Anda di halaman 1dari 6

10 Tip Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Image by : Dawn Hudson | Dreamstime.com

Menurut World Health Organization (WHO), pada 2012 ada sekitar 60-90 persen
penduduk sebuah negara yang mengalami gigi berlubang. Dan gigi berlubang adalah
investasi untuk penyakit-penyakit kronis, jelas Dr. drg. Zaura Rini Anggraeni, MDS.
Bagaimana menjaga gigi?
Untuk menjaga gigi dan mulut tetap sehat, beberapa hal yang kadang terdengar remeh - perlu
dilakukan. Berikut tips soal bagaimana merawat gigi Anda:
1. Gosoklah gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi? Setelah makan pagi dan
sebelum tidur.
2. Sekali dalam seminggu, berkumurlah dengan obat kumur. Ini dapat membantu mencegah
terjadinya plak dan karang gigi.
3. Sikat gigi dengan baik dan benar, yaitu dengan menjangkau ke seluruh permukaan gigi
dengan arah dari gusi ke gigi.
4. Berhati-hati dalam menggunakan pemutih gigi.
5. Pilih sikat gigi yang mempunyai bulu sikat lembut.
6. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula seperti permen, atau makanan
bertepung. Sisa-sisa makanan ini dapat melekat pada gigi.
7. Konsumsi buah dan sayur yang dapat membersihkan gigi seperti apel, wortel, dan seledri.
8. Batasi anggur merah, kopi, dan teh.
9. Berhenti merokok.
10. Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali secara rutin. (Bayu Maitra)

Mitos Fakta Kesehatan Mulut dan Gigi

Masih ada pemahaman yang keliru tentang perawatan gigi, gusi, dan rongga mulut. Berikut ini
kami kumpulkan beberapa mitos yang cukup populer, lalu kami sajikan faktanya.
Mitos: Sariawan timbul akibat kurangnya asupan vitamin C.
Fakta: Tidak hanya lantaran kekurangan asupan vitamin C, sariawan juga bisa disebabkan
berbagai faktor lain seperti: alergi, stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, trauma (tergigit
berulang-ulang), ataupun ketidakseimbangan hormon -seperti saat wanita menstruasi. Konsumsi
vitamin C dapat mempercepat penyembuhan sariawan, karena sifat vitamin ini membantu
memperbaiki jaringan yang rusak. Sariawan yang tidak kunjung membaik dalam waktu 1minggu
perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit
bahaya lainnya seperti kanker mulut.
Mitos: Untuk menyembuhkan sakit gigi, Anda hanya perlu menenggak obat-obatan
penghilang rasa sakit.
Fakta: Rasa sakit untuk sementara waktu mungkin akan hilang, tapi bukan berarti bahwa gigi
sudah sembuh. Bakteri pebabkan infeksi gigi tetap ada sehingga rasa sakit bisa muncul kembali.
Untuk menyembuhkannya, perlu perawatan. Bila gigi berlubang, perlu dibersihkan dan ditambal,
tapi jika kerusakan lapisan telah sampai pada lapisan syaraf, yang perlu dilakukan adalah
perawatan pada saluran akar lebih dahulu.
Mitos: Untuk mengatasi bau mulut cukup dengan berkumur dengan larutan penyegar
(obat kumur).
Fakta: Penggunaan obat kumur hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Bahkan kandungan
alkohol pada larutan ini dapat membuat mulut menjadi kering, sehingga bau mulut akan
bertambah hebat. Untuk mengatasi aroma tidak sedap pada mulut adalah membersihkan area
gigi, gusi, lidah dan rongga mulut. Setelah tuntas, baru lanjutkan dengan obat kumur untuk hasil
yang maksimal.
Mitos: Bila gigi patah sebagian dan menyisakan akarnya, diamkan saja.
Fakta: Mungkin Anda sudah tidak punya keluhan lagi, tetapi permasalahan yang Anda alami
sebenarnya belum tuntas teratasi. Akar yang tertinggal tetap harus dicabut, karena bila didiamkan
bisa menjadi sumber infeksi.
Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat tekanan darah sedang tinggi
Fakta: Jika gigi dicabut pada saat tekanan darah sedang tinggi, pendarahan tidak bisa berhenti
dan akan membahayakan kesehatan secara keseluruhan. Pada kondisi pasien dengan tekanan
darah tinggi (hipertensi), pencabutan hanya boleh dilakukan setelah dikonsultasikan oleh dokter
spesialis penyakit dalam. Biasanya lebih dahulu pasien akan diberi obat untuk mengendalikan
tekanan darahnya.
Mitos: Halitosis (bau mulut) bisa jadi suatu tanda adanya masalah pada organ dalam
tubuh.
Fakta: Bau mulut memang bisa disebabkan karena adanya masalah pada organ tubuh. Untuk itu
Anda perlu melakukan uji sampel darah dan rotgen serta konsultasi dengan dokter spesialis
penyakit dalam. Namun sebelum Anda melakukan hal itu, periksa kesehatan gigi terlebih

dahulu, karena sebagian besar masalah bau mulut disebabkan masalah gigi, infeksi gusi, dan
bakteri mulut yang menghasilkan gas VSC (volatile sulfur compound), penyebab utama bau
mulut.
Mitos: Gusi berdarah ketika menyikat gigi merupakan masalah sepele dan dapat sembuh
dengan sendirinya.
Fakta: Terlalu keras menyikat gigi dan gusi, dapat menyebabkan gusi berdarah dan menyingkap
lapisan gusi. Kebiasaan ini akan membuat gigi mudah goyang dan tanggal, meski tanpa adanya
kerusakan. Gusi sehat tidak akan berdarah bila disikat dengan tekanan normal (sedang). Bila gusi
berdarah saat menyikat gigi (dengan tekanan normal), ini tanda adanya peradangan gusi.
Penyebabnya, daerah perbatasan antara gigi dan gusi yang kotor.
Mitos: Jika gigi sedang sakit, gunakan pasta khusus untuk gigi sensitif
Fakta: Bila gigi terasa ngilu akibat lapisan email pada gigi dapat menjadi terkikis dan larut bisa
efek minuman asam seperti jus buah atau terlalu keras menyikat gigi, memang bisa diatasi
dengan penggunaan pasta gigi sensitif. Kandungan strontium chloride pada pasta gigi sensitive,
mampu melapisi kembali lapisan gigi (dentin) yang terbuka. Namun bila rasa sakit ternyata
akibat gigi yang berlubang atau infeksi, penggunaan pasta gigi sensitif tidak akan membantu.
Yang dibutuhkan perawatan intensif oleh ahlinya.
Mitos: Jika gigi Anda sakit, sebaiknya dicabut saja supaya rasa sakit tidak balik lagi.
Fakta: Menurut drg. A. Irene Sukardi, Sp Perio (K) dosen kedokteran gigi dari Universitas
Indonesia, tanggalnya satu gigi saja akan memengaruhi keampuhan daya kunyah. Karena itu
keberadaan gigi dalam mulut harus dipertahankan semaksimal mungkin. Pencabutan gigi
merupakan pilihan terakhir. Bila gigi Anda sakit, maka perlu dicari sumber masalahnya dan
segera lakukan perawatan intensif.
Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat sedang sakit demam berdarah.
Fakta: Penyakit demam berdarah akan membuat kadar trombosit penderita turun drastis
sehingga darah akan menjadi sulit membeku. Pada kondisi ini bila dilakukan pencabutan gigi,
pendarahan akan sukar dihentikan. Biasanya pasien akan diberi obat lebih dahulu untuk
mendongkrak kadar trombosit serta diberi infus untuk menjaga kadar cairan di tubuhnya. Setelah
nilai trombosit naik mendekati normal (150.000-500.000) barulah pencabutan gigi dapat
dilakukan. Tindakan itu pun sebelumnya harus berdasarkan pertimbangan dokter.
Mitos: Jika gigi sedang sakit tidak boleh dicabut karena bisa menyebabkan rabun bahkan
buta.
Fakta: Sakit yang disebabkan oleh adanya lubang pada gigi, bila sampai infeksi, rasa sakitnya
memang bisa menjalar sampai area pipi hingga mata. Terutama pada gigi bagian atas. Tetapi
tindakan pencabutan tidak perlu Anda khawatirkan akan membutakan mata, karena syaraf yang
terletak pada daerah tersebut berbeda dengan syaraf mata, tutur drg. Irene.

Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut


Sebaiknya merawat gigi sejak dini. Jangan menunggu gigi bermasalah
baru mengunjungi dokter gigi. Gigi yang dirawat sejak dini akan lebih

sehat dan bebas dari masalah-masalah dan gangguan kesehatan gigi


saat dewasa.

Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut


Gigi tidak hanya memiliki fungsi untuk mengunyah makanan tapi juga
memiliki fungsi ekstetika yang menunjang kecantikan. Karenanya, sangat
perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya. Jangan sampai gigi
rusak akibat kurang dijaga kebersihannya.
Kerusakan pada gigi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh
lain. Komplikasi penyakit yang menjalar ke organ lain akibat gangguan
kesehatan pada gigi sering ditemukan. Untuk itu, kesehatan gigi harus
benar-benar diperhatikan.
Sebaiknya merawat gigi sejak dini. Jangan menunggu gigi bermasalah baru
kemudian mengunjungi dokter gigi. Gigi yang dirawat sejak dini akan lebih
sehat dan bebas dari masalah-masalah dan gangguan kesehatan gigi saat
kita dewasa.
Gigi yang putih belum tentu sehat. Gigi yang sehat haruslah ditunjang
dengan gusi dan akar yang kuat. Sebenarnya, untuk mendapatkan gigi yang
sehat, tidak membutuhkan usaha yang sulit. Berikut ini adalah beberapa cara
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut:

Menyikat gigi setiap sehabis makan dengan cara yang baik.

Usahakan menjangkau dan membersihkan seluruh permukaan gigi.

Menggunakan sikat gigi yang baik, yang lembut dan tak melukai
gusi.

Menggunakan pasta gigi yang mengandung zat-zat yang diperlukan,


misalnya fluoride dan kalsium.

Menggunakan obat kumur sehabis menggosok gigi untuk mematikan


bakteri yang teringgal di sela-sela gigi.

Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin serta


makanan yang manis dan lengket di gigi.

Merawat Gigi Sensitif


Bila gigi terasa ngilu saat minum air dingin atau saat makan makanan asam
atau manis maka gigi termasuk kategori gigi sensitif. Gigi sensitif akan lebih
mudah terserang penyakit gigi. Karena itu, butuh perhatian ekstra agar gigi
tidak sampai rusak. Faktor yang paling banyak menyebabkan gigi sensitif
adalah :
Kebiasaan menggosok gigi yang salah. Tekanan berlebihan pada saat
menggosok gigi dapat membuat gusi mengalami iritasi, menyebabkan gigi
berlubang, penipisan email gigi, bahkan dapat menimbulkan kerusakan
hingga ke akar gigi.
Pada kondisi mulut yang tidak sehat terdapat plak atau karang gigi yang

Anda mungkin juga menyukai