Hakekat Keputusan
Pengambilan keputusan mengandung arti pemilihan altematif terbaik dari sejumlah
Alternatif yang tersedia. Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah
bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat.
Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari
altenatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat. Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan
keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan
yang dapat dianalisa, di perhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta
ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi
yang lebih sederhana dikemukakan oleh Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah
kegiatan yang menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu.
Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat dijelaskan
sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan,
penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan. Seorang
pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan
pragmatis.
Berkaitan dengan teknik pengambilan keputusan, James A.F. Stoner dalam Imam
(2009) menjelaskan bahwa secara umum pengertian pengambilan keputusan adalah, teknik
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih
tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Pengambilan keputusan adalah sesuatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pengertian ini mengandung lima
hal esensi yaitu :
1. dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan;
2. pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembrono karena cara
pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas kemampuan
organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasai lingkungan;
[1]
3. bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakekat daripada
masalah ini harus diketahui dengan jelas;
4. pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui ilham atau dengan mengarang
yang berdasarkan data-data yang telah didapatkan;
5. keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai altrnatif yang
ada setelah dianalisis dengan matang.
2. Definisi Pengambilan Keputusan dan Urgensinya
2.1 Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya
Pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas sebuah masalah (problems) karena
ada ketidaksesuaian antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan. Tetapi dalam
menetapkan sebuah masalah dan sebuah keputusan tergantung cara menginterprestasikan
misalnya : terjadinya penurunan penjualan sebesar 2%, PT. A Menganggap bahwa prosentase
penurunan tersebut masih bisa diterima sehingga tidak perlu mengambil satu tindakan
tertentu, sedangkan PT.B menganggap bahwa prosentase penurunan tersebut merupakan satu
permasalahan yang serius sehingga perlu ada tindakan perbaikan untuk mengatasi hal
tersebut. Jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi :
1. Keputusan terprogram, yaitu suatu keputusan yang terstruktur dan berulang yang
dapat ditangani dengan pendekatan rutin.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu suatu keputusan yang memerlukan suatu
pemecahan yang dibuat sesuai kebutuhan
2.2 Definisi Masalah dan Kesempatan
a. Masalah adalah : Suatu perbedaan antara keadaan pekerjaan yang ada dan keadaan
pekerjaan yang dikehendaki
b. Kesempatan merupakan : Suatu kondisi dimana kondisi tersebut memberi kesempatan
bagi organisasi untuk memanfaatkannya agar diperoleh hasil melebihi dari hasil
diharapkan.
2.3 Jenis Masalah
1. Masalah yang terstruktur dengan baik yaitu masalah masalah yang bersifat lugas,
tidak asing dan mudah dirumuskan
[2]
2. Masalah yang tidak terstruktur dengan baik yaitu masalah masalah baru yang
informasinya bersifat ambigu atau tidak lengkap
2.4 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan
1. Kondisi Kepastian adalah suatu kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai
informasi sepenuhnya tentang masalah yang dihadapi, alternatif alternatif
pemecahan masalah yang tepat karena hasil hasil dari setiap alternatif alternatif
pemecahan tersebut telah diketahui.
2. Resiko adalah suatu kondisi yang dapat diidentifikasi, diprediksi kemungkinan terjadi
dan kemungkinan kemungkinan dari setiap pemecahan yang sesuai dengan hasil
yang diinginkan atau dicapai
3. Ketidakpastian adalah suatu kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki
kepastian atau tidak dapat menentukan sesuatu yang subyektif kedalam kemungkinan
yang bersifat obyektif
3. Proses Pengambilan Keputusan Dan Elemen Dasarnya
Elemen-elemen dasarnya :
1) Model Rasional
Rasional adalah Membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dalam
batasan batasan tertentu. Batasan batasan tertentu adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kejelasan masalah
Pilihan pilihan yang diketahui
Pilihan pilihan yang jelas
Pilihan pilihan yang konsisten
Tidak ada batasan waktu dan biaya
Hasil Maksimum
[3]
Untuk mendefinisikan masalah harus secara jelas karena seringkali terjadi kesalahan
dalam hal ini seperti masalah tidak terlihat atau tidak terdefinisikan secara jelas maka
manajer perlu membedakan masalah dengan gejala yang tampak.
b. Mengidentifikasikan kreteria keputusan
Artinya Mengembangkan Alternatif Pemecahan masalah secara kreatif, walaupun ada
batasan ( constraint) sehingga pengembil keputusan dapat menentukan apa yang
relevan dalam membuat keputusan
c. Menimbang Kreteria yang telah diidentifikasi sebelumnya
Artinya melakukan evaluasi dan memilih alternatif terbaik melalui serangkaian
kreteria. Misalnya dengan menggunakan sistem skoring
d. Membuat berbagai alternatif
Artinya setelah melalui berbagai pertimbangan tadi maka diambil satu keputusan
misalnya Alternatif yang diambil adalah alternatif dengan skor paling tinggi untuk
setiap kreterianya merupakan alternatif terbaik.
e. Implementasi
Hal ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam proses pengambilan keputusan.
f. Follow Up dan Evaluasi
Monitor dan evaluasi dilakukan untuk memastikan pelaksanaan keputusan mengenai
sasaran atau tujuan yang dituju.
2) Model Kreativitas
belum jelas.
Ada 3 komponen model kreativitas :
a. Keahlian
Yaitu dasar untuk setiap pekerjaan kreatif yang bisa diperoleh dari kemampuan,
pengetahuan, kecakapan dan potensi diri. Misalnya untuk menjadi seorang ahli
maka individu tersebut harus memiliki pengetahuan
keahliannya tersebut
b. Keterampilan keterampilan kreativitas atau berpikir kreatif
[4]
[5]
[6]
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi
dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang
akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam
bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang
keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
7. Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Pengertian keputusan
Pengambilan keputusan sering dijelaskan sebagai tindakan memilih di antara
beberapa kemungkinan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses lebih pelik dari
sekedar memilih di antara beberapa kemungkinan.
Banyak perdebatan muncul saat menentukan efektivitas pengambilan keputusan secara
individu atau kelompok. Secara kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai keputusan, tetapi dengan pengambilan keputusan kelompok dapat
mengikut-sertakan spesialis dan ahli akan menguntungkan karena interaksi di antara
mereka akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Pada kenyataannya, banyak para
peneliti menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan
[9]
lebih baik, karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan
memimpin kelompok. Keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika
dibuat oleh kelompok, seperti Keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh
kelompok.
2. Hal yang harus di perhatikan proses kelompok dalam membuat keputusan tak terprogram
Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak
terprogram, yaitu:
a. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok
memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
b. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan
merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
c. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut
pandang lebih unggul dibanding individu.
d. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya
menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan
kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
e. Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya
dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi
keputusan kelompok.
8. Implikasi Manajerial Dalam Pengambilan Keputusan
1. Gaya pengambilan keputusan
2. Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang
rendah dan cara berpikirnya yang rasional
3. Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap
ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
4. Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk
ambiquitas ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
5. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk
ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi
[10]
DAFTAR PUSTAKA
Ardana (dkk) 2009 Perilaku Keorganisasian, Edisi 2 Graha Ilmu, Yogyakarta.
Gusasta.
2014.
Pengambilan
Keputusan
dalam
Organisasi
dalam
http://gusasta.blogspot.co.id/2014/03/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html.
Diakses pada 11 Oktober 2016.
[11]