Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran
manusia dan binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, makanan/minuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri,virus
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan).
(Afrina, 2009)
Dari berbagai penelitian, resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan
adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan pakai sabun
pada waktu penting. Menurut penelitian Fewtrell dan Kaufmann (2005), perilaku cuci
tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif
dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara lainnya dalam
mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan,
influenza, hepatitis A, demam tifoid, dan diare terutama pada bayi dan balita.
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya agar tercapai negara yang kuat.
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, salah
satunya dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan

kesehatan

masyarakatnya.
Pembinaan PHBS dapat dilakukan melalui pendekatan kepada kepala
desa/tokoh masyarakat (advokasi), sosialisasi/penyuluhan PHBS di rumah tangga
yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok dasa wisma (bina suasana), dan
melakukan gerakan PHBS bagi keluarga atau kelompok (pemberdayaan masyarakat).
(Notoatmodjo, 2007).
1

Hasil pelaksanaan program PHBS tentang cuci tangan, menurut studi WHO
tahun 2009 menyatakan, kejadian diare menurun 45% dengan perilaku cuci tangan
pakai sabun, 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar,
dan 39% perilaku pengelolaan air minum di rumah tangga, dengan upaya tersebut
kejadian diare menurun sebesar 94%.
Kader kesehatan adalah seseorang yang mau dan mampu melaksanakan
upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di bawah pembinaan
petugas kesehatan yang dilakukan atas kesadaran diri sendiri dan tanpa pamrih. Kader
kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui perilaku cuci tangan pakai sabun
(Depkes RI 2008).
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan
terhadap kader kesehatan dengan judul Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun sebagai
salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagiKader kesehatan di Desa
Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku hand hyginedi ruang lingkup kader
kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur pada Tahun 2015 ?
2. Apakah dengan adanya programGerakan Mencuci Tangan Pakai Sabunsebagai
salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat meningkatkan
pengetahuan dan perilaku hand hyginedi ruang lingkup di Desa Sraten,
Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Tahun 2015 ?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku hand hygine di ruang
lingkup kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur, Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program Gerakan Mencuci Tangan Pakai
Sabun sebagai salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
meningkatkan pengetahuan dan perilaku hand hygine di ruang lingkup di Desa
Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Tahun
2015.
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Bagi Penulis
2

a.

Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi


penulis dalam melakukan promosi kesehatan.

b.

Untuk memenuhi salah satu tugas penulis dalam menjalani program


internship dokter umum Indonesia.

2. Bagi Kader kesehatan


Hasil kegiatan ini diharapkan menjadi tambahan edukasi bagi kader kesehatan
di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dalam
rangka meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perilaku hidup bersih dan
sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya bebas
dari debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
agar sehat, tidak bau, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit
bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri
sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih
(Pusat Promosi Kesehatan, 2007).
2.2 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Penyuluhan PHBS itu adalah upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social
Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment) (Depkes RI, 2008).
PHBS sangat penting dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari karena faktor
perilaku memiliki andil 30 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya
untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah Tangga Sehat adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu (Danuwirahadi, 2010) :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3.Menimbang bayi dan balita
4.Menggunakan air bersih
4

5.Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


6.Menggunakan jamban sehat
7.Memberantas jentik di rumah
8.Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.Tidak merokok di dalam rumah
2.3 Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas di bawah
air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan,
penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang
penting terhadap timbulnya wabah. Cuci tangan dianggap sebagai salah satu langkah
yang paling efektif untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah
infeksi (Rachmayanti, 2013).
2.4 Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling dasar untuk menghindari
masuknya kuman ke dalam tubuh di mana tindakan ini dilakukan dengan tujuan :
- Mencegah penyebaran infeksi
- Menghilangkan kotoran yang melekat di tangan
- Menghilangkan bau yang melekat di tangan
- Menjaga kondisi tangan agar tetap bersih
- Memberikan perasaan bersih dan segar (Luthfianti, 2008).
2.5 Penyakit Yang Dapat Disebabkan Bila Tidak Mencuci Tangan.
1.
Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita.Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait
menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita
diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan
air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan
kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit
penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini
membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah
menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan
5

peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan
tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun
dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi
pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air
olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air
2.

(25%), sumber air yang diolah (11%).


Infeksi saluran pernapasan
Penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan
sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah:
dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan
permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman
penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya
diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah
ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat
mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran
pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga

lebih dari 50 persen.


3. Infeksi Cacing
Infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah membuktikan bahwa
selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan
cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis (Nicholas et all, 2011).
2.6 Waktu Mencuci Tangan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak penyebaran penyakit yang melalui
tangan, oleh karena itu, kita harus mencuci tangan pada saat :
- Sebelum dan setelah makan
- Setelah dari kamar mandi
- Setelah memegang hewan
- Setelah bermain
- Setelah buang sampah
- Setelah batuk atau bersin (Luthfianti, 2008)
2.7 Cara Mencuci Tangan

Mencuci tangan yang baik adalah menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir serta tidak terburu-buru. Lamanya mencuci tangan pakai sabun ialah 40-60
detik.
1. Basahi tangan dengan air mengalir.
2. Pakai sabun secukupnya.
3. Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama minimal 20 detik,
terutama di bagian bawah kuku, antara jari, telapak tangan, dan punggung
tangan.
4. Bilas tangan dengan air mengalir.
5. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu kering(Luthfianti, 2008).

Gambar 2.1. Langkah langkah mencuci tangan

2.8 Kader Kesehatan


Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.Keberadaan
kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.Sehingga seorang kader
posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup
melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat
untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader :
7

Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat
dan dapat bekerja secara sukarela (Depkes RI, 2008). Kader kesehatan adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalahmasalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang
dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Rochjati, 2003).
Damanik (2012) memberikan batasan tentang kader kesehatan bahwa kader
kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat.
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader, bahwa
kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat
dan dapat bekeria secara sukarela.
2.9

Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan


Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang
kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat
bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri.Pada
hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan
bertanggung jawab (Saifuddin, 2001).
Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas
dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam operasional pelayanan
kesehatan akan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama
yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam
bidang kesehatan (Depkes RI, 2008).

2.10

Peran dan Fungsi Kader Sebagai Pelaku Penggerakan Masyarakat


Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan
kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki
visi sesuai meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi
non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap
tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan
masyarakat.
8

1.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.

Pengamanan terhadap masalah kesehatan di desa

3.

Upaya penyehatan lingkungan

4.

Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan anak balita

5.

Pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). (Meilani et all, 2009).

BAB III
METODE
3.1.Identifikasi Masalah
Masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan.Berdasarkan hasil wawancara
dengan dokter pembimbing internship, maka penulis mengambil tema hand hygiene
sebagai permasalahan dalam mini project ini. Berdasarkan konsep L.W.Green, maka
9

kasus kurangnya hand hygiene di wilayah

Desa Sraten, Kecamatan Jenangan,

Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur Puskesmas Jenangan dapat dijabarkan sebagai


berikut:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
a. Pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan yang benar masih kurang
b. Keyakinan masing-masing tentang kebersihan tangannya
2. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
a. Sarana cuci tangan yang kurang
b. Dana untuk penyediaan sabun masih kurang
3. Faktor Penunjang (Reinforcing Factor)
a. Tidak adanya kewajiban yang mengharuskan cuci tangan di rumah
3.2.Metode Pengumpulan Data
Data primer dan data sekunder diperlukan dalam melaksanakan tujuan, seperti yang
terlampir dalam bab sebelumnya. Data Sekunder diperlukan di awal, terutama saat
menentukan prioritas masalah kesehatan. Data sekunder yang diambil berupa profil
puskesmas, data masalah kesehatan yang dihadapi oleh puskesmas. Sedangkan data
primer, dilakukan dengan cara survei. Survei dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner terhadap seluruh kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan,
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku
hand hygiene pada kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten
Ponorogo, pada tahun 2015. Setelah diketahui gambaran pengetahuan dan perilaku
tersebut, maka diadakan program Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun sebagai salah
satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi kader kesehatan, karena kader
kesehatan merupakan salah satu agen perubahan terdekat di masyarakat. Diharapkan
dengan adanya program ini dapat meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat
khususnya di Desa Sraten Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
3.3 Sasaran Kegiatan
Kegiatan diikuti oleh semua kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan,
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur karena setiap kader sangat berperan untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga dengan memberikan contoh mengenai cuci
tangan pakai sabun yang benar.
3.4 Strategi Kegiatan
Strategi yang digunakan dalam kegiatan promosi kesehatan ini meliputi:

10

Intervensi dilakukan dengan memberikan materi mengenai cuci tangan yang benar

oleh dokter internship


Mengadakan kegiatan yang menarik dan informatif dengan melakukan lomba cuci
tangan kreatif dengan hadiah yang menarik.

3.5 Metode Kegiatan


Metode yang digunakan dalam mini project ini termasuk dalam metode didactic
approach, yaitu lecture discussion. Metode ini merupakan metode yang paling baik
untuk menyalurkan informasi atau motivasi pada kelompok yang besar.Metode ini
membutuhkan pembicara yang dinamis dan memiliki pengetahuan yang lebih banyak
dari pada peserta.
3.6. Media Kegiatan

Media yang digunakan dalam intervensi ini :


Slide presentasi yang berwarna dengan bahasa yang mudah diterima.
Video

3.7. Bentuk Kegiatan


Pengisian Kuisioner oleh kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan,

Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.


Pemberian materi hand hygiene kepada seluruh kader.
Lomba cuci tangan kreatif.
Monitoring dan Evaluasi.

3.8.

Pelaksanaan Kegiatan

No. Tanggal
1.
1 April 2015
2.

18 April 2015

Kegiatan
Perencanaan Kegiatan
Pembagian

Pelaksana
Dokter internship
Dokter pembimbing
kepada Dokter internship

kuesioner

para kader kesehatan di Desa


Sraten,

3.

18 April 2015

Kecamatan

Jenangan,

Kabupaten

Ponorogo,

Jawa

Timur
Pengisian

kuesioner

(pre- Dokter Internship

Test)oleh para kader kesehatan di


Desa

Sraten,

Kecamatan

Jenangan, Kabupaten Ponorogo,


Jawa Timur
11

4.
5.

18 April 2015
18 April 2015

Penyuluhan hand hygiene


Dokter Internship
Pengisian
kuesioner
(post- Dokter Internship
Test)oleh para kader kesehatan di
Desa

Sraten,

Kecamatan

Jenangan, Kabupaten Ponorogo,


6.
7.

18 April 2015
18 April 2015

Jawa Timur
Lomba kreasi cuci tangan

Dokter

Monitoring dan Evaluasi

Dokter pembimbing
Dokter Internship

internship

Tabel 3.1. Jadwal pelaksanaan kegiatan

3.9. Sistem Evaluasi


Evaluasi intervensi terdiri dari process evaluation dan impact evaluation.Process
evaluation berlangsung saat intervensi, sedangkan impact evaluation dinilai dari pretest
dan post test.

BAB IV
HASIL
4.1 . Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jenangan yang merupakan salah satu kecamatan
yang terletak di Kabupaten Ponorogo .Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten yang
terletak di Jawa timur, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 1.371,78
km2.Penduduk Kabupaten Ponorogo berjumlah 855.281 jiwa (Sensus 2010). Secara
astronomis Kabupaten Ponorogo berada pada 111017- 111052Bujur Timur dan 70498020Lintang Selatan dengan ketinggian 92- 2.563 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten ini terletak di sebelah barat Provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung
dengan Provinsi Jawa Tengah dan lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibukota
Provinsi Jawa timur, Surabaya (Isyanti, 2001).
4.2 Data Geografis Kecamatan Jenangan
Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo berlokasi di Jl. Raya Jenangan, Kec.
Jenangan Kabupaten Ponorogo, dengan wilayah kerja Puskesmas Jenangan sebanyak 11 desa
12

dari 17 desa di wilayah kecamatan Jenangan karena di kecamatan Jenangan terdapat juga
Puskesmas Setono yang mempunyai wilayah kerja sebanyak 6 desa.
Batas wilayah kerja:
- Utara

Kabupaten Madiun

- Timur

Kec. Ngebel & Pulung

- Selatan

Kec. Siman & Pulung

- Barat

Kec. Babadan

Gambar 4.1 Wilayah Geografis Jenangan

Wilayah Puskesmas Jenangan memiliki luas wilayah 352,7 km 2 dan terdiri atas 11
desa/kelurahan, yaitu:

No.
1.

Desa
Jenangan

No. Desa
7.
Nglayang

2.

Ngrupit

8.

Paringan

3.

Semanding

9.

Panjeng

4.

Kemiri

10.

Tanjungsari

5.

Sraten

11.

Wates

6.

Sedah

Tabel 4.1 Desa / Kelurahan di Wilayah Puskesmas Jenangan


4.3. Data Demografik Kecamatan Jenangan

Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk menurut kelompok umur di wilayah puskesmas Jenangan pada
tahun 2013
Usia (Tahun)
Desa
Jenangan
Ngrupit
Semanding
Kemiri
Sraten

1
100
66
39
100
20

1-4
215
297
158
370
67

5-14
601
810
401
365
97

15-39
1493
2089
1239
1840
352

40-44
849
450
298
373
285

45-59
864
1131
600
359
302

60-69

>70

469
194
387
286
211

569
590
331
200
158

Jumlah
5160
5627
3453
3893
1492
13

Sedah
Nglayang
Paringan
Panjeng
Tanjungsari
Wates
Jumlah

25
40
60
40
38
30
558

94
60
197
95
145
152
1850

320
319
1030
240
310
343
4836

613
540
1098
650
830
1140
11884

136
580
1036
140
735
240
5122

365
500
946
340
635
644
6686

98
371
919
111
350
326
3722

233
374
786
210
187
331
3969

1884
2784
6072
1826
3230
3206
38627

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di wilayah Puskesmas Jenangan

Berdasarkan data di atas, di daerah Sraten merupakan wilayah desa dengan jumlah
penduduk paling sedikit di kecamatan Jenangan sehingga penyuluhan dapat lebih
terkonsentrasi.

4.4 Sumber Daya Kesehatan Kecamatan Jenangan


Puskesmas Jenangan merupakan salah satu puskesmas rawat inap yang berada di
Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Jalan Raya Jenangan no.37.
Puskesmas Jenangan didukung jejaring dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 11 Poskesdes, 1
Polindes, 8 Ponkesdes dan 44 Posyandu.
Petugas Kesehatan
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan Puskesmas
Bidan Desa
Apoteker dan S1 Farmasi
Asisten Apoteker
Analis
Kesehatan Masyarakat S1
Kesehatan Masyarakat S2
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik
Keteknisian Medis
Jumlah

Jumlah
0
2
1
22
19
11
0
1
2
1
0
3
1
0
0
63

Tabel 4.3.Tenaga Kesehatan Puskesmas Jenangan tahun 2013

4.5 Sarana UKBM di Wilayah Puskesmas Jenangan


No

Desa

Poskesdes
Jumlah
Jumlah

Posyandu Balita
Jumlah
Jumlah

Posyandu Lansia
Jumlah Jumlah
14

Pos
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11

1
Jenangan
2
Ngrupit
3
Semanding
4
Kemiri
5
Sraten
6
Sedah
7
Nglayang
8
Paringan
9
Panjeng
10 Tanjungsari
11 Wates
JUMLAH

Kader
9
9
6
9
8
8
7
8
8
9
9
90

Pos
5
5
3
4
3
4
4
5
4
3
4
44

Kader
23
25
15
22
14
15
20
24
15
15
16
204

Pos
1
2
3
1
3
2
2
8

kader
5
11
16
5
14
9
12
45

Tabel 4.4.Jumlah Posyandu Kecamatan Jenangan tahun 2013

4.6. Angka Kesakitan Warga Kecamatan Jenangan Tahun 2015


Nama

Jumlah
Maret

Total

Januari

Febuari

83
175
2
69
65

99
122
1
112
66

120
125
5
52
57

85
105
5
50
61

387
527
13
283
249

lain
ISPA
Gastritis
Hipertensi
Demam

520
258
284
31

750
227
310
22

849
268
278
14

655
246
234
20

2774
999
1106
87

Berdarah
Diabetes

145

123

35

15

318

Penyakit
Asma
Diare
Disentri
Tifoid
Infesi usus

April

Melitus
Tabel 4.5.Angka Kesakitan Warga Kecamatan Jenangan Tahun 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa diare memiliki total penderita terbanyak
ketiga di Kecamatan Jenangan dan diare merupakan salah satu penyakit yang muncul
akibat tidak mencuci tangan dengan benar.
4.7. Hasil Penelitian
4.7.1. Hasil Kuisioner Pengetahuan
Kuesioner digunakan untuk menilai pengetahuan masyarakat mengenai cuci
tangan pakai sabun yang benar. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner secara garis
besar dibagi menjadi empat bagian yaitu mengenai langkah-langkah cuci tangan pakai
sabun yang benar, waktu untuk cuci tangan pakai sabun, penyakit yang ditimbulkan
akibat tidak mencuci tangan yang baik, dan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat.
15

Kuesioner diberikan kepada 14 orang kader posyandu dan dilaksanakan sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Kuesioner berisi 10 pertanyaan dimana setiap pertanyaan bernilai sepuluh poin
sehingga rentang nilai kuesioner untuk setiap bagian adalah 0 sampai 100. Nilai akhir
selanjutnya dikelompokkan dengan kategori berikut:
Kriteria penilaian
Baik (90 100)
Cukup (70 80)
Kurang (<70)
Total

Pretest
2 (14,28%)
10 (71,44%)
2 (14,28%)
14 (100%)

Posttest
12 (85,72%)
2 (14,28%)
0 (0%)
14 (100%)

Tabel 4.6. Hasil Kuesioner penelitian

Pada tabel diatas didapati perubahan nilai yang signifikan pada hasil pretest dan
posttest Kuesioner penelitian. Didapati hanya 2 orang (14,28%) dari total kader 14
orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang
(85,72%) pada saat posttest dilakukan. Hal ini menunjukkan perubahan pengetahuan
pada kader sebelum dan sesudah penyuluhan.
4.7.1.1.

Pengetahuan langkah mencuci tangan


Pada Kuesioner terdapat 3 pertanyaan yang bertemakan tentang pengetahuan

langkah - langkah mencuci tangan. Masing - masing pertanyaan bernilai sepuluh


sehingga pertanyaan ini memiliki nilai tertinggi 30 poin dan nilai terendah 0 poin.
Sehingga total poin dari responden adalah 420.
Pengetahuan langkah

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
40 (9,53 %)
380 (90,47%)
420 (100%)

Jumlah nilai
30 (7,14%)
390 (92,86%)
420 (100%)

Tabel 4.7. Pengetahuan langkah langkah mencuci tangan

Pada tabel diatas terdapat 9,53% responden menjawab pertanyaan salah


sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan dijumpai perbaikan
dimana dijumpai angka kesalahan bernilai 7,14%. Nilai tertinggi berjumlah 380 pada
pretest dan berubah menjadi 390 pada posttest setelah dilakukan penyuluhan.
4.7.1.2.

Pengetahuan tentang waktu yang tepat mencuci tangan


16

Pertanyaan pada kuesioner tentang waktu mencuci tangan berjumlah sebanyak


satu pertanyaan dan bernilai 10 poin.
Pengetahuan waktu

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100 %)

Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)

Tabel 4.8. Pengetahuan tentang waktu mencuci tangan

Pada tabel diatas digambarkan bahwa seluruh responden sebnayak 14 orang


(100%) mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan sebelaum dilakukan
penyuluhan sehingga tidak ada perubahan sebelum maupun sesudah dilakukan
penyuluhan.
4.7.1.3.

Pengetahuan tentang durasi mencuci tangan


Pertanyaan tentang durasi mencuci tangan berjumlah sebanyak satu

pertanyaan dengan nilai 10 poin sehingga nilai total dari seluruh responden
berjumlah 140 poin.
Pengetahuan durasi

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
120 (85,71%)
20 (14,29%)
140 (100 %)

Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100%)

Tabel 4.9. Pengetahuan tentang durasi mencuci tangan

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya sebanyak 14,29% reponden
menjawab benar pada pertanyaan ini dan terjadi perubahan yang sangat signifikan
sebelum dan sesudah penyuluhan dan didapati sebanyak 85,71% responden menjawab
benar pada posttest sesudah penyuluhan diberikan.
4.7.1.4.

Tujuan mencuci tangan


Pertanyaan tujuan mencuci tangan ini berjumlah sebanyak satu pertanyaan

yang bernilai 10 poin sehingga jumlah poin dari seluruh responden adalah sebanyak
140 poin.
17

Pengetahuan tujuan

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100 %)

Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)

Tabel 4.10. Pengetahuan tujuan mencuci tangan

Pada tabel didapati sebanyak 14,29% responden salah dalam menjawab


pertanyaan tentang tujuan mencuci tangan sebelum dilakukan penyuluhan mencuci
tangan dan setelah dilakukan penyuluhan sebanyak 100% responden menjawab benar
pada tujuan melakukan cuci tangan.
4.7.1.5.

Pengetahuan tentang penyakit bila tidak mencuci tangan


Pertanyaan tentang penyakit menular akibat tidak mencuci tangan berjumlah

sebanyak dua pertanyaan dengan masing masing bernilai 10 poin sehingga nilai
tertinggi untuk pertanyaan ini adalah 20 poin dan nilai terendah adalah 0 poin. Nilai
total dari seluruh responden adalah sebanyak 280 poin.
Pengetahuan bila tidak

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
80 (28,58%)
200 (71,42%)
280 (100 %)

Jumlah nilai
50 (17,85%)
230 (82,15%)
280 (100%)

Tabel 4.11. Pengetahuan tentang penyakit

Dari tabel diatas didapati sebanyak 28,58% responden menjawab salah tentang
penyakit yang dapat menular akibat tidak mencuci tangan sebelum dilakukan
penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden yang menjawab
pertanyaan ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan terdapat
perubahan tingkat pengetahuan pada responden setelah diberikan penyuluhan.
4.7.1.6.

Pengetahuan definisi PHBS


Pertanyaan tentang defenisi PHBS berjumlah sebanyak satu pertanyaan dan

bernilai 10 poin sehingga jumlah poin keseluruhan sebanyak 140 poin.


Pengetahuan tentang

Pre Test

Post Test
18

definisi PHBS
Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100 %)

Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
420 (100%)

Tabel 4.12. Pengetahuan definisi PHBS

Sebanyak 85,71% responden menjawab pertanyaan ini dengan benar sebelum


dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan 100% responden menjawab
pertanyaan ini dengan benar.
4.7.1.7.

Pengetahuan tentang PHBS dalam rumah tangga


Pertanyaan tentang PHBS dalam rumah tangga terdiri dari satu pertanyaan dan

bernilai 10 poin sehingga nilai total dari seluruh responden sebanyak 140 poin.
Pengetahuan tentang jenis

Pre Test

Post Test

PHBS rumah tangga


Salah
Benar
Total

Jumlah nilai
60 (42,86%)
80 (57,14%)
140 (100 %)

Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)

Tabel 4.13. Pengetahuan tentang PHBS rumah tangga

Pada tabel didapati hanya sebanyak 57,14% responden menjawab pertanyaan


ini dengan benar sebelum dilakukan penyuluhan dan terjadi perubahan yang
signifikan setelah dilakukan penyuluhan menjadi 100% responden menjawab
pertanyaan ini dengan benar sehingga di dapati kesimpulan adanya perubahan
pengetahuan pada responden tenatng PHBS dalam rumah tangga
4.7.2. Hasil Kuesioner perilaku
Pertanyaan tentang sikap terhadap kegiatan cuci tangan terdiri dari 6
pertanyaan dan diberikan sebelum dilakukan penyuluhan terhadap responden.
Pertanyaan tidak memiliki bobot nilai dan hanya terdiri dari pernyataan setuju atau
tidak terhadap statement yang diberikan oleh peneliti.
4.7.2.1.

Keterpaparan terhadap penyuluhan sebelumnya

19

Pada pertanyaan tentang sikap reponden dihadapkan dengan pertanyaan tenatng


paparan terhadap penyuluhan sebelumnya dan hanya ada 2 jawaban yang tersedia yaitu
pernah atau tidak.
Paparan terhadap
penyuluhan sebelumnya
Pernah
Tidak pernah
Total

Jumlah

Frekuensi (%)

5
9
14

35,71
64,29
100

Tabel 4.14. Paparan terhadap penyuluhan sebelumnya

Dari tabel diatas didapati bahwa sebanyak 5 orang (35,71%) pernah terpapar terhadap
penyuluhan sebelumnya dan sisanya tidak pernah samasekali.
4.7.2.2.

Kegiatan mencuci tangan


Pertanyaan tentang kegiatan mencuci tangan terdiri dari 5 pertanyaan dan

tidak terdapat penilaian terhadap pertanyaannya.


Pertanyaan
Penerapan kebiasaan mencuci

Jumlah (orang)
14

Frekuensi (%)
100

0
14

0
100

tangan pakai sabun


Pengadaan penyuluhan cuci

Setuju
Tidak setuju
Setuju

tangan yang benar


Kebiasaan cuci tangan pakai

Tidak setuju
Setuju

0
14

0
100

sabun
Peningkatan derajat kesehatan

Tidak setuju

Setuju

14

100

Tidak setuju

Penyebaran informasi mengenai

Setuju

14

100

cuci tangan

Tidak setuju

melalui kegiatan cuci tangan


pakai sabun

Tabel 4.15. Sikap terhadap kegiatan mencuci tangan

Pada tabel didapati 100% responden setuju terhadap kegiatan mencuci tangan serta
penyebaran informasi cuci tangan dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan dengan
mencuci tangan.
4.7.3. Hasil Kuesionersikap

20

Pertanyaan tentang perilaku terdiri dari 4 pertanyaan dan tidak memiliki bobot
poin sehingga tidak memiliki batasan nilai tertinggi dan terendah dan diberikan
sebelum penyuluhan dilakukan
4.7.3.1.

Frekuensi mencuci tangan


Pertanyaan tentang perilaku mencuci tangan berhubungan dengan frekuensi

mencuci tangan pakai sabun pada responden.


Frekuensi mencuci tangan

Jumlah

Frekuensi (%)

pakai sabun
Sering
Kadang kadang
Tidak pernah
Total

10
4
0
14

72,43
28,57
0
100

Tabel4.16. Frekuensi mencuci tangan

Pada tabel diatas sebanyak 72,43% responden sering melakukan kegiatan cuci
tangan dengan sabun dan sisanya kadang kadang melakukan kegiatan mencuci
tangan dengan sabun.
4.7.3.2.
Pengadaan sarana air bersih
Sarana yang harus ada untuk melakukan kegiatan mencuci tangan pakai sabun
adalah ketersediaan air bersih. Pertanyaan ini mengacu kepada pertanyaan ada
tidaknya air bersih di lingkungan responden.
Pengadaan sarana air bersih

Jumlah

Frekuensi (%)

di lingkungan
Ada
Tidak ada
Total

14
0
14

100
0
100

Tabel 4.17. Pengadaan air bersih di lingkungan

Pada tabel diatas didapati seluruh responden memiliki sarana air bersih di
lingkungan mereka.Hal ini menunjang dalam gerakan mencuci tangan pakai sabun di
lingkungan.

4.7.3.3.

Sumber sarana air bersih


21

Sumber sarana air bersih untuk mencuci tangan pakai sabun harus diketahui
untuk melihat kualitas air bersih tersebut. Pertanyaan ini mengacu kepada
pertanyaan asal sumber sarana air bersih di lingkungan responden.
Pengadaan sumber sarana air

Jumlah

Frekuensi (%)

bersih di lingkungan
Air PDAM

7,14

Sumur Gali
Sumur Pompa
Total

10
3
14

71,42
21,42
100

Tabel 4.18.Sumber sarana air bersih di lingkungan

Pada tabel di atas di dapatkan sebanyak 71,42 % memiliki sumber air bersih
yang berasal dari sumur gali, 21,42 % memiliki sumber air yang berasal dari sumur
pompa, dan 7,14 % berasal dari PDAM.

4.7.3.4.

Sumber informasi mengenai cuci tangan yang benar


Sumber informasi mengenai cuci tangan yang benar bisa didapatkan melalui
berbagai macam sumber.Pertanyaan ini mengacu kepada pertanyaan ada tidaknya
sumber sarana air bersih di lingkungan responden.
Sumber informasi mengenai

Jumlah

cuci tangan yang benar


TV

Radio

Internet

Majalah/koran/brosur

Petugas kesehatan

14

Lain-lain

Tabel 4.19. Sumber informasi mengenai cuci tangan yang benar

Pada tabel di atas di dapatkan gambaran bahwa responden paling banyak


mendapat informasi dari para petugas kesehatan, namun responden juga mendapat
informasi dari sumber lain yaitu media elektronik berupa televisi dan media cetak.
22

4.7.4

Lomba kreasi Cuci Tangan


Lomba kreasi cuci tangan ini diadakan agar memudahkan kader kesehatan
dalam mengingat urutan dan langkah-langkah gerakan cuci tangan yang baik dan
benar. Lomba ini diadakan pada tanggal 18 April 2015 dan diikuti oleh 3 kelompok
peserta.
Lomba berjalan lancar dan dari kegiatan tersebut dan dapat diketahui bahwa
masing-masing kelompok sudah mengetahui urutan dan langkah-langkah gerakan
cuci tangan yang baik dan benar.

23

BAB V
DISKUSI
5.1 Diskusi
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi pertanyaan Kuesioner
yang terdiri dari 3 gambaran yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku yang masing masing
memiliki pertanyaan denga bobot yang berbeda beda. Pertanyaan tentang pengetahuan
terdiri dari 10 pertanyaan yang masing masing memiliki bobot 10 poin. Pertanyaan sikap
dan perilaku merupakan pertanyaan persetujuan responden.
Dari tingkat pengetahuan didapati hanya 2 orang (14,28%) dari total kader 14 orang
mendapatkan nilai baik pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang (85,72%) pada
saat posttest dilakukan. Hal ini menunjukkan perubahan pengetahuan pada kader sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Pada Kuesioner terdapat 3 pertanyaan yang bertemakan tentang pengetahuan langkah
langkah mencuci tangan dan terdapat 9,53% responden menjawab pertanyaan salah
sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan dijumpai perbaikan dimana
dijumpai angka kesalahan bernilai 7,14%. Kemudian pertanyaan berikutnya mengenai waktu
yang tepat untuk mencuci tangan dan seluruh responden sebanyak 14 orang (100%)
mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Pertanyaan tentang durasi mencuci
tangan mengambarkan sebanyak 14,29% reponden menjawab benar pada pertanyaan ini dan
terjadi perubahan yang sangat signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan dan didapati
sebanyak 85,71% responden menjawab benar pada posttest sesudah penyuluhan diberikan.
Hal ini mengambarkan bahwa penyuluhan memberikan tambahan pengetahuan tentang
kebiasaan mencuci tangan. Sebanyak 14,29% responden salah dalam menjawab pertanyaan
tentang tujuan mencuci tangan sebelum dilakukan penyuluhan mencuci tangan dan setelah
dilakukan penyuluhan sebanyak 100% responden menjawab benar pada tujuan melakukan
cuci tangan. Pertanyaan selanjutnya meliputi tentang penyakit yang muncul akibat tidak
mencuci tangan dan sebanyak 28,58% responden menjawab salah sebelum dilakukan
penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden yang menjawab pertanyaan
ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Artinya terdapat perubahan pengetahuan pada
responden tentang penyakit penyakit yang dapat ditularkan akibat tidak mencuci tangan.
Pertanyaan tentang PHBS meliputi definisi dan kegiatan PHBS dalam rumah tangga
memiliki hasil 85,71% responden menjawab pertanyaan defenisi dengan benar sebelum
dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan 100% responden menjawab
24

pertanyaan ini dengan benar dan sebanyak 57,14% responden menjawab pertanyaan tentang
PHBS dalam rumah tangga dengan benar sebelum dilakukan penyuluhan dan terjadi
perubahan yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan menjadi 100% responden menjawab
pertanyaan ini dengan benar.
Pada Kuesioner perilaku terdiri dari 6 pertanyaan dan tidak memiliki bobot nilai dan
didapati sebanyak 5 orang responden sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang
mencuci tangan sebelumnya dan sisanya sebanyak 64,29% responden belum pernah
mendapat penyuluhan. Sebanyak 100% responden setuju dengan kegiatan mencuci tangan
harus dilakukan dengan menggunakan sabun dan perlu adanya penyuluhan tentang kegiatan
mencuci tangan dan kegiatan mencuci tangan pakai sabun juga dapat meningkatkan derajat
kesehatan serta perlu di lakukan penyebaran informasi tentang mencuci tangan pakai sabun
secara luas.
Pada sikap didapati sebanyak 10 orang responden (72,43%) mengaku sering
melakukan cuci tangan dengan sabun. Sebanyak 100% responden memiliki sumber air bersih
di lingkungan masing masing dan sebanyak 71,42%

responden memiliki sumur gali

sebagai sumber air bersih. Sebanyak 14 orang responden mendapatkan informasi tentang cuci
tangan pakai sabun dari petugas kesehatan dan sisanya mendapat informasi dari media
elektronik dan media cetak.
Kesimpulannya didapati bahwa penyuluhan memberikan tambahan pengetahuan
terhadap para responden dan diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku responden
tentang cuci tangan pakai sabun.

25

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:
1. Pada tingkat pengetahuan terjadi perubahan yang signifikan setelah dilakukan
penyuluhan yaitu 2 orang (14,28%) dari total kader 14 orang mendapatkan nilai baik
pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang (85,72%) pada saat posttest
2. Pada penelitian ini diketahui adanya perubahan pengetahuan tentang penyakit yang
muncul akibat tidak mencuci tangan dimana sebanyak 28,58% responden menjawab
sebelum dilakukan penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden
yang menjawab pertanyaan ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Artinya terdapat
perubahan pengetahuan pada responden tentang penyakit penyakit yang dapat
ditularkan akibat tidak mencuci tangan
3. Pada penelitian ini sebanyak 100% responden setuju dengan kegiatan mencuci tangan
harus dilakukan dengan menggunakan sabun dan perlu adanya penyuluhan tentang
kegiatan mencuci tangan dan kegiatan mencuci tangan pakai sabun juga dapat
meningkatkan derajat kesehatan serta perlu di lakukan penyebaran informasi tentang
mencuci tangan pakai sabun secara luas
4. Pada penelitian ini sebanyak 14 orang responden (100%) mendapatkan informasi
tentang cuci tangan pakai sabun dari petugas kesehatan dan sisanya mendapat
informasi dari media elektronik dan media cetak.
6.2. Saran
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo maupun Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur melalui Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah untuk
mengintensifkan kampanye gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun untuk meminimalkan
penyebaran penyakit menular dan meningkatkan taraf kesehatan pada masyarakat.

26

DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Aisyah.2009.Studi Praktik Cuci Tangan dan Keberadaan Bakteri Staphylococcus sp


pada Penjamah Makanan di Warung Penyet Tembalang Semarang. Undergraduate thesis,
Diponegoro University. http://eprints.undip.ac.id/30665/. Diakses pada tanggal 20 Mei
2015 Pukul 19.50 WIB
Damanik, Sri. 2012.Kepatuhan Hand Hygiene Di Rumah Sakit Immanuel
Bandung.http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/683.Diakses pada tanggal 20 Mei
2015 Pukul 19.30 WIB
Danuwirahadi. 2010. Efektifitas Metode Expitory Teaching Terhadap Perilaku Mencuci Tangan
Dengan Menggunakan Sabun. Skripsi Fakultas Universitas Katolik Soegijagranata
Semarang.
Depkes RI. 2008. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes
RI.
Fewtrell
dan
Kaufmann.
2005.
Pencegahan
Cacingan.
http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t140148.htmlDiakses pada tanggal 20
Mei 2015 Pukul 20.10 WIB
Isyanti, 2001. Seni Pertunjukan Reog Ponorogo Sebagai Aset Pariwisata. Diakses melalui
http://www.scribd.com/doc/102477979/5/SENIPERTUNJUKAN-REOG-POMOROGOSEBAGAI-ASET-PARIWISATA Tanggal 24 Mei 2015. Pukul 19.10 WIB
Luthfianti. 2008.Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku mencuci tangan memakai
sabun pada siswa-siswi di MI Al Istiqomah dan SDN Kedaung Wetan Baru 2 Kedaung
Wetan, Kota Tangerang tahun 2008. Jakarta: Universitas Indonesia.
Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
Nicholas Midzi, Sekesai Mtapuri-Zinyowera, Munyaradzi P Mapingure, Noah H Paul, Davison
Sangweme, Gibson Hlerema, et al, 2011. Knowledge attitudes and practices of grade
three primary school children in relation to schistosomiasis, soil transmitted,
helminthiasis and malaria in Zimbabwe. BMC Infectious Disease. 2011;11(169):14712334.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Promosi Kesehatan. 2007.Rumah tangga sehat dengan perilaku hidup bersih dansehat.
Jakarta : Dep Kes RI

27

Rachmayanti. 2013. Penggunaan Media Panggung Boneka Dalam Pendidikan Personal


Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air Mengalir. Jurnal Promosi Kesehatan
Vol. 1, No. 1, Mei 2013 : 1-9
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga University
Press
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
WHO. 2009. WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient safety
challenge. Switzerland: WHO Press.

28

LAMPIRAN
Lampiran I. Kuisioner Penelitian Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun
Pengetahuan
1. Ada berapa langkah cuci tangan yang
benar?
a. 6
b. 10
c. 14
2. Kapan saja waktu yang tepat untuk
cuci tangan?
a. Sebelum tidur
b. Sebelum pergi
c. Sebelum makan
3. Penyakit apa saja yang dapat
ditimbulkan bila kita tidak mencuci
tangan?
a. Kencing manis
b. Infeksi cacing
c. Hipertensi
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk cuci tangan dengan sabun?
a. 10-20 detik
b. 20-40 detik
c. 40-60 detik

7. Dengan apa kita membilas tangan


setelah cuci tangan dengan sabun?
a. Air hangat
b. Air mengalir
c. Air dingin
8. Langkah mencuci tangan yang
paling terakhir adalah . . .
a. Mengeringkan tangan
b. Membilas tangan
c. Membasahi tangan
9. Cuci tangan pakai sabun adalah salah
satu program PHBS dari pemerintah.
Apakah kepanjangan PHBS itu?
a. Perilaku Hidup Baik dan Sehat
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
c. Perilaku Hidup Baik dan Senang
10. Ada berapa macam PHBS di rumah
tangga?
a. 10
b. 5
c. 3

5. Apa manfaat penting dari mencuci


tangan pakai sabun?
a. Mencegah penyebaran infeksi
b. Membuat tangan harum
c. Membuat tekanan darah stabil
6. Salah satu penyakit yang dapat
ditimbulkan bila tidak cuci tangan
adalah penyakit diare. Bagaimana
penularan penyakit diare?
a. Melalui udara
b. Melalui makanan
c. Melalui darah
29

Perilaku
1. Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan mengenai cuci tangan sebelumnya?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda setuju bila kebiasaan mencuci tangan pakai sabun diterapkan di
lingkungan anda?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.

Apakah anda setuju diadakan penyuluhan mengenai Cuci tangan yang benar?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4.

Apakah anda setuju untuk cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.

Apakah anda sebagai kader kesehatan, setuju untuk mewujudkan program pemerintah
dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui gerakan cuci tangan
pakai sabun?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6.

Apakah anda setuju untuk menyebarkan informasi mengenai cuci tangan pakai sabun
yang benar kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sikap
1. Seberapa sering anda sering mencuci tangan pakai sabun?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Jarang
2. Apakah ada sarana air bersih di lingkungan anda?
a. Ada
b. Tidak ada
3. Darimanakah sarana air bersih di lingkungan anda?
a. Air PDAM
b. Sumur gali
c. Sumur pompa
4. Darimanakah anda mendapat informasi mengenai cuci tangan yang benar?
a. TV
b. Radio
c. Internet
d. Majalah/Koran/Brosur
e. Petugas kesehatan
f. Lain-lain, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Lampiran II. Hasil Pengolahan Data


Hasil Pengolahan Data
Pengetahuan
Orag ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total
Rata-rata
Kriteria penilaian:
90-100 :baik
70-80 :cukup
<70 :kurang

Nilai PRE TEST


60
80
70
80
70
80
90
70
70
80
80
60
80
90
1140
75,71

Nilai POST TEST


90
100
100
90
90
100
100
90
80
90
100
80
90
100
1300
92,85

1. Perbandingan hasil Pretest dan posttest


Kriteria

Pretest

Posttest

penilaian
Jumlah
Jumlah
Baik
2 (14,28%)
12 (85,72%)
Cukup
10 (71,44%)
2 (14,28%)
Kurang
2(14,28%)
0 (0%)
Total
14 (100%)
14 (100%)
Tabel 1. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test
Langkah mencuci tangan
Pengetahuan langkah

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
40 (9,53 %)
30 (7,14%)
Benar
380 (90,47%)
390 (92,86%)
Total
420 (100%)
420 (100%)
Tabel 2. Hasil Langkah Mencuci Tangan Pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai langkah mencuci tangan, didapatkan bahwa pada saat pretest, nilai yang didapatkan yaitu 380 (90,47 %), sedangkan pada post-test didapatkan nilai
yaitu (92,86 %). Dari data tersebut didapatkan peningkatan pengetahuan mengenai langkah
mencuci tangan pakai sabun yang benar pada kader kesehatan di daerah Sraten.

Waktu Mencuci Tangan


Pengetahuan waktu

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
0 (0%)
0 (0%)
Benar
140 (100%)
140 (100%)
Total
140 (100%)
140 (100%)
Tabel 3 Hasil Waktu Mencuci Tangan Pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai waktu yang tepat untuk mencuci tangan, didapatkan
bahwa pada saat pre-test dan post-test mendapatkan nilai 140 (100%).
Durasi Mencuci Tangan
Pengetahuan durasi

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
120 (85,71%)
20 (14,29%)
Benar
20 (14,29%)
120 (85,71%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 4. Hasi Durasi Mencuci Tangan pada saat Pretest dan Posttest.
Pada data di atas mengenai durasi yang tepat untuk mencuci tangan,
didapatkan bahwa pada saat pre-test mendapatkan nilai 20 (14,29%) dan post-test
mendapatkan nilai 120 (85,71%).
Tujuan
Pengetahuan tujuan

Pre Test

Post Test

mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
20 (14,29%)
0 (0%)
Benar
120 (85,71%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 5. Hasil Tujuan mencuci tangan saat Pretest dan Posttest
Pada data di atas mengenai tujuan untuk mencuci tangan, didapatkan bahwa pada saat
pre-test mendapatkan nilai 120 (85,71%) dan post-test mendapatkan nilai 140 (100%).
Penyakit
Pengetahuan penyakit

Pre Test

Post Test

bila tidak mencuci

Jumlah nilai

Jumlah nilai

tangan
Salah
80 (28,58%)
50 (17,85%)
Benar
200 (71,42%)
230 (82,15%)
Total
280 (100 %)
280 (100%)
Tabel 6. Hasil Penyakit yang disebabkan bila tidak mencuci tangan saat pretest
dan Posttest
Pada data di atas mengenai penyakit yang disebabkan bila tidak mencuci tangan saat
Pretest mendapat nilai 200 (71,42%) dan post-test mendapatkan nilai 230 (82,15%).
Pengetahuan tentang definisi PHBS
Pengetahuan tentang

Pre Test

Post Test

definisi PHBS
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
20 (14,29%)
0 (0%)
Benar
120 (85,71%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
420 (100%)
Tabel 7. Hasil dari pengetahuan tentang definisi PHBS saat pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai pengetahuan tentang definisi PHBS, didapatkan bahwa
pada saat pre-test mendapatkan nilai 120 (85,71%) dan post-test mendapatkan nilai 140
(100%).
PHBS rumah tangga
Pengetahuan tentang
jenis PHBS rumah

Pre Test

Post Test

Jumlah nilai

Jumlah nilai

tangga
Salah
60 (42,86%)
0 (0%)
Benar
80 (57,14%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 8. Hasil dari pengetahuan tentang definisi PHBS rumah tangga,
didapatkan bahwa pada saat pretest mendapatkan nilai 80 (57,14% dan post test
mendapatkan nilai 140 (100%).
Perilaku
Nomor

Hal

Pernah

Paparan terhadap penyuluhan sebelumnya

Nomor

Hal

Setuju

2
3
4
5

Penerapan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun


Pengadaan penyuluhan cuci tangan yang benar
Kebiasaan cuci tangan pakai sabun
Peningkatan derajat kesehatan melalui kegiatan cuci
tangan pakai sabun
Penyebaran informasi mengenai cuci tangan pakai
sabun

14
14
14
14

Tidak
setuju
0
0
0
0

14

Tidakperna
h
9

Sikap
Nomor
1

Hal
Frekuensi
mencuci
tangan pakai
sabun

Sering

Kadang-kadang

Tidakpernah

10

Pengadaan
sarana air
bersih di
lingkungan
Sumber sarana
air bersih

Ada

Tidakada

14

Sumber
informasi
mengenai cuci
tangan yang
benar

TV

Air PDAM

Sumurgali

Sumurpompa

10

Radio Internet Majalah/Koran/ Petugas


LainBrosur
kesehatan lain
1

14

Lampiran III. Dokumentasi Kegiatan

Para kader mengerjakan pretest

Pemberian materi penyuluhan

Para kader antusias mempraktekkan cuci


tangan

Lomba kreasi cuci tangan

Pemberian hadiah kepada pemenang lomba

Para kader mengerjakan posttest

Anda mungkin juga menyukai