Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. Hal. 547-9
2. Rauf S. Sindrom Nefrotik. Dalam: Catatan Kuliah Nefrologi Anak. Makassar:
Bagian
Ilmu
Kesehatan
Aak
FKUH.
Hal.
21-30
3. Cohen EP. Nephrotic Syndrome. [online] 20 December 2010 [cited 23 April
2016]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/244631-overview
4. Soewanto, Yogiantoro M., Paranawa, Mahoni CI, Mardiana N, Thaha M,
Aditiwardana, Widodo. Sindrom Glomerular. Dalam: Pedoman Diagnostik dan
Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Dalam Edisi III. Surabaya: Rumah Sakit Umum
Dokter Soetomo; 2008. Hal. 237-43
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi Sindrom Nefrotik
2. Klasifikasi Sindrom Nefrotik
3. Etiologi Sindrom Nefrotik
4. Gambaran Klinis Sindrom Nefrotik
5. Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik
menunjukkan respon yang baik terhadap terapi steroid, tetapi sebagian lagi dapat
berkembang menjadi kronik.1,2
KLASIFIKASI
I.
Histologik1,2
International Collaborative Study of Kidney Disease in Children (ISKDC)
telah menyususn klasifikasi histopatologik Sindrom Nefrotik Idiopatik (SNI) atau
disebut juga SN primer sebagai berikut:
1. Minimal change = sindrom nefrotik kelainan minimal
2. Glomerulosklerosis fokal
3. Glomerulonefritis proliferatif yang dapat bersifat:
- Difus eksudatif
- Fokal
- Pembentukan crescent (bulan sabit)
- Mesangial
- Membrano proliferative
4. Nefropati membranosa
5. Glomerulonefritis Kronik
Dari kelima bentuk kelainan histologik SNI ini maka sindrom nefrotik kelainan
minimal merupakan kelainan histologik yang paling sering dijumpai (80%).
II.
Penyebab1,2
1. Penyebab Primer
Umumnya tidak diketahui kausanya dan terdiri atas SNI dengan kelainan
histologik menurut pembagian ISKDC.
2. Penyebab Sekunder, dari penyakit/kelainan:
- Sistemik:
o Penyakit kolagen seperti Systemic Lupus Erythematous, ScholeinHenoch Syndrome
o Penyakit perdarahan: Hemolytic Uremic Syndrome
o Penyakit keganasan: Hodgkins Disease, Leukemia
- Infeksi
- Malaria, Schistosomiasis mansoni, Lues, Subacute Bacterial Endocarditis,
Cytomegalic Inclusion Disease.
- Metabolik:
Diabetes Mellitus, Amyloidosis
III.
Terjadinya2
1. SN Kongenital
Pertama kali dilaporkan di Finlandia sehingga disebut juga SN tipe Finlandia.
Kelainan ini diturunkan melalui gen resesif. Biasanya anak lahir premature
(90%), plasenta besar (beratnya kira-kira 40% dari berat badan). Gejala
asfiksia dijumpai pada 75% kasus.
Gejala utama berupa edema, asites biasanya tampak pada waktu lahir atau
dalam minggu pertama. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai
hipoproteinemia, proteinuria massif dan hiperkolesterolemia.
Gejala klinik yang lain berupa kelainan kongenital pada muka seperti hidung
kecil, jarak kedua mata melebar, telinga letaknya lebih rendah dari normal.
Prognosis jelek dan meninggal karena infeksi sekunder atau kegagalan ginjal.
Salah satu cara untuk menemukan kemungkinan kelainan ini secara dini ialah
pemeriksaan kadar alfa feto protein cairan amnion yang biasanya meninggi.
2. SN yang didapat:
Termasuk di sini SN primer yang idiopatik dan sekunder.
ETIOLOGI
Seperti telah dijelaskan pada klasifikasi, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh GN
primer dan sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung
(connective tissue disease), obat atau toksin, dan akibat penyakit sistemik.1,2
Klasifikasi dan Penyebab Sindrom Nefrotik
Glomerulonefritis primer:
- GN lesi minimal
- Glomerulosklerosis fokal
- GN membranosa
- GN membrano proliferatif
- GN proliferatif lain
Glomerulonefritis Sekunder:
Infeksi:
- HIV, hepatitis virus B dan C
- Sifilis, malaria, skistosoma
- Tuberculosis, lepra
Keganasan:
- Adenosarkoma paru, payudara, kolon, limfoma Hodgkin, myeloma multiple
dan karsinoma ginjal.
- Penyakit jaringan penghubung:
Lupus eritematosus sistemik, arthrtitis rheumatoid, MCTD (mixed
connective tissue disease)
- Efek obat dan toksin:
Obat antiinflamasi non steroid, preparat emas, penisilinamin, probenesid, air
raksa, kaptopril, heroin
- Lain-lain:
Diabetes Mellitus, amiloidosis, pre-eklamsia, rejeksi alograf kronik, refluks
vesikoureter, atau sengatan lebah. Glomerulonefritis primer atau idiopatik
merupakan penyebab SN yang paling sering. Dalam kelompok GN primer,
GN lesi minimal, glomerulosklerosis fokal segmental, GN membranosa, GN
membranoproliferatif merupakan kelainan histopatologik yang sering
ditemukan.1,2
GAMBARAN KLINIS
Gejala SN adalah urin berbuih (proteinuria), kaki berat dan bengkak, dingin dan
tidak rasa, penderita merasa lemah dan mudah lelah (keseimbangan nitrogen negatif),
anoreksia, diare. Edema merupakan gejala utama, bervariasi dari bentuk ringan sampai
berat (anasarka) dan merupakan gejala satu-satunya yang nampak. Edema mula-mula
Nampak pada kelopak mata terutama waktu bangun tidur. Edema yang hebat atau
anasarka sering disertai edema pada genitalia eksterna. Selain itu edema anasarka ini
dapat menimbulkan diare dan hilangnya nafsu makan karena edema mukosa usus. Hernia
umbilikalis, dilatasi vena, prolaps rektum, dan sesak napas dapat pula terjadi akibat
Pendamping,