Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

CINTA BUTA MENURUT AGAMA HINDU

Oleh :
I Gede Pande Wisnu Gunanda
XI MIA 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KOTAGAJAH


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Dalam
makalah ini, saya sebagai penulis membahas suatu masalah menarik untuk diteliti lebih lanjut
yaitu Cinta Buta menurut Agama Hindu.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kotagajah, 2015
Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................................... 1


Kata Pengantar .......................................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cinta Buta .........................................................................................................................
2.2 Cinta Guru Drona Kepada Sang Anak ..............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................................................

6
7
9
9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Hindu adalah agama Wahyu dan agama alami. Oleh karena itu, ia adalah
agama Cinta Kasih. Agama yang amat luwes, agama yang berdasarkan pada Cinta Kasih,
3

agama yang memiliki tujuan Cinta Kasih, dan juga agama yang dijalankan di dalam Cinta
Kasih. Agama Hindu amat mementingkan pengembangan cinta kasih bukan hanya kepada
sesama umat manusia tetapi kepada sesama makhluk hidup. Cinta kasih kepada sesama
anggota keluarga, kepada sesama umat manusia tidak dipandang sebaga cinta kasih yang
istimewa. Kesadaran bahwa seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar sangat membantu
orang untuk mengembangkan cinta kasih universal ini. Dia adalah puncak cinta kasih di
dunia ini, merupakan landasan penting untuk mengembangkan Prema Bhakti atau cinta
kasih rohani kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dan bagaimana dengan Cinta Buta? Apakah cinta buta itu juga akan memberikan
kebahagiaan hidup seperti cinta itu arti cinta itu sendiri atau malah sebaliknya? Seperti cinta
yang tak terbatas antara Guru Drona dengan sang anak Asvatama dalam cerita Mahabarata.
Terkait hal tersebut maka penulis menulis makalah ini dengan judul Cinta Buta Menurut
Agama Hindu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang penulis angkat, sesuai dengan latar belakang masalah
diatas, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud Cinta Buta itu dalam Agama Hindu?
2. Cinta seperti apa yang Guru Drona berikan kepada anaknya?
1.3Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum.


Untuk memenuhi tugas Agama Hindu kelas XI
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Cinta Buta dan bagimana penjelasannya menurut Agama Hindu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cinta Buta
Cinta merupakan anugerah yang tak ternilai harganya dan itu diberikan kepada mahkluk
yang paling sempura, manusia. Cinta tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, tidak dapat

dideskripsikan dengan bahasa apapun. Cinta hanya bisa dibaca dengan bahasa cinta dan juga
dengan perasaan. Cinta adalah perasaan yang universal, tak mengenal gender, usia, suku maupun
ras. Tak perduli cinta dengan sesama manusia, denagn tumbuhan, binatang, ataupun dengan Sang
Pencipta.
Dan yang disebut cinta buta itu adalah cinta yang tidak melihat bagaimana rupanya, cinta
yang tidak memendang baik dan buruknya, cinta yang kadang tidak melihat akidahnya atau
bahkan cinta yang tidak melihat milik siapa. Ketika hati sudah mulai buta, maka logika akan
mudah dibutakan oleh cinta. Maka, istilah cinta itu buta memang benar adanya. Orang yang
dibutakan oleh cinta dengan mudah melupakan segalanya. Baginya yang terpenting adalah ia
bisa bersama orang yang dicintainya, tidak perduli keputusan yang ia ambil sudah benar atau
tidak tidak perduli keputusan yang diambilnya akan menyakiti orang atau tidak.
Juga arti cinta buta menurut Agama Hindu yang terdapat pada Sloka 448-485 Saramuscaya yang
beberapa berbunyi seperti:
*448. Yang disebut cinta buta itu, adalah sumber dari segala sumber bencana, yang
menimbulkan kebencian dan ketakutan. Cinta buta diakui sebagai yang terjahat dari kejahatan,
sungguh amat mengerikanlah akibat dari cinta buta itu.
*449. Mereka yang diperbudak cinta buta akan melakukan segalanya demi cintanya yang sesat,
ia menjadi bodoh dan kehilangan kecerdasan, ia kehilangan jatidiri dan sesungguhnyalah ia
telah binasa dalam hidupnya.
*450. Masa kecil berganti dewasa, masa dewasa berganti masa tua; demikian juga kesehatan
akan berganti kesakitan; pun juga hidup akhirnya akan mati. Sebaliknya cinta sesat itu tidak

pernah mati walaupun badan mati; ia tetap melekat kuat pada roh jika anda belum menemukan
cara untuk menglenyapkannya.
2.2 Cinta Guru Drona Kepada Sang Anak
Dalam cerita Mahabharata Guru Drona sangat mencintai anaknya Asvatama dengan cinta
tak terbatas. Cinta yang memberikan kesenangan, kehormatan, dan perhatian. Tidak ada
seorangpun yang lebih penting dari anaknya. Guru Drona pun memberikan segalanya seperti
kebahagian, kekayaan, pengetahuan, dan sebuah kerajaan, semua kekuatan dan pengetahuannya
semata-mata hanya demi putranya saja, tapi ia lupa memberikan apa itu arti kebenaran. Guru
Drona terjebak oleh cintanya yang sesat, membuatnya kehilangan jatidirinya membuatnya harus
menuruti anaknya, seandainya ia memberikan tentang apa itu arti kebenaran dan mengajarkan
untuk membuat keputusan yang benar kepada sang anak mungkin ia tidak harus ikut berperang.
Tapi apakah cinta buta itu lahir dari cinta juga?. Seperti apa yang Sri Krisna katakan
Tidak. Kebenarannya adalah: dimana ada cinta, disana tidak ada cinta buta. Cinta lahir dari
kasih sayang, sedangkan cinta buta lahir dari kesombongan. Cinta mengatakan bahwa anak akan
mendapatkan semua kebahagiaan dunia dari Yang Maha Kuasa. Sedangkan cinta buta
mengatakan bahwa orang tualah yang akan memberikan semua kebahagiaan kepada anaknya.
Sesungguhnya cinta membimbing kita semua menuju kesuksesan. Cinta akan mengajarinya
tentang yang pantas dan tidak pantas. Cinta itu sendiri tidak akan terikat dengan ketidakbenaran.
Cinta mengatakan bahwa dia akan bangga kepada anaknya, sedangkan cinta buta mengatakan
bahwa anaknya akan bangga kepada orang tuanya. Cinta memberikan kebebasan, sedangkan
cinta buta mengikat seseorang. Cinta adalah kebenaran, sedangkan cinta buta adalah
ketidakbenaran. Karena cinta butanya itu. Kebenaran di dalam Asvatama pun telah benar-benar

hancur keserakahan, ketakutan, dan ketamakan adalah hal-hal yang Guru Drona ajarkan pada
anaknya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Cinta adalah sebuah anugerah yang diberikan kepada kita dan bersifat universal yang tak
mengenal gender, ras, dan suku, tapi cinta tak hanya itu ada juga yang namanya cinta buta
adalah cinta yang tak mengenal baik dan buruknya suatu perbuatan, orang yang dibutakan
8

oleh cintanya mudah melupakan segalanya. Dalam Hindu cinta buta dibahas di Sloka 448-485
Saramuscaya.
2. Guru Drona sangat mencintai anaknya Asvatama tapidengan cinta tak terbatas sehingga ia lupa
memberikan arti kebenaran yang membuatnya terjebak dalam cinta buta dan ketidakbenaran.
Cinta buta bukan dari cinta, cinta memberikan kebebasan sedangkan cinta buta mengikat
seseorang.

3.2 Saran
1. Sebaiknya cinta itu dilakukan dengan rasa kasih sayang tidak melihat bagaimana rupanya
sehingga kita terjebak dan dibutakan oleh cinta itu.
2. memberikan rasa cinta kasih kepada anak memang perlu agar hubungan antara orang tua
dengan anak berjalan dengan harmonis, tetapi kita juga harus memberikan pengetahuan dan
kebenaran agar cinta membimbing kita menuju kesuksesan.
Demikianlah makalah yang saya buat ini , semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan. Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai