Dewan Pengawas yang terdiri atas 9 (sembilan) orang
anggota yang berasal dari unsur masyarakat dan unsur
pemerintah.
3.
Dewan Pelaksana BP DAU yang terdiri atas 7 (tujuh) orang
anggota yang berasal dari unsur pemerintah dan ditunjuk oleh
Menteri Agama.
Dalam tahun 2014, telah terbit Undang-Undang Nomor 34 tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji yang sampai saat ini
masih dalam proses penyusunan peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan pada Undang-Undang tersebut, seluruh penerimaan
dan pengeluaran Dana Abadi Umat akan menjadi penerimaan dan
pengeluaran Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) setelah
terbentuknya badan tersebut.
A.3. KEBIJAKAN AKUNTANSI
1.

Dasar Penyusunan Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan -4-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

2.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan DAU


adalah berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost)
dan basis akrual. Basis akrual berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
walaupun kas belum diterima, dan beban diakui pada saat
kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan
bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan oleh
entitas yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun terdiri atas:
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi aset,
kewajiban dan nilai ekuitas pada akhir periode pelaporan.
b. Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan
pendapatan dan beban dari kegiatan selama satu periode
tertentu dan pengaruhnya terhadap kenaikan atau
penurunan ekuitas, baik yang sifatnya terikat permanen,
terikat temporer atau tidak terikat selama periode tersebut.
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas dalam satu
periode tertentu. Laporan arus kas disusun dengan
menggunakan metode langsung (direct method) yang
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara
kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas,
kas dan setara kas terdiri dari uang kertas dan uang logam,
simpanan rekening giro di bank serta investasi yang tidak
dimaksudkan untuk dicairkan dalam waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya yang tidak dijaminkan
atau dibatasi penggunaannya.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan yang
menyajikan informasi mengenai penjelasan terhadap pospos atas laporan posisi keuangan, laporan operasional, dan
laporan arus kas.
Mata Uang Pelaporan
Transaksi dalam mata uang selain Rupiah dibukukan dengan
menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi yaitu
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
Kurs tengah Bank Indonesia merupakan rata-rata kurs beli dan
kurs jual per akhir hari, yang diumumkan Bank Indonesia pada
setiap harinya.
Pada akhir periode pelaporan, aset dan kewajiban moneter
dalam mata uang selain mata uang pelaporan dijabarkan ke
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal pelaporan dan selisih kurs yang
terjadi diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada laporan
Catatan atas Laporan Keuangan -5-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

operasional tahun berjalan.


3. Periode Pelaporan
Periode pelaporan keuangan mencakup suatu periode yang
dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
tahun yang bersangkutan.
4. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh BP DAU sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang. Aset
diklasifikasikan ke dalam aset lancar, aset yang dibatasi
penggunaannya, investasi, aset tetap dan aset lainnya.
4.1. Aset Lancar
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang akan kembali
menjadi kas dengan cara menjual, menagih, atau habis pakai
untuk operasional DAU selama satu periode akuntansi.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan
segera untuk direalisasikan, dipakai, dan/atau dimiliki untuk
dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
pelaporan.
4.2. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari uang kertas dan uang logam dalam mata uang
rupiah atau mata uang asing selain rupiah serta simpanan
rekening giro di bank yang tidak dijaminkan atau dibatasi
penggunaannya. Setara kas meliputi investasi dan deposito
yang dimaksudkan untuk dicairkan dalam waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan
atau dibatasi penggunaannya.
5. Piutang
Piutang merupakan tagihan yang timbul dari penerimaan yang
belum diterima pembayarannya, pemberian peminjaman DAU
kepada pihak lain, atau adanya kewajiban pengembalian dana
oleh pihak lain kepada BP DAU.
Piutang BP DAU terdiri atas:
a. Piutang Hasil Efisiensi Biaya Operasional Penyelenggaraan
Ibadah Haji yang merupakan tagihan yang timbul dari
penerimaan
hasil
efisiensi
biaya
operasional
penyelenggaraan ibadah haji yang belum dibayarkan oleh
Pengelola PAOH kepada BP DAU;
b. Piutang Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji
merupakan tagihan yang timbul dari pinjaman yang diberikan
oleh BP DAU kepada Pengelola Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji atau PAOH untuk kepentingan pendanaaan
sementara kegiatan operasional penyelenggaraan ibadah
haji sebelum terbitnya keputusan presiden mengenai biaya
penyelenggaraan ibadah haji;
c. Piutang Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK)
merupakan tagihan yang timbul dari pinjaman yang diberikan
Catatan atas Laporan Keuangan -6-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

6.

6.1.

6.2.

6.3.

6.4.

6.5.

7.

oleh BP DAU kepada Penyelenggara ONH Plus/Khusus


pada tahun 1999 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama
Nomor 68 Tahun 1999 tentang Pemberian Bantuan Pinjaman
kepada Penyelenggara Haji ONH Plus;
d. Piutang Unit Kerja Kementerian Agama merupakan tagihan
yang timbul dari pinjaman yang diberikan oleh BP DAU
kepada unit kerja di lingkungan Kementerian Agama;
e. BP DAU tidak mensyaratkan atau memperhitungkan bunga
atau imbalan bagi hasil terhadap piutang ini.
Aset yang Dibatasi Penggunaannya
Aset yang Dibatasi Penggunaannya adalah kas dan aset
lainnya yang akan kembali menjadi kas dengan cara menjual,
menagih, atau habis pakai tetapi dibatasi penggunaannya
dalam operasional BP DAU dalam satu periode akuntansi yang
terdiri dari:
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek adalah kegiatan yang dilakukan
dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dalam
jangka waktu di bawah 12 bulan. Investasi Jangka Pendek
terdiri dari giro dan deposito serta investasi surat berharga .
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang adalah kegiatan yang dilakukan
dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dalam
jangka waktu di atas 12 bulan. Investasi Jangka Panjang terdiri
dari giro dan deposito serta investasi surat berharga.
Giro dan Deposito
Giro dan Deposito adalah investasi untuk memanfaatkan DAU
termasuk hasil optimalisasi DAU tersebut pada bank-bank
pemerintah.
Investasi Surat Berharga
Investasi Surat Berharga adalah investasi untuk memanfaatkan
DAU yang jangka waktunya relatif lebih dari 12 (dua belas)
bulan dalam bentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Penyertaan Saham
Penyertaan Saham adalah penanaman Dana Abadi Umat
dalam bentuk saham untuk tujuan investasi jangka panjang.
Aset Tetap
Aset tetap adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
digunakan dalam kegiatan operasional penyelenggaraan
ibadah haji. Aset tetap meliputi tanah, gedung dan bangunan,
kendaraan, peralatan dan mesin, aset tetap lainnya dan
konstruksi dalam pengerjaan. Nilai dari aset tetap ini
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi
akumulasi penyusutan.
Catatan atas Laporan Keuangan -7-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

8.

9.

Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset yang tidak termasuk ke dalam aset
tetap. Aset lainnya meliputi aset tak berwujud dan aset lain-lain.
Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi DAU. Kewajiban umumnya
timbul karena

konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk


bertindak di masa lalu.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan
atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata
uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal neraca.
Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran,
perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing,
dan perubahan nilai lainnya selain perubahan nilai pasar
diperhitungkan dengan penyesuaian nilai tercatat kewajiban
tersebut.
Kewajiban diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang.
10. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset BP DAU setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas umumnya merupakan
pendapatan BP DAU dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Klasifikasi ekuitas berdasarkan Standar
Akuntansi yang Berlaku Umum.
10.1. Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas tidak terikat adalah ekuitas berupa sumber daya yang
penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu.
10.2. Unrealized Gain Selisih Kurs
Unrealized Gain diakui pada saat terjadinya laba pada sebuah
transaksi mata uang asing yang masih belum dibayar dan kurs
berubah pada saat tanggal transaksi yang disesuikan dengan
kurs tengah BI.
10.3. Unrealized Loss Selisih Kurs
Unrealized Loss diakui pada saat terjadinya kerugian pada
sebuah transaksi mata uang asing yang masih belum dibayar
dan kurs berubah pada saat tanggal transaksi yang disesuikan
dengan kurs tengah BI.
10.4. Surplus (Defisit) Tahun Berjalan
Surplus (Defisit) Tahun Berjalan berasal dari seluruh
pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya pada tahun
berjalan.
Catatan atas Laporan Keuangan -8-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

10.5. Ekuitas Terikat Temporer


Ekuitas Terikat Temporer adalah ekuitas berupa sumber daya
ekonomi yang penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi
untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu tertentu.
Pembatasan tersebut dapat berupa pembatasan waktu
dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut oleh BP
DAU.
10.6. Ekuitas Terikat Permanen
Ekuitas terikat permanen adalah ekuitas berupa sumber daya
yang penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan
tertentu.
11. Pendapatan
Pendapatan adalah hak BP DAU atas manfaat ekonomi yang
dapat digunakan dalam pengertian kepastian manfaat masa
depan yang berkaitan dengan peristiwa yang mengalir dan
menambah kekayaan BP DAU dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan terdiri dari pendapatan terikat permanen dan
pendapatan terikat temporer.
12. Pendapatan Terikat Permanen
Pendapatan Terikat Permanen merupakan penerimaan yang
bersifat menambah jumlah DAU sehingga tidak boleh
digunakan secara langsung untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan BP DAU tetapi dapat dikembangkan dengan
penempatan ke dalam berbagai bentuk usaha produktif atau
investasi. Penerimaan terikat permanen DAU terutama berasal
dari hasil efisiensi penyelenggaraan ibadah haji yaitu sisa biaya
operasional penyelenggaraan ibadah haji sebagaimana yang
termuat di dalam laporan keuangan penyelenggaraan ibadah
haji yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dalam kondisi tertentu, Dewan Pelaksana DAU dapat
menetapkan penerimaan dana selain dari hasil efisiensi
penyelenggaraan ibadah haji, misalnya hasil pengembangan
DAU, sebagai penerimaan terikat permanen yang akan
menambah besarnya jumlah DAU.
Pendapatan Terikat Permanen yang berasal dari hasil efisiensi
biaya operasional penyelenggaraan ibadah haji diakui setelah
terbitnya laporan keuangan penyelenggaraan ibadah haji yang
telah diaudit oleh BPK yang memuat besarnya sisa biaya
operasional penyelenggaraan ibadah haji pada musim haji
yang bersangkutan.
13. Penerimaan Terikat Temporer
Pendapatan Terikat Temporer merupakan penerimaan yang
berasal dari hasil pengembangan DAU dan penerimaan lainnya
yang sah. Seluruh hasil pengembangan DAU dapat digunakan
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan DAU sebagaimana
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan peraturan-peraturan
pelaksanaannya.
Catatan atas Laporan Keuangan -9-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

Penerimaan Terikat Temporer diakui sebagai penerimaan:


a. pada saat terjadinya transaksi yaitu untuk penerimaan yang
dapat diprediksi secara handal.
b. pada saat penerimaan kas yaitu untuk penerimaan yang
tidak dapat diprediksi secara handal.
14. Pendapatan Tidak Terikat
Pendapatan Tidak Terikat merupakan penerimaan berupa
hibah atau bantuan yang berasal dari masyarakat atau pihak
lain yang penggunaannya tidak mengikat dan tidak dibatasi.
Penerimaan tidak terikat diakui sebagai penerimaan pada saat
diterimanya kas oleh BP DAU.
15. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi
atau potensi jasa.
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak
dari pihak lain ke PIH tanpa diikuti keluarnya kas.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului
timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non-kas dalam
kegiatan operasional PIH.
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan
penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu.
16. Beban Program dan Kegiatan
Beban Program dan Kegiatan merupakan pengeluaran yang
digunakan untuk program pemberian bantuan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan yang bermanfaat bagi kemaslahatan
umat Islam sesuai dengan pasal 47 angka 3 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Sesuai dengan pasal tersebut program bantuan DAU meliputi:
a. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
Ibadah Haji;
b. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan dan dakwah;
c. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan
kesehatan;
d. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan sosial
keagamaan;
e. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi;
f. Program bantuan yang berkaitan dengan kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana ibadah.
Beban Program dan Kegiatan diakui sebagai beban setelah
adanya penetapan untuk pemberian bantuan sesuai dengan
ketentuan pemberian bantuan yang berlaku.
Catatan atas Laporan Keuangan -10-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

17.

18.

19.

20.

21.

Sampai dengan akhir periode pelaporan, perangkat peraturan


perundangan sebagai aturan lebih lanjut dari Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
belum ditetapkan, sehingga BP DAU belum dapat
menggunakan DAU.
Beban Pengelolaan DAU
Beban Pengelolaan DAU merupakan pengeluaran yang
digunakan untuk kegiatan-kegiatan pendukung dalam rangka
pelaksanaan kegiatan-kegiatan utama BP DAU seperti
pengelolaan dana dan pemberian bantuan. Beban Pengelolaan
DAU diakui pada saat terjadinya beban tersebut.
Beban Lain-lain
Beban lain-lain merupakan beban yang tidak termasuk dalam
kelompok beban program maupun beban pengelolaan DAU
yang meliputi antara lain beban administrasi bank, beban pajak
penghasilan, beban penyisihan/penghapusan piutang, beban
akumulasi penyusutan dan beban lainnya.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas yang terutama
diperoleh dari aktivitas penghasil utama penerimaan DAU, oleh
karena itu arus kas ini pada umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan penerimaan
dan beban yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun berjalan. Arus kas dari aktivitas operasi antara
lain dapat berupa arus kas dari deposito DAU, beban program,
beban pengelolaan dan penerimaan atau beban lain-lain.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas sehubungan dengan perolehan dan atau
pelepasan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
penerimaan dan arus kas masa depan.
Arus kas dari aktivitas investasi antara lain dapat berasal dari
saham dan transaksi pembelian dan penjualan aktiva tetap,
aktiva tak berwujud, dan aktiva lain, serta uang muka dan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. Tidak termasuk di
sini adalah penempatan dana perusahaan untuk jangka pendek
seperti deposito yang kurang dari satu tahun dan investasi
pada efek untuk diperdagangkan.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan timbul dari penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan transaksi pendanaan
jangka panjang dengan pemberi pinjaman. Arus kas dari
aktivitas pendanaan antara lain dapat berupa penerimaan kas
dari pelunasan pinjaman.
Dengan mengacu pada Standar Akuntansi yang Berlaku
Umum, arus kas dalam kelompok aktivitas pendanaan
termasuk di dalamnya penerimaan kas untuk peningkatan dana
abadi umat yang berasal dari penerimaan hasil efisiensi biaya
penyelenggaraan ibadah haji.
Catatan atas Laporan Keuangan -11-

Laporan Keuangan Dana Abadi Umat Tahun 2014 (Unaudited)

Catatan atas Laporan Keuangan -12-

Anda mungkin juga menyukai