KENAKALAN REMAJA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aji Suseno
Hesti Apria
Dian Mulyana Dewi
Khalimatu Syakdiah
Indah Puspita Sari
Septiani
Saputra Prasetyo
Putu Novi Suardane
Hendi Pratama
2.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan
memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang
paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran
bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar.
Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja
sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja
hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat,
dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18
tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola
hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal
ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut
sebagai kenakalan remaja.
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang
ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
3
Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anakanak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
2.
Kartono
Kenakalan
remaja
atau
dalam
bahasa
inggris
di
kenal
dengan
istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial.
3.
Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidakdapat di terima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
4.
Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
5.
Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa
maka akan mendapat sangsi hukum.
1.
Faktor Internal
a)
Faktor Kepribadian
Kepribadian
adalah
suatu
organisasi
yang
dinamis
pada
system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa
remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai
suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk
menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
b)
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak
disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat
melanggar tatanan hidup bersama sebagai
tubuhnya.
c)
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada
saat kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana yang diberikan oleh
masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.
Faktor Eksternal
a.
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan
penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi
tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda
dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan
penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
penyimpangan di kalangan anak muda.
c.
tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila
individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan
mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.
d.
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan
tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain
terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan
perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan
tindakan-tindakan menyimpang.
e.
komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak
mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut
belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
2.3
tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat
pada orang tua dan saudara;
e) Merokok;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok sekolah
h) Membolos dan
i)
j)
Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan
masyarakat itu sendiri.
2.4 Upaya mengatasi kenakalan remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya
perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat
masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidangbidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan
melalui cara berikut:
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
6.
7.
1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja
itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu
mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya
sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut
jera dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus
ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan
kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus
dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan
hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak
bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari
sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran
maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan
peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan
pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis
pelanggaran tata tertib sekolah.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini.
2.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3.
4.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan
mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala
usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa
yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai
anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan
kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari
orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar
dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orangorang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
3.2 Saran
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangat dalam
keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak
bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua
harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua
sebagai seorang sahabat terpercaya.
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi
yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta
dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri
siswa.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan
Negara dan bangsa yang sukses.
11
Daftar Pustaka
http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2014/06/contoh-makalah-tentang-kenakalanremaja.html
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan.Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW
beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas karya tulis yang diberi judul Kenakalan Remaja ini ialah suatu karya tulis
yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan prasyarat dari
aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyelesain karya tulis ini , penulis banyak mengalami kesulitan , terutama
disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang didapatkan penulis karena hanya
mengandalkan pengamatan dilingkungan sekitar sebagai bahan penyusun karya tulis.Pada
akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing kami. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta
keridhoan-Nya kepada kita semua , amin.
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki
kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan
untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh
pembaca.
Batumarta,
Oktober 2016
Penulis
ii
13
DAFTAR ISI
.. iii
Pendahuluan
1.1
LatarBelakang....................
1.2
1.3
Rumusan Masalah........................... 2
BAB II.
Pembahasan
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
BAB III.
Penutup
a. Simpulan ...............
11
b.
11
Daftar Pustaka
14
iii