Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan
: Penyakit Diabetes Mellitus
Hari / Tanggal: Selasa, 04 Oktober 2016
Tempat
: Rumah Keluarga Ny.S
Sasaran
: Keluarga Ny.S
Waktu
: 30 menit

1. Tujuan Umum
Menjelaskan penyakit Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan tentang penyakit Diabetes Mellitus diharapkan keluarga
mampu:
a. Mengerti tentang pengertian penyakit Diabetes Mellitus.
b. Mengerti tentang penyebab penyakit Diabetes Mellitus.
c. Mengerti tentang tanda dan gejala penyakit Diabetes Mellitus.
d. Mengerti tentang penatalaksanaan penyakit Diabetes Mellitus
e. Mengerti tentang komplikasi penyakit Diabetes Mellitus.
f. Mengerti tentang terapi untuk Diabetes Mellitus.
3. Materi
Penyakit Diabetes Mellitus
4. Metode
1. Ceramah dan diskusi.

5. Media
Leaflet

PROSES PENYULUHAN
N
O
1

WAKTU
2
Menit

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAAN
PESERTA

Pembukaan :
1. Membuka/ memulai kegiatan dengan

Menjawab salam

mengucapkan salam

Mendengarkan

2. Mmperkenalkan diri

Mendengarkan

3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Mendengarkan &

4. Menyebutkan materi penyuluhan

Memperhatikan

5. Bertanya kepada keluarga apakah sudah Menjawab pertanyaan


mengerti tentang Diabetes

2.

15
Menit

Pelaksanaan :
6. Menjelaskan tentang pengertian
Diabetes
7. Menjelaskan tentang penyebab melalui
media
8. Menjelaskan tanda dan gejala,
penanganan, penatalaksanaan,
komplikasi melalui media
9. Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
10. Melakuakan senam kaki menggunakan
koran bekas.

Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan

Mengajukan
pertanyaan

10
Menit

Evaluasi :
Menjawab
11. Menanyakan kepada keluarga tentangPertanyaan
materi yang telah diberikan dan
reinforcement keluarga
12. Menyakan kembali apakah ada keluargaMenjawab
yang kurang jelas mengenai isipertanyaan
penyuluhan

3
Menit

Terminasi :
13. Mengucapkan terima kasih atas peranMendengarkan
sertanya
14. Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam

6. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Kesiapan media meliputi:
Leaflet
Penentuan waktu
Penentuan tempat
Pemberitahuan kepada keluarga Ny.S
b. Evaluasi Proses
Keluarga dapat kumpul tepat waktu
Kegiatan penyuluhan berjalan tertib
Keluarga mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Evalusi Hasil
Keluarga memahami tentang diet pada Diabetes Mellitus.

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh
kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B. G,
2002).
Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolisme kronis yang terjadi karena
berbagai penyebab, ditandai oleh konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh
kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI,
2005).
Diabetes Melitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut
atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005).
B. Etiologi
Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada Diabetes Melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu
terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
Diabetes Melitus tipe II.
Faktor-faktor lain adalah:
a.

Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas

tahun).
b. Obesitas.
c. Riwayat keluarga.
d. Ras (Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2002).
C. Patofisiologi

65

Proses penyakit Pada Diabetes Melitus tipe II terdapat dua masalah yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukan sel. Sebagai
akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada Diabetes Melitus tipe II
disertai dengan penurunan reaksi intra sel yang mengakibatkan tidak efektifnya insulin
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresi. Namun pada
penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini akibat sekresi insulin berlebihan,
dan kadar glukosa akan di pertahankan dalam tingkat normal atau sedikit meningkat.
Namun demikian bila sel-sel beta tidak mampu megimbangi peningkatan kebutuhan
akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan mengakibatkan Diabetes Melitus
tipe II (Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2002).
D. Manefestasi Klinik
Manifestasi klinis dari Diabetes Melitus tipe II, sepereti lambat (tahunan)
intoleransi glukosa progresif, poliuria (akibat dari diuresis osmotik bila diambang ginjal
terhadap reabsorpsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal),
polidipsia (disebabkan oleh dehidrasi sel akibat lanjut dari poliuria), keletihan, luka
pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vagina, keputihan akibat kelainan ginekologis
(Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2002).
E. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1)
Ketoasidosis Diabetik, adalah gangguan metabolik yang terjadi akibat
defisiensi insulin di karakteristikan dengan hiperglikemia eksterm (lebih 300
mg/ dl). Pasien sakit berat dan memerlukan intervensi untuk mengurangi
kadar

glukosa

darah

dan

memperbaiki

asidosis

berat,

elektrolit,

ketidakseimbangan cairan. Adapun faktor pencetus Ketoasidosis Diabetik:


obat-obatan, steroid, diuretik, alkohol, gagal diet, kurang cairan, kegagalan
2)

pemasukan insulin, stress, emosional, dan riwayat penyakit ginjal.


Hipoglikemia merupakan komplikasi insulin dengan menerima jumlah
insulin yang lebih banyak daripada yang di butuhkannya untuk

mempertahankan kadar glukosa normal. Gejala-gejala hipoglikemia


disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat, gemetar, sakit kepala dan
palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah laku yang
b.

aneh, sensorium yang tumpul dan koma).


Komplikasi jangka panjang
1)

Mikroangiopati Diabetik merupakan lesi spesifik Diabetes Melitus


yang menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik) dan
saraf-saraf perifer (neuropati diabetik), otot-otot dan kulit.

2)

Makroangiopati Diabetik mempunyai gambaran histopatologis


berupa aterosklerosis. Gabungan dari gangguan biokimia yang
disebabkan karena insufisiensi insulin yang menjadi penyebab jenis
penyakit vaskuler. Gangguangangguan ini berupa penimbunan
sorbitol dalam intima vaskuler, hiperproteinemia dan kelainan
pembekuan darah. Pada akhirnya makroangiopati diabetik ini akan
mengakibatkan penyumbatan vaskuler. Jika yang terkena adalah
arteri koronaria dan aorta, maka dapat mengakibatkan angina dan
infark miokardium (Price, S. A. & Wilson L.M, 2006).

F. Penatalaksanaan Medis
Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Melitus yaitu perencanaan makan,
latihan jasmani, obat hipoglikemik, dan penyuluhan.
1. Perencanaan makan (meal planning)
Menurut Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia

(PERKENI),

telah

ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi


seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%). Lemak (20-25%).
Apabila diperlukan santapan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga
memberikan hasil yang baik, terutama untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah
kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan
jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol <300 mg/

hari. Jumlah kandungan serat 25 g/ hari, diutamakan jenis serat larut. Konsumsi
garam dibatasai bila terdapat hipertensi. Pemanis dapat digunakan secukupnya.
2.

Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama 0,5 jam
yang sifatnya sesuai CRIEPE ( continous, rhytmical, interval, progressive,
endurance training).

3.

Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki,

jogging, renang, bersepeda, dan mendayung.


Obat berkhasiat hipoglikemik
a. Sulfonilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulsai pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin
sebagai aklibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada
pasien dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang
beratnya sedikit lebih.

b. Biguanid
Obat ini menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk
pasien gemuk (indeks masa tubuh/ IMT > 30) sebagai obat tunggal.
c.

Inhibitor glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase
didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikemia pasca prandial.

Anda mungkin juga menyukai