Anterograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana peristiwa atau kejadian
baru yang ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka
panjang yang permanen.
Retrograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana seseorang tidak dapat
mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita amnesia, lebih dari
peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat terjadi secara bersama pada pasien yang
sama, dan biasanya adalah sebagai akibat dari pengaruh obat atau kerusakan pada
daerah otak yang paling dekat hubungannya dengan episodik / deklaratif memori:
medial lobus temporal, khususnya hipocampus. Satu contoh terjadinya retrograde
amnesia dan anterograde amnesia secara bersamaan adalah seperti pada
pengendara sepeda motor yang tidak mampu mengingat kejadian ketika dia sedang
mengendarai sepeda motornya karena cedera pada kepalanya (retrograde
amnesia), dia juga tidak ingat tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya
(anterograde amnesia).
Efek amnesia dapat berlangsung lama meskipun kondisi amnesia tersebut telah
berlalu. Banyak penderita amnesia menyatakan bahwa amnesia berubah dari
kondisi neurologist ke kondisi psikologis, di mana pasien kehilangan kepercayaan
diri dan keyakinan pada kenangan/memori mereka sendiri dan hal dari peristiwa
masa lalunya.
Gejala
Penderita amnesia mudah dikenali. Ia tidak mampu mempelajari hal-hal baru atau
mengingat hal-hal sebelumnya. Tanda yang lain, penderita mengalami hambatan
pada fungsi sosial dan pekerjaan. Meski demikian pemeriksaan medis lebih akurat
untuk mengetahui penderita mengalami amnesia atau gangguan otak lain.
Perawatan
Penanganan pada penderita amnesia dapat dilakukan dengan pendekatan suportif.
Pendekatan berupa mendekatkan hal-hal yang berkaitan baik waktu dan tempat
yang pernah atau sedang dialami penderita
Penyebab Amnesia :
1. Cedera kapala ;
2. Penyakit , misalnya : epilepsi, penyakit Alzhiemer ;
3. Trauma akibat : huru - hara , stress emosional ;
4. Keracunan alkohol ( tidak sadar ) .
3. Alzherier
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh seorang psychiatrist and neuropathologist
dari Jerman, Dr. Alois Alzheimer, pada 1906 dan dinamakan sesuai namanya yaitu
penyakit Alzheimer's atau singkatnya Alzheimers. Disebutkan juga sebagai Senile
Dementia of the Alzheimer Type (SDAT)
Penyakit Alzheimer's merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang
kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer's bukan sejenis penyakit menular.
Penyakit Alzheimer's adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot
dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri.
Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit alzheimer's tidak diketahui. Tetapi,
alzheimer's bukanlah disebabkan hanya faktor penuaan. Umur menjadi salah satu
factor dan risikonya berlipat dua setiap lima tahun setelah usia 65 tahun.
Bagaimanapun, ilmuwan berpendapat, alzheimer's dikaitkan dengan pembentukan
dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat. Hasil bedah
pengamatan, Alzheimer mendapati syaraf otak tersebut bukan saja mengecut,
malah dipenuhi dengan gumpalan protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid
dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).
Publikasi mengenai penyakit Alzheimer's masih rendah dan banyak orang tidak
mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka sendiri oleh
bekas Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya
tertanggal 5 November 1994
Diperkirakan bahwa pada sekitar tahun 1950-an kira-kira 2,5 juta penduduk dunia
mengidap penyakit ini. Diperkirakan sekitar 26.6 juta orang di dunia mengidap
penyakit alzheimer's pada tahun 2006, dan menjadi empat kali lipat pada tahun
2050. Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang
berusia lanjut , masa hidup wanita meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun
bagi lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan
menurun, perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.
Penyakit Alzheimer's sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua
pelupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia. Padahal itu mungkin tandatanda awal seseorang itu mengidap penyakit Alzheimer's. Orang yang terkena
penyakit ini dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk
berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
Meskipun setiap penderita mengalami penyakit alzheimer's dalam cara yang unik,
ada banyak gejala umum. Gejala awal yang tampak seringkali dianggap keliru
sebagai hal yang berhubungan dengan usia atau manifestasi dari stress. Pada tahap
awal, gejala paling sering ditemui adalah hilangnya memori, seperti kesulitan dalam
mengingat fakta-fakta yang baru saja terjadi. Ketika seorang dokter mengetahui
seseorang diduga menderita penyakit alzheimer's, diagnosis biasanya dikonfirmasi
dengan tes-tes penilaian perilaku dan kognitif, diikuti oleh scan otak jika tersedia.
Seiring memburuknya gejala penyakit tersebut, termasuk gejala kebingungan, lekas
marah dan agresi , mood yang gampang berubah, gangguan bahasa, kehilangan
memori jangka panjang, dan kemampuan indera yang semakin merosot . Secara
bertahap, fungsi-fungsi tubuh hilang, yang akhirnya mati.
Sulit untuk memperkirkan prognosa individual, karena lamanya penyakit
alzheimer's bervariasi. Penyakit Alzheimer's berkembang untuk jangka waktu
tertentu sebelum menjadi benar-benar nyata, dan dapat berlangsung selama
bertahun-tahun tanpa terdiagnosa. Rata-rata harapan hidup setelah terdiagnosa
sekitar tujuh tahun. Kurang dari tiga persen dari individu-individu hidup lebih dari
empat belas tahun setelah diagnosa.
Karena penyakit alzheimer's tidak dapat disembuhkan dan bersifat degenerative,
manajemen pasien menjadi sangat penting. Peran utama penjaga sering dilakukan
oleh pasangan atau keluarga dekat dari penderita alzheimer's disease atau penyakit
alzheimer's.
4. Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah
penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay
on the Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson. Dengan adanya tremor pada saat
beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson
menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1
dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.
Penyebab: Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika
otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel
saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan
mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan
mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah
diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai
impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang
utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan
otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan
berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak
memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif
lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di
dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia
berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
Gejala: Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor
(gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan
digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau
kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan,
akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan
mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita
lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan
sisanya tidak pernah mengalami tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi
kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang
lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan
sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan
bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali
mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan
baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatihtatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita
sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik.
Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil
supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan
keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk
ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan
sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya
mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya
jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada
otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara
sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami
kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki
intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.
Pengobatan
Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas
terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh
molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari,
namun beberapa lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan
CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anakanak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan
rongga hidung (sinus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus
pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian
atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat
menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan
bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine)
telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang
disebabkan bakteri jenis ini.
4. Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis.
Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan
yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging
sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus
aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2
tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung
berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah
photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia
(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak
kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran,
muntah dan enggan menyusui.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis
Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita
dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif.
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite,
fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru
akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan
yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan
Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka
pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk
menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi.
Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang
ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan
Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau
Ceftriaxone.
Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul,
misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan
lain sebagainya.
Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok
bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau
disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci
tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan
peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan
berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam
penyakit.
Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat
terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun
vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya
adalah ;
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
6. Sakit Kepala
Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri atau sakit kepala. Data menunjukkan
bahwa 90% populasi manusia pernah mengalami gangguan ini sekali atau dua kali
dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak kedua seseorang untuk
mengunjungi dokter.
Penyebab dan macam sakit kepala memang cukup banyak. Karenanya, mengetahui
dengan pasti penyebab dan jenisnya merupakan langkah awal untuk
penyembuhannya. Berikut ini beberapa jenis gangguan nyeri kepala yang sering di
derita:
Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher,
bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala
belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
Sakit kepala migren. Umumnya sakit kepala yang dirasakan lebih berat ketimbang
sakit kepala akibat ketegangan. Migren selalu dirasakan pada satu sisi kepala saja
dan sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncullah istilah sakit kepala
sebelah. Penderita migren pada wanita kira-kira tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Penyebabnya terutama karena perubahan hormonal.
Sakit kepala dengan beragam gejala. Gangguan ini terutama menyerang kaum
pria. Gejalanya berupa nyeri luar biasa dan umumnya terfokus di sekitar rongga
mata dengan mata berair dan hidung meler.
Sakit kepala pasca-trauma. Ini sering muncul sebagai dampak dari suatu
kecelakaan, meski hanya terjadi sedikit cedera di kepala. Rasa sakitnya kadangkadang muncul setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah cedera dan
dapat berlangsung sampai setahun setelah trauma.
Sakit kepala alergi. Gangguan ini sering ditemani dengan gejala hidung meler,
mata berair, dan kerongkongan sakit. Kemunculannya dapat ditimbulkan oleh
makanan tertentu atau segala sesuatu yang bisa menimbulkan alergi.
Sakit kepala sinus. Gangguan ini mudah diketahui dari gejalanya. Lubang hidung
tertutup satu atau keduanya dan nyeri meluas ke atas pipi dan dahi. Bagian-bagian
tersebut terasa sangat peka sehingga disentuh saja akan kontan terasa nyeri.
Di samping sakit kepala yang penyebabnya spesifik itu, ada pula sakit kepala
yang timbul semata-mata sebagai gejala sekunder dari kondisi tubuh yang tidak
beres dan memerlukan penanganan medis.
Petunjuk berikut ini bisa dijadikan acuan untuk memecahkan masalah sakit kepala,
yaitu:
Jika sakit kepala dirasakan lebih parah di pagi hari ketimbang siang hari, pertanda
adanya tekanan darah tinggi.
Bila sakit kepala dibarengi oleh rasa nyeri di mata, telinga atau gigi, menunjukkan
terjadinya infeksi.
yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain
ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200
penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan
terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh
kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang
saraf tulang belakang dan neuron motor -- yang mengontrol gerak fisik. Pada
periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh
bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi
dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari
sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf
pusat dapat menye-babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks
(dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia. -Polio Bulbar Polio jenis ini
disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang.
Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf
kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola
mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air
mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf
glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di
kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke
jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima
hingga sepuluh persen penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika
otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah
terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim ''perintah bernapas''
ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi
penelanan; korban dapat ''tenggelam'' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang
disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit
dilakukan apabila penderita telah menggunakan ''paru-paru besi'' (iron lung). Alat
ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi
tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan
demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah
pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian. Penyakit Polio dapat ditularkan
oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dan tenggorokan) atau dari tinja penderita
yang telah terinfeksi selain itu juga dapat menular melalui oro-fecal (makanan dan
minuman) dan melalui percikan ludah yang kemudian virus ini akan
berkembangbiak di tengorokan dan usus lalu kemudian menyebar ke kelenjar getah
bening, masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh. Penu-laran
terutama sering terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari
tinja ke mulut) atau yang agak jarang terjadi melalui oral-oral (mulut ke mulut).
Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat
sampai berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama terjadi
akibat tercemarnya lingkungan leh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi,
namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. Virus Polio sangat tahan terhadap
alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Suhu yang
tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan beku dapat bertahuntahun masa hidupnya.