Anda di halaman 1dari 7

PERKELAHIAN DOSA DAN CINTA

Oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, 2011

A. Mukaddimah
Latar Belakang Masalah
Dosa termasuk penyakit yang membawa dampak buruk bagai racun bagi
tubuh. Banyak sekali akibat dari dosa-dosa dan maksiat. Hukum sebab akibat berlaku
bagi setiap orang. Kondis kita hari ini merupakan akibat dari rentetan perbuatan kita
di masa lalu. Dampak buruk maksiat adakalanya terjadi secara langsung dan ada
kalanya tertunda, bahkan bisa saja hingga durasi waktu yang lebih lama. Dosa dan
maksiat merupakan sumber kehinaan pelakunya dimata Allah SAW dan makhluk.
Ada dua hukuman bagi pendosa, yaitu hukuman syariat dan hukuman takdir.
Hukuman syariat diterima oleh si pelaku secara individual sesuai dengan
pelanggarannya. Adapun hukuman takdir ditimpakan secara lebih merata, baik kepada
si pelaku dan juga kepada orang-orang disekitarnya.
Selain itu, mengesaka Allah SAW adalah kewajiban setiap orang Islam.
Prinsip ibadah adalah cinta yang disertai tunduk dan menghamba kepada-Nya.
Rasulullah SAW adalah manusia paling pencemburu, sementara Allah SAW lebih
pencemburu. Karena itu, Allah SAW tidak akan mengampuni ketika cinta kepada-Nya
diduakan.
Ada empat jenis cinta yang harus dipahami, yakni mencintai Allah SAW,
mencintai sesuatu yang di cintai-Nya, mencintai karena-Nya, dan mencintai sesuatu
selain-Nya. Cinta yang terakhir ini adalah cinta syirik yang tidak bisa diampuni. Cinta
yang sempurna adalah cinta yang terdapat kedekatan dan kesetiaan didalamnya.
Manusia yang berakal tentu lebih memilih sesuatu yang disukai daripada yang tidak
disukai.
Dalam cinta, ada yang mencintai dan ada juga yang dicintai. Sesuatu yang
dicintai dibagi menjadi dua, dicintai karena diri (Dzat)-nya sendiri dan sesuatu yang
dicintai karena hal lain. Tidak ada sesuatu pun yang dicintai karena dirinya sendiri
kecuali Allah SWT yang sifat-sifat kesempurnaan melekat pada Dzat-Nya.
Cinta adalah pangkal semua perbuatan, sementara pangkal ketaatan adalah
cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ada cinta yang tercela dan ada yang terpuji.
Cinta juga merupakan sumber gerak karena menjadi tambatan setiap perbuatan dan
tujua. Cinta paling mulia adalah cinta kepada-Nya semata. Oleh karena itu, cinta juga
merupakan pangkal agama.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan hasil laporan bacaan ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak dan Budi Pekerti (PABP), selain itu tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui tuntunan dalam menempuh hidup yang lebih
membahagiakan, serta mengetahui bahaya nafsu.

B. Isi Laporan
Pendahuluan
1) Judul Buku
2) Tujuan Penulis
3) Jenis Buku
4) Tebal Buku
5) Tahun Terbit

: Perkelahian Dosa dan Cinta


: Untuk menjelaskan bahaya nafsu, obat cinta didunia.
: Buku Agama
: 432 halaman
: 2011

Isi Setiap Bagian


1. Segala Penyakit Ada Obatnya
Dalam shahih al-bukhori, dari Abu Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda, Allah
tidak akan menurunkan suatu penyakit kecuali juga menurunkan obatnya.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya, diriwayatkan dari Jabir bin
Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda, Setiap penyakit ada obatnya. Jika
diberikan obat yang tepat. Dengan izin Allah tentu penyakit itu akan sembuh.
Dalam Musnad Imam Ahmad, dari Usamah bin Syuraik, Nabi SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah SAW tidak menurunkan suatu penyakit kecuali juga
menurunkan obatnya. Ada yang mengetahuinya dan ada pula yang tidak
mengetahuinya.
2. Obat Kebodohan Adalah Bertanya
Nabi SAW menetapkan bahwa kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah
bertanya kepada para ulama.
3. Obat Yang Manjur
Obat bisa jadi tidak berpengaruh, mungkin akibat kondisi tubuh pasien yang
tidak bisa menerimanya dan bisa juga karena adanya sesuatu yang menghalangi
efek pengaruh obat. Ketika kondisi tubuh dapat menerima obat dengan baik, tentu
ia mendapatkan pengaruh manfaatnya sesuai kadar penerimaannya.
Sama juga halnya dengan doa, ia termasuk faktor utama yang dapat menolak
sesuatu yang tidak disukai dan mewujudkan sesuatu yang diminta. Terkadang bisa
jadi hasilnya tidak seperti yang dibayangkan. Ini bisa terjadi sebab lemahnya doa,
isinya tidak disukai Allah SAW karena mengandung permusuhan, dan bisa juga
sebab lemahnya hati si pendoa sehingga tidak khusyuk menghadap Allah SAW
saat berdoa. Demikian itu ibarat busur panah yang sangat kendur beserta anak
panahnya yang terlontar denga lembek.
4. Penghalang Terkabulnya Doa
Hasil doa tidak terwujud bisa juga karena adanya penghalang, seperti makan
makanan haram, berbuat dzalim, banyaknya dosa yang mengkarat dihati, serta
kelalaian dan kealpaan diri yang menguasai hati.
Doa adalah obat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit, akan tetapi
kelalaian hati dapat melemahkan bahkan menghilangkan kemanjurannya.

5. Pertarungan Doa dan Bencana


Doa termasuk obat yang paling ampuh. Doa juga musuh bagi bencana. Ia
dapat menolak bencana, mengatasinya, mencegahnya datang, menghilangkannya,
dan meringankannya kala menimpa. Ia adalah senjata orang-orang mukmin.
Dalam kaitannya dengan bencana, doa memiliki tiga kedudukan, yaitu :
a. Doa yang lebih kuat daripada bencana sehingga dapat menolaknya.
b. Doa yang lebih lemah daripada bencana, sementara bencana lebih kuat
darinya sehingga bencana menimpa seseorang.
c. Ketika seimbang, maka keduaya saling bertarung untuk saling mengalahkan.
6. Istiqamah Dalam Berdoa
Termasuk obat yang paling ampuh ialah berdoa secara terus-menerus tanpa
putus asa. Imam Ibnu Majah meriwayatkan dalam kitab Sunan-nya, dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa tidak mau berdoa
kepada Allah SWT, Allah akan membencinya.
7. Penyebab Doa Tidak Dikabulkan
Diantara hal-hal yang menghalangi terkabulnya doa ialah tergesa-gesa da
menganggap doa lambat terkabul hingga menyebabkan ia kecewa dan
meninggalkan doa. Orang yang seperti ini ibarat orang yang membuang sesuatu
dengan percuma.
8. Doa Yang Dikabulkan
Apabila doa diiringi dengan kehadiran hati kepada Allah SAW dan
konsentrasi penh atas apa yang dimohonkan, serta dilaksanakan tepat pada waktu
mustajab yang enam, yakni sepertiga akhir malam, ketika adzan, antara adzan dan
iqamah, tiap selesainya shalat lima waktu, saat imam naik mimbar pada hari
jumat hingga selesainya shalat jumat, akhir waktu ashar hari jumat, dilakukan
dengan hati yang khusyuk, luruh, merasa hina, dan tunduk di hadapan Tuhan,
sementara posisi sang pendoa menghadap kiblat, dalam keadaan suci,
mengangkat tanganya kepada Allah SWT, memohon kepada Allah SAW dengan
rasa takut, bertawasul dengan nama, sifat, dan ketauhidan-Nya, serta dilakukan
dengan tulus maka doa ini pasti dikabulkan.
9. Tempat Mulia Untuk Berdoa
Adakalanya doa terkabul ketika dipanjatkan dengan hati yang penuh harap
cemas di depan makam. Orang bodoh yang melihatnya aka mengira bahwa rahasia
terkabulnya doa ada pada makam yang menjadi tempat berdoa, padahal
sesungguhnya rahasianya adalah hati pendoa yang penuh harap cemas dan tulus
kepada Allah SAW. Maka dari itu, berdoa disalah satu rumah Allah (masjid) lebih
mulia dan lebih disenangi oleh-Nya.
10. Doa Yang Sempurna
Doa dan mohon perlindungan ini semisal sengan senjata. Senjata tidak hanya
mengandalkan ketajamannya, tapi juga tergantung pada pemegangnya. Sama
halnya dengan doa, jika isinya tidak baik, dilakukan dengan tidak khusyuk, da

terdapat faktor penghalang terkabulnya doa itu tidak akan membuahkan hasil
secara optimal.
11. Kunci endapatkan Kebahagiaan Yang Sempurna
Pertama, seseorang harus mengetahui sebab-sebab kebaikan dan keburukan
secara mendetail lewat realitas yang disaksikannya, pengalamannya sendiri atau
orang lain, serta sejarah-sejarah umat terdahulu dan masa kini.
Kedua, hendaknya senantiasa waspada terhadap tipu daya nafsu dalam
menyikapi berbagai sebab.
12. Berharap Kepada Rahmat Allah SAW
Banyak orang yang tidak mengerti bersandar kepada rahmat Allah SAW,
maaf-Nya, da kemurahan-Nya, tetapi mengabaikan perintah serta larangan-Nya.
Mereka lupa bahwa Allah SAW sangat pedih siksaan-Nya, juga lupa bahwa Allah
SAW tidak akan mengelakkan siksaan-Nya dari kaum yang berbuat dosa.
Barangsiapa yang bersandar kepada maaf Allah SAW, namun diiringi terusmenerus berbuat dosa maka ia sama seperti pembangkang.
13. Perbedaan Prasangka Baik dan Tipu daya
Prasangka baik, bilamana disertai dorongan untuk melakukan amal, dapat
menolongnya dan tentu kembali kepadanya. Inilah prasangka baik yang tepat.
Akan tetapi, jika mengajak kepada kebatilan dan asyik dalam kemaksiatan, yang
demikian itu adalah tipu daya.
Prasangka yang baik ialah harapan. Bila harapan seseorang itu menariknya
untuk taat serta menghalanginya dari maksiat maka itulah harapa yang benar.
Namun, jika kebatilan yang harapan atau harapan itu berupa kebatilan dan
penyelewengan itu pasti tipu daya.
Pada intinya adalah, bahwa harapan dan prasangka baik hanya dapat
dibenarkan jika diiringi dengan melakukan segala yang dituntut oleh
kebijaksanaan Allah SWT dalam syariat, ketetapan, pahala, serta kemurahan-Nya.
14. Antara Harapan dan Angan-angan Kosong
Diantara yang perlu diketahui, bahwa barangsiapa mempunyai harapan
terhadap sesuatu, harapan tersebut menuntut adanya tiga hal :
a. Rasa cinta pada apa yang diharapkan.
b. Takut kehilanganya.
c. Usaha sebisa mungkin dalam meraihnya.
Bila mana harapan tidak disertai dengan tiga kriteria tersebut, maka disebut
angan-angan kosong. Harapan dan angan-angan adalah dua hal yang berbeda.
Setiap orang yang berharap pasti takut kehilangan atas apa yang yang ia harapkan,
dan setiap yang takut berjalan ketinggalan pasti akan mempercepat jalannya.
15. Dampak Buruk Dosa
Maksiat memiliki banyak dampak buruk yang membahayakan hati dan badan,
didunia maupun diakhirat. Hanya Allah SWT yang mengetahui semua dampak
yang ditimbulkannya. Diantara dampak buruknya ialah terhalang dari ilmu karena

ilmu adalah cahaya yang ditancapkan oleh Allah SWT dalam hati, sementara
malaikat dapat memadamkan cahaya itu.
Termasuk dampak buruk maksiat lainnya ialah merasa kesepian dan terasing
hingga pelaku maksiat merasa hatinya jauh dari Allah SWT yang tentunya ini
tidak dapat digantikan dengan nikmat apapun. Selain itu, dampak buruknya yaitu
dapat mempersulit segala urusan pelakunya. Dan dampak buruk lainnya adalah
kegelapan yang dirasaka dalam hati seperti gelapnya malam yang pekat. Serta
dapat melemahkan hati dan badan, terhalang dari ketaatan, dapat memperpendek
umur dan melenyapkan barokahnya, dapat melemahkan hati seorang hamba
(dalam kebaikan) hingga keinginan bermaksiat menjadi kuat dan dorongan untuk
bertaubat terkikis sedikit demi sedikit sampai lenyap seluruhnya.
16. Empat Pintu Masuk Maksiat
a. Pandangan
Pandangan merupakan pemandu sekaligus urusan syahwat. Menjaga
padangan adalah pangkal terjaganya kemaluan. Barang siapa yang
membebaskan pandagannya, ia pasti terjerumus dalam jurang kerusakan.
Pandangan adalah pagkal musibah yang menimpa manusia. Ia melahirkan
selintas bayangan, lalu menjadi pikiran, dan kemudian menimbulkan syahwat.
Syahwat melahirkan keingina yang terus semakin kuat hingga menjadi tekad
yang membara.
b. Lintasan Pikiran
Adapun lintasan pikiran itu lebih sulit karena ia merupakan awal
kebaikan dan keburukan. Darinya muncul keinginan-keinginan, cita-cita, dan
tekad. Barangsiapa mampu menjaga diri dari lintasan pikirannya, ia dapat
mengendalikan diri dari hawa nafsunya. Dan baragsiapa yang dikuasai oleh
lintasan pikirannya, tentu hawa nafsunya menguasai dirinya.
c. Menjaga Ucapan
Apabila ingin berbicara hendaklah memikirkan terlebih dahulu faedah
yang aka diperoleh atau tidak. Jika dirasa tidak ada manfaatnya, lebh baik
diam. Apabila ada manfaatnya, hendaklah dilihat dulu apakah hal itu akan
menyebabkan kehilangan manfaat yang lebih besar atau tidak.
d. Menjaga Langkah
Menjaga langkah adalah dengan hanya menggunakan kaki untuk
melangkah menuju ketempat yang mendatangkan pahala dari Allah SWT. Jika
dalam langkah kaki seorang hamba tidak didapatkan tambahan atas pahala,
tentu saja duduk itu jauh lebih baik baginya. Setiap hal yang dibolehkan dapat
dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya sehingga setiap langkah
kaki menjadi ibadah.
17. Tingkatan Cinta
Pertama, cinta adalah keterpautan hati. Karena adanya hubungan rasa cinta
dengan yang dicintai. Kedua, adalah kasih sayang (shabaabah). Disebut demikian
karena hati senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada kekasihnya. Ketiga,

cinta adalah cinta abadi (gharam), yaitu cinta yang melekat dihati dan tidak akan
pernah sirna.
18. Empat Jenis Cinta
Pertama, cinta kepada Allah SWT. Mencintai Allah tidak cukup hanya supaya
selamat dari adzab-Nya dan mendapat pahala sebab kaum musyrik, para
penyembah salib, orang-orang yahudi, dan lainnya juga mencintai-Nya.
Kedua, mencintai apa-apa yang dicintai Allah SWT. Inilah yang memasukkan
hamba kedalam Islam dan mengeluarkannya dari kekufuran. Hamba yang paling
dicintai-Nya adalah yang paling lurus dan memiliki cinta yang kuat dalam hal itu.
Ketiga, mencintai karena Allah SWT. Ini merupakan konsekuensi dari
mencintai segala yang dicintai oleh-Nya yang tidak akan terwujud secara
konsisten kecuali dengan mencintai karena-Nya.
Keempat, mencintai yang lain disamping mencintai Allah SWT. Ini adalah
cinta syirik. Setiap orang yang mencintai sesuatu yang lain disamping mencintaiNya dan tidak karena-Nya semata, berarti ia telah mengangkat sekutu bagi-Nya.
Ini adalah cinta kaum musyrik.
19. Konsekuensi Cinta
Cinta yang terpuji adalah cinta yang mendatangkan manfaat bagi pemiliknya,
naik berupa kebaikan dunianya juga akhiratnya. Inilah cinta yang mendatangkan
kebahagiaan. Sebaliknya cinta yang hanya mendatangkan bahaya bagi pemiliknya,
baik dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya, merupakan tanda kemalangan.
Cinta yang bermanfaat dan terpuji mengantarkan pemiliknya kepada
kebahagiaan dan seluruh akibatnya pun bermanfaat. Ia memiliki suatu ketetapan
dengan karakter aslinya. Jika ia menangis, menangisnya bermanfaat.
Beda halnya dengan cinta yang berbahaya dan tercela, ia menimbulkan akibat
berbahaya bagi pemiliknya dan semakin menjauhkan dari Tuhan.
20. Nafsu dan Akibatnya
Yang dirusak oleh dorongan nafsu adalah hati. Apabila hati telah rusak,
rusaklah kehendak, ucapan, dan perbuatan. Demikian juga dorongan nafsu juga
merusak tauhid sebagaimana yang telah dijelaskan. Faktor pendorong yang paling
kuat diantaranya : fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada
laki-laki untuk cenderung ke wanita sebagaimana kondisi orang yang haus
cenderung kepada air dan orang yang lapar cenderung kepada makanan.
Kebanyakan manusia sanggup bersabar untuk tidak makan dan minum, namun
tidak sanggup untuk bersabar terhadap wanita.

C. Khatimah
Buku yang berjudul Perkelahian Dosa dan Cinta merupakan buku yang
membahas seputar perbuatan dosa, nafsu dan cinta. Buku ini sangat bagus untuk
dibaca karena dapat menambah pengetahuan kita tentang perbuatan maksiat, nafsu,
dan cinta agar kita terhindar dari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Buku ini selain sarat dengan ilmu pengetahuan, semua permasalahan dikupas
secara langsung dalam buku ini dengan disertai alasan rasional dan dalil-dalil nash
(Al-Quran dan as-Sunnah). Dan tak ketinggalan juga disebutkan syair-syair yang
indah terkait dengan pembahasan sehingga tidak terlalu membosankan.

Anda mungkin juga menyukai