Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR PENELITIAN

Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkeloia,


sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadat) suatu masalah
spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
Intinya, penelitian memberikan informasi yang cliperlukan untuk memandu
manajer mengambil keputusan yang terinfomasi agar bisa memecahkan
masalah secara sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari analisis
mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang
telah tersedia (dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa
kuantitatif (yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur) atau
kualitatif (yang dihasilkan dari jawahan yang luas terhadap pertanyaan spesifik
dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka dalam
kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah
ada sebelumnya).
Dalam bisnis, penelitian terutama dilakukan untuk memecahkan isu-isu
problematik dalam, atau saling terkait di antara bidang akuntansi, keuangan,
manajemen, dan pemasaran. Dalam Akuntansi (Accounting), sistem, praktik,
dan prosedur kendali anggaran sering diperiksa. Metode biaya persediaan,
akselerasi depresiasi, kecenderungan pendapatan triwulan deret waktu,
biaya transfer, tingkat pemulihan kas, dan metode pajak adalah
sejumlah bidang yang sering diteliti. Dalam Keuangan (Finance), operasi
institusi keuangan, rasio keuangan optimum, merger dan akuisisi, leveraged
buyout, keuangan antar perusahaan, pendapatan hipotek, perilaku pasar
saham,
dan
semacamnya,
menjadi
fokus
investigasi.
Penelitian
Manajemen (Management) bisa mencakup studi sikap dan perilaku karyawan,
manajemen sumber daya manusia, pengaruh peruhahan demografis terhadap
praktik manajemen, manajemen operasi produksi, formulasi strategi, sistem
informasi, dan semacamnya. Penelitian Pemasaran (Marketing)dapat
meliputi
isu-isu
yang
berkaitan
dengan
citra
produk,
iklan,
promosipenjualan, distribusi, pengemasan, harga, layanan pumajual,
preferensi konsumen,pengembangan produk baru, dan aspek pemasaran
lainnya.
PENELITIAN: TERAPAN DAN DASAR
Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang satu
adalah untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh
manager dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu.
Misalnya, sebuah produk tertentu mungkin tidak laku dan manajer harus
menemukan alasan di balik hal tersebut dalam rangka mengambil
tindakan
perbaikan.
Penelitian
semacam
itu
disebut penelitian
terapan (applied research). Yang
lain
adalah
untuk
menghasilkan
pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah
tertentu
yang
terjadi dalam
organisasi
dapat
diselesaikan.
Ini
disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa sejumlah
organisasi di kemudian hari menerapkan pengeratuan yang diperoleh
melalui temuan dan penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan

masalah mereka sendiri. Misalnya, seorang profesor universitas mungkin


tertarik
untuk
menyelidiki
faktor-faktor
yang
menyebabkan
absensi, semata-mata sebagai minat akademik. Setelah mengumpulkan
informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan menganalisis data,
profesor tersebut mungkin menemukan faktor seperti jam kerja yang tidak
fl eksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang
rendah sebagai hal-hal yang memengaruhi absensi. Belakangan, seorang
manajer yang menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat
menggunakan informasi tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor
tersebut relevan dengan kondisi kerja di perusahaannya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud
menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang
dialami
dalam
perusahaan disebut
penelitian
terapan (applied
research). Penelitian
yang
terutama
dilakukan untuk
meningkatkan
pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks
organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya disebut penelitian
dasar atau fundamental (basic or fundamental research). Hal tersebut juga
dikenal
sebagai penelitian
mumi (pure
research). Penemuan
dari
penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan
dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti itu biasanya
belakangan diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi.
MANAJER DAN PENELITIAN
Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding
manajer yang tidak memiliknya. Meskipun Kita mungkin tidak melakukan
penelitian apa pun sendiri sebagai seorang manajer, Kita perlu memahami,
memperkirakan, danmengendalikan peristiwa yang merugikan organisasi.
Misalnya, sebuah produk yang baru dikembangkan mungkin tidak dapat
"diluncurkan," atau suatu investasi keuangan mungkin tidak dapat "dibayar"
seperti yang diharapkan. Fenomena yang mengganggu semacam itu
perlu dipahami dan dijelaskan. Kecuali hal ini dilakukan, adalah tidak mungkin
untuk memperkirakan masa depan produk atau prospek investasi tersebut, dan
bagaimana bencana besar di masa depan dapat dikendalikan. Penguasaan
terhadap
metode
penelitian
dapat
membuat
manajer
mampu
untuk memahami, memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Sebuah pikiran yang mungkin terlintas dalam benak Kita adalah bahwa,
karena Kita mungkin akan menugaskan peneliti untuk memecahkan masalah
dan bukan melakukan sendiri penelitian, tidak ada gunanya untuk bersusah-payah
mempelajari penelitian. Alasan tersebut menjadi jelas jika seseorang
mempertimbangkan konsekuensi kegagalan ketika melakukan hal tersebut.
Dengan kerumitan organisasi modem yang belum pemah ada sebelumnya, dan
ketidakpastian lingkungan yang mereka hadapi, manajemen sistem organisasi
telah menjadi sebuah ,masalah konstan dalam dunia kerja. Hal tersebut
dapat membantu jika manajer dapat merasakan, menentukan, dan
menangani masalah sebelum segatanya tidak dapat diatasi. Pengetahuan
mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah menolong manajer
mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut terjadi di luar

kendali. Meskipun masalah kecil bisa diselesaikan oleh manajer, masalah besar
menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang memahami
penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka. Pengetahuan
mengenai proses penelitian, desain, dan interpretasi data juga membantu
manajer untuk membedakan penerima temuan penelitian yang ditampilkan
dan untuk menentukan apakah solusi yang direkomendasikan tepat untuk
dililpatartakan atau tidak.
Alasan lain mengapa manajer profesional saat ini perlu mengetahui tentang
metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi lebih mampu
membedakan ketika menyaring sebaran informasi dalam jumal-jumal bisnis.
Beberapa artikel jumal lebih ilmiah dan objektif dibanding iainnya. Bahkan di
antara artikel ilmiah,beberapa lebih tepat untuk diaplikasi atau diadaptasi
oleh organisasi dan situasitertentu dibanding lainnya. Inilah fungsi desain
sampling, jenis organisasi yangdipelajari, dan faktor lain yang dilaporkan
dalam artikel jumal. Kecuali jika manajer mampu memahami sepenuhnya
apa yang publikasi penelitian empiris benar-benar ungkapkan, mereka bisa
keliru dalam menggabungkan beberapa saran yang publikasi semacam itu
tawarkan. Dengan bukti yang sama, manajer dapat sukses menangani
masalah mereka sendiri dengan penghematan besar biaya dan mempelajari
hasil dari publikasi penelitian yang "baik" yang menampilkan isu-isu serupa.
Masih ada beberapa alasan lain mengapa manajer profesional sebaiknya
memahamipenelitian dan metode penelitian dalam bisnis :
1.
Pengetahuan tersebut mempertajam kepekaan manajer terhadap banyak
sekali variabel yang berhubungan dalam suatu situasi dan terus mengingatkan
mereka tentang multikausalitas dan multifinaiitas fenomena, sehingga
menjauhkan dugaan yang tidak tepat dan simplistik mengenai satu variabel
yang "menyebabkan" variabel lain.
2.
Jika manajer memahami laporan penelitian terkait organisasi mereka yang
disusun oleh profesional, mereka akan diperlengkapi untuk menentukan risiko
secara cerdas, ilmiah, dan penuh perhitungan dengan pengetahuan tentang
probabilitas kesuksesan atau kegagalan keputusan mereka. Penelitian kemudian
menjadi alat pengambilan keputusan yang berguna dibandingkan banyak sekali
informasi statistik yang tidak terpahami.
3.
Karena manajer menjadi lebih memahami tentang investigasi ilmiah,
kepentingan pribadi di dalam atau luar organisasi pun tidak akan
berlaku. Misalnya, sebuah kelompok penelitian intemal dalam organisasi tidak akan
mampu menyimpangkan-informasi atau memanipulasi temuan untuk kepentingan
mereka sendiri jika manajer menyadari bias yang dapat menyusup ke dalam
penelitian dan
mengetahui
bagaimana
data
dianalisis
dan
diinterpretasi.
4.
Pengetahuan tentang penelitian menolong manajer mengaitkan dan
membagikan informasi terkait dengan peneliti atau konsultan yang disewa
untuk memecahkan masalah.
Singkat kata, memahami penelitian dan metode penelitian membantu
manajerprofesional untuk:
1.
Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam
kontekspekerjaan.

2.
Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan
yang buruk.
3.
Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh dan
efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu situasi.
4.
Memperhitungkan
risiko
dalarri
pengambilan
keputusan,
mengetahuisepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan
keluaran(outcome) yang berbeda.
5.
Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi situasi.
6.
Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang .disewa secara
lebih efektif.
7.
Menggabungkan
pengalaman
dengan
pengetahuan
ilmiah
ketikamengambil keputusan.

BAB 2
INVESTIGASI ILMIAH
Ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah dapat didaftarkan
sebagai berikut:
1.
Tujuan jelas
2.
Ke t e p a t a n
3.
Dapat Diuji
4.
Dapat Ditiru
5.
Ketelitian dan Keyakinan
6.
Objektivitas
7.
Dapat Digeneralisasi
8.
Hemat
Berikut ini penjelasannya :
Tujuan jelas
Manager memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang
jelas.Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap, organisasi, di
samping
manfaat
lain
penelitian
tersebut
dalam
banyak
bidang.
Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian,
absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja, yang kesemuanya tentu akan
menguntungkan organisasi. Penelitian tersebut dengan demikian mempunyai sebuah
fokus tujuan yang jelas.
Ke t e p a t a n
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada
sebuahstudi.dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti tingat kehatianhatian dalam investigasi penelitian.
Dapat Diuji
Bila, setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi dan
mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen
organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai
bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat
diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan
untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti mungkin menghipotesiskan bahwa
karyawan yang merasakan kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini
adalah hipotesis yang dapat diuji setelah data dikumpulkan.
Analisis korelasi akan menunjukkan apakali hipotesis tersebut diterima
atau tidak. Penggunaan beberapa uji lainnya, seperti uji chi-square dan ujit. Penelitian ilmiah dengan demikian menguji secara logis hipotesis yang
disusun untuk melihat apakah data mendukung perkiraan atau hipotesis
yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap situasi masalah. Dengan
demikian, dapat diuji menjadi ciri lain dari penelitian ilmiah.
Dapat Ditiru
Hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis
penelitian serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut
terjadi (misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan memperoleh keyakinan
dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak hanya

bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi


yang sebenamya. Dengan demikian,Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari
penelitian ilmiah.
Ketelitian dan Keyakinan
Dalam penelitian manajemen kita jarang mempunyai kemewahan untuk
menarik kesimpulan "pasti" berdasarkan basil dari analisis data. Hal
tersebut karena kita tidak dapat mempelajari keseluruhan item, peristiwa,
atau populasi yang berkaitan, dan terpaksa mendasarkan temuan kita pada
sampel yang kita ambil dari keseluruhan. Dalam segala kemungkinan, sampel
dalam pertanyaan mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang setepattepatnya dari fenomena yang kita coba pelajari. Kesalahan pengukuran dan
masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias atau kesalahan dalam temuan
kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu cara yang
memastikan bahwa -temuan kita sedekat mungkin dengan realitas (misal,
pemyataan
hal
keseluruhan
yang
sebenamya),
sehingga
dapat
menaruh kepercayaan atau keyakinan terhadap hasilnya.
Ketelitian (precision) mengacu pada kedekatan temuan dengan
"realitas"berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain, ketelitian
mencerminkan tingkatkeakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel,
terkait apa yang benar-benar eksis dalam keseluruhan.
Keyakinan (confidende) mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi
kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita
dapat dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan
hanya 5% kemungkinan salah. Hal ini, juga disebut sebagai tingkat
keyakinan.
Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus
obfektif; yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari
data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita. Misalnya, jika
kita mempunyaihipotesis bahwa partisipasi yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan akanmeningkatkan komitmen organisasi, dan hal
tersebut tidak didukung oleh .hasilpenelitian, adalah percuma jika peneliti terus
memperdebatkan bahwa peningkatankesempatan bagi partisipasi karyawan
akan tetap bermanfaat! Argumen semacam itu akan didasarkan pada opini
subjektif peneliti, bukan pada temuan penelitian berdasar data yang faktual.
Bila hal tersebut merupakan pendirian peneliti, maka tidak ada gunanya sama
sekali untuk melakukan penelitian. Banyak kerugian yang akan diderita oleh
organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang tidak berdasar data atau
menyesatkan yang ditarik dari penelitian.
Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian
dalamsatu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Tidak dapat
dipungkiri lagi,semakin luas jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh
penelitian, semakinberguna penelitian tersebut bagi para pengguna. Misalnya,
jika seorang penelitimenemukan bahwa partisipasi dalam pengambilan
keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan komitmen organisasi dalam
berbagai organisasi manufaktur,industri, dan jasa, dan tidak hanya dalam

organisasi tertentu yang diselidiki olehpeneliti tersebut, maka generalisasi


temuan tersebut pada konteks organisasi lainpun meningkat. Semakin
penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaandan nilainya. Tetapi,
tidak banyak temuan penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua
konteks, situasi, atau organisasi lainnya.
Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang
muncul, dandalam menghasilkan solusi masalah, selalu Iebih disukai untuk
kerangka penelitianyang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak
dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian dicapai jika kita
memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah variabel yang
akan menjelaskan varians (variance)secara jauh lebih efisien dibanding
seperangkat variabel kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians
yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik
terhadap masalah dan faktor penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut.
Model teoretis konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan
tinjauan literatur yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya
dalam bidang masalah tertentu.
RINTANGAN SAINS DALAM PENELITIAN
Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode
hipotetis-deduktif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian dijelaskan di
bawah ini.
Deduksi dan induksi
Jawaban atas persoalan dapat ditemukan entah dengan proses deduksi
atau proses induksi, atau dengan kombinasi keduanya. Deduksi adalah
proses di mana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui
generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Misalnya, kita mengetahui
bahwa semua orang yang berkinerja tinggi adalah sangat menguasai pekerjaan
mereka. Bila John berkinerja tinggi, kita kemudian menyimpulkan bahwa ia
sangat menguasai pekerjaannya.Induksi, disisi lain, merupakan proses di mana
kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada
kesimpulan. Dengan kata lain, dalam induksi, kita secara logis membuat
sebuah proposisi umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya, kita
melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama dari pabrik
manufaktur. Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan
produksi. Baik proses deduktif maupun induktif digunakan dalam investigasi
ilmiah.
Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kita untuk
memahami, menjelaskan, dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila
penelitian direncanakan untuk menguji beberapa hasil spesifik yang
dihipotesiskan, sebagai contoh, untuk melihat apakah mengendalikan
kegaduhan yang mengganggu dalam lingkungan akan meningkatkan kinerja
orang dalam memecahkan teka-teki mental, langkahlangkah berikut dilakukan.
Investigator memulai dengan teori bahwa kegaduhan secara merugikan
mempengaruhi mental untuk pemecahan masalah. Hipotesis kemudian

dihasilkan bahwa jika kegaduhan dikendalikan, teka-teki mental dapat


dipecahkan dengan lebih cepat dan tepat.
Tujuh Langkah Metode Hipotetis-Deduktif
Tujuh langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotetisdeduktif yang berakar dari rintangan yang dibahas di atas, dan didaftarkan
dan dibahas di bawah ini.
1.
Pe n g a m a t a n
2.
Pengumpulan informasi aw al
3.
Pe r u m u s a n t e o r i
4.
Pe n y u s u n a n h i p o t e s i s
5.
Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
6.
An al i si s d ata
7.
Deduksi
Berikut ini penjelasannya
Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di mana seseorang merasakan bahwa
perubahan tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa perilaku, sikap, dan
perasaan baru sedang mengemuka dalam lingkungan seseorang (dalam hal
ini, tempat kerja). Ketika fenomena yang diamati tersebut tampaknya
mempunyai konsekuensi penting, orang tersebut akan melanjutkan ke
langkah berikut.
Pengumpulan informasi awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara
mendalammengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbicara secarainformal dengan beberapa orang dalam konteks kerja atau
klien, atau kepadasumber relevan lainnya, dengan demikian dapat
mengumpulkan informasi mengenaiapa dan mengapa sesuatu hal terjadi.
Melalui wawancara yang tidak terstrukturini, seseorang memperoleh gagasan
atau "perasaan" mengenai apa yang sedangberlangsung. Setelah peneliti
meningkatkan tingkat kesadaran mengenai apa yangterjadi, kemudian dapat
fokus pada masalah dan faktor terkait melalui wawancaraformal dan terstruktur
dengan kelompok yang relevan. Di samping itu, dengan melakukan penelitian
perpustakaan, atau memperoleh informasi lewat sumberlainnya, investigator
akan mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditanganidalam situasi lain.
Informasi tersebut akan memberikan wawasan tambahanmengenai faktor
lain yang bisa saja berlaku dalam situasi tertentu melampaui dan di atas
faktor lain yang tidak terungkap dalam wawancara sebelumnya.
Dengan demikian, banyak informasi akan diperoleh melalui wawancara
dan penelitian pustaka. Langkah selanjutnya adalah mengartikan faktorfaktor yang telah diidentifikasi dalam tahap pengumpulan informasi dengan
memilahnyabersama dalam beberapa cara yang bermakna.
Perumusan teori
Yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang
logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat
dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan sering
dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variabel kritis diuji
kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi

dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan. Jaringan asosiasi yang


diidentifikasi di antara variabel kemudian akan dijalin bersama secara
teoretis dengan justifikasi alasan mengapa hal tersebut berpengaruh
terhadap masalah.
P e ny u s u n a n h i p o t e s i s
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah
perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori di antara variabel, hipotesis
atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan. Misalnya, pada
poin
ini,
seseorang
mungkin menyusun
hipotesis
bahwa
jika
sejumlah item ditaruh di rak-rak, ketidakpuasan konsumen akan sangat
berkurang. Hal tersebut merupakan sebuah hipotesis yang dapat diuji untuk
menentukan apakah pemyataan tersebut akan terbukti. Pengujian hipotesis
disebut penelitian deduktif (deductive). Terkadang, hipotesis yang tidak
dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui prossts induksi(induction). Yaitu,
setelah
data
diperoleh,
beberapa
gagasan
kreatif
muncul
dan
berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji
kemudian. Biasanya, dalam penelitian, pengujian hipotesis melalui penelitian
deduktif dan hipotesis yang dihasilkan dengan induksi keduanya adalah lazim.
Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel
dalamhipotesis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data
ilmiah lebihlanjut adalah diperlukan unfuk menguji hipotesis yang dihasilkan
dalam studi.Misalnya, untuk menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang
memadai akanmengurangi ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur
tingkat kepuasankonsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut
mengenai tingkat kepuasankonsumen kapan pun sejumlah item yang memadai
disimpan dan tersedia bagikonsumen. Data pada setiap variabel dalam
kerangka teoretis di mana hipotesisdihasilkan juga harus dikumpulkan. Data
tersebut kemudian menjadi dasar untukanalisis data lebih lanjut.
An ali si s d at a
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara
statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti. Misalnya, untuk melihat
jika level persediaan memengaruhi kepuasan konsumen, seseorang dapat
menggunakan analisis korelasi dan menentukan hubungan antara dua faktor.
Hampir serupa, hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat.
Analisis kuanritatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan jika
sejumlah perkiraan terbukti. Data kualitatif mengacu pada informasi yang
diperoleh dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.
Deduksi
Deduksi
adalah
proses
tiba
pada
kesimpulan
dengan
menginterpretasikan arti dari hasil analisis data.

Anda mungkin juga menyukai