SIFILIS
4151141512
Kuseti
4151141482
4151141508
4151141077
4151141009
SIFILIS
Meskipun insiden sifilis kian menurun, penyakit ini tidak dapat diabaikan,
karena merupakan penyakit berat. Hampir semua alat tubuh dapat diserang,
termasuk sistem kardiovaskular dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita
sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis
kongenital yang dapat menyebabkan kelainan bawaan dan kematian. Istilah lain
untuk penyakit ini yaitu raja singa sangat tepat karena keganasannya.2
A.
Definisi
Sifilis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi Treponema
B.
Epidemiologi
Kebanyakan kasus infeksi didapat dari kontak seksual langsung dengan orang
yang menderita sifilis aktif baik primer ataupun sekunder. Penelitian mengenai
penyakit ini mengatakan bahwa lebih dari 50% penularan sifilis melalui kontak
seksual. Biasanya hanya sedikit penularan melalui kontak nongenital (contohnya
bibir), pemakaian jarum suntik intravena, atau penularan melalui transplasenta
dari ibu yang mengidap sifilis tiga tahun pertama ke janinnya. Prosedur skrining
transfusi darah yang modern telah mencegah terjadinya penularan sifilis.1,2
Insidens sifilis di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04-0,52%.
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi di Amerika Selatan.
Berdasarkan umur. WHO memperkirakan bahwa terdapat 12 kasus baru pada
tahun 1999, dimana lebih dari 90% terdapat di Negara berkembang. Angka
kejadian tertinggi di Amerika terjadi pada usia 20-24 tahun yaitu 13,8 kasus per
100.000 populasi dan 25-29 tahun dengan 12,1 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 2011. Di Bagian Ilmu Kesahatan Kulit dan Kelamin FK UI penderita yang
terbanyak ialah stadium laten, di susul sifilis stadium I yang jarang, dan yang
langka ialah sifilis stadium II.1,2
C.
Etiologi
Treponema
pallidum
merupakan
spesies
Treponema
dari
family
sifilis,
Treponema
pallidum
sub
species
pertenue
yang
D.
Patogenesis
1.
Stadium dini
Pada sifilis yang didapat Treponema pallidum masuk kedalam kulit melalui
Stadium lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, rupanya treponema dalam
keadaan dominan. Meskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita.
Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat tiba-tiba berubah, sebabnya
belum jelas, mungkin trauma merupakan salah faktor presipitasi. Pada saat itulah
muncul Stadium III berbentuk guma. Meskipun pada guma tersebut tidak dapat
ditemukan treponema pallidum, reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan
berlangsung bertahun-tahun. Setelah mengalami masa laten yang bervariasi guma
tersebut timbul di tempat-tempat lain.1,2
E.
Gambaran Klinis
Durasi
beberapa 3 minggu
lesi
biasanya
pada
genital
atau
plak
berskuama
yang
ditemukan
hepatitis,
dan
glomerulonephritis.
Dapat
ditemukan
limfadenopati
nyeri
kepala,
demam
dan
myalgia.
Sifilis Stadium Lanjut
Sifilis laten
Asimptomatik
Dini:
<1
tahun
Lanjut:
Sifilis tersier -
tahun
Lesi berupa nodul, plak, atau ulkes pada 1-46 tahun
Guma
Sifilis tersier -
Kardiovaskular
>1
torakalis)
Regurgitasi aorta
Sifilis tersier -
Stenosis osteum
Meningitis
>2 tahun 20
Neurosifilis
tahun
Meningovaskular
sifilis
(stroke,
myelitis)
Neurosifilis
parenkim
(paresis
Durasi
Dari lahir
Rinitis
<2 tahun
juga
ditemukan
epifisitis,
Lanjut
periostitis,
osteokondritis,
anemia,
Persisten >2
Limfadenopati
tahun setelah
Hepatosplenomegali
kelahiran
Kerusakan tulang
Anemia
Gigi Hutchinson dan mulberry molar
Neurosifilis
Gambaran klinis yang pertama muncul berupa tukak yang dapat terjadi
dimana saja di daerah genitalia eksterna, terjadi setelah 3 minggu kontak. Lesi
dapat khas akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya satu,
meskipun dapat juga multiple. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami
erosi, teraba keras karena terdapat indurasi. Permukaan dapat tertutup krusta dan
terjadi ulserasi. Ukuran lesi bervariasi dapat beberapa mm, sampai dengan 1-2 cm.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dan keras. Bila tidak disertai infeksi
bakteri lain, maka akan berbentuk khas dan hampir tidak ada rasa nyeri. Pada pria
selalu disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal medial unilateral atau bilateral.
Tukak jarang terlihat pada genitalia eksterna wanita, karena lesi sering
pada vagina atau serviks. Spekulum dapat digunakan untuk melihat lesi di daerah
serviks, lesi berupa erosi atau ulserasi yang dalam. Lesi primer tidak selalu
ditemukan pada genitalia eksterna, akan tetapi juga dapat di luar genitalia sperti
pada bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. Tanpa di beri pengobatan, lesi
primer akan sembuh spontan dalam waktu 4 sampai 6 minggu. 1,2
F.
Diagnosis banding
Lesi pada genitalia harus dipertimbangkan beberapa jenis penyakit,
terutama bila tanda klinis dan pemeriksaan laboratorium untuk sifilis ternyata
negatif. Ulkus mole dibedakan dari tukak yang disebabkan oleh Treponema
pallidum, lesi awalnya berupa papul kecil dengan eritema ringan di sekelilingnya.
Lesi akan menjadi ulkus dalam waktu 48 jam setelah timbul lesi awal, dan segera
diliputi oleh eksudat nekrotikan kuning keabu-abuan. Ulkus bersifat multiple,
sangat nyeri terutama bila terkena pakaian atau urin, tepi tidak rata berbatas tegas.
Dasar ulkus rapuh, kotor, mudah berdarah, nekrotik. Penyakit ini sering
ditemukan pada pria heteroseksual. Pada wanita sulit ditentukan oleh karena
sering ditemukan kasus asimtomatik. Keluhan pada wanita seringkali tidak
10
G.
Pemeriksaan penunjang
Penegakan diagnosis sifilis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan
laboratorium berupa
1.
di peroleh dari bagian dasar lesi dengan cara menekan lesi sehingga serum
akan keluar. Bahan aspirasi dari kelenjar limfe juga dapat digunakan
sebagain bahan pemeriksaan. Sediaan diperiksa dengan mikroskop lapangan
gelap menggunakan minyak imersi. T. Palidum berbentuk ramping, gerakan
lambat, dan angulasi. Harus hati-hati membedakan Treponema yang lain
yang ada di daerah genital.
2.
Mikroskop fluoresensi
11
berbagai variasi antibodi. Deteksi antbodi yang terdapat dalam tubuh pasien
yang terinfeksi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk
mendiagnosis dan skrining sifilis. Beberapa tes yang dikenal sehari-hari
yang mendeteksi antibodi nonspesifik akan tetapi dapat menunjukan reaksi
dengan IgM dan juga IgG, ialah :
a. Test yang menentukan antibodi nonspesifik diantaranya tes
wasserman, tes kahn, tes VDRL (Venereal Diseases Research
Laboratory), tes RPR (Rapid Plasma Reagin), tes automated regain.
Pemeriksaan antibodi non-spesifik terhadap treponema yang sering
dilakukan adalah VDRL dan RPR. VDRL dan RPR dilakukan untuk
mendeteksi antibodi terhadap kardiolipin, yaitu suatu komponen dari
sel membran mamalia yang terbentuk karena modifikasi oleh T.
pallidum. Pemeriksaan ini menjadi reaktif dalam waktu sekitar 4-5
minggu setelah infeksi. Pada sifilis primer 80% pasien ditemukan
hasil pemeriksaan RPR reaktif dengan titer 1:16. Pada sifilis
sekunder pemeriksaan RPR selalu reaktif umumnya titer 1:16.
Sebanyak 60% pasien sifilis primer yang telah mendapatkan
pengobatan adekuat, 4 bulan setelah pengobatan titer antibodi
nonspesifik akan menjadi nonreaktif dan pada 12 bulan hampir semua
pasien menunjukkan titer yang nonreaktif. Pada pasien sifilis sekunder
12
dapat
menjadi
nonreaktif
tanpa
pengobatan.
Sensitifitas
bacterial
Smallpox
Tifoid
Yellow fever
13
Penyakit otoimun
Kondisi lain
14
Gambar 1.1 Cara pemeriksaan sifilis dengan tes cepat (rapid test)
RPR/VDRL
Nonreaktif
Positif Palsu
(0,3-1% populasi
umum)
TPHA/TP Rapid
Sifilis
Ulkus
genital
Sifilis
Primer
Sifilis
Ruam kulit
tidak gatal
Pembesaran
KGB
Sifilis
Sekunder
Asimptomatik
Laten
Ulangi TPHA/TP
rapid 1-3 bulan
Positif palsu
Bukan sifilis
15
H.
Penatalaksanaan
Menggunakan Penisilin yang long acting. Pemberian penisilin oral tidak
dianjurkan, sebab konsentrasi dalam serum rendah akibat absorpsi yang kurang
baik. Pengobatan tidak hanya untuk membunuh kuman di dalam darah tapi juga di
dalam jaringan terutama limfe dan susunan saraf pusat.1,2,5,6
Pilihan penisilin harus memenuhi syarat, yaitu sedikit efek samping,
tersedia, relatif murah, dapat disimpan pada berbagai suhu, diperlukan jenis yang
mempunyai absorbsi rendah. 1,2,5,6
1. Penisilin G prokain dalam akua, bila diberikan dalam dosis 600.000 u akan
mencapai konsentrasi yang dibutuhkan dalam serum.
2. PAM (Penisilin G prokain + 2% alumunium monostearat) dan Benzathine
penisilin G, dapat diberikan sekali suntik untuk jangka tertentu yang
dihitung jumlah unitnya. Dianjurkan pemberian 2,4 MU sekali suntik
untuk pengobatan sifilis dini (untuk 3-4 minggu).
Antibiotika lain dapat digunakan kecuali aminoglikosida (streptomisin dan
gentamisin), sebab tidak efektif untuk T. palllidum. Sefalosporin, termasuk
16
sefaloridine,
tetrasiklin,
eritromisin,spiramisin,
dan
kloramfenikol
dapat
17
Pasien dengan sifilis dini dan telah diterapi adekuat harus dievaluasi secara
klinis dan tes serologis VDRL/RPR
Tahun pertama: bulan ke 3, 6, 9, 12
Tahun kedua: bulan ke 18 dan 24
Evaluasi T.S.S (V.D.R.L) dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
b.
c.
tidak teraba lagi, dan V.D.R.L negatif. Pada sifilis dini yang diobati T.S.S
(V.D.R.L/R.P.R) akan menjadi negatif dalam waktu 3 6 bulan. Pada 16%
kasus tetap positif dengan titer rendah selama setahun atau lebih, tetapi
akan menjadi negatif setelah 2 tahun.
Tindak lanjut dilakukan setelah 3, 6, dan 12 bulan sejak selesai
pengobatan. Setelah setahun diperiksa likuor serebrospinalis. Kasus yang
mengalami kambuh serologik atau klinis diberikan terapi ulang dengan
dosis dua kali lebih banyak. Terapi ulang juga untuk kasus seroresisten
yang tidak terjadi penurunan titer serologik setelah 6 12 bulan setelah
terapi.
18
Terapi ulang diberikan pada keadaan gagal terapi atau reinfeksi. Pada
keadaan ini, berdasarkan pedoman tata laksana sifilis untuk pelayanan
kesehatan dasar tahun 2014, diberikan terapi benzatin penisilin G 2,4 juta
unit IM, Sesuai stadium sifilis. Namun, menurut pedoman CDC pasien
diberikan terapi benzatin penisilin G 2,4 juta unit IM, 3 Dosis, dengan
interval 1 minggu (kecuali bila pemeriksaan CSF menunjukkan
neurosifilis)
19
J.
infeksi, atau lebih dari 2 tahun, sifilis kardiovaskuler, sifilis benigna, kecuali
neurosifilis.
a) Penisilin G benzatin 2,4 juta unit, IM setiap minggu, selama 3 x
berturut-turut, atau
b) Dengan penisilin G prokain 600.000 IM setiap hari selama 21 hari
Pola pengobatan sifilis lebih dari dua tahun kurang mantap bila
dibandingkan dengan sifilis dini. Cairan sumsum tulang belakang harus
diperiksa, untuk melihat kemungkinan terdapat kelainan. Pemberian
penisilin untuk sifilis laten lebih dari 2 tahun menunjukkan hasil yang baik,
sebab dapat menahan penyakit sehingga dapat mencegah sifilis tertier.
Bila alergi terhadap penisilin, sebagai obat alternatif diberikan
tetrasiklin dan eritromisin. Tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan
penisilin. Doksisiklin 200 mg sehari secara oral diberi selama > 30 hari.
Dapat dipertimbangkan pemberian selama > 30 hari terhadap sifilis lanjut
dengan komplikasi. Gumma pada benigna lanjut sekarang sangat jarang dan
pemberian penisilin menunjukkan hasil yang baik dengan tingkat
penyembuhan yang baik.
K.
Pencegahan
1. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
2. Menggunakan kondom bila melakukan hubungan seksual selain pasangan
tetap.
20
L.
Komplikasi
Reaksi Jarish-Herxheimer : reaksi ini dapat berupa demam, sakit kepala,
M.
Prognosis
Pemberian penisilin pada sifilis membuat prognosisnya menjadi lebih
21
DAFTAR PUSTAKA