STRATEGI LOKASI
Kelompok:
1. Sevina Yanti
201110170311300
2. Tri Kusmiati
201310170311293
3. Ririn Okatia
201310170311299
4. Gaida Afra
201310170311306
5. Karina Ismuhrossa
201310170311312
KATA PENGANTAR
2.
3.
Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Strategi Lokasi
2.1.1.3 Biaya-biaya
10
11
13
3.2 Saran
13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1|Manajemen Operasional
2|Manajemen Operasional
BAB II
PEMBAHASAN
lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan
strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
Lokasi dan Biaya Karena lokasi memengaruhi biaya dan menentukan
penghasilan,
lokasi
sepenuhnya
memiliki
kekuatan
untuk
membuat
atau
menjadi
berfokus-pada-inovasi
Ada
empat
sifat
yang
Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta insentif
pemerintah.
2.
3.
Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar agar
keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.
4|Page
4.
Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga kerja
adalah sangat penting bagi perusahaan.
5.
6.
Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang sangat
fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.
b.
c.
Pembatasan daerah.
d.
e.
5|Page
2.1.1.3 Biaya-biaya
Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya nyata dan biaya
tidak nyata. Biaya nyata adalah biaya-biaya yang dapat di identifikasi langsung dan
dihitung cepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan umum,tenaga kerja, bahan baku,
pajak, penyusutan, serta biaya lain yang dapat biaya lain yang dapat di identifikasi oleh
departemen akuntansi dan pihak manajemen. Sedangkan Biaya tidak nyata adalah biaya
yang meliputi pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap masyarakat terhadap
industri dan perusahaan , serta kualitas dan sikap calon pekerja. Biaya tidak nyata juga
meliputi variabel kualitas hidup seperti iklim
6|Page
7|Page
banyak
faktor,
kualitatif
maupun
kuantitatif,
yang
harus
dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih
penting dari yang lain, sehingga manajer dapat menggunakan bobot untuk membuat
proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode pemeringkatan faktor
sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari
pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode pemeringkatan-faktor
mempunyai enam tahap:
a)
b)
c)
d)
Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan
menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e)
Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan
jumlah total untuk setiap lokasi.
f)
maka analisi lebih lanjut mengenai pembobotan atau penilaiannya mungkin perlu
dilakuka. sebagai alternative lain, manajemen dapat menyimpulkan factor tidak nyata
bukan merupakan criteria yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan lokasi. oleh
karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada aspek keputusan yang lebih
kuantitatif.
8|Page
dilakukan dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Pusat gravitasi dapat
ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut:
dimana: dix= koordinat x lokasi i,
diy= koordinat y lokasi i,
Qi = kuantitas barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i
Perhatikan bahwa Persamaan 1 dan 2 mengandung istilah Qi yang merupakan kuantitas
barang pasokan yang dipindahkan ke atau dari lokasi i.
Karena jumlah kontainer yang dikirim setiap bulan memengaruhi biaya, jarak
tidak dapat dijadikan satu-satunya kriteria utama. Metode pusat gravitasi
mengansumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim.
Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan
toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer
yang dikirim.
2.1.2.4 Model Transportasi
Tujuan dari model transportasi adalah untuk menetapkan pola pengiriman
terbaik dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan
(tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap
perusahaan dengan jaringan titik penawaran-permintaan menghadapi masalah yang
sama. Sebagai contoh, jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks. VW
Meksiko mengirimkan hasil rakitan ke Brasil, sementara VW Meksiko sendiri
menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusatnya di Jerman.
10 | P a g e
11 | P a g e
12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.1.1.
Strategi Lokasi
Lokasi dapat menentukan hingga 10% biaya total sebuah perusahaan industri.
Pemilihan lokasi juga sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya
variabel. Lokasi juga merupakan elemen penting dalam menentukan pendapatan
perusahaan jasa, eceran, dan profesional. Keputusan strategis sering tergantung jenis
bisnisnya . Perusahaan industri perlu mempertimbangkan baik biaya nyata maupun
tidak nyata. Permasalahan lokasi industri biasanya diatasi dengan metode
pemeringkatan faktor, analisis titik impas lokasi, metode pusat gravitasi, dan metode
transportasi dari pemrogaman linier. Untuk organisasi jasa, eceran, dan profesional,
analisis biasanya dibuat dari berbagai variabel, termasuk daya beli suatu daerah,
persaingan, iklan dan promosi, kualitas fisik lokasi,dan kebijakan operasional
organisasi dan strategi yang digunakan terfokus pada maksimasi pendapatan.
3.2
Saran
3.2.1.
Strategi Lokasi
Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan, sebagai bahan
Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi - Usahakan memilih lokasi usaha yang
memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk
di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja
bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha
yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2.
13 | P a g e
4.
Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut - Semakin banyak usaha yang
ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin
ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan
produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi
yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang
selalu ramai pengunjung.
5.
Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih - Biasanya lokasi usaha
yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga
sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu
sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan
memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6.
Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah - Jika di lokasi tersebut sudah
banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari.
Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap
bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda
dengan usaha lain yang sejenis.
7.
Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha - Usahakan pilih lokasi yang mudah di
akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui
transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga
bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8.
Tingkat keamanan yang mendukung - Lokasi usaha yang aman juga menambah
kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan
mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan
merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko
14 | P a g e
pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi
kurang aman.
9.
Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha - Konsumen tidak akan
mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di
lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk
Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa
nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Secara umum tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan keuntungan dari lokasi
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pergudangan
16 | P a g e