Anda di halaman 1dari 1

SHERPA

SHERPA merupakan sebuah teknik HRA yang dikembangkan oleh Embrey


( Staton et al., 2005). SHERPA tidak hanya menganalisis pekerjaan secara
terstruktur, tetapi juga memberikan solusi terhadap error yang mungkin terjadi.
Dasar untuk melakukan teknik ini adalah HTA (Hierarchical Task Analysis). HTA
merupakan sebuah metode yang dikembangkan untuk mempresentasikan sebuah
pekerjaan dan mencapai sebuah tujuan, dimana pekerjaan tersebut dilakukan
secara rutin ( Staton et al., 2005). HTA ini berfungsi untuk menganalisis error yang
mungkin terjadi. Error di dalam SHERPA dikelompokan menjadi beberapa klasifikasi,
yaitu sebagai berikut :

Action, misalnya salah dalam menekan tombol.


Retrieval, misalnya salah dalam mendapatkan informasi dari layar atau
nbuku manual.
Checking, misalnya melewatkan suatu pemeriksaan terhadap sebuah mesin.
Selection, misalnya salah dalam memilih sesuatu dari beberapa alternative.
Information communication, misalnya salah menerima informasi dari operator
lain.

Selain mengindentifikasi error tersebut, maka dapat dilakukan juga beberapa


analisis sepeeti analisis terhadap kemungkinan yang dapat terjadi apabila error
dilakukan oleh operator, analisis terhadap tindakan yang dianggap kritis, serta
strategi yang dapat diberikan untuk mengatasiberbagai error tersebut. Penelitian
terhadap kinerja masinis dengan metode SHERPA pernah dilakukan oleh Pranomo
(2007) dan hasilnya adalah sebanyak 25% dari error adalah akibat dihilangkannya
pemeriksaan dan 29% adalah tindakan yang tidak dikerjakan.
SHERPA memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari SHERPA
adalah prosedur yang terstruktur dan komprehensif, dapat menganalisis error yang
potensial, menghasilkan data yang valid dan reliable, pengerjaan dapat dilakukan
dalam waktu yang cukup singkat, serta dapat memberikan solusi untuk mereduksi
error. Kekurangan dari SHERPA adalah jika pekerjaan yang dianalisis kompeka maka
akan banyak menghabiskan waktu dalam pengerjaan dan terlebih lagi bila HTA
tidak tersedia. Selain itu, SHERPA tidak menggambarkan faktor kognitif yang
menyebabkan terjadinya error ( Staton et al., 2005).

Anda mungkin juga menyukai