PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran
manusia dan binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, makanan/minuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri,virus
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan).
(Afrina, 2009)
Dari berbagai penelitian, resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan
adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan pakai sabun
pada waktu penting. Menurut penelitian Fewtrell dan Kaufmann (2005), perilaku cuci
tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif
dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara lainnya dalam
mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan,
influenza, hepatitis A, demam tifoid, dan diare terutama pada bayi dan balita.
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya agar tercapai negara yang kuat.
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, salah
satunya dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan
kesehatan
masyarakatnya.
Pembinaan PHBS dapat dilakukan melalui pendekatan kepada kepala
desa/tokoh masyarakat (advokasi), sosialisasi/penyuluhan PHBS di rumah tangga
yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok dasa wisma (bina suasana), dan
melakukan gerakan PHBS bagi keluarga atau kelompok (pemberdayaan masyarakat).
(Notoatmodjo, 2007).
1
Hasil pelaksanaan program PHBS tentang cuci tangan, menurut studi WHO
tahun 2009 menyatakan, kejadian diare menurun 45% dengan perilaku cuci tangan
pakai sabun, 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar,
dan 39% perilaku pengelolaan air minum di rumah tangga, dengan upaya tersebut
kejadian diare menurun sebesar 94%.
Kader kesehatan adalah seseorang yang mau dan mampu melaksanakan
upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di bawah pembinaan
petugas kesehatan yang dilakukan atas kesadaran diri sendiri dan tanpa pamrih. Kader
kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui perilaku cuci tangan pakai sabun
(Depkes RI 2008).
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan
terhadap kader kesehatan dengan judul Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun sebagai
salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagiKader kesehatan di Desa
Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku hand hyginedi ruang lingkup kader
kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur pada Tahun 2015 ?
2. Apakah dengan adanya programGerakan Mencuci Tangan Pakai Sabunsebagai
salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat meningkatkan
pengetahuan dan perilaku hand hyginedi ruang lingkup di Desa Sraten,
Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Tahun 2015 ?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku hand hygine di ruang
lingkup kader kesehatan di Desa Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur, Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program Gerakan Mencuci Tangan Pakai
Sabun sebagai salah satu macam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
meningkatkan pengetahuan dan perilaku hand hygine di ruang lingkup di Desa
Sraten, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Tahun
2015.
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Bagi Penulis
2
a.
b.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya bebas
dari debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
agar sehat, tidak bau, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit
bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri
sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih
(Pusat Promosi Kesehatan, 2007).
2.2 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Penyuluhan PHBS itu adalah upaya
untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social
Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment) (Depkes RI, 2008).
PHBS sangat penting dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari karena faktor
perilaku memiliki andil 30 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya
untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah Tangga Sehat adalah rumah
tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu (Danuwirahadi, 2010) :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3.Menimbang bayi dan balita
4.Menggunakan air bersih
4
peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan
tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun
dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi
pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air
olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air
2.
Mencuci tangan yang baik adalah menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir serta tidak terburu-buru. Lamanya mencuci tangan pakai sabun ialah 40-60
detik.
1. Basahi tangan dengan air mengalir.
2. Pakai sabun secukupnya.
3. Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama minimal 20 detik,
terutama di bagian bawah kuku, antara jari, telapak tangan, dan punggung
tangan.
4. Bilas tangan dengan air mengalir.
5. Keringkan tangan dengan handuk atau tisu kering(Luthfianti, 2008).
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat
dan dapat bekerja secara sukarela (Depkes RI, 2008). Kader kesehatan adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalahmasalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang
dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Rochjati, 2003).
Damanik (2012) memberikan batasan tentang kader kesehatan bahwa kader
kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat.
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader, bahwa
kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat
dan dapat bekeria secara sukarela.
2.9
2.10
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
METODE
3.1.Identifikasi Masalah
Masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan.Berdasarkan hasil wawancara
dengan dokter pembimbing internship, maka penulis mengambil tema hand hygiene
sebagai permasalahan dalam mini project ini. Berdasarkan konsep L.W.Green, maka
9
10
Intervensi dilakukan dengan memberikan materi mengenai cuci tangan yang benar
3.8.
Pelaksanaan Kegiatan
No. Tanggal
1.
1 April 2015
2.
18 April 2015
Kegiatan
Perencanaan Kegiatan
Pembagian
Pelaksana
Dokter internship
Dokter pembimbing
kepada Dokter internship
kuesioner
3.
18 April 2015
Kecamatan
Jenangan,
Kabupaten
Ponorogo,
Jawa
Timur
Pengisian
kuesioner
Sraten,
Kecamatan
4.
5.
18 April 2015
18 April 2015
Sraten,
Kecamatan
18 April 2015
18 April 2015
Jawa Timur
Lomba kreasi cuci tangan
Dokter
Dokter pembimbing
Dokter Internship
internship
BAB IV
HASIL
4.1 . Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jenangan yang merupakan salah satu kecamatan
yang terletak di Kabupaten Ponorogo .Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten yang
terletak di Jawa timur, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 1.371,78
km2.Penduduk Kabupaten Ponorogo berjumlah 855.281 jiwa (Sensus 2010). Secara
astronomis Kabupaten Ponorogo berada pada 111017- 111052Bujur Timur dan 70498020Lintang Selatan dengan ketinggian 92- 2.563 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten ini terletak di sebelah barat Provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung
dengan Provinsi Jawa Tengah dan lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibukota
Provinsi Jawa timur, Surabaya (Isyanti, 2001).
4.2 Data Geografis Kecamatan Jenangan
Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo berlokasi di Jl. Raya Jenangan, Kec.
Jenangan Kabupaten Ponorogo, dengan wilayah kerja Puskesmas Jenangan sebanyak 11 desa
12
dari 17 desa di wilayah kecamatan Jenangan karena di kecamatan Jenangan terdapat juga
Puskesmas Setono yang mempunyai wilayah kerja sebanyak 6 desa.
Batas wilayah kerja:
- Utara
Kabupaten Madiun
- Timur
- Selatan
- Barat
Kec. Babadan
Wilayah Puskesmas Jenangan memiliki luas wilayah 352,7 km 2 dan terdiri atas 11
desa/kelurahan, yaitu:
No.
1.
Desa
Jenangan
No. Desa
7.
Nglayang
2.
Ngrupit
8.
Paringan
3.
Semanding
9.
Panjeng
4.
Kemiri
10.
Tanjungsari
5.
Sraten
11.
Wates
6.
Sedah
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk menurut kelompok umur di wilayah puskesmas Jenangan pada
tahun 2013
Usia (Tahun)
Desa
Jenangan
Ngrupit
Semanding
Kemiri
Sraten
1
100
66
39
100
20
1-4
215
297
158
370
67
5-14
601
810
401
365
97
15-39
1493
2089
1239
1840
352
40-44
849
450
298
373
285
45-59
864
1131
600
359
302
60-69
>70
469
194
387
286
211
569
590
331
200
158
Jumlah
5160
5627
3453
3893
1492
13
Sedah
Nglayang
Paringan
Panjeng
Tanjungsari
Wates
Jumlah
25
40
60
40
38
30
558
94
60
197
95
145
152
1850
320
319
1030
240
310
343
4836
613
540
1098
650
830
1140
11884
136
580
1036
140
735
240
5122
365
500
946
340
635
644
6686
98
371
919
111
350
326
3722
233
374
786
210
187
331
3969
1884
2784
6072
1826
3230
3206
38627
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di wilayah Puskesmas Jenangan
Berdasarkan data di atas, di daerah Sraten merupakan wilayah desa dengan jumlah
penduduk paling sedikit di kecamatan Jenangan sehingga penyuluhan dapat lebih
terkonsentrasi.
Jumlah
0
2
1
22
19
11
0
1
2
1
0
3
1
0
0
63
Desa
Poskesdes
Jumlah
Jumlah
Posyandu Balita
Jumlah
Jumlah
Posyandu Lansia
Jumlah Jumlah
14
Pos
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
Jenangan
2
Ngrupit
3
Semanding
4
Kemiri
5
Sraten
6
Sedah
7
Nglayang
8
Paringan
9
Panjeng
10 Tanjungsari
11 Wates
JUMLAH
Kader
9
9
6
9
8
8
7
8
8
9
9
90
Pos
5
5
3
4
3
4
4
5
4
3
4
44
Kader
23
25
15
22
14
15
20
24
15
15
16
204
Pos
1
2
3
1
3
2
2
8
kader
5
11
16
5
14
9
12
45
Jumlah
Maret
Total
Januari
Febuari
83
175
2
69
65
99
122
1
112
66
120
125
5
52
57
85
105
5
50
61
387
527
13
283
249
lain
ISPA
Gastritis
Hipertensi
Demam
520
258
284
31
750
227
310
22
849
268
278
14
655
246
234
20
2774
999
1106
87
Berdarah
Diabetes
145
123
35
15
318
Penyakit
Asma
Diare
Disentri
Tifoid
Infesi usus
April
Melitus
Tabel 4.5.Angka Kesakitan Warga Kecamatan Jenangan Tahun 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa diare memiliki total penderita terbanyak
ketiga di Kecamatan Jenangan dan diare merupakan salah satu penyakit yang muncul
akibat tidak mencuci tangan dengan benar.
4.7. Hasil Penelitian
4.7.1. Hasil Kuisioner Pengetahuan
Kuesioner digunakan untuk menilai pengetahuan masyarakat mengenai cuci
tangan pakai sabun yang benar. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner secara garis
besar dibagi menjadi empat bagian yaitu mengenai langkah-langkah cuci tangan pakai
sabun yang benar, waktu untuk cuci tangan pakai sabun, penyakit yang ditimbulkan
akibat tidak mencuci tangan yang baik, dan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat.
15
Kuesioner diberikan kepada 14 orang kader posyandu dan dilaksanakan sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Kuesioner berisi 10 pertanyaan dimana setiap pertanyaan bernilai sepuluh poin
sehingga rentang nilai kuesioner untuk setiap bagian adalah 0 sampai 100. Nilai akhir
selanjutnya dikelompokkan dengan kategori berikut:
Kriteria penilaian
Baik (90 100)
Cukup (70 80)
Kurang (<70)
Total
Pretest
2 (14,28%)
10 (71,44%)
2 (14,28%)
14 (100%)
Posttest
12 (85,72%)
2 (14,28%)
0 (0%)
14 (100%)
Pada tabel diatas didapati perubahan nilai yang signifikan pada hasil pretest dan
posttest Kuesioner penelitian. Didapati hanya 2 orang (14,28%) dari total kader 14
orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang
(85,72%) pada saat posttest dilakukan. Hal ini menunjukkan perubahan pengetahuan
pada kader sebelum dan sesudah penyuluhan.
4.7.1.1.
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
40 (9,53 %)
380 (90,47%)
420 (100%)
Jumlah nilai
30 (7,14%)
390 (92,86%)
420 (100%)
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100 %)
Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)
pertanyaan dengan nilai 10 poin sehingga nilai total dari seluruh responden
berjumlah 140 poin.
Pengetahuan durasi
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
120 (85,71%)
20 (14,29%)
140 (100 %)
Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100%)
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya sebanyak 14,29% reponden
menjawab benar pada pertanyaan ini dan terjadi perubahan yang sangat signifikan
sebelum dan sesudah penyuluhan dan didapati sebanyak 85,71% responden menjawab
benar pada posttest sesudah penyuluhan diberikan.
4.7.1.4.
yang bernilai 10 poin sehingga jumlah poin dari seluruh responden adalah sebanyak
140 poin.
17
Pengetahuan tujuan
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100 %)
Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)
sebanyak dua pertanyaan dengan masing masing bernilai 10 poin sehingga nilai
tertinggi untuk pertanyaan ini adalah 20 poin dan nilai terendah adalah 0 poin. Nilai
total dari seluruh responden adalah sebanyak 280 poin.
Pengetahuan bila tidak
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
80 (28,58%)
200 (71,42%)
280 (100 %)
Jumlah nilai
50 (17,85%)
230 (82,15%)
280 (100%)
Dari tabel diatas didapati sebanyak 28,58% responden menjawab salah tentang
penyakit yang dapat menular akibat tidak mencuci tangan sebelum dilakukan
penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden yang menjawab
pertanyaan ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan terdapat
perubahan tingkat pengetahuan pada responden setelah diberikan penyuluhan.
4.7.1.6.
Pre Test
Post Test
18
definisi PHBS
Salah
Benar
Total
Jumlah nilai
20 (14,29%)
120 (85,71%)
140 (100 %)
Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
420 (100%)
bernilai 10 poin sehingga nilai total dari seluruh responden sebanyak 140 poin.
Pengetahuan tentang jenis
Pre Test
Post Test
Jumlah nilai
60 (42,86%)
80 (57,14%)
140 (100 %)
Jumlah nilai
0 (0%)
140 (100%)
140 (100%)
19
Jumlah
Frekuensi (%)
5
9
14
35,71
64,29
100
Dari tabel diatas didapati bahwa sebanyak 5 orang (35,71%) pernah terpapar terhadap
penyuluhan sebelumnya dan sisanya tidak pernah samasekali.
4.7.2.2.
Jumlah (orang)
14
Frekuensi (%)
100
0
14
0
100
Setuju
Tidak setuju
Setuju
Tidak setuju
Setuju
0
14
0
100
sabun
Peningkatan derajat kesehatan
Tidak setuju
Setuju
14
100
Tidak setuju
Setuju
14
100
cuci tangan
Tidak setuju
Pada tabel didapati 100% responden setuju terhadap kegiatan mencuci tangan serta
penyebaran informasi cuci tangan dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan dengan
mencuci tangan.
4.7.3. Hasil Kuesionersikap
20
Pertanyaan tentang perilaku terdiri dari 4 pertanyaan dan tidak memiliki bobot
poin sehingga tidak memiliki batasan nilai tertinggi dan terendah dan diberikan
sebelum penyuluhan dilakukan
4.7.3.1.
Jumlah
Frekuensi (%)
pakai sabun
Sering
Kadang kadang
Tidak pernah
Total
10
4
0
14
72,43
28,57
0
100
Pada tabel diatas sebanyak 72,43% responden sering melakukan kegiatan cuci
tangan dengan sabun dan sisanya kadang kadang melakukan kegiatan mencuci
tangan dengan sabun.
4.7.3.2.
Pengadaan sarana air bersih
Sarana yang harus ada untuk melakukan kegiatan mencuci tangan pakai sabun
adalah ketersediaan air bersih. Pertanyaan ini mengacu kepada pertanyaan ada
tidaknya air bersih di lingkungan responden.
Pengadaan sarana air bersih
Jumlah
Frekuensi (%)
di lingkungan
Ada
Tidak ada
Total
14
0
14
100
0
100
Pada tabel diatas didapati seluruh responden memiliki sarana air bersih di
lingkungan mereka.Hal ini menunjang dalam gerakan mencuci tangan pakai sabun di
lingkungan.
4.7.3.3.
Sumber sarana air bersih untuk mencuci tangan pakai sabun harus diketahui
untuk melihat kualitas air bersih tersebut. Pertanyaan ini mengacu kepada
pertanyaan asal sumber sarana air bersih di lingkungan responden.
Pengadaan sumber sarana air
Jumlah
Frekuensi (%)
bersih di lingkungan
Air PDAM
7,14
Sumur Gali
Sumur Pompa
Total
10
3
14
71,42
21,42
100
Pada tabel di atas di dapatkan sebanyak 71,42 % memiliki sumber air bersih
yang berasal dari sumur gali, 21,42 % memiliki sumber air yang berasal dari sumur
pompa, dan 7,14 % berasal dari PDAM.
4.7.3.4.
Jumlah
Radio
Internet
Majalah/koran/brosur
Petugas kesehatan
14
Lain-lain
4.7.4
23
BAB V
DISKUSI
5.1 Diskusi
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi pertanyaan Kuesioner
yang terdiri dari 3 gambaran yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku yang masing masing
memiliki pertanyaan denga bobot yang berbeda beda. Pertanyaan tentang pengetahuan
terdiri dari 10 pertanyaan yang masing masing memiliki bobot 10 poin. Pertanyaan sikap
dan perilaku merupakan pertanyaan persetujuan responden.
Dari tingkat pengetahuan didapati hanya 2 orang (14,28%) dari total kader 14 orang
mendapatkan nilai baik pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang (85,72%) pada
saat posttest dilakukan. Hal ini menunjukkan perubahan pengetahuan pada kader sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Pada Kuesioner terdapat 3 pertanyaan yang bertemakan tentang pengetahuan langkah
langkah mencuci tangan dan terdapat 9,53% responden menjawab pertanyaan salah
sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan dijumpai perbaikan dimana
dijumpai angka kesalahan bernilai 7,14%. Kemudian pertanyaan berikutnya mengenai waktu
yang tepat untuk mencuci tangan dan seluruh responden sebanyak 14 orang (100%)
mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Pertanyaan tentang durasi mencuci
tangan mengambarkan sebanyak 14,29% reponden menjawab benar pada pertanyaan ini dan
terjadi perubahan yang sangat signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan dan didapati
sebanyak 85,71% responden menjawab benar pada posttest sesudah penyuluhan diberikan.
Hal ini mengambarkan bahwa penyuluhan memberikan tambahan pengetahuan tentang
kebiasaan mencuci tangan. Sebanyak 14,29% responden salah dalam menjawab pertanyaan
tentang tujuan mencuci tangan sebelum dilakukan penyuluhan mencuci tangan dan setelah
dilakukan penyuluhan sebanyak 100% responden menjawab benar pada tujuan melakukan
cuci tangan. Pertanyaan selanjutnya meliputi tentang penyakit yang muncul akibat tidak
mencuci tangan dan sebanyak 28,58% responden menjawab salah sebelum dilakukan
penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden yang menjawab pertanyaan
ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Artinya terdapat perubahan pengetahuan pada
responden tentang penyakit penyakit yang dapat ditularkan akibat tidak mencuci tangan.
Pertanyaan tentang PHBS meliputi definisi dan kegiatan PHBS dalam rumah tangga
memiliki hasil 85,71% responden menjawab pertanyaan defenisi dengan benar sebelum
dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan 100% responden menjawab
24
pertanyaan ini dengan benar dan sebanyak 57,14% responden menjawab pertanyaan tentang
PHBS dalam rumah tangga dengan benar sebelum dilakukan penyuluhan dan terjadi
perubahan yang signifikan setelah dilakukan penyuluhan menjadi 100% responden menjawab
pertanyaan ini dengan benar.
Pada Kuesioner perilaku terdiri dari 6 pertanyaan dan tidak memiliki bobot nilai dan
didapati sebanyak 5 orang responden sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang
mencuci tangan sebelumnya dan sisanya sebanyak 64,29% responden belum pernah
mendapat penyuluhan. Sebanyak 100% responden setuju dengan kegiatan mencuci tangan
harus dilakukan dengan menggunakan sabun dan perlu adanya penyuluhan tentang kegiatan
mencuci tangan dan kegiatan mencuci tangan pakai sabun juga dapat meningkatkan derajat
kesehatan serta perlu di lakukan penyebaran informasi tentang mencuci tangan pakai sabun
secara luas.
Pada sikap didapati sebanyak 10 orang responden (72,43%) mengaku sering
melakukan cuci tangan dengan sabun. Sebanyak 100% responden memiliki sumber air bersih
di lingkungan masing masing dan sebanyak 71,42%
sebagai sumber air bersih. Sebanyak 14 orang responden mendapatkan informasi tentang cuci
tangan pakai sabun dari petugas kesehatan dan sisanya mendapat informasi dari media
elektronik dan media cetak.
Kesimpulannya didapati bahwa penyuluhan memberikan tambahan pengetahuan
terhadap para responden dan diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku responden
tentang cuci tangan pakai sabun.
25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada tingkat pengetahuan terjadi perubahan yang signifikan setelah dilakukan
penyuluhan yaitu 2 orang (14,28%) dari total kader 14 orang mendapatkan nilai baik
pada pretest dan berubah menjadi sebanyak 12 orang (85,72%) pada saat posttest
2. Pada penelitian ini diketahui adanya perubahan pengetahuan tentang penyakit yang
muncul akibat tidak mencuci tangan dimana sebanyak 28,58% responden menjawab
sebelum dilakukan penyuluhan dan terdapat perubahan menjadi 17,85% responden
yang menjawab pertanyaan ini salah setelah dilakukan penyuluhan. Artinya terdapat
perubahan pengetahuan pada responden tentang penyakit penyakit yang dapat
ditularkan akibat tidak mencuci tangan
3. Pada penelitian ini sebanyak 100% responden setuju dengan kegiatan mencuci tangan
harus dilakukan dengan menggunakan sabun dan perlu adanya penyuluhan tentang
kegiatan mencuci tangan dan kegiatan mencuci tangan pakai sabun juga dapat
meningkatkan derajat kesehatan serta perlu di lakukan penyebaran informasi tentang
mencuci tangan pakai sabun secara luas
4. Pada penelitian ini sebanyak 14 orang responden (100%) mendapatkan informasi
tentang cuci tangan pakai sabun dari petugas kesehatan dan sisanya mendapat
informasi dari media elektronik dan media cetak.
6.2. Saran
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo maupun Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur melalui Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah untuk
mengintensifkan kampanye gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun untuk meminimalkan
penyebaran penyakit menular dan meningkatkan taraf kesehatan pada masyarakat.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28
LAMPIRAN
Lampiran I. Kuisioner Penelitian Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun
Pengetahuan
1. Ada berapa langkah cuci tangan yang
benar?
a. 6
b. 10
c. 14
2. Kapan saja waktu yang tepat untuk
cuci tangan?
a. Sebelum tidur
b. Sebelum pergi
c. Sebelum makan
3. Penyakit apa saja yang dapat
ditimbulkan bila kita tidak mencuci
tangan?
a. Kencing manis
b. Infeksi cacing
c. Hipertensi
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk cuci tangan dengan sabun?
a. 10-20 detik
b. 20-40 detik
c. 40-60 detik
Perilaku
1. Apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan mengenai cuci tangan sebelumnya?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda setuju bila kebiasaan mencuci tangan pakai sabun diterapkan di
lingkungan anda?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Apakah anda setuju diadakan penyuluhan mengenai Cuci tangan yang benar?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.
Apakah anda setuju untuk cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.
Apakah anda sebagai kader kesehatan, setuju untuk mewujudkan program pemerintah
dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui gerakan cuci tangan
pakai sabun?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6.
Apakah anda setuju untuk menyebarkan informasi mengenai cuci tangan pakai sabun
yang benar kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat?
a. Setuju
b. Tidak setuju, alasannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sikap
1. Seberapa sering anda sering mencuci tangan pakai sabun?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Jarang
2. Apakah ada sarana air bersih di lingkungan anda?
a. Ada
b. Tidak ada
3. Darimanakah sarana air bersih di lingkungan anda?
a. Air PDAM
b. Sumur gali
c. Sumur pompa
4. Darimanakah anda mendapat informasi mengenai cuci tangan yang benar?
a. TV
b. Radio
c. Internet
d. Majalah/Koran/Brosur
e. Petugas kesehatan
f. Lain-lain, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pretest
Posttest
penilaian
Jumlah
Jumlah
Baik
2 (14,28%)
12 (85,72%)
Cukup
10 (71,44%)
2 (14,28%)
Kurang
2(14,28%)
0 (0%)
Total
14 (100%)
14 (100%)
Tabel 1. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test
Langkah mencuci tangan
Pengetahuan langkah
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
40 (9,53 %)
30 (7,14%)
Benar
380 (90,47%)
390 (92,86%)
Total
420 (100%)
420 (100%)
Tabel 2. Hasil Langkah Mencuci Tangan Pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai langkah mencuci tangan, didapatkan bahwa pada saat pretest, nilai yang didapatkan yaitu 380 (90,47 %), sedangkan pada post-test didapatkan nilai
yaitu (92,86 %). Dari data tersebut didapatkan peningkatan pengetahuan mengenai langkah
mencuci tangan pakai sabun yang benar pada kader kesehatan di daerah Sraten.
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
0 (0%)
0 (0%)
Benar
140 (100%)
140 (100%)
Total
140 (100%)
140 (100%)
Tabel 3 Hasil Waktu Mencuci Tangan Pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai waktu yang tepat untuk mencuci tangan, didapatkan
bahwa pada saat pre-test dan post-test mendapatkan nilai 140 (100%).
Durasi Mencuci Tangan
Pengetahuan durasi
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
120 (85,71%)
20 (14,29%)
Benar
20 (14,29%)
120 (85,71%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 4. Hasi Durasi Mencuci Tangan pada saat Pretest dan Posttest.
Pada data di atas mengenai durasi yang tepat untuk mencuci tangan,
didapatkan bahwa pada saat pre-test mendapatkan nilai 20 (14,29%) dan post-test
mendapatkan nilai 120 (85,71%).
Tujuan
Pengetahuan tujuan
Pre Test
Post Test
mencuci tangan
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
20 (14,29%)
0 (0%)
Benar
120 (85,71%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 5. Hasil Tujuan mencuci tangan saat Pretest dan Posttest
Pada data di atas mengenai tujuan untuk mencuci tangan, didapatkan bahwa pada saat
pre-test mendapatkan nilai 120 (85,71%) dan post-test mendapatkan nilai 140 (100%).
Penyakit
Pengetahuan penyakit
Pre Test
Post Test
Jumlah nilai
Jumlah nilai
tangan
Salah
80 (28,58%)
50 (17,85%)
Benar
200 (71,42%)
230 (82,15%)
Total
280 (100 %)
280 (100%)
Tabel 6. Hasil Penyakit yang disebabkan bila tidak mencuci tangan saat pretest
dan Posttest
Pada data di atas mengenai penyakit yang disebabkan bila tidak mencuci tangan saat
Pretest mendapat nilai 200 (71,42%) dan post-test mendapatkan nilai 230 (82,15%).
Pengetahuan tentang definisi PHBS
Pengetahuan tentang
Pre Test
Post Test
definisi PHBS
Jumlah nilai
Jumlah nilai
Salah
20 (14,29%)
0 (0%)
Benar
120 (85,71%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
420 (100%)
Tabel 7. Hasil dari pengetahuan tentang definisi PHBS saat pretest dan posttest
Pada data di atas mengenai pengetahuan tentang definisi PHBS, didapatkan bahwa
pada saat pre-test mendapatkan nilai 120 (85,71%) dan post-test mendapatkan nilai 140
(100%).
PHBS rumah tangga
Pengetahuan tentang
jenis PHBS rumah
Pre Test
Post Test
Jumlah nilai
Jumlah nilai
tangga
Salah
60 (42,86%)
0 (0%)
Benar
80 (57,14%)
140 (100%)
Total
140 (100 %)
140 (100%)
Tabel 8. Hasil dari pengetahuan tentang definisi PHBS rumah tangga,
didapatkan bahwa pada saat pretest mendapatkan nilai 80 (57,14% dan post test
mendapatkan nilai 140 (100%).
Perilaku
Nomor
Hal
Pernah
Nomor
Hal
Setuju
2
3
4
5
14
14
14
14
Tidak
setuju
0
0
0
0
14
Tidakperna
h
9
Sikap
Nomor
1
Hal
Frekuensi
mencuci
tangan pakai
sabun
Sering
Kadang-kadang
Tidakpernah
10
Pengadaan
sarana air
bersih di
lingkungan
Sumber sarana
air bersih
Ada
Tidakada
14
Sumber
informasi
mengenai cuci
tangan yang
benar
TV
Air PDAM
Sumurgali
Sumurpompa
10
14