Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

IMPLEMENTASI COMMUNITY OF
PRACTICE KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
ADI SETIAWAN

(130101311)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA
2016

1. PENDAHULUAN
Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI) merupakan jaringan
informal yang sudah berusia 6 tahun. Kegiatan saat ini terutama
menyelenggarakan:
1. Pertemuan nasional setiap tahun untuk membahas berbagai kebijakan
nasional;
2. Berbagai pertemuan ilmiah;
3. Penelitian bersama antara perguruan tinggi dalam kebijakan kesehatan;
4. Pelatihan bersama dalam Metode Riset Kebijakan;
5. Penggunaan website www.kebijakankesehatanindonesia.net
Kegiatan pertemuan ilmiah dalam jaringan saat ini, termasuk forum
nasional dikerjakan sebagian besar menggunakan tatap muka. Keadaan ini
menyebabkan minimnya pertukaran informasi dan pengetahuan antar anggota.
Kegiatan terbatas di kota-kota besar yang sulit diakses oleh anggota JKKI
yang berada di kota-kota propinsi dan kabupaten kecil. Akibatnya
pengembangan ilmu pengetahuan, kurang merata walaupun saat ini website
kebijakan kesehatan sudah mulai berfungsi walaupun masih belum maksimal.
Dalam hal ini kebutuhan untuk penyebaran ilmu dan penguatan
anggota JKKI di berbagai propinsi perlu dikembangkan terus. Dalam sistem
kesehatan yang terdesentralisasi di Indonesia, kebutuhan untuk melakukan

pengembangan pengetahuan di segala bidang terutama di bidang kebijakan


semakin besar. Sebagai gambaran berbagai kebijakan kesehatan yang
dilakukan di tingkat nasional dan daerah perlu untuk dapat disebarluaskan
hingga ke pelosok wilayah di Indonesia. Di sisi lain berbagai kegiatan skala
nasional menjadi penting bagi akademisi / peneliti untuk mengembangkan
diri.
Tantangan pertama adalah banyak kegiatan yang dilakukan di tingkat
pusat yang tidak sampai ke level di daerah. Banyak kegiatan yang dilakukan di
salah satu wilayah hanya dapat diikuti oleh peserta di wilayah tersebut saja,
sehinga peserta dari tempat lain tidak bisa mengikuti. Hal ini dikarenakan
akses yang sulit dan belum terjangkau oleh dana peneliti atau lembaga.
Padahal, kegiatan kegiaan di bidang kebijakan kesehatan secara signifikan
sering dilakukan sebagai bagian dari penyebaran informasi.
Tantangan kedua adalah lembaga pendidikan dan penelitian masih
minim terhadap perkembangan teknologi modern jarak jauh yang sebenarnya
mampu mendekatkan pada perkembangan kebijakan kesehatan. Beberapa
lembaga di luar pulau Jawa masih minim akses untuk mendapatkan seminar
atau workshop yang dapat membantu dalam pengembangan kapasitas lembaga
dan personal.
Tantangan ketiga adalah sumber daya keuangan untuk menjalankan
kegiatan diseminasi riset kebijakan. Masalah ini menarik karena mempunyai
ciri seperti "telur dan ayam" dengan tersedianya peneliti. Dengan adanya
kekurangan peneliti kebijakan kesehatan yang baik, maka kemampuan

menulis proposal, melaksanakan penelitian, dan mempengaruhi proses


kebijakan menjadi lemah. Sementara itu logika dan peraturan menyatakan
bahwa sebagian dari anggaran program kesehatan, termasuk kebijakan besar
seperti Jaminan Kesehatan harus dimonitor dan dievaluasi oleh lembaga
independen..
Latar belakang tersebut di atas mendorong perlunya program
pengembangan Jaringan Kebijakan Kesehatan berbasis Telekomunikasi di
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran

2. Tujuan dan Manfaat


Kegiatan ini mempunyai sasaran kelompok yaitu universitas yang
mengembangkan penelitian kebijakan kesehatan. Ada beberapa tujuan yaitu:
1. Mendukung masyarakat /akademisi di daerah untuk dapat mengikuti
program program di luar daerah terutama dalam hal diseminasi hasil
penelitian kebijakan kesehatan
2. Memberikan kesempatan kepada para peminat kebijakan kesehatan di
daerah yang jauh dari pusat pengembangan ilmu dengan mengikuti
berbagai pertemuan secara online, sekaligus menjadi penyelenggara untuk
daerah yang bersangkutan.

3. Mengembangkan simpul simpul pengembangan penelitian kebijakan di


perguruan tinggi kesehatan di seluruh propinsi di Indonesia dengan cara
memperkuat tata-kelola

3. Sasaran Kegiatan
Perguruan Tinggi yang tergabung dalam JKKI dan menjadi pelaku
dalam sistem Telekomunikasi ini akan mampu:
1. Menjadi penyelenggara di daerah (Co-Host) berbagai pertemuan nasional
dengan cara merelay dan mengelola kegiatan untuk daerahnya;
2. Menjadi penyelenggara kegiatan ilmiah diperguruan tinggi masing dimana
kegiatan dapat dinikmati secara langsung oleh perguruan tinggi lain secara
live melalui Webinar (menjadi pusat kegiatan ilmiah dalam jaringan).
3. Menjadi lembaga pendidikan yang aktif memberikan masukan di
webwww.kebijakankesehatanindonesia.net

4. Bagan Ilustrasi Pengembangan Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia


berbasis Telekomunikasi

5. Struktur Program Pengembangan Jangka Pendek.


Program pengembangan ini akan berjalan sekitar 2 bulan dengan
kegiatan sebagai berikut:

6. Kegiatan Jangka Pendek:

Mulai Juli 2015:

PKMK melatih beberapa PT untuk siap menjadi Co-Host Forum


Nasional JKKI di Universitas Andalas. serta menyelenggarakan

kegiatan Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Indonesia VI secara


satelit (online) di masing masing wilayah.
Universitas / lembaga yang terlibat akan mengenakan biaya sebesar

Rp. 500.000,- kepada peserta yang hadir di pertemuan di wilayahnya


untuk mengikuti FKKI secara online. Untuk mahasiswa, biayanya
adalah Rp 250.000, Biaya tersebut terbagi menjadi:
a.

50% menjadi hak penyelenggara;

b.

50% menjadi hak panitia FKKI di Padang sebagai biaya


ujian, pembuatan sertifikat, dan pengiriman. Sertifikat setara
dengan SKP berbagai Profesi.

Peserta pengembangan terdiri dari tim pengelola unit penelitian / lembaga


pendidikan kesehatan yang ada di perguruan tinggi masing-masing. Tim
terdiri dari:

Dosen

Tenaga IT di PT masing-masing

Sekretaris/Manajer Program yang akan mengelola kegiatan.

Untuk program jangka pendek, ada 6 Perguruan Tinggi yang terpilih.


Lokasi PT dapat dilihat pada Lampiran.

Anda mungkin juga menyukai