Anda di halaman 1dari 15

Tugas Ipa

Penyakit pada system Syaraf


1. Penyakit Epilepsi
Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan
mendadak berulang-ulang tak beralasan. Kata 'epilepsi' berasal dari bahasa Yunani
(Epilepsia) yang berarti 'serangan'.
Penyebab: Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas
mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita termasuk perasaan, penglihatan,
berpikir, menggerakkan [otot].
Pada penderita ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara
lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala), tumor otak, dan
lain sebagainya.
Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran,
luka kepala, pitam otak (strok), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin
juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya
tetap belum diketahui.
Gejala:
Epilepsi Grand Mal
Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan
dari neuron diseluruh area otak-di korteks, dibagian dalam serebrum dan bahkan di
batang otak dan thalamus, kejang grand mal berlangsung selama 3 atau 4 menit.
Epilepsy Peti mal
Epilepsy ini biasanya ditandai dnegan timbulnya keadaan tidak sadar atau
penurunan kesadaran selama 3 sampai 30 detik, dimana selama waktu serangan ini
penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan (twitch-like),
biasanya di daerah kepala, terutama pengedipan mata.
Epilepsy Fokal
Epilepsy fokal dapat melibatkan hamper setiap bagian otak, bagi regoi setempat
pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan
batang otak. Epilepsy fokal disebabkan oleh resi organic setempat atau adanya
kelainan fungsional.

System saraf merupakan communication network (jaringan komunikasi). Otak


berkomunikasi dengan organ-organ tubuh yang lain melalui sel-sel saraf (neuron).
Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik akan dibawah
neurotransmitter seperti GABA (gamma-aminobutiric acid) dan glutamate melalui
sel-sel saraf 9neuron) ke organ-organ tubuh yang lain.
Factor mencetus epilepsy :
Tekanan
Kurang tidur atau rehat
Sensitive pada cahaya yang terang (photo sensitive), dan
Minum minuman keras
Kejadian paroksismal
Diagnosis banding untuk kejadian yang bersifat paroksismal meliputi sinkrop,
migren, TIA (Transentlschaemic Attack), paralysis periodic, gangguan
gastrointestinal, gangguan gerak dan breath holding spesll. Diagnosis ini bersifat
mendasar
Epilepsy parsial sederhana
Diagnosis ini meliputi TIA, migren, hiperventilasi, tics, mioklonus dan spasmus
hemifasialis. TIA dapat muncul dengan gejala sensorik yang dibedakan dengan
epilepsy parsial sederhan. Keduanya paroksimal, bangkitan dapat berupa
kehilangan pandangan sejenak dan mengalami penderita lanjut usia.
Epilepsy parsial kompleks
Diagnosis banding ini berkaitan dengan tingkat kehilangan kesadaran, mulai dari
drop anttacks sampai dengan pola perilaku yang rumit. Secara umum diagnosis ini
meliputi sinkrop, migren, gangguan tidur, bangkitan non epileptic, narkolepsi,
gangguan metabolic dan transient global amnesia.
Pencegahan Epilepsi:
Evaluasi penderita dnegan gejala yang bersifat paroksismal, terutama dengan
factor penyebab yang tidak diketahui, memerlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus untuk dapat menggali dan menemukan data yang relevan. Diagnosis
epilepsy didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinik dikombinasikan dengan
hasil pemeriksaan EEG dan radiologist. Penderita aqtau orang tuanya perlu diminta
keterangannya tentang riwayat adanya epilepsy dikeluarganya. Kemudian
dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan antara lain :
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan ini menapis sebab-sebab terjadinya bangkitan dnegan menggunakan


umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada usia lanjut auskultasi di daerah
leher penting untuk menditeksi penyakit vascular. Pada anak-anak dilihat dari
pertumbuhan yang lambat, adenoma sebasea (tuberous sclerosis) dan
organomegali (srorage disease).
Elektro-ensefalograf
Pada epilepsy pola EEG dapat membantu untuk nenetukan jenis dan lokasi
bangkitan. Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang
bersumber pada sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara sinkron.
Gambaran epileptiform anatarcetusan yang terekam EEG muncul dan berhenti
secara mendadak, sering kali morfologi yang khas.
Pemeriksaan pencitraan otak
MREI bertujuan untukmelihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Yang
bermanfaat untuk membandingkan hipokampus kanan dan kiri. Disamping itu juga
dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran kecil,
malformasi vascular tertentu dan penyakit demielinisasi.
2. Amnesia
Amnesia merupakan suatu kondisi memori yang terganggu atau hilangnya
kenangan / memori. Penyebabnya bisa bersifat organik atau bersifat fungsional.
Penyebab-penyebab Organik mencakup kerusakan pada otak, karena trauma atau
penyakit, atau penggunaan obat-obatan tertentu (biasanya obat penenang).
Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti pada saat terjadi mekanisme
pertahanan ego.
Efek lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan.
Sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan secara online dalam Proceedings of
the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa amnesia dengan kerusakan
hippocampus tidak dapat membayangkan masa depan. Hal ini karena ketika
manusia normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan pengalaman
masa lalu untuk membangun skenario yang mungkin. Sebagai contoh, seseorang
yang akan mencoba untuk membayangkan apa yang akan terjadi di sebuah pesta
yang akan terjadi dalam waktu dekat akan menggunakan pengalaman mereka di
pesta-pesta untuk membantu menyusun acara.
Bentuk Amnesia
Berdasarkan pola gejalanya (bukan untuk menunjukan penyebab tertentu atau
etiologi) Amnesia dapat dikategorikan:

Anterograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana peristiwa atau kejadian
baru yang ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka
panjang yang permanen.
Retrograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana seseorang tidak dapat
mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita amnesia, lebih dari
peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat terjadi secara bersama pada pasien yang
sama, dan biasanya adalah sebagai akibat dari pengaruh obat atau kerusakan pada
daerah otak yang paling dekat hubungannya dengan episodik / deklaratif memori:
medial lobus temporal, khususnya hipocampus. Satu contoh terjadinya retrograde
amnesia dan anterograde amnesia secara bersamaan adalah seperti pada
pengendara sepeda motor yang tidak mampu mengingat kejadian ketika dia sedang
mengendarai sepeda motornya karena cedera pada kepalanya (retrograde
amnesia), dia juga tidak ingat tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya
(anterograde amnesia).
Efek amnesia dapat berlangsung lama meskipun kondisi amnesia tersebut telah
berlalu. Banyak penderita amnesia menyatakan bahwa amnesia berubah dari
kondisi neurologist ke kondisi psikologis, di mana pasien kehilangan kepercayaan
diri dan keyakinan pada kenangan/memori mereka sendiri dan hal dari peristiwa
masa lalunya.
Gejala
Penderita amnesia mudah dikenali. Ia tidak mampu mempelajari hal-hal baru atau
mengingat hal-hal sebelumnya. Tanda yang lain, penderita mengalami hambatan
pada fungsi sosial dan pekerjaan. Meski demikian pemeriksaan medis lebih akurat
untuk mengetahui penderita mengalami amnesia atau gangguan otak lain.
Perawatan
Penanganan pada penderita amnesia dapat dilakukan dengan pendekatan suportif.
Pendekatan berupa mendekatkan hal-hal yang berkaitan baik waktu dan tempat
yang pernah atau sedang dialami penderita
Penyebab Amnesia :
1. Cedera kapala ;
2. Penyakit , misalnya : epilepsi, penyakit Alzhiemer ;
3. Trauma akibat : huru - hara , stress emosional ;
4. Keracunan alkohol ( tidak sadar ) .
3. Alzherier

Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh seorang psychiatrist and neuropathologist
dari Jerman, Dr. Alois Alzheimer, pada 1906 dan dinamakan sesuai namanya yaitu
penyakit Alzheimer's atau singkatnya Alzheimers. Disebutkan juga sebagai Senile
Dementia of the Alzheimer Type (SDAT)
Penyakit Alzheimer's merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang
kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer's bukan sejenis penyakit menular.
Penyakit Alzheimer's adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot
dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri.
Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit alzheimer's tidak diketahui. Tetapi,
alzheimer's bukanlah disebabkan hanya faktor penuaan. Umur menjadi salah satu
factor dan risikonya berlipat dua setiap lima tahun setelah usia 65 tahun.
Bagaimanapun, ilmuwan berpendapat, alzheimer's dikaitkan dengan pembentukan
dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat. Hasil bedah
pengamatan, Alzheimer mendapati syaraf otak tersebut bukan saja mengecut,
malah dipenuhi dengan gumpalan protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid
dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).
Publikasi mengenai penyakit Alzheimer's masih rendah dan banyak orang tidak
mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka sendiri oleh
bekas Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya
tertanggal 5 November 1994
Diperkirakan bahwa pada sekitar tahun 1950-an kira-kira 2,5 juta penduduk dunia
mengidap penyakit ini. Diperkirakan sekitar 26.6 juta orang di dunia mengidap
penyakit alzheimer's pada tahun 2006, dan menjadi empat kali lipat pada tahun
2050. Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang
berusia lanjut , masa hidup wanita meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun
bagi lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan
menurun, perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.
Penyakit Alzheimer's sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua
pelupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia. Padahal itu mungkin tandatanda awal seseorang itu mengidap penyakit Alzheimer's. Orang yang terkena
penyakit ini dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk
berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
Meskipun setiap penderita mengalami penyakit alzheimer's dalam cara yang unik,
ada banyak gejala umum. Gejala awal yang tampak seringkali dianggap keliru
sebagai hal yang berhubungan dengan usia atau manifestasi dari stress. Pada tahap
awal, gejala paling sering ditemui adalah hilangnya memori, seperti kesulitan dalam
mengingat fakta-fakta yang baru saja terjadi. Ketika seorang dokter mengetahui
seseorang diduga menderita penyakit alzheimer's, diagnosis biasanya dikonfirmasi
dengan tes-tes penilaian perilaku dan kognitif, diikuti oleh scan otak jika tersedia.
Seiring memburuknya gejala penyakit tersebut, termasuk gejala kebingungan, lekas

marah dan agresi , mood yang gampang berubah, gangguan bahasa, kehilangan
memori jangka panjang, dan kemampuan indera yang semakin merosot . Secara
bertahap, fungsi-fungsi tubuh hilang, yang akhirnya mati.
Sulit untuk memperkirkan prognosa individual, karena lamanya penyakit
alzheimer's bervariasi. Penyakit Alzheimer's berkembang untuk jangka waktu
tertentu sebelum menjadi benar-benar nyata, dan dapat berlangsung selama
bertahun-tahun tanpa terdiagnosa. Rata-rata harapan hidup setelah terdiagnosa
sekitar tujuh tahun. Kurang dari tiga persen dari individu-individu hidup lebih dari
empat belas tahun setelah diagnosa.
Karena penyakit alzheimer's tidak dapat disembuhkan dan bersifat degenerative,
manajemen pasien menjadi sangat penting. Peran utama penjaga sering dilakukan
oleh pasangan atau keluarga dekat dari penderita alzheimer's disease atau penyakit
alzheimer's.
4. Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah
penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay
on the Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson. Dengan adanya tremor pada saat
beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson
menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1
dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.
Penyebab: Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika
otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel
saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan
mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan
mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah
diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai
impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang
utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan
otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan
berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak
memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif
lainnya, obat-obatan atau racun mempengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di

dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia
berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
Gejala: Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor
(gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan
digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau
kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan,
akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan
mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita
lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan
sisanya tidak pernah mengalami tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi
kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang
lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan
sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan
bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali
mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan
baju dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.
Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatihtatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita
sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik.
Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil
supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan
keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk
ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan
sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya
mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya
jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada
otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara
sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami
kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki
intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.
Pengobatan
Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas
terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh
molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari,
namun beberapa lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan
CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi

molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti Alzheimer, penyakit


Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik penghambat
yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan
dalam perawatan penyakit tersebut di atas.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa,
bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil),
antihistamin, anti depresi, propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat
tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangannya,
tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu
gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamin . Obat ini mengurangi tremor dan
kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali
menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di
tempat tidur menjadi kembali mandiri
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan
karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan
untuk mengurangi efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi
levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan
bibir yang tidak dikehendakik, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan
lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan
atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama tahun-tahun pertama
pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki.
Sel-sel saraf penghasil dopamin n dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke
dalam otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum
cukup data mengenai tindakan ini.
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan
kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara
rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa
membantu penderita tetap mandiri.
Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas,
dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu
memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan
karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan
sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
Levodopa
Levodopa dikombinasikan dengan karbidopa merupakan pengobatan utama untuk
Parkinson Diberikan bersama karbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya &
mengurangi efek sampingnya Mulai dengan dosis rendah, yg selanjutnya

ditingkatkan sampai efek terbesar diperoleh Setelah beberapa tahun digunakan,


efektivitasnya bisa berkurang bromokriptin atau pergolid Pada awal pengobatan
seringkali ditambahkan pada pemberian levodopa untuk meningkatkan kerja
levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa menimbulkan
masalah baru Jarang diberikan sendiri Seleglin Seringkali diberikan sebagai
tambahan pada pemakaian levodopa Bisa meningkatkan aktivitas levodopa di otak
Obat antikolinergik (benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu,
antihistamin (difenhidramin) Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa
levodopa, pada stadium lanjut diberikan bersamaan dengan levodopa, mulai
diberikan dalam dosis rendah Bisa menimbulkan beberapa efek samping Amantadin
Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg ringan Pada stadium lanjut
diberikan untuk meningkatkan efek levodopa Bisa menjadi tidak efektif setelah
beberap bulan digunakan sendiri
Sel punca dewasa
Sel punca dewasa dapat digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson/Parkinson's
disease (PD) contohnya adalah sel punca dewasa yang berasal dari sumsum tulang
belakang dapat menggantikan sel-sel neuron (saraf) otak yang rusak akibat
penyakit Parkinson.
5. Meningtis
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan
berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan
yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan
untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan
therapy sesuai penyebabnya.
Penyebab Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa
pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh
bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya
pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya
diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada
penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).

Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anakanak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan
rongga hidung (sinus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus
pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian
atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat
menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan
bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine)
telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang
disebabkan bakteri jenis ini.
4. Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis.
Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan
yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging
sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus
aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2
tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung
berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah
photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia
(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak
kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran,
muntah dan enggan menyusui.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis
Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita
dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif.
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite,
fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru
akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan

yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan
Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka
pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk
menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi.
Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang
ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan
Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau
Ceftriaxone.
Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul,
misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan
lain sebagainya.
Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok
bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau
disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci
tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan
peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan
berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam
penyakit.
Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat
terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun
vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya
adalah ;
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
6. Sakit Kepala
Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri atau sakit kepala. Data menunjukkan
bahwa 90% populasi manusia pernah mengalami gangguan ini sekali atau dua kali

dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak kedua seseorang untuk
mengunjungi dokter.
Penyebab dan macam sakit kepala memang cukup banyak. Karenanya, mengetahui
dengan pasti penyebab dan jenisnya merupakan langkah awal untuk
penyembuhannya. Berikut ini beberapa jenis gangguan nyeri kepala yang sering di
derita:
Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher,
bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala
belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
Sakit kepala migren. Umumnya sakit kepala yang dirasakan lebih berat ketimbang
sakit kepala akibat ketegangan. Migren selalu dirasakan pada satu sisi kepala saja
dan sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncullah istilah sakit kepala
sebelah. Penderita migren pada wanita kira-kira tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Penyebabnya terutama karena perubahan hormonal.
Sakit kepala dengan beragam gejala. Gangguan ini terutama menyerang kaum
pria. Gejalanya berupa nyeri luar biasa dan umumnya terfokus di sekitar rongga
mata dengan mata berair dan hidung meler.
Sakit kepala pasca-trauma. Ini sering muncul sebagai dampak dari suatu
kecelakaan, meski hanya terjadi sedikit cedera di kepala. Rasa sakitnya kadangkadang muncul setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah cedera dan
dapat berlangsung sampai setahun setelah trauma.
Sakit kepala alergi. Gangguan ini sering ditemani dengan gejala hidung meler,
mata berair, dan kerongkongan sakit. Kemunculannya dapat ditimbulkan oleh
makanan tertentu atau segala sesuatu yang bisa menimbulkan alergi.
Sakit kepala sinus. Gangguan ini mudah diketahui dari gejalanya. Lubang hidung
tertutup satu atau keduanya dan nyeri meluas ke atas pipi dan dahi. Bagian-bagian
tersebut terasa sangat peka sehingga disentuh saja akan kontan terasa nyeri.
Di samping sakit kepala yang penyebabnya spesifik itu, ada pula sakit kepala
yang timbul semata-mata sebagai gejala sekunder dari kondisi tubuh yang tidak
beres dan memerlukan penanganan medis.
Petunjuk berikut ini bisa dijadikan acuan untuk memecahkan masalah sakit kepala,
yaitu:
Jika sakit kepala dirasakan lebih parah di pagi hari ketimbang siang hari, pertanda
adanya tekanan darah tinggi.
Bila sakit kepala dibarengi oleh rasa nyeri di mata, telinga atau gigi, menunjukkan
terjadinya infeksi.

Seandainya sakit kepala selalu terjadi setelah melakukan tugas yang


mengandalkan indera penglihatan seperti membaca atau menjahit, pertanda ada
ketidakberesan pada mata.
Tumor, stroke, atau mungkin sulit tidur dapat menjadi penyebab sakit kepala
mendadak yang amat nyeri. Akibatnya, tubuh terasa lemah dan dibarengi dengan
penglihatan yang kabur. Sakit kepala ini berawal sebagai nyeri kecil dan semakin
parah di pagi hari. Diperlukan pemeriksaan sesegera mungkin untuk mengetahui
penyebabnya.
Jika sakit kepala dibarengi dengan demam dan leher pegal, kemungkinan Anda
terserang meningitis. Penanganan medis sangat diperlukan.
Bila sakit kepala muncul tiba-tiba dan sangat nyeri, pertanda adanya pembuluh
darah arteri di otak yang pecah. Hal ini dapat mengancam jiwa. Penanganan medis
harus segera dilakukan.
7. Polio
Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Kata Polio sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu , atau bentuknya yang lebih mutakhir ,
dari "abu-abu" dan "bercak". Virus Polio termasuk genus
enteroviorus, famili Picornavirus. Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul
dengan genome RNA single stranded messenger molecule. Single RNA ini
membentuk hampir 30 persen dari virion dan sisanya terdiri dari 4 protein besar
(VP1-4) dan satu protein kecil (Vpg). Polio adalah penyakit menular yang
dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak
antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah
virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan
menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio
menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak
berusia antara 3 hingga 5 tahun. Penyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain
yaitu strain 1 (brunhilde) strain 2 (lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1 adalah yang
paling paralitogenik atau yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian
luar biasa atau wabah. Strain ini sering ditemukan di Sukabumi. Sedangkan Strain 2
adalah yang paling jinak. Penyakit Polio terbagi atas tiga jenis yaitu Polio nonparalisis, Polio paralisis spinal, dan Polio bulbar. -Polio non-paralisis menyebabkan
demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan
punggung, otot terasa lembek jika disentuh. -Polio Paralisis Spinal Jenis Strain
poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior

yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain
ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200
penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan
terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh
kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang
saraf tulang belakang dan neuron motor -- yang mengontrol gerak fisik. Pada
periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh
bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi
dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari
sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf
pusat dapat menye-babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks
(dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia. -Polio Bulbar Polio jenis ini
disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang.
Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf
kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola
mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air
mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf
glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di
kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke
jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima
hingga sepuluh persen penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika
otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah
terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim ''perintah bernapas''
ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi
penelanan; korban dapat ''tenggelam'' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang
disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit
dilakukan apabila penderita telah menggunakan ''paru-paru besi'' (iron lung). Alat
ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi
tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan
demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah
pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian. Penyakit Polio dapat ditularkan
oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dan tenggorokan) atau dari tinja penderita
yang telah terinfeksi selain itu juga dapat menular melalui oro-fecal (makanan dan
minuman) dan melalui percikan ludah yang kemudian virus ini akan
berkembangbiak di tengorokan dan usus lalu kemudian menyebar ke kelenjar getah
bening, masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh. Penu-laran

terutama sering terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari
tinja ke mulut) atau yang agak jarang terjadi melalui oral-oral (mulut ke mulut).
Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat
sampai berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama terjadi
akibat tercemarnya lingkungan leh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi,
namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. Virus Polio sangat tahan terhadap
alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Suhu yang
tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan beku dapat bertahuntahun masa hidupnya.

Dibuat Oleh: Anastasia


Kelas 9e/03

Anda mungkin juga menyukai