Mengenal Model

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Model-Model Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini

Untuk postingan kali ini, saya akan membahas tentang model-model pembelajaran
untuk anak usia dini. Model pembelajaran menjadi salah satu hal yang paling sering dibahas
baik oleh guru, siswa ataupun orangtua. Beberapa bahkan masih sulit membedakan antara
model pembelajaran dengan metode pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu pola atau rancangan yang memungkinkan anak
berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran sehingga timbul adanya perubahan atau adanya
perkembangan pada masing-masing anak atau peserta didik tersebut.
Model pembelajaran tersebut di implementasikan pada Program semester, Rencana Kegiatan
Mingguan ( RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Sedangkan metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5)
laboratorium; (6) pengalaman lapangan; dan sebagainya.
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang
dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik
pembelajaran. Model-model pembelajaran terdiri dari berbagai komponen model
pembelajaran sebagai berikut:
1. Tujuan model pembelajaran harus mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap
tingkatan usia anak
2. Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
yang sesuai dengan perkembangan anak (DAP= Developmentally Approciate ).
3. Pendekatan yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar
yang mampu melibatkan anak secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
4. Media dan lingkungan yang digunakan haruslah aman, nyaman dan menimbulkan
ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk berksplorasi

5. Evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebuah
assesmen melalui observasi langsung terhadap apa yang dilihat, didengar dan
diperbuat oleh anak.
Terdapat banyak pendapat tentang model-model pembelajaran akan tetapi terdapat
beberapa model-model pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh lembaga pendidikan anak
usia dini. Model- model pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh lembaga- lembaga
pendidikan anak usia dini tersebut yaitu :
1. Model Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal ini adalah model pembelajaran yang pertama diperkenalkan.
Dalam model pembelajaran klasikal ini, guru merupakan pusat dari semua informasi maupun
kegiatan, peserta didik hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh guru sebagai pusat
kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran klasikal ini sangat kurang dalam pengembangan
dan penyaluran minat anak, sehingga anak tidak diberikan kebebasan berekplorasi,
berkreatifitas maupun menemukan jawabannya sendiri atas setiap pertanyaan mereka.
2. Model pembelajaran Kelompok dengan Pengaman
Model pembelajaran ini membagi anak menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang
berbeda-beda, anak-anak yang telah menyelesaikan kegiatannya dapat melakukan kegiatan
lainnya dikelompok yang lain. Apabila pada kelompok yang lain tersebut tidak tersedia
tempat maka anak tersebut dapat melakukan kegiatan didalam tempat kegiatan pengaman,
sampai tersedia tempat dikelompok yang lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak yang
telah menyelesaikan seluruh kegiatan yang ditugaskan maka anak tersebut dapat dimasukan
ke kelompok pengaman untuk menunggu teman-temannya yang lain menyelesaikan tugas
kegiatan bermainnya. Dalam kelompok pengaman guru hendaknya mempersiapkan alat dan
media pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas pada
hari itu.
3. Model Pembelajaran Sudut dengan Pengaman
Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan
pembelajaran berdasarkan pada minat anak. Alat-alat dan media yang disediakan juga harus
bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Media dan alat-alat tersebut juga harus
sering diganti dan diperbaharui disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas. Sudutsudut Kegiatan pada model pembelajaran ini diantaranya adalah Sudut Keluarga, Sudut Alam
Sekitar dan Pengetahuan , Sudut Pembangunan, Sudut Kebudayaan, dan Sudut Ketuhanan.
4. Model Pembelajaran Area

Pada prinsipnya model pembelajaran area ini hampir sama dengan model pembelajaran sudut
dengan pengaman yaitu model ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan minat
dan karakteristik anak serta menghormati keberagaman budaya dan didalamnya terdapat
pilihan-pilihan kegiatan pembelajaran. Area-area yang ada di dalam model pembelajaran ini
yaitu Area Agama, Area Balok, Area Berhitung/Matematika, Area IPA, Area Musik, Area
Bahasa, Area Membaca dan Menulis, Area Drama, Area Pasir/Air, Area Seni dan Motorik.
Yang terpenting pada model ini adalah semua kegiatan harus mengakomodir minat dari
masing-masing anak atau peserta didik.
5. Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra ini adalah model pembelajaran yang paling baru , model
pembelajaran ini disebut juga dengan model pembelajaran terpadu dimana salah satu
acuannya adalah anak memahami konsep keterpaduan secara utuh baik dibahas secara meluas
maupun dibahas secara mendalam ( Fogarty, 1991:7).
Menurut Bredekamp (1992:17) Konsep model pembelajaran sentra harus menganut prinsip
keterpaduan sebagai berikut ;
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Tema harus berorientasi pada tingkat usia serta karakteristik anak.


Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman nyata anak
Setiap tema harus menyajikan konsep yang dapat diobservasi anak secara langsung.
Tema harus mengintegrasikan materi dengan kegiatan
Anak harus berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran harus beragam
Tema harus dapat menstimulus dan menghasilkan kreatifitas anak.
Tema harus merefleksikan pada apa yang anak telah ketahui
Tema harus diperluas dan diperbaiki sesuai dengan minat dan tingkat pemahaman anak usia

j.

dini.
Harus mengakomodasi kebutuhan anak akan bergerak dan berinteraksi sosial untuk

meningkatkan kemandirian dan nilai positif bagi anak.


k. Menyediakan kesempatan anak untuk bermain
l. Menghargai perbedaan karakteristik serta latar belakang budaya.
Model

pembelajaran

berdasarkan

sentra

memiliki ciri

utama

pemberian

pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta
konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang
dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam
lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung
perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan pijakan
setelah bermain.
Ciri Pembelajaran Sentra lainnya adalah sebagai berikut :

a. Learning By Doing
pembelajaran dilakukan secara langsung oleh anak, dimana kelima indera anak
terlibat secara langsung, sehingga anak memperoleh pengetahuan dari interaksi anak dengan
lingkungan secara langsung.
b. Learning by Simulating
Pembelajaran ini menitik beratkan pada stimulasi perkembangan anak secara
bertahap, jadi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c.

Learning by Modeling

Pembelajaran sentra juga menggunakan orang dewasa dan anak yang perkembangannya lebih
berkembang sebagai contoh atau rule model.
Berdasarkan pada penjelasan diatas model-model pembelajaran pada umumnya
menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang relatif sama yang meliputi kegiatan
pendahuluan (awal), kegiatan inti, makan dan istirahat, serta kegiatan penutup. Setiap modelmodel pembelajaran pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan tergantung kepada kondisi
yang masing-masing lembaga pendidikan anak usia dini yang berbeda-beda, disitulah
diperlukan pertimbangan yang cukup matang dari lembaga maupun guru dalam pemilihan
model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai