Askep ISPA Kelompok 1 Konsul 3 TER-FIX
Askep ISPA Kelompok 1 Konsul 3 TER-FIX
Sukarni, M.Kep
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Khairun Nisa
Audina Safitri
Teguh Ayatullah
Riki Sulindra
Yolanda Yuniarti
I1032141003
I1032141009
I1032141024
I1032141027
I103214100
I1032141041
I1032141042
I32112027
I32112033
I32112032
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Respirasi II
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian.......................................................................................................2
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................3
2.1 Pengkajian..................................................................................................................3
2.2 Analisa Data...............................................................................................................5
2.3 Diagnosa ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)......................................................7
2.4 Intervensi ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).....................................................7
2.5 Implementasi............................................................................................................13
2.6 Evaluasi....................................................................................................................13
2.7 Pembahasan evidence based salah satu intervensi yang diberikan............................15
BAB III PENUTUP............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
LAMPIRAN.......................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan adalah hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya
merupakan
masalah
kesehatan
yang
penting
karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari
4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA
setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit
ISPA (Anonim, 2009)
Banyak strategi/upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan
masalah kesehatan khususnya ISPA misalnya saja dengan cara promosi
kesehatan mengenai nutrisi yang baik dan seimbang, istirahat yang cukup dan
kebersihan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA)?
2. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan sistem saluran
pernapasan akut (ISPA)?
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA).
2. Mengetahui penatalaksanaan pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan
Akut (ISPA).
3. Mengetahui
pemeriksaan
fisik
pasien
dengan
Gangguan
Sistem
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Klien mengeluh sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri
sekitar mata daripada kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara
serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan
keletihan.
Riwayat penyakit sekarang : Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung
keluhan utama.
- Kapan gejala mulai timbul?
- Apa yang menjadi pencetusnya?
- Apakah ada yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala
tersebut?
- Apa yang memperburuk gejala tersebut?
- Apakah ada riwayat alergi?
- Apakah ada penyakit yang timbul bersamaan?
Riwayat penyakit dahulu : Pengkajian di arahkan pada waktu
sebelumnya, apakah klien pernah terpapar virus (influenza, pra-influenza,
campak), bakteri (streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus,
hemofils influenza, bordetella pertussis dan karinebakterium diffteria),
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum klien dengan ISPA dapat dilakukan secara dengan
menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai secara
umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas kompos mentis, apatis,
somnolen, sopor, soporokoma, atau koma.
Seorang perawat perlu mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang
konsep anatomi dan fisiologi umum sehingga dengan cepat dapat menilai
keadaan umum, kesadaran, dan pengukuran GCS bila kesadaran klien
menurun yang memerlukan kecepatan dan ketetapan penilaian.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan ISPA biasanya
didapatkan peningkatan suhu tubuh, frekuensi napas meningkat dari
frekuensi normal, denyut nadi biasanya meningkat dan frekuensi
pernapasan.
Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan :
a.
Inspeksi
- Menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung,
-
perdarahan
Mukosa hidung : warna kemerahan, pembengkan atau eksudat dan
b. Palpasi
-
menunjukkan inflamasi
Trakea : apakah posisi pada garis tengah leher, apakah ada massa,
deformitas
Nodus limfe leher : apakah terjadi pembesaran, nyeri tekan yang
berkaitan
c. Perkusi
-
d. Auskultasi
-
adanya ronchi.
Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya
tidak didapatkan.
Etiologi
Peningkatan
MK
MK
Tidak efektifnya
Nyeri sekitar
Hidung
DO : -
mata (kedua
tersumbat
sisi hidung)
Kesulitan
Sakit
bernapas
Kepala
DS : nyeri
Inflamasi
DO : Radang
Iritasi
DS : sakit tenggorokan, Anoreksia
MK
kesulitan menelan
verbal
Kesulitan
kesulitan berkomunikasi
menelan
Disfagia
Menyumbat
makan
Limfadenopati
Gg. Komunikasi
regional (tonsil)
Respon perta-
Batuk
hanan sel
Iritasi
Edema plika
vokalis
Sakit tenggorokan
Suara serak
Kesulitan
berkomunikasi
Radang
DS : -
DO : demam, keletihan
Peningkatan
suhu tubuh
Demam
Dehidrasi
Keletihan
DS : Klien menanyakan
MK : Kurang pengetahuan
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d iritasi jalan napas atas akibat infeksi
3. Gangguan komunikasi verbal b/d peningkatan kehilangan cairan sekunder
akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam
4. Defisit volume cairan b/d peningkatan kehilangan cairan akibat
diaphoresis (berkeringat banyak)
5. Kurang pengetahuan mengenai perawatan penyakitnya (Smeltzer, 2013).
Diagnosa
Tidak
Tujuan
Bersihan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
jalan - Frekuensi napas Mandiri:
1. Kaji perubahan 1. Pola
napas
efektifnya
napas efektif
normal
16-20
pola napas
dapat berubah
bersihan jalan
x/menit
- Bunyi
napas
karena
ada
napas
b/d
bersih
sumbatan jalan
sekresi
- Kongesti hilang
napas.
berlebihan
- Jalan napas bersih
2. Hidrasi
dapat
2. Tingkatkkan
sekunder akibat
membantu
masukan cairan
proses inflamasi
mengencerkan
2-3 liter/hari
lendir
3. Lakukan inhalasi 3. Dengan
dua kali/hari
menghirup uap
dapat
mengencerkan
sekresi
dan
mengurangi
inflamsi
membrane
4. Anjurkan
memilih
klien
posisi
semi
fowler/tegak
mukosa
4. Untuk
meningkatkan
drainase
dari
pada
5. Lakukan
fisioterapi dada
(perkusi dan
letak
infeksi
5. Mempermudah
drainase sekresi
vibrasi), batuk
efektif, dan
drainase postural
Kolaborasi :
1. Pemberian
1. Untuk
membantu
pengobatan
(medikasi) secara
sistem
atau
menghilangkan
kongesti
nasal
atau
topikal
tenggorokan.
2.
Klien
nyaman : nyeri
tindakan
atas
akibat infeksi
kenyamanan
- Nyeri teratasi
mengikuti Mandiri:
yang 1. Kaji
dianjurkan, nyeri
berkurang
atau
hilang
nyeri
tingkat
: durasi,
1. Untuk
mengetahui
perubahan nyeri
skala
2. Untuk
2. Berikan kompres
menghilangkan
hangat
pada
kongesti sinus
bagian
yang
dan
nyeri
meningkatkan
3. Kumur
air
hangat/irigasi
drainase
3. Untuk
menghilangkan
nyeri
4. Anjurkan
sakit
klien
tenggorokan
untuk istirahat 6- 4. Istirahat dapat
8 jam/hari
membantu
menghilangkan
rasa nyeri, rasa
tidak
nyaman
atau
5. Anjurkan
klien
untuk melakukan
tekhik
hygiene
umum
pada
mulut
dan
hidung
demam
yang menyertai
banyak
ganggaun jalan
napas atas
5. Untuk
membantu
menghilangkan
rasa
tidak
nyaman
setempat
dan
mencegah
Kolaborasi :
penyebaran
1. Pemberian
infeksi
analgesik seperti
asetaminofen
(Tylenol) dengan
kodeinsesuai
program
1. Untuk
menghilangkan
nyeri dan rasa
tidak nyaman
pengobatan/yang
3.
Gangguan
Gangguan
diresepkan
dapat Mandiri :
Klien
melakukan
1. Jelaskan
pada
iritasi
komunikasi
klien
untuk
mengurangi
jalan teratasi
napas
atas
akibat
infeksi
berbicara selama
atau
serangan akut
2. Anjurkan
pembengkakan
mempercepat
penyembuhan
penyakit
2. Untuk
berkomunikasi
mempercepat
nonverbal
penyembuhan
dengan
isyarat
(dengan menulis)
3. Anjurkan
1. Untuk
penyakit
komunikasi
melalui
tulisan
3. Karena
regangan
pita
bila
suara
lebih
memungkinkan
lanjut
dapat
menghambat
pulihnya
suara
dengan
sempurna
4.
- Intake
cairan Mandiri:
1. Anjurkan klien 1. Untuk
cairan
b/d cairan terpenuhi
adekuat
2-3
minum 2-3 liter
memenuhi
peningkatan
liter sehari
- Tidak
terdapat
cairan
perhari
kebutuhan
kehilangan
tabda-tanda
selama
infeksi
cairan
dalam
cairan
akibat
dehidrasi
jalan napas fase
tubuh,
diaphoresis
- Suhu normal 38akut kecuali ada
mengencerkan
(berkeringat
37 C
kontraindikasi
sekresi,
dan
banyak)
meningkatkan
berakibat
2. Observasi tandadrainase
dengan demam
2. Dapat
tanda dehidrasi
mengetahui
kekurangan
3. Obsevasi tandatanda vital
cairan
sedini
mungkin
3. Kekurangan
cairan
dapat
meningkatkan
Kolaborasi :
1. Pemberiaan
suhu tubuh
cairan intravena
1. Pemenuhan
10
kebutuhan
cairan
secara
tidak
memungkinkan
5.
Kurangnya
Pemahaman
pengetahuan
klien
mengenai
penyakitnya
tentang perawatan
perawatan
meningkat
penyakitnya;
penyakit
Menunjukkan
Mandiri :
1. Jelaskan
tentang pemahaman
1. Untuk
pentingnya
mencegah
mencuci tangan
terjadinya
penyebaran
pencegahan
infeksi,
diet,
istirahat
dan
pengobatan.
2. Jelaskan tentang
resistensi
pentingnya
minum
infeksi
2. Mencegah
obat
obat
dan
mempercepat
secara teratur
penyembuhan
3. Jelaskan tentang 3. Untuk
pentingnya
yang
diet
bergizi,
olahraga
yang
sesuai
4. Jelaskan
daya
tahan
tubuh
4. Untuk
mendukung
pentingnya
istirahat
meningkatkan
dan
daya
tahan
tubuh
dan
mengurangi
kerentanan
terhadap infeksi
pernapasan.
11
agar
mulut
mencegah
infeksi
silang/penularan
bersin
penyakit
dengan
tissue basah
orang lain
2.5 Implementasi
Menurut Doengoes (2000), Implementasi adalah tindakan pemberian
keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada
rencana tindakan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang
dilaksanakan dicatat dengan keperawatan yaitu, cara pendekatan pada
klien efektif, teknik komunikasi serta penjelasan untuk setiap tindakan
yang diberikan kepada klien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan melakukan 3 tahap
pendekatan yaitu, independen, dependen, dan interpenden. Tindakan
keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan
lainya. Dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan
rencana tindakan medis, sedangkan interdependen adalah tindakan
keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya.
2.6 Evaluasi
Menurut Doeges, 2000. Evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan nya sudah berhasil
dicapai. Kemungkinan yang dapat terjadi ditahap evaluasi adalah masalah
dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau
timbul masalah baru.
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan hasil. Evaluasi
proses adalah evaluasi yang harus
12
pada
13
3) Istirahat
4) Pengobatan
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
2.7 Pembahasan evidence based salah satu intervensi yang diberikan
15)
16)
Oleh Maidartati
18)
19)
p-value 0.225, > 0.05. hasil penelitian ini menunjukkan proporsi bersihan
jalan napas sebelum dan sesudah fisioterapi dada tidak ada perbedaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil beberapa penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya.
21)
26)
subjektif : ibu mengatakan anak sesak nafas dan batuk, sedangkan data
objektif : pernafasan cepat, suara nafas ronchi, irama naafas tidak teratur.
RR: 38x/menit. Dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan pada An.
A dengan diagnosa pertama yaitu ketidakbersihan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi (adanya penumpukan secret). Implementasi
Populasi atau sampel yang diambil yaitu seluruh anak anak berusia
Seperti yang diuraikan diatas bahwa ISPA mempunyai variasi klinis yang
bermacam-macam, maka timbul persoalan pada pengenalan (diagnostik) dan
pengelolaannya. Sampai saat ini belum ada obat yang khusus antivirus.
Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara rasional.
Pengobatan yang rasional adalah apabila pasien mendapatkan antimikroba
yang tepat sesuai dengan kuman penyebab. Untuk dapat melakukan hal ini ,
kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan mengambil material
pemeriksaan yang tepat, kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologik ,
baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai.
45)
3.2 Saran
46)
53)
54)
55)
56)
57) DAFTAR PUSTAKA
58)
59)
60) Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Salemba Medika.
61)
62)
Jakarta: EGC.
Manurung, Santa., et all. 2009. Asuhan Keperawatam
Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Rasmaliah. 2004. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan
63)
Penanggulangannya.
[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkmrasmaliah9.pdf]. Diakses tanggal 5 April 2016.
Smeltzer, Suzzane C & Brenda G. Bare. 2013. Buku Ajar
64)
65)
73)
74)
75) LAMPIRAN
76)
77)
78)