PENDAHULUAN
Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) atau Badan dan dilaporkan pada setiap masa
pajak (setiap bulan).
Sedangkan SPT Tahunan adalah laporan pajak yang dilaporkan satu tahun
sekali (tahunan) baik oleh Wajib Pajak Badan mau pun Orang Pribadi, yang
berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan.
Adapun fungsi SPT ialah untuk melaporkan tentang:
1. Pembayaran dan pelunasan pajak yang telah dilaksankan sedniri atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak
atau bagian tahun pajak
2. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak
3. Harta dan kewajiban
4. Pemotongan atau pemungutan pajak orang atau badan dalam satu Masa
Pajak
SPT tahunan yang dimaksud bertujuan sebagai sarana wajib pajak untuk
melporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan. Oleh karena itu pengisian SPT Tahunan ini
disusun untuk memberikan pedoman yang baik kepada Wajib Pajak agar dapat
mengisi SPT Tahunan dengan benar, lengkap, dan jelas. Wajib Pajak diberikan
kepercayaan untuk menghitung dan menetapkan besarnya jumlah pajak
penghasilan yang terutang dalam satu tahun pajak, serta menyampaikan dan
mempertanggungjawabkan setelah tahun pajak berakhir dengan menggunakan
SPT Tahuna PPh.
Salah satu kegiatan atau kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak adalah melaporkan besarnya pajak yang harus dibayar sebagaimana amanat
Undang-undang Perpajakan Indonesia. Undang-undang No. 28 Tahun 2007 dalam
pasal (3) menyatakan, Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan
(SPT) dengan benar, lengkap, dam jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan
menandatangi serta menyampaikannya ke Kantor Direktorat Jendal Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh
Direktur Jendral Pajak.Undang-Undang ini mengamanatkan bahwa pelaporan
pajak (SPT) merupakan suatu kewajiban pajak yang harus dilaksanakan dengan
benar oleh setiap Wajib Pajak.
Melaporkan besarnya pajak yang harus dibayar tersebut, menggunakan
SPT. Pelaporan SPT Wajib Pajak Orang Pribadi dilakukan setiap tahun dengan
ketentuan berdasarkan jumlah penghasilan dan jenis penghasilan dari permberi
kerja dan usaha bebas. Jika terdapat kesalahan dalam pengisian ataupun pelaporan
SPT, seperti kurangnya besar pajak terutang yang harus dibayar karena salah tulis
atau hal lain, penyampaian laporan SPT yang melewati jangka waktu atau bahkan
tidak melaporkan SPT, akan ada sanksi yang dikenakan apabila melanggar
peraturan yang telah ditetapkan. Masih banyak orang atau bahkan Wajib Pajak
(Orang Pribadi) sekalipun melakukan kesalahan dalam hal pengisian dan
pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) terutama Tahunan dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan kurang mengerti tentang Prosedur atau Cara yang seharus nya
dilakukan.
Bedasarkan uraian di atas sehingga penulis tertarik untuk membahas
Sistem dan Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dari
laporan ini adalah:
1. Untuk Mengetahui cara melaporkan SPT tahunan Orang Pribadi sesuai
prosedur perpajakan
2. Untuk mengetahui seringnya Wajib Pajak Orang Pribadi yang terkena sanksi
akbiat terlambatnya melaporkan SPT Tahunan
3. Untuk menegtahui apakah masih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melakukan kesalahan dalam pelaporan SPT Tahunan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak
2.1.1 Pengertian Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam mardiasmo (2009)
pengertian pajak adalah sebagai berikut:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Menurut Pasal 1 UU No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP), pengertian ajak adalah :
Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya
dari sector privat (swasta) kepada sector public (pemerintah). Pemahaman ini
memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi
berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber
daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya
kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa public yang
merupakan kebutuhan masyarakat.
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsurunsur:
1. Iuran dari rakyat kepada Negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iurang tersebut berupa
uang (bukan barang).
2. Berdasarkan Undang-undang dan Dapat dipaksakan.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan ketetepan undang-undang serta
aturan pelaksanaannya. Dapak dipaksakan peunugtannya dengan landasan
atau dasar dari Undang-undang.
3. Tanpa jasa timbal (kontrapestasi) dari Negara secara langsung.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai Negara.
Yakni untuk pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat luas.
2.1.2 Fungsi Pajak
Ada dua Fungsi pajak (Mardiasmo, 2009) yaitu:
1. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data
Tulisan ini diperoleh dengan mempelajari literature-literatur, karangan
ilmiah, dan tulisan-tulisan lain di internet yang berhubungan dengan penulisan
laporan. Tujuannya adalah mengaitkan teori yang sudah dipelajari dengan fakta
yang ditemukan di lapangan.
dalam penelitian