Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BIOKIMIA

Sifat dan Fungsi Air dalam Mendukung Proses Hayati

Disusun Oleh :
Nama

: Faiza Senja Widya Perdana

NIM

: 15/381859/BI/094948

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

Sifat dan Fungsi Air dalam Mendukung Proses Hayati


Pendahuluan
Air merupakan substansi yang paling melimpah dalam sistem kehidupan. Sekitar
70 % bahkan lebih air menunjang kehidupan organisme. Organisme perintis atau yang
pertama ada hidup dan berkembang di dalam air, dan air pun berperan dalam proses
evolusi, dimana awal mula kehidupan dimulai. Organisme dapat beradaptasi secara
efektif pada lingkungan yang terdapat air. Panas air yang spesifik atau energi panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan termperatur 1 g dalam 10C berguna untuk sel ataupun
organisme sebagai buffer panas. Hal ini berfungsi untuk menjaga temperatur organisme
tersebut konstan agar dapat bermetabolisme. (Nelson et al., 2005)
Air secara alami selalu mengandung substansi terlarut dan mengendap dari
komponen organik dan mineral. Substansi tersebut dapat masuk kedalam air melalui
presipitasi atmosfer dan dari tanah yang mengalami kontak dibawah permukaan air
tanah seperti sungai, danau, dan sebagainya. Selain itu dapat berasal dari air yang
terkontaminasi hasil metabolit tumbuhan dan hewan air yang mengalami pembusukkan.
(Venkateswarlu, 2009)

Isi
Empat sifat emergen air berkontribusi dalam kehidupan yaitu perilaku kohesif,
kemampuan memoderasi suhu, pengembangan saat membeku, dan kemampuan sebagai
zat pelarut. Kohesi akibat ikatan hidrogen berkontribusi dalam pengangkutan air dan
nutrien terlarut melawan gravitasi dalam tumbuhan. Penguapan dari daun menarik air ke
atas dari akar melalui sel-sel pengangkut air. Karena adanya sifar adhesi dan kohesi,
pohon yang tinggi dapat mengangkut air lebih dari 100 m ke atas. Selain itu, air juga
memiliki tegangan permukaan yang terkait dengan kohesi. Tegangan permukaan antara
air dan udara terdapat susunan molekul air yang teratur, yang saling berikatan hidrogen
satu sama lain. Hal ini mengakibatkan beberapa hewan dapat berdiri, berjalan, atau
berlari di atas air tanpa memburaikan permukaan. (Cambell et al., 2010)
Air memoderasi suhu udara dengan cara menyerap panas dari udara yang lebih
hangat dan melepaskan panas yang tersimpan ke udara yang lebih sejuk. Air merupakan

penampung panas yang efektif karena dapat menyerap atau melepaskan panas dalam
jumlah yang relatif besar dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu. Badan air
yang besar dapat menyerap dan menyimpan banyak sekali panas dari matahari pada
siang hari dan selama musim panas dengan hanya mengalami beberapa derajat
perubahan suhu. Sedangkan saat malam hari atau musim dingin air akan melepaskan
panas dan menghangatkan udara sekitar. Dengan demikian, karena panas jenisnya yang
tinggi, air yang menutupi sebagian besar Bumi menjaga fluktuasi suhu di darat dan di
air dalam batas-batas yang memungkinkan kehidupan. (Cambell et al., 2010).
Pendinginan evaporatif atau pendinginan akibat penguapan terjadi karena
molekul-molekul

yang memiliki energi kinetik tertinggi, adalah yang paling

memungkinkan terlepas sebagai gas. Pendinginan evaporatif air berkontribusi dalam


stabilotas suhu di danau dan kolam, serta memberikan mekanisme yang mencegah
organisme darat mengalami panas berlebih (overheating). Misalnya, penguapan air dari
dedaunan tumbuhan membantu mencegah jaringan daun menjadi terlalu hangat saat
disinari matahari. Penguapan keringat dari kulit manusia mencegah terjadinya
pemanasan berlebih didalam tubuh dengan membuang panas tubuh. (Cambell et al.,
2010).
Air adalah salah satu zat yang mempunyai densitas lebih rendah saat berwujud
padatan daripada saat berwujud cairan. Dengan kata lain, air yang membeku akan
mengambang di atas air yang berwujud cair. Kemampuan es untuk mengapung akibat
pemuaian air ketika memadat merupakan faktor penting dalam kecocokan lingkungan
bagi kehidupan. Jika es tenggelam maka semua kolam, danau, dan bahkan samudera
akan membeku, sehingga mustahil adanya kehidupan. Apabila hal ini terjadi, saat
musim panas hanya beberapa inci saja permukaan air laut yang akan mencair. Namun
kenyataannya, ketika badan air mendingin, es yang mengambang akan menginsulasi air
dalam wujud cair di sebelah bawah, sehingga tidak membeku dan organisme hidup
dapat tetap berada di bawah permukaan yang membeku. (Cambell et al., 2010).
Air sebagai zat pelarut dapat melarutkan berbagai molekul yang ada. Air yang
bekerja ke arah dalam dari permukaan setiap kristal garam akhirnya akan melarutkan
semua ion. Hasil yang diperoleh adalah larutan yang terdiri dari dua zat terlarut yang
bercampur secara homogen dengan air, yang merupakan pelarutnya. Senyawa ionik lain

juga larut dalam air seperti air laut yang mengandung berbagai macam ion terlarut,
demikian pula dengan sel-sel hidup. (Cambell et al., 2010).
Secara umum air diklasifikasikan sebagai air atmosfer, subterranean, dan air
permukaan. (Venkateswarlu, 2009). Air atmosfer terjadi dari satu kondisi ke kondisi lain
seperti presipitasi dalam siklus air. Air yang sering dijumpai pada atmosfer yaitu dalam
bentuk gas atau uap udara. Tapi dapat berubah menjadi cair maupun padat dalam suhu
tertentu. (Dolotov, et al. 2009).
Presipitasi sangat bermanfaat untuk organisme di alam. Dengan adanya
presipitasi (hujan) tumbuhan dapat berfotosintesis dan bahan-bahan organik maupun
anorganik dapat dihasilkan dari hujan. Presipitasi juga merupakan komponen penting
dalam siklus air. Air yang jatuh sebagai hujan kemudian disimpan sebagai groundwater
storage (penyimpanan air tanah) yang dapat dijadikan sumber kehidupan bagi banyak
organisme.

Gambar 1. Air tanah merupakan salah satu bagian yang kecil dari empat
kolam air utama di Bumi, dan air sungai yang mengalir ke laut memiliki fluks
terkecil baik air dari tanah maupun permukaan sebagai komponen sistem
hidrologi yang paling banyak digunakan oleh manusia. (Schelesinger, 1991)

Air mengandung banyak mineral. Mineral-mineral tersebut dapat berguna


sebagai sumber anorganik untuk berbagai organisme salah satunya bagi manusia
sebagai minuman kesehatan yang biasanya terdiri dari garam besi, sulfur, dan garamgaram mineral lain. Air yang ada di Bumi ini mengandung ion yang cukup konstan
dengan komposisi dan rentang yang relatif bervariasi dalam elemen biogenik. Aliran air
baik air tanah maupun sumber air panas dapat mengubah komposisi kimia. (Dolotov et
al., 2009).

Kesimpulan
Air merupakan sumber kehidupan utama semua organisme yang ada. Tanpa
adanya air tidak akan tercipta keseimbangan di Bumi ini dan mustahil terciptanya
kehidupan. Air yang layak digunakan dalam kehidupan harus berupa air yang bersih dan
tidak terkontaminasi polutan ataupun zat-zat berbahaya. Oleh karena itu, sudah
kewajiban kita untuk menjaga air tetap bersih, walaupun mungkin secara langsung efek
besar air tidak terlalu terasa namun jika di Bumi sudah tidak ada air bersih maka
kehidupan makhluk yang ada akan terancam.

Daftar Pustaka
Campbell,N.A. Reece, J.N. Urry, L.A. Cain, M.L. Wasserman, S.A. Minorsky, P.V.
Jackson, R.B. Editor. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid I. Ciracas [JKT] : Penerbit
Erlangga.
Dolotov, Y.S. Zekster, I.S. 2009. Types and Properties of Water Vol. I. New York
[NY] : EOLSS Publications.
Nelson, D.L. Cox, M.M. 2005. Lehninger Principles of Biochemistry 4th Editoin. New
York [NY] : W.H. Freeman and Company.
Schelecinger, W.H. 1991. Biochemistry An Analysis of Global Change. California
[US] : San Diego Academic Press.
Venkateswarlu, K.S. 2009. Water Chemistry-Industrial and Power Station Water
Treatment. Mumbai [IN] : New Age International Publisher.

Anda mungkin juga menyukai