Anda di halaman 1dari 9

Fruktosa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lompat ke: navigasi, cari


D-Fruktosa

Nama IUPAC[sembunyikan]
1,3,4,5,6-Pentahydroxy-2-hexanone
Nama sistematis[sembunyikan]
1,3,4,5,6-Pentahydroxy-2-hexanone

Nama lain[sembunyikan]
gula buah,[1] levulosa,[2] D-fruktofuranosa, D-fruktosa, Darabino-heksulosa

Identifikasi

Nomor CAS

57-48-7

PubChem

5984

Nomor EC

200-333-3

KEGG

C02336

ChEBI

28645

ChemSpider

388775

Kode ATC
O[C@H]1[C@H](O)[C@H]

SMILES

(O[C@]1(O)CO)CO
1/C6H12O6/c7-1-3-4(9)5(10)6(11,2-8)12-3/h3-

InChI

5,7-11H,1-2H2/t3-,4-,5+,6-/m1/s1

Sifat
Rumus kimia

C6H12O6

Massa molar

180.16 g mol1

Densitas

1.694 g/cm3

Titik lebur
Bahaya
LD50

15000 mg/kg (intravenous,


rabbit)[3]
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)

Glukosa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi

Terperiksa

Lompat ke: navigasi, cari


D-Glukosa

Nama sistematis[sembunyikan]
(2R,3S,4R,5R)-2,3,4,5,6-Pentahydroxyhexanal

Nama lain[sembunyikan]
Gula darah

Dekstrosa
Gula jagung
D-Glukosa

Gula anggur

Identifikasi
Singkatan

Glc

Nomor CAS

50-99-7

PubChem

5793

Nomor EINECS

200-075-1

KEGG

C00031

MeSH

Glucose

ChEBI

4167

ChemSpider

5589

Nomor RTECS

LZ6600000

Kode ATC
SMILES

OC[C@H]1OC(O)[C@H](O)[C@@H](O)
[C@@H]1O

Referensi Beilstein

1281604

Referensi Gmelin

83256

3DMet

B04623
Sifat

Rumus kimia

C6H12O6

Massa molar

180.16 g mol1

Penampilan

Bubuk putih

Densitas

1.54 g/cm3

Titik lebur
Kelarutan dalam
air

-D-glukosa: 146C
-D-glukosa: 150 C (302 F; 423 K)
909 g/1 L (25 C (77 F))
Termokimia

Entalpi

1271 kJ/mol [1]

pembentukan
standar (fHo)
Entalpi
pembakaran
standar cH

2805 kJ/mol

o
298

Entropi molar
o

standar (S )

209.2 JK1mol1[2]

Kapasitas kalor (C) 218.6 JK1mol1[2]


Bahaya

1
0
0

NFPA 704

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi

Model pengisi ruang molekul glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,
terutama pada industri pangan.

Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (-D-glukopiranosa)

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung


enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon
dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil
untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di
luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan
dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat
menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu
banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga
akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang
tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju
glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang
reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan
saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Bentuk rantai D-Glukosa.

Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga
akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk
ATP.[3] Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.[4]
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen
merupakan polimer glukosa umum polisakarida).
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam
kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi
cahaya ke kiri.
Daftar isi

[sembunyikan]
1 Isomerisme
2 Sintesis
3 Peran dalam metabolisme
4 Lihat pula
5 Referensi
6 Pranala luar

Isomerisme[sunting | sunting sumber]

Glukosa berubah dari proyeksi Fischer ke proyeksi Haworth.

Gula terdapat dalam dua enantiomer ( isomer cermin), D-glukosa dan L-glukosa, tapi pada
organisme, yang ditemukan hanya isomer D-isomer. Suatu karbohidrat berbentuk D atau L
berkaitan dengan konformasi isomerik pada karbon 5. Jika berada di kanan proyeksi Fischer,
maka bentuk cincinnya adalah enantiomer D, kalau ke kiri, maka menjadi enantiomer L.
Sangat mudah diingat, merujuk pada D untuk "dextro, yang merupakan akar bahasa Latin
untuk "right" (kanan), sedangkan L untuk "levo" yang merupakan akar kata "left" (kiri).
Struktur cincinnya sendiri dapat terbentuk melalui dua cara yang berbeda, yang menghasilkan
glukosa- (alfa) jeungt (beta). Secara struktur, glukosa- jeung - berbeda pada gugus
hidroksil yang terikat pada karbon pertama pada cincinnya. Bentuk memiliki gugus
hidroksil "di bawah" hidrogennya (sebagaimana molekul ini biasa digambarkan, seperti
terlihat pada gambar di atas), sedangkan bentuk gugus hidroksilnya berada "di atas"
hidrogennya. Dua bentuk ini terbentuk bergantian sepanjang waktu dalam larutan air, hingga
mencapai nisbah stabil : 36:64, dalam proses yang disebut mutarotasi yang dapat
dipercepat.[5]

Sintesis[sunting | sunting sumber]


1. sebagai hasil fotosintesis pada tumbuhan dan beberapa prokariota.
2. terbentuk dalam hati dan otot rangka dari pemecahan simpanan glikogen (polimer
glukosa).
3. disintesis dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses yang disebut
glukoneogenesis.

Peran dalam metabolisme[sunting | sunting sumber]


Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori
(17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan
mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam
produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi
protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme
lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

Larutan glukosa 5%

Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini
kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan
otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan
dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun
lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara
langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari
pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Isomaltulosa

Referensi[sunting | sunting sumber]


1.

^ Ponomarev, V. V.; Migarskaya, L. B. (1960), "Heats of combustion of some


amino-acids", Russ. J. Phys. Chem. (Engl. Transl.) 34: 118283.

2.

^ a b Boerio-Goates, Juliana (1991), "Heat-capacity measurements and


thermodynamic functions of crystalline -D-glucose at temperatures from 10K to
340K", J. Chem. Thermodynam. 23 (5): 4039, doi:10.1016/S0021-9614(05)80128-4.

3.

^ Medical Biochemistry at a Glance @Google books, Blackwell Publishing, 2006,


p. 52, ISBN 978-1-4051-1322-9

4.

^ Medical Biochemistry at a Glance @Google books, Blackwell Publishing, 2006,


p. 50, ISBN 978-1-4051-1322-9

5.

^ Kirschner, Karl N.; Woods, Robert J. (2001), "Solvent interactions determine


carbohydrate conformation", Proc. Natl. Acad. Sci. USA 98 (19): 1054145,
doi:10.1073/pnas.191362798, PMC 58501, PMID 11526221

Anda mungkin juga menyukai